PENGGUNAAN LENSA KONTAK YANG TIDAK BENAR SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA KERATITIS BAKTERI
KAJIAN PUSTAKA
PENGGUNAAN LENSA KONTAK YANG TIDAK BENAR
SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA KERATITIS
BAKTERI
Oleh :
RORO FEBRIANA RATNA WULANINGRUM
09020063
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS AKHIR
Telah disetujui sebagai hasil karya tulis akhir
Untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
26 Desember 2014
Pembimbing I
dr. Bragastio Sidharta, M.Sc., Sp.M
Pembimbing II
dr. Suharto, Sp.Rad
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,
dr. Irma Suswati, M.Kes
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berjudul “Penggunaan Lensa Kontak Yang Tidak Benar Sebagai
Faktor Resiko Terjadinya Keratitis Bakteri” dengan baik. Penulisan tugas akhir ini
diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammdiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka
penulisan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak
mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penulisan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dan
semoga penulisan tugas akhir ini dpat menambah wawasan serta bermanfaat bagi
semua pihak.
Malang, Desember 2014
Penulis
LEMBAR PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran dan
lindungan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Orang tua tercinta, dr. H. R. Ngartjojo Hartadji, M.Kes dan dr. Hj. Rr. Endang
Sri Woelan, M.Kes atas kasih sayang, doa restu, airmata, dukungan dan
dorongan semangat tiada henti, hingga saya dapat menjalankan amanah untuk
menuntut ilmu dan menyelesaikan pendidikan di kedokteran. Betapa
bersyukur dan bangga mempunyai orang tua seperti Ayah dan Mama.
3. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang atas bimbingannya selama di FK UMM.
4. dr. Moch. Ma’roef, Sp.OG selaku Pembantu Dekan I yang telah memberikan
motivasi, bimbingan dan petuah untuk selalu berusaha dan rajin dalam
menjalani pendidikan di FK UMM hingga saat ini.
5. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan II yang telah membimbing saya
dengan sabar dalam menjalani pendidikan di FK UMM.
6. dr. Iwan Sys, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan III yang selalu memberikan
semangat dan bimbingan dalam menjalani pendidikan di FK UMM.
7. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes selaku Dosen Wali yang selalu memotivasi dan
membimbing saya dari awal menjalani pendidikan di FK UMM hingga saat
ini.
8. dr. Bragastio Sidharta, M.Sc., Sp.M selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan inspirasi, waktu, bimbingan dan penuh kesabaran mengarahkan
saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
9. dr. Suharto, Sp.Rad selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, petunjuk dan
kesabarannya dalam membimbing sehingga saya dapat meyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik.
10. dr. Indah Serinurani Effendi selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan
waktu dan memberikan masukan dan petunjuk demi kesempurnaan tugas
akhir ini.
11. Kakak tersayang dr. H. M. Alfianto Wibisono dan istrinya Reny Fitriasari
Yasin, S.Kep Ners yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi,
canda tawa dan doa untuk adiknya.
12. Pakde Santoso dan Bude Enny atas kasih sayang, doa restu, dukungan, dan
nasihat untuk menjalani pendidikan kedokteran dengan semangat. Bersyukur
memiliki orang tua kedua seperti Pakde dan Bude.
13. Mbak Sampini, Cak Lukman, Mbak Hariyati dan keluarga Segunung yang
selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan dari saya kecil
hingga saat ini.
14. Sahabat dan keluargaku Lemon Tree tersayang : Mayda Resalya, Beatta
Meidini Rahmat, Aliya Husnan, Carla Dora Calista dan Sulityawati. Terima
kasih sudah selalu bersedia menyediakan waktu, menjadi sahabat yang lucu
dan tertawa bersama, menjadi teman diskusi, selalu memberikan semangat
dari awal menjalani pendidikan kedokteran hingga saat ini. Semoga kita
semua sukses dunia akhirat, menjadi dokter yang berguna bagi masyarakat,
agama, bangsa, dan negara. Aamiin.
15. Andhi Priantama yang dengan penuh kesabaran selalu setia mendampingi
dalam suka maupun duka, dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan
serta motivasi untuk saya agar segera menyelesaikan tugas akhir ini.
16. Dewi Mandasari yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa agar
saya segera menyelesaikan tugas akhir ini.
17. Pak Yono, Mas Didit, Bu Endah, Mbak Citra dan para staf TU lainnya yang
telah banyak membantu dalam proses administrasi.
18. Para dosen pengajar FK UMM yang telah memberikan bekal ilmu dan
pengetahuan.
19. Semua teman-teman FK UMM angkatan 2009 yang telah menjadi teman
seperjuangan selama menempuh pendidikan kedokteran di FK UMM.
20. Semua pihak yang turut membantu dan mendoakan dalam menyelesaikan
tugas akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
ABSTRAK
Febriana, Roro, 2014. Penggunaan Lensa Kontak Sebagai Faktor Resiko
Terjadinya Keratitis Bakteri, Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Bragastio Sidharta*, (2)
Suharto *.
