Hubung Delta-Delta TINJAUAN PUSTAKA

Maka : • P Daya Aktif = Vx I Cos φ Watt • Q Daya Reaktif = Vx I Sin φ VAR Dalam bilangan kompleks, daya dapat dituliskan juga dengan rumus : S = P + jQ Daya aktif adalah daya nyata real, vektor untuk daya aktif selalu bernilai positif. Pada diagram kartesius vektor daya aktif berada pada sumbu horizontal x-axis. Sementara daya reaktif adalah daya imajiner, vektor untuk daya reaktif bisa bernilai positif ataupun negatif bergantung dari nilai reaktansi X. Pada diagram kartesius vektor daya reaktif berada pada sumbu vertikal y-axis. Sedangkan daya semu merupakan resultan dari vektor daya aktif dan daya reaktif. Daya semu hanya akan terdapat pada kuadran 1 dan kuadran 4, karena daya aktif selalu bernilai positif.

2.7. Vektor Grup Transformator

Vektor grup transformator merupakan pergeseran sudut yang terdapat pada transformator. Vektor grup trafo dinyatakan dalam bilangan jam yang dinyatakan searah putaran jam clock wise. Tiap satu bilangan jam mewakili beda sudut sebesar 30 derajat. Tujuan dari vektor grup ini adalah menentukan pergeseran sudut arus pada belitan primer dan sekunder yang akan berpengaruh pada saat pemasangan transformator secara paralel karena untuk dapat menghubungkan dua trafo atau lebih secara paralel harus dengan pergeseran sudut yang sama besar. Selain itu, vektor grup transformator juga bertujuan untuk pemasangan proteksi CT dan PT. Trafo 3 fasa dua belitan memiliki beberapa jenis konfigurasi hubung belitannya. Apabila dilihat dari jenis penyusunannya, belitan antar fasa maka terdapat dua macam tipe belitan, yaitu belitan wye star dan belitan delta. Pada Gambar 2.8 adalah merupakan gambar vektor grup dari trafo hubung belitan transformator dimana ketika terdapat digit pada trafo, maka sisi sekunder pada trafo tersebut terjadi perubahan untuk tiap fasanya. Gambar 2.8 Vektor Grup Transformator Digit 0 mewakili 0 derajat,menyatakan bahwa fasor tegangan di sisi primer sefasa dengan tegangan di sisi sekunder. Digit 1 mewakili sudut 30 derajat, pada kondisi ini disebut kondis lagging dimana tegangan di sisi primer tertinggal sebesar 30 derajat oleh tegangan sisi sekundernya. Digit 5 mewakili 150 derajat, menyatakan bahwa Tegangan sisi primer dan sekunder tertinggal 150 derajat atau bisa juga dinyatakan lagging 210 o . Sedangkan digit 100 menyatakan nilai 30 derajat pada kondisi leading atau dengan kata lain vektor grup ini lagging 330 derajat.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 – April 2016 di Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik STE, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Satu unit laptop dengan spesifikasi Intel core i5, dengan berkapasitas 4 gHz dan sistem operasi windows 10 sebagai media perancangan dan pengujian simulasi. 2. Perangkat lunak software ETAP 12.6 sebagai perangkat lunak utama untuk perancangan dan perhitungan program. 3. Data-data bus pembangkit, bus beban, transformator serta diagram sistem 21 bus. 4. Data-data bus pembangkit, bus beban, transformator serta diagram penyulang Katu pada PLN GI Menggala.