STUDI PENGGUNAAN SENYAWA EKSTRAK GAMBIR DAN TDMACMKR SEBAGAI INHIBITOR PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM SULFAT (CaSO 4 ) DENGAN METODE UNSEEDED

ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN SENYAWA EKSTRAK GAMBIR DAN
TDMACMKR SEBAGAI INHIBITOR PEMBENTUKAN KERAK
KALSIUM SULFAT (CaSO4) DENGAN METODE UNSEEDED
Oleh
Rusda Ulfa
Pembentukan kerak merupakan masalah yang cukup kompleks dan selalu terjadi
diladang-ladang minyak dan pipa-pipa industri. Kerak didefinisikan sebagai suatu
deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk
timbunan kristal pada permukaan suatu subtansi. Salah satu endapan kerak yang
banyak dijumpai adalah kerak kalsium sulfat (CaSO4). Kerak kalsium sulfat yang
terbentuk pada pipa-pipa akan memperkecil diameter dan menghambat aliran
fluida pada sistem pipa tersebut. Terganggunya aliran fluida menyebabkan suhu
semakin naik dan tekanan semakin tinggi maka kemungkinan pipa akan pecah dan
rusak. Salah satu metode efektif yang digunakan untuk menghambat laju
pertumbuhan kerak CaSO4 pada penelitian ini adalah dengan menambahkan scale
inhibitor menggunakan ekstrak gambir dan senyawa 5,11,17,23Tetra(dimetilamino)metal-4,6,10,12,16,18,22,24-oktahidroksi-2,8,14,20tetrametilkaliks[4]arena (TDMACMKR) dengan konsentrasi 0, 25, 50, 75 dan
150 ppm dan konsentrasi larutan pertumbuhan kalsium sulfat 6.800; 13.600; dan
20.400 ppm. Pertumbuhan kerak kalsium sulfat pada konsentrasi larutan
pertumbuhan yang bervariasi diamati dari grafik pertumbuhan yang diperoleh dari
waktu pengamatan selama 60 menit dan berdasarkan grafik tersebut diperoleh laju

pertumbuhan dari kerak kalsium sulfat. Nilai % efektifitas inhibitor dihitung
berdasarkan laju pertumbuhan kalsium sulfat. Secara kualitatif keefektifan
inhibitor diamati melalui morfologi kalsium sulfat menggunakan Scanning
Electron Microscope (SEM), serta melalui distribusi ukuran partikel yang diamati
menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Hasil penelitian menunjukkan nilai
% efektifitas tertinggi ada pada larutan pertumbuhan 6.800 ppm dan pada
konsentrasi ekstrak gambir dan senyawa TDMACMKR inhibitor 150 ppm yakni
sebesar 88,43% dan 61,66 %. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa morfologi
permukaan kalsium sulfat tanpa inhibitor lebih kokoh dan lebih padat
dibandingkan dengan penggunaan kedua inhibitor.
Dan hasil analisis
menggunakan particle size analyzer menunjukan bahwa pada diameter partikel
yang sama pada penambahan kedua inhibitor persentase volume yang dihasilkan
lebih kecil dari pada sebelum penambahan kedua inhibitor.

58

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1.

Ekstrak gambir dan senyawa TDMACMKR sangat berpengaruh pada
pembentukan kerak kalsium sulfat dengan cara menghambat laju petumbuhan
kerak kalsium sulfat (CaSO4). Penelitian ini efektif pada larutan
pertumbuhan kalsium sulfat pada konsentrasi 6.800 ppm dengan
menggunakan konsentrasi ekstrak gambir dan senyawa TDMACMKR 150
ppm, yang masing-masing efektifitasnya 88,43% dan 61,66%.

2.

Analisis menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan
bahwa morfologi kalsium sulfat sebelum penambahan inhibitor lebih kokoh
dibandingkan dengan penambahan inhibitor ekstrak gambir dan senyawa
TDMACMKR, dan analisis menggunakan Particle Size Analyzer (PSA)
menunjukkan bahwa distribusi partikel kalsium sulfat mengalami penurunan
setelah ditambahkan inhibitor ekstrak gambir dan TDMACMKR. Hal ini
terlihat pada nilai tertinggi, nilai tengah dan rata-rata pada ukuran partikel

kerak kalsium sulfat.