Keratitis bakteri merupakan infeksi yang sering ditemukan pada pengguna
lensa kontak. Jumlah pengguna lensa kontak meningkat pesat dalam dua dekade
terakhir ini. Infeksi yang sering terjadi karena penggunaan lensa kontak yaitu
keratitis bakteri. Penelitian di Departemen Oftalmologi Universitas Federal Sao
Paulo Brazil pada tahun 2002 - 2007 menyebutkan dari 366 pengguna lensa
kontak terdapat 166 yang menderita keratitis bakteri. Pada penelitian di Malaysia
tahun 2010, diperkirakan insidensi keratitis bakteri terkait penggunaan lensa
kontak sekitar 2,2 – 4,1 per 10.000 pengguna lensa kontak per tahun. Sedangkan
hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010
– 2011 dari 154 pasien keratitis, 13 pasien diantaranya diakibatkan penggunaan
lensa kontak. Keratitis bakteri adalah peradangan pada salah satu atau lebih dari
kelima lapisan kornea yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan lensa kontak
mengakibatkan perubahan fisiologis yang signifikan pada metabolisme, struktur
epitel dan endotel kornea, serta kadar oksigen dan karbondioksida pada stroma
kornea yang dapat menyebabkan hipoksia pada epitel. Penggunaan lensa kontak
yang tidak higienis juga memudahkan masuknya agen-agen infeksi ke dalam
jaringan kornea. Mekanisme tersebut menyebabkan terjadinya keratitis bakteri.
Kata kunci : lensa kontak, keratitis bakteri.
*Staff pengajar Ilmu Penyakit Mata FK UMM.
*Staff Pengajar Ilmu Radiologi FK UMM.
ABSTRACT
Febriana, Roro, 2014. The Use Of Contact Lenses As Risk Factors The
Occurrence Of Bacteria Keratitis, Final Assessment. Faculty of Medicine
University of Muhammadiyah Malang. Advisors : (1) Bragastio Sidharta*,
(2) Suharto*.
Bacterial keratitis is an infection that is commonly found in contact lens
users. The number of contact lens users increased rapidly in the last two decades.
Research in the Department Ophthalmology Federal University of Sao Paulo
Brazil in 2002 – 2007 mentioned of 366 contact lens users, there are 166 who are
suffering bacterial keratitis. Research in Malaysia in 2010, an estimated incidence
of bacterial keratitis related with the use of contact lens around 2,2 - 4,1 per
10.000 contact lens users per year. While the result of research in General
Hospital Haji Adam Malik Medan in 2010 – 2011, from 154 patients with
keratitis, 13 patients are caused by the use of contact lens. Bacterial keratitis is an
inflammation one or more of five layers cornea caused by bacteria. The use of
contact lens causes in significant physiological changes in metabolism, structure
and endothelial corneal epitelium, as well as oxygen and carbondioxide levels in
the stroma of the cornea that can causes hypoxia on epitel. The use of unhygienic
contact lens also facilitate the entry of infectious agents into the corneal tissue.
Those mechanism causes bacterial keratitis.
Keyword : contac lens, bacterial keratitis.
*Lecturer in Ophthalmology Department Medical Faculty of Muhammadiyah
Malang University.
*Lecturer in Radiology Department Medical Faculty of Muhammadiyah Malang
University.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PENGUJIAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2
Tujuan Penulisan ................................................................................. 3
1.3
1.2.1
Tujuan Umum ......................................................................... 3
1.2.2
Tujuan Khusus ........................................................................ 3
Manfaat Penulisan ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1
Lensa Kontak ....................................................................................... 4
2.1.1
Definisi Lensa Kontak ............................................................ 4
2.1.2
Klasifikasi Lensa Kontak ........................................................ 4
2.1.2.1
Lensa Kontak Keras ................................................ 4
2.1.2.2
2.2
Lensa Kontak Lunak ............................................... 6
2.1.3
Indikasi Pemakaian Lensa Kontak.......................................... 8
2.1.4
Kontraindikasi Pemakaian Lensa Kontak............................... 8
2.1.5
Masalah yang Ditimbulkan oleh Pengguna Lensa Kontak ..... 9
2.1.6
Perawatan Lensa Kontak ...................................................... 10
2.1.7
Teknik Pemasangan dan Pelepasan Lensa Kontak ............... 12
a.
Teknik Pemasangan Lensa Kontak ............................... 12
b.
Teknik Pelepasan Lensa Kontak ................................... 14
Keratitis Bakteri ................................................................................. 16
2.2.1
Definis Keratitis Bakteri ....................................................... 16
2.2.2
Anatomi Kornea ................................................................... 17
2.2.3
Etiologi Keratitis Bakteri ...................................................... 19
2.2.4
Faktor Resiko Keratitis Bakteri ............................................ 19
2.2.5
Patofisiologi Keratitis Bakteri .............................................. 20
2.2.5.1
Hipoksia dan Hiperkapnia .................................... 20
2.2.5.2
Efek Mekanik ....................................................... 21
2.2.5.3
Kontaminasi Cairan Perawatan Lensa Kontak ..... 21
2.2.5.4
Perlekatan Bakteri................................................. 22
2.2.5.5
Invasi Bakteri ........................................................ 22
2.2.5.6
Inflamasi Kornea dan Kerusakan Jaringan ........... 24
2.2.6
Manifestasi Klinis Keratitis Bakteri ..................................... 25
2.2.7
Pemeriksaan Penunjang Keratitis Bakteri ............................ 27
2.2.8
Penatalaksanaan Keratitis Bakteri ........................................ 29
2.2.9
Pencegahan Keratitis Bakteri................................................ 31
2.2.10 Komplikasi............................................................................ 32
2.2.11 Prognosis .............................................................................. 32
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 36
4.1
Kesimpulan ........................................................................................ 36
4.2
Saran .................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Hal.
Gambar 2.1
Mencuci tangan ............................................................................. 12
Gambar 2.2
Lensa kontak dibersihkan dengan cairan pembersih dan lensa
kontak digosok perlahan ................................................................ 12
Gambar 2.3
Lensa kontak diletakkan pada ujung jari telunjuk ......................... 13
Gambar 2.4
Lensa kontak dibasahi dengan cairan pembasah ........................... 13
Gambar 2.5
Cara menahan kelopak mata agar tidak berkedip .......................... 14
Gambar 2.6
Lensa kontak diletakkan tepat di kornea ....................................... 14
Gambar 2.7
Cara menahan kelopak mata agar tidak berkedip .......................... 15
Gambar 2.8
Cara melepas lensa kontak secara perlahan-lahan......................... 15
Gambar 2.9
Lensa kontak dibersihkan dengan cairan pembersih dan lensa
kontak digosok perlahan ................................................................ 16
Gambar 2.10 Tempat penyimpanan lensa kontak ............................................... 16
Gambar 2.11 Anatomi Kornea ............................................................................ 19
DAFTAR SINGKATAN
DC
: Diffusion Coefficient
DNA
: Deoxyribose-Nucleid Acid
HEMA
: Hidroxymethylmethacrylate
NCBI
: National Center for Biotechnology Information
PMMA
: Polymethylmethacrylate
PMN
: Polimorphonuclear Neutrophilic
RGP
: Rigid Gas Permeable
TNF
: Tumor Necrosis Factor
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Ophthalmology, 2009. Examination techniques for the
external eye and cornea. Vol 5, pp 185-190.
American Academy of Ophthalmology, 2011. Inflammations, Ophthalmic
pathology and intraocular tumors. Vol 4, pp. 80-90.
American Academy of Ophthalmology, 2013. Information Statement Extended
Wear of Contact Lens. pp. 1-4.
Anderson, 2007. Thin film evolution over a thin porous layer modeling a tear film
on a contact lens. pp. 37-45.
Bailey, C. Steven, 1999. Contact Lens Complications. Assosiation of
Optometrics, pp. 26-33.
Biswell, Roderick, 2012. Kornea, Dalam : Vaughan dan Asbury Oftalmologi
Umum Edisi 17. Eva, Paul Riordan., Whitcher, John P (eds), Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 125-149.
Boost M., Cho P., Lai S, 2006. Efficacy of Multipurpose Solutions for Rigid-Gas
Permeable Lens. Ophthal Physiol Opt, 26 : 468-475.
Friend, Eyes, 2014. Cara Memasang dan Melepas Lensa Kontak, diakses pada 29
Desember 2014, (https://www.youtube.com/watch?v=11BSK7weEXE)
Hartono., Yudono, RH., Utomo, PT, et al, 2007. Refraksi, Dalam : Ilmu Penyakit
Mata. Suhardjo., Hartono (eds). Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mta
FK UGM, hal. 185-187.
Ibrahim, Youhanna W, 2009. How Could Contact Lens Wearers Be at Risk of
Acanthamoeba Infection? A Review. J Optom, 2 : 60 – 66.
Ilyas, Sidharta, 2011. Anatomi dan Fisiologi Mata, Dalam : Ilmu Penyakit Mata
Edisi Keempat. Ilyas, Sidharta., Yulianti, Sri Rahayu (eds), FK UI, Jakarta,
hal. 1-13.
James, Bruce, 2003. Konjungtiva, kornea dan sklera, Dalam : Lecture Notes
Oftalmologi Edisi Kesembilan. James, Bruce., Chew, Chris., Bron,
Anthony (eds), Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 61-75.
Janumala, Hadassah. 2012. Bacterial Keratitis – Causes, Symptoms and
Treatment. Central Leather Research Institute India, pp. 1-17.
Kalaiyarasan. 2004. Contact lens fitting. AECS Illumination, Vol 2 : 20-24.