3.

Berdasarkan laju pertumbuhan kristal kalsium sulfat dan analisis Scanning
Electron Microscope (SEM) dan analisis Particle Size Analyzer (PSA),
inhibitor ekstrak gambir lebih efektif dibandingkan dengan senyawa

59

TDMACMKR pada konsentrasi larutan pertumbuhan kalsium sulfat 6.800
ppm.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran untuk
melakukan penelitian menggunakan variasi pH dan suhu. Hal ini dilakukan untuk
melihat pengaruhnya terhadap kerja dari ekstrak gambir dan senyawa
TDMACMKR sebagai inhibitor pembentukan kerak kalsium sulfat (CaSO4)
dalam menghambat laju pertumbuhan kerak kalsium sulfat (CaSO4).

I . PENDAHULUAN


A.

Latar Belakang

Pembentukan kerak (scale) merupakan masalah yang cukup kompleks dan selalu terjadi di
ladang-ladang minyak dan pipa-pipa industri. Kerak didefinisikan sebagai suatu deposit dari
senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada
permukaan suatu substansi (Kemmer, 1979). Salah satu endapan kerak yang banyak dijumpai
dalam peralatan-peralatan industri minyak dan gas, proses desalinasi, ketel serta industri kimia
adalah kerak kalsium sulfat (CaSO4) (Badr dan Yassin, 2007; Lestari, 2008). Kerak yang
terbentuk pada pipa-pipa akan memperkecil diameter dan menghambat aliran fluida pada sistem
pipa tersebut. Terganggunya aliran fluida menyebabkan suhu semakin naik dan tekanan semakin
tinggi maka kemungkinan pipa akan pecah dan rusak (Patton, 1981).
Pembentukan kerak dapat dicegah dengan cara pelunakan dan pembebasan mineral air. Akan
tetapi penggunaan air bebas mineral dalam industri-industri besar membutuhkan biaya yang
lebih tinggi (Nunn, 1997). Kerak juga dapat dicegah menggunakan asam untuk menurunkan pH
larutan, rentang pH efektif untuk mencegah pengendapan kerak adalah 6,5 sampai 8,0. Namun
menghilangkan kerak menggunakan asam dengan konsentrasi tinggi tidak efektif karena dapat
meningkatnya laju korosi yang cukup tinggi, serta mempunyai bahaya yang cukup tinggi dalam

penangannya (Lestari, 2008).

Karena kelemahan-kelemahan itu, diperlukan upaya lain, salah satu cara mencegah terbentuknya
kerak adalah dengan menginjeksikan bahan-bahan kimia pencegah kerak (scale inhibitor)
kedalam pipa. Dimana prinsip kerja dari scale inhibitor yaitu pembentukan senyawa kompleks
(chelat) antara scale inhibitor dengan unsur-unsur pembentuk kerak. Senyawa kompleks yang
terbentuk larut dalam air sehingga menutup kemungkinan pertumbuhan kristal yang besar. Di
samping itu dapat mencegah kristal kerak untuk melekat pada permukaan pipa (Patton, 1981).
Pada umumnya scale inhibitor yang digunakan dibagi atas dua tipe yaitu scale inhibitor
anorganik dan scale inhibitor organik. Senyawa anorganik fosfat yang umum digunakan
sebagai inhibitor adalah kondesat fosfat dan dehidrat fosfat. Namun, inhibitor kerak tersebut
umumnya digunakan pada konsentrasi tinggi sehingga dapat meningkatkan laju korosi,
menaikkan nilai konduktivitas dan total padatan terlarut.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inhibitor adalah ; keefektifan,
kestabilan, kecocokan dan biaya. Sifat dari scale inhibitor yang sangat diharapkan stabil dalam
air pada waktu yang panjang dan temperatur yang tinggi (Cowan and Weintritt, 1976).
Pada penelitian ini, digunakan senyawa ekstrak gambir dan 5,11,17,23Tetra(Dimetilamino)Metal-4,6,10,12,16,18,22,24-Oktahidroksi-2,8,14,20Tetrametilkaliks[4]arena (TDMACMKR) sebagai inhibitor kerak kalsium sulfat (CaSO4).
Ekstrak gambir (Uncaria gambir, ROXB) merupakan salah satu tanaman penghasil getah
(alkaloid) yang mengandung senyawa kimia berupa catechine, asam tannat 70% (tanin),
flouresine, quercetine, lendir, lemak dan lilin (Bakhtiar, 1991; Suherdi dkk., 1995). Ekstrak