Kanski, JJ, 2007. Contact Lens Solution for Soft Contact Lenses Wearers, Ed. 6,
Butterworth Hainemann Elsevier, pp. 310-311.
Kevin, MM., Darren, LA, et al, 2007. Clinical Optics, American Academy of
Ophthalmology, Vol 3, pp. 137-211.
Khurana,
AK,
2006.
Comprehensive
Ophthalmology
:
Indication
and
Contraindication for Soft Contact Lens Wearers, Fouth Edition, pp. 9-10,
44-46.
Lang, K. Gerard, 2000. Cornea in Ophthalmology A Short Texbook. New York
Thieme Shuttgart, pp. 117-120.
Loh K.Y., Agarwal P. 2010. Contact lens-related corneal ulcer. Malaysian
Family Physician, Vol 5, pp. 6-8.
Lopez, Fernando H Murillo, 2006. Bacterial Keratitis. Emedicine, pp. 1-7.
Mirza, Sarah Zoraya, 2013. Karakteristeristik Penderita keratitis Di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2011. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, hal. 1-9.
Moriyama A.S., Lima A.L.H. 2008. Contact lens-associated microbial keratitis.
Arq Bras Oftalmol, Vol 6, pp. 32-36.
Nnabue, KM, 2009. Contact Lens Complications and Management, QEI Winter,
pp. 1-7.
Wakarie, Rocky Paulus., Rares Laya, 2013. Perbandingan Produksi Airmata Pada
Pengguna Lensa Kontak Dengan Yang Tidak Menggunakan Lensa
Kontak. Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi
Manado, hal. 1-6.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jumlah pengguna lensa kontak meningkat pesat dalam dua dekade terakhir
ini. Sekarang diperkirakan ada lebih dari 85 juta pengguna lensa kontak di seluruh
dunia (Loh, 2010). Berdasarkan data NCBI, pengguna terbanyak terdapat di benua
Asia dan Amerika dimana 38 juta pengguna berasal dari Amerika Utara kemudian
24 juta pengguna berasal dari Asia dan 20 juta pengguna berasal dari Eropa
(Wakarie, 2013).
Lensa kontak merupakan salah satu alat koreksi kelainan refraksi sebagai
alternatif kacamata. Banyak orang memilih lensa kontak karena alasan estetis dan
area pandangnya yang lebih baik daripada kacamata. Alasan lain penggunaan
lensa kontak karena lebih sesuai untuk aktivitas olahraga tertentu dan indikasi
terapeutik yang tidak dapat dikoreksi secara akurat dengan kacamata
(Kalaiyarasan, 2004).
Penggunaan lensa kontak mengakibatkan perubahan fisiologis yang
signifikan pada metabolisme, struktur epitel dan endotel kornea, serta kadar
oksigen dan karbondioksida pada stroma kornea yang dapat menyebabkan
komplikasi pada mata. Berbagai komplikasi terutama disebabkan oleh keadaan
hipoksia (Kalaiyarasan, 2004) dan terbentuknya celah pada epitel kornea yang
memudahkan masuknya agen-agen infeksi ke dalam jaringan kornea (Loh, 2010).
1
2
Infeksi yang sering terjadi karena penggunaan lensa kontak yaitu keratitis
bakteri. Penelitian di Departemen Oftalmologi Universitas Federal of Sao Paulo
Brazil pada tahun 2002 - 2007 menyebutkan dari 366 pengguna lensa kontak
terdapat 166 yang menderita keratitis bakteri (Moriyama, 2008). Pada penelitian
di Malaysia tahun 2010, diperkirakan insidensi keratitis bakteri terkait
penggunaan lensa kontak sekitar 2,2 – 4,1 per 10.000 pengguna lensa kontak per
tahun (Loh, 2010). Sedangkan hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik Medan pada tahun 2010 – 2011 dari 154 pasien keratitis, 13 pasien
diantaranya diakibatkan penggunaan lensa kontak (Mirza, 2013).
Keratitis bakteri pada pengguna lensa kontak paling sering disebabkan
oleh Pseudomonas aeruginosa yang merupakan 70% dari seluruh kultur positif.
Organisme
penyebab
lainnya
termasuk
bakteri
gram
positif
seperti
Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp. (Moriyama, 2008).
Terjadinya keratitis bakteri pada pengguna lensa kontak tergantung dari
beberapa faktor, antara lain : material lensa kontak, modalitas pemakaian,
kebersihan lensa kontak, tipe cairan perawatan lensa kontak, tidur dengan
menggunakan lensa kontak, waktu penggunaan lensa kontak, dan kebersihan
tempat penyimpanan lensa kontak (Ibrahim, 2009). Hingga saat ini masih banyak
yang tidak mengetahui bahwa pemakaian lensa kontak tanpa indikasi medis dan
tata cara penggunaan lensa kontak yang benar merupakan kesalahan awal yang
berperan dalam terjadinya keratitis bakteri.
Berdasarkan uraian di atas, kami ingin menulis tentang penggunaan lensa
kontak yang tidak benar sebagai faktor resiko terjadinya keratitis bakteri.
3
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan Umum
Mengetahui tinjauan klinis dan patofisologi penggunaan lensa
kontak yang tidak benar terhadap terjadinya keratitis bakteri.
1.2.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui faktor resiko terjadinya keratitis bakteri.
2. Mengetahui patofisiologi terjadinya keratitis bakteri.
3. Mengetahui penatalaksanaan dari keratitis bakteri.
1.3
Manfaat Penulisan
1. Dengan penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
wawasan penulis dan pembaca mengenai penggunaan lensa kontak
yang tidak benar terhadap terjadinya keratitis bakteri.
2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang pentingnya
penggunaan lensa kontak secara benar dan higienis agar tidak
menyebabkan keratitis bakteri.
PENGGUNAAN LENSA KONTAK YANG TIDAK BENAR
SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA KERATITIS
BAKTERI
Oleh :
RORO FEBRIANA RATNA WULANINGRUM
09020063
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS AKHIR
Telah disetujui sebagai hasil karya tulis akhir
Untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
26 Desember 2014
Pembimbing I
dr. Bragastio Sidharta, M.Sc., Sp.M
Pembimbing II
dr. Suharto, Sp.Rad
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,
dr. Irma Suswati, M.Kes
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berjudul “Penggunaan Lensa Kontak Yang Tidak Benar Sebagai
Faktor Resiko Terjadinya Keratitis Bakteri” dengan baik. Penulisan tugas akhir ini
diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammdiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka
penulisan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak
mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penulisan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dan
semoga penulisan tugas akhir ini dpat menambah wawasan serta bermanfaat bagi
semua pihak.
Malang, Desember 2014
Penulis
LEMBAR PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran dan
lindungan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Orang tua tercinta, dr. H. R. Ngartjojo Hartadji, M.Kes dan dr. Hj. Rr. Endang
Sri Woelan, M.Kes atas kasih sayang, doa restu, airmata, dukungan dan
dorongan semangat tiada henti, hingga saya dapat menjalankan amanah untuk
menuntut ilmu dan menyelesaikan pendidikan di kedokteran. Betapa
bersyukur dan bangga mempunyai orang tua seperti Ayah dan Mama.
3. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang atas bimbingannya selama di FK UMM.
4. dr. Moch. Ma’roef, Sp.OG selaku Pembantu Dekan I yang telah memberikan
motivasi, bimbingan dan petuah untuk selalu berusaha dan rajin dalam
menjalani pendidikan di FK UMM hingga saat ini.
5. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan II yang telah membimbing saya
dengan sabar dalam menjalani pendidikan di FK UMM.
6. dr. Iwan Sys, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan III yang selalu memberikan
semangat dan bimbingan dalam menjalani pendidikan di FK UMM.
7. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes selaku Dosen Wali yang selalu memotivasi dan
membimbing saya dari awal menjalani pendidikan di FK UMM hingga saat
ini.
8. dr. Bragastio Sidharta, M.Sc., Sp.M selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan inspirasi, waktu, bimbingan dan penuh kesabaran mengarahkan
saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
9. dr. Suharto, Sp.Rad selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, petunjuk dan
kesabarannya dalam membimbing sehingga saya dapat meyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik.
10. dr. Indah Serinurani Effendi selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan
waktu dan memberikan masukan dan petunjuk demi kesempurnaan tugas
akhir ini.
11. Kakak tersayang dr. H. M. Alfianto Wibisono dan istrinya Reny Fitriasari
Yasin, S.Kep Ners yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi,
canda tawa dan doa untuk adiknya.
12. Pakde Santoso dan Bude Enny atas kasih sayang, doa restu, dukungan, dan
nasihat untuk menjalani pendidikan kedokteran dengan semangat. Bersyukur
memiliki orang tua kedua seperti Pakde dan Bude.
13. Mbak Sampini, Cak Lukman, Mbak Hariyati dan keluarga Segunung yang
selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan dari saya kecil
hingga saat ini.
14. Sahabat dan keluargaku Lemon Tree tersayang : Mayda Resalya, Beatta
Meidini Rahmat, Aliya Husnan, Carla Dora Calista dan Sulityawati. Terima
kasih sudah selalu bersedia menyediakan waktu, menjadi sahabat yang lucu
dan tertawa bersama, menjadi teman diskusi, selalu memberikan semangat
dari awal menjalani pendidikan kedokteran hingga saat ini. Semoga kita
semua sukses dunia akhirat, menjadi dokter yang berguna bagi masyarakat,
agama, bangsa, dan negara. Aamiin.
15. Andhi Priantama yang dengan penuh kesabaran selalu setia mendampingi
dalam suka maupun duka, dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan
serta motivasi untuk saya agar segera menyelesaikan tugas akhir ini.