gambir digunakan sebagai inhibitor dari pembentukan kerak karena mengandung beberapa
senyawa kimia seperti asam tanat, katekin, dan kuersetin (Pambayun dkk., 2007) yang efektif
untuk pembentukan kerak anorganik khususnya kristal kalsium sulfat. Selain itu ekstrak gambir

lebih murah dan bisa diterapkan sebagai green inhibitor untuk menjaga lingkungan (Khaled,
2008; Martinod et al., 2008; Saleeh and Basta, 2008; Hua et al., 2008).
Senyawa TDMACMKR merupakan senyawa turunan dari kaliks[4]arena yang dapat digunakan
sebagai inhibitor kerak organik yang memiliki cincin aromatik dengan struktur berongga. Selain
itu, senyawa ini dipilih karena kemampuannya yang kuat sebagai ligan, ekstraktan, adsorben
maupun ionofor untuk kation-kation logam (Engrand and Regnouf-de-Vains, 2002; Bohmer,
1995). Keunggulan lain dari kalik[4]arena yaitu sifatnya yang memiliki situs pengikat untuk
kation-kation logam (Roundhill, 1995). Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Andayani
(2009), kerak kalsium sulfat dapat dicegah dengan penggunaan senyawa C-metil-4, 10, 16, 22tetrametoksi kaliks[4]arena dengan metode unseeded hingga 57,91%. Pada senyawa C-metil-4,
10, 16, 22-tetrametoksi kaliks[4]arena gugus yang menginhibisi kerak kalsium sulfat yakni
gugus metoksi. Sedangkan pada senyawa TDMACMKR ini gugus yang menginhibisi kerak
kalsium sulfat yakni gugus amina. Gugus amina mudah mengikat molekul air melalui ikatan
hidrogen sehingga ion kalsium mudah terikat pada senyawa TDMACMKR. Pada penelitian ini,
penggunaan senyawa TDMACMKR diharapkan dapat lebih efektif dari senyawa C-metil-4, 10,
16, 22-tetrametoksi kaliks[4]arena sehingga dapat memperoleh inhibitor pembentukkan kerak
yang lebih banyak lagi.

Berdasarkan uraian, maka pada penelitian ini akan mempelajari pengaruh penambahan ekstrak
gambir dan TDMACMKR pada pembentukan kerak kalsium sulfat (CaSO4) dengan konsentrasi
yang berbeda.
B.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Mempelajari pengaruh penambahan senyawa ekstrak gambir dan TDMACMKR pada
pembentukan kerak kalsium sulfat (CaSO4) pada konsentrasi yang berbeda.
2. Mengetahui keefektifan senyawa ekstrak gambir dan TDMACMKR sebagai inhibitor
kerak melalui analisis morfologi kalsium sulfat (CaSO4) dengan menggunakan Scanning
Electron Microscopy (SEM) dan analisis distribusi partikel menggunakan Particle Size
Analyzer.
3. Membandingkan efektifitas senyawa ektrak gambir dan senyawa TDMACMKR sebagai
inhibitor kerak kalsium sulfat (CaSO4).

C.


Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pencegahan timbulnya kerak dan dapat
dikembangkan untuk memperoleh inhibitor kerak yang efektif, terutama untuk mencegah
pembentukan kerak pada peralatan-peralatan industri supaya dampak negatif dari pembentukan
kerak dapat dikurangi.