16. Dewi Mandasari yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa agar
saya segera menyelesaikan tugas akhir ini.
17. Pak Yono, Mas Didit, Bu Endah, Mbak Citra dan para staf TU lainnya yang
telah banyak membantu dalam proses administrasi.
18. Para dosen pengajar FK UMM yang telah memberikan bekal ilmu dan
pengetahuan.
19. Semua teman-teman FK UMM angkatan 2009 yang telah menjadi teman
seperjuangan selama menempuh pendidikan kedokteran di FK UMM.
20. Semua pihak yang turut membantu dan mendoakan dalam menyelesaikan
tugas akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
ABSTRAK
Febriana, Roro, 2014. Penggunaan Lensa Kontak Sebagai Faktor Resiko
Terjadinya Keratitis Bakteri, Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Bragastio Sidharta*, (2)
Suharto *.
Keratitis bakteri merupakan infeksi yang sering ditemukan pada pengguna
lensa kontak. Jumlah pengguna lensa kontak meningkat pesat dalam dua dekade
terakhir ini. Infeksi yang sering terjadi karena penggunaan lensa kontak yaitu
keratitis bakteri. Penelitian di Departemen Oftalmologi Universitas Federal Sao
Paulo Brazil pada tahun 2002 - 2007 menyebutkan dari 366 pengguna lensa
kontak terdapat 166 yang menderita keratitis bakteri. Pada penelitian di Malaysia
tahun 2010, diperkirakan insidensi keratitis bakteri terkait penggunaan lensa
kontak sekitar 2,2 – 4,1 per 10.000 pengguna lensa kontak per tahun. Sedangkan
hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010
– 2011 dari 154 pasien keratitis, 13 pasien diantaranya diakibatkan penggunaan
lensa kontak. Keratitis bakteri adalah peradangan pada salah satu atau lebih dari
kelima lapisan kornea yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan lensa kontak
mengakibatkan perubahan fisiologis yang signifikan pada metabolisme, struktur
epitel dan endotel kornea, serta kadar oksigen dan karbondioksida pada stroma
kornea yang dapat menyebabkan hipoksia pada epitel. Penggunaan lensa kontak
yang tidak higienis juga memudahkan masuknya agen-agen infeksi ke dalam
jaringan kornea. Mekanisme tersebut menyebabkan terjadinya keratitis bakteri.
Kata kunci : lensa kontak, keratitis bakteri.
*Staff pengajar Ilmu Penyakit Mata FK UMM.
*Staff Pengajar Ilmu Radiologi FK UMM.
ABSTRACT
Febriana, Roro, 2014. The Use Of Contact Lenses As Risk Factors The
Occurrence Of Bacteria Keratitis, Final Assessment. Faculty of Medicine
University of Muhammadiyah Malang. Advisors : (1) Bragastio Sidharta*,
(2) Suharto*.
Bacterial keratitis is an infection that is commonly found in contact lens
users. The number of contact lens users increased rapidly in the last two decades.
Research in the Department Ophthalmology Federal University of Sao Paulo
Brazil in 2002 – 2007 mentioned of 366 contact lens users, there are 166 who are
suffering bacterial keratitis. Research in Malaysia in 2010, an estimated incidence
of bacterial keratitis related with the use of contact lens around 2,2 - 4,1 per
10.000 contact lens users per year. While the result of research in General
Hospital Haji Adam Malik Medan in 2010 – 2011, from 154 patients with
keratitis, 13 patients are caused by the use of contact lens. Bacterial keratitis is an
inflammation one or more of five layers cornea caused by bacteria. The use of
contact lens causes in significant physiological changes in metabolism, structure
and endothelial corneal epitelium, as well as oxygen and carbondioxide levels in
the stroma of the cornea that can causes hypoxia on epitel. The use of unhygienic
contact lens also facilitate the entry of infectious agents into the corneal tissue.
Those mechanism causes bacterial keratitis.
Keyword : contac lens, bacterial keratitis.
*Lecturer in Ophthalmology Department Medical Faculty of Muhammadiyah
Malang University.
*Lecturer in Radiology Department Medical Faculty of Muhammadiyah Malang
University.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PENGUJIAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2
Tujuan Penulisan ................................................................................. 3
1.3
1.2.1
Tujuan Umum ......................................................................... 3
1.2.2
Tujuan Khusus ........................................................................ 3
Manfaat Penulisan ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1
Lensa Kontak ....................................................................................... 4
2.1.1
Definisi Lensa Kontak ............................................................ 4
2.1.2
Klasifikasi Lensa Kontak ........................................................ 4
2.1.2.1
Lensa Kontak Keras ................................................ 4
2.1.2.2
2.2
Lensa Kontak Lunak ............................................... 6
2.1.3
Indikasi Pemakaian Lensa Kontak.......................................... 8
2.1.4
Kontraindikasi Pemakaian Lensa Kontak............................... 8
2.1.5
Masalah yang Ditimbulkan oleh Pengguna Lensa Kontak ..... 9
2.1.6
Perawatan Lensa Kontak ...................................................... 10
2.1.7
Teknik Pemasangan dan Pelepasan Lensa Kontak ............... 12
a.
Teknik Pemasangan Lensa Kontak ............................... 12
b.
Teknik Pelepasan Lensa Kontak ................................... 14
Keratitis Bakteri ................................................................................. 16
2.2.1
Definis Keratitis Bakteri ....................................................... 16
2.2.2
Anatomi Kornea ................................................................... 17
2.2.3
Etiologi Keratitis Bakteri ...................................................... 19
2.2.4
Faktor Resiko Keratitis Bakteri ............................................ 19
2.2.5
Patofisiologi Keratitis Bakteri .............................................. 20
2.2.5.1
Hipoksia dan Hiperkapnia .................................... 20
2.2.5.2
Efek Mekanik ....................................................... 21
2.2.5.3
Kontaminasi Cairan Perawatan Lensa Kontak ..... 21
2.2.5.4
Perlekatan Bakteri................................................. 22
2.2.5.5
Invasi Bakteri ........................................................ 22
2.2.5.6
Inflamasi Kornea dan Kerusakan Jaringan ........... 24
2.2.6
Manifestasi Klinis Keratitis Bakteri ..................................... 25
2.2.7
Pemeriksaan Penunjang Keratitis Bakteri ............................ 27
2.2.8
Penatalaksanaan Keratitis Bakteri ........................................ 29
2.2.9
Pencegahan Keratitis Bakteri................................................ 31
2.2.10 Komplikasi............................................................................ 32
2.2.11 Prognosis .............................................................................. 32
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 36
4.1
Kesimpulan ........................................................................................ 36
4.2
Saran .................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Hal.
Gambar 2.1
Mencuci tangan ............................................................................. 12
Gambar 2.2
Lensa kontak dibersihkan dengan cairan pembersih dan lensa
kontak digosok perlahan ................................................................ 12
Gambar 2.3
Lensa kontak diletakkan pada ujung jari telunjuk ......................... 13
Gambar 2.4
Lensa kontak dibasahi dengan cairan pembasah ........................... 13
Gambar 2.5
Cara menahan kelopak mata agar tidak berkedip .......................... 14
Gambar 2.6
Lensa kontak diletakkan tepat di kornea ....................................... 14
Gambar 2.7
Cara menahan kelopak mata agar tidak berkedip .......................... 15
Gambar 2.8
Cara melepas lensa kontak secara perlahan-lahan......................... 15
Gambar 2.9
Lensa kontak dibersihkan dengan cairan pembersih dan lensa
kontak digosok perlahan ................................................................ 16
Gambar 2.10 Tempat penyimpanan lensa kontak ............................................... 16
Gambar 2.11 Anatomi Kornea ............................................................................ 19
DAFTAR SINGKATAN
DC
: Diffusion Coefficient
DNA
: Deoxyribose-Nucleid Acid
HEMA
: Hidroxymethylmethacrylate
NCBI
: National Center for Biotechnology Information
PMMA
: Polymethylmethacrylate
PMN
: Polimorphonuclear Neutrophilic
RGP
: Rigid Gas Permeable
TNF
: Tumor Necrosis Factor
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Ophthalmology, 2009. Examination techniques for the
external eye and cornea. Vol 5, pp 185-190.
American Academy of Ophthalmology, 2011. Inflammations, Ophthalmic
pathology and intraocular tumors. Vol 4, pp. 80-90.
American Academy of Ophthalmology, 2013. Information Statement Extended
Wear of Contact Lens. pp. 1-4.
Anderson, 2007. Thin film evolution over a thin porous layer modeling a tear film
on a contact lens. pp. 37-45.
Bailey, C. Steven, 1999. Contact Lens Complications. Assosiation of
Optometrics, pp. 26-33.
Biswell, Roderick, 2012. Kornea, Dalam : Vaughan dan Asbury Oftalmologi
Umum Edisi 17. Eva, Paul Riordan., Whitcher, John P (eds), Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 125-149.
Boost M., Cho P., Lai S, 2006. Efficacy of Multipurpose Solutions for Rigid-Gas
Permeable Lens. Ophthal Physiol Opt, 26 : 468-475.
Friend, Eyes, 2014. Cara Memasang dan Melepas Lensa Kontak, diakses pada 29
Desember 2014, (https://www.youtube.com/watch?v=11BSK7weEXE)
Hartono., Yudono, RH., Utomo, PT, et al, 2007. Refraksi, Dalam : Ilmu Penyakit
Mata. Suhardjo., Hartono (eds). Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mta
FK UGM, hal. 185-187.
Ibrahim, Youhanna W, 2009. How Could Contact Lens Wearers Be at Risk of
Acanthamoeba Infection? A Review. J Optom, 2 : 60 – 66.
Ilyas, Sidharta, 2011. Anatomi dan Fisiologi Mata, Dalam : Ilmu Penyakit Mata
Edisi Keempat. Ilyas, Sidharta., Yulianti, Sri Rahayu (eds), FK UI, Jakarta,
hal. 1-13.
James, Bruce, 2003. Konjungtiva, kornea dan sklera, Dalam : Lecture Notes
Oftalmologi Edisi Kesembilan. James, Bruce., Chew, Chris., Bron,
Anthony (eds), Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 61-75.
Janumala, Hadassah. 2012. Bacterial Keratitis – Causes, Symptoms and
Treatment. Central Leather Research Institute India, pp. 1-17.
Kalaiyarasan. 2004. Contact lens fitting. AECS Illumination, Vol 2 : 20-24.
Kanski, JJ, 2007. Contact Lens Solution for Soft Contact Lenses Wearers, Ed. 6,
Butterworth Hainemann Elsevier, pp. 310-311.
Kevin, MM., Darren, LA, et al, 2007. Clinical Optics, American Academy of
Ophthalmology, Vol 3, pp. 137-211.
Khurana,
AK,
2006.
Comprehensive
Ophthalmology
:
Indication
and
Contraindication for Soft Contact Lens Wearers, Fouth Edition, pp. 9-10,
44-46.
Lang, K. Gerard, 2000. Cornea in Ophthalmology A Short Texbook. New York
Thieme Shuttgart, pp. 117-120.
Loh K.Y., Agarwal P. 2010. Contact lens-related corneal ulcer. Malaysian
Family Physician, Vol 5, pp. 6-8.
Lopez, Fernando H Murillo, 2006. Bacterial Keratitis. Emedicine, pp. 1-7.
Mirza, Sarah Zoraya, 2013. Karakteristeristik Penderita keratitis Di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2011. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, hal. 1-9.
Moriyama A.S., Lima A.L.H. 2008. Contact lens-associated microbial keratitis.
Arq Bras Oftalmol, Vol 6, pp. 32-36.
Nnabue, KM, 2009. Contact Lens Complications and Management, QEI Winter,
pp. 1-7.
Wakarie, Rocky Paulus., Rares Laya, 2013. Perbandingan Produksi Airmata Pada
Pengguna Lensa Kontak Dengan Yang Tidak Menggunakan Lensa
Kontak. Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi
Manado, hal. 1-6.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jumlah pengguna lensa kontak meningkat pesat dalam dua dekade terakhir
ini. Sekarang diperkirakan ada lebih dari 85 juta pengguna lensa kontak di seluruh
dunia (Loh, 2010). Berdasarkan data NCBI, pengguna terbanyak terdapat di benua
Asia dan Amerika dimana 38 juta pengguna berasal dari Amerika Utara kemudian
24 juta pengguna berasal dari Asia dan 20 juta pengguna berasal dari Eropa
(Wakarie, 2013).
Lensa kontak merupakan salah satu alat koreksi kelainan refraksi sebagai
alternatif kacamata. Banyak orang memilih lensa kontak karena alasan estetis dan
area pandangnya yang lebih baik daripada kacamata. Alasan lain penggunaan
lensa kontak karena lebih sesuai untuk aktivitas olahraga tertentu dan indikasi
terapeutik yang tidak dapat dikoreksi secara akurat dengan kacamata
(Kalaiyarasan, 2004).
Penggunaan lensa kontak mengakibatkan perubahan fisiologis yang
signifikan pada metabolisme, struktur epitel dan endotel kornea, serta kadar
oksigen dan karbondioksida pada stroma kornea yang dapat menyebabkan
komplikasi pada mata. Berbagai komplikasi terutama disebabkan oleh keadaan
hipoksia (Kalaiyarasan, 2004) dan terbentuknya celah pada epitel kornea yang
memudahkan masuknya agen-agen infeksi ke dalam jaringan kornea (Loh, 2010).
1
2
Infeksi yang sering terjadi karena penggunaan lensa kontak yaitu keratitis
bakteri. Penelitian di Departemen Oftalmologi Universitas Federal of Sao Paulo
Brazil pada tahun 2002 - 2007 menyebutkan dari 366 pengguna lensa kontak
terdapat 166 yang menderita keratitis bakteri (Moriyama, 2008). Pada penelitian
di Malaysia tahun 2010, diperkirakan insidensi keratitis bakteri terkait
penggunaan lensa kontak sekitar 2,2 – 4,1 per 10.000 pengguna lensa kontak per
tahun (Loh, 2010). Sedangkan hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik Medan pada tahun 2010 – 2011 dari 154 pasien keratitis, 13 pasien
diantaranya diakibatkan penggunaan lensa kontak (Mirza, 2013).
Keratitis bakteri pada pengguna lensa kontak paling sering disebabkan
oleh Pseudomonas aeruginosa yang merupakan 70% dari seluruh kultur positif.
Organisme
penyebab
lainnya
termasuk
bakteri
gram
positif
seperti
Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp. (Moriyama, 2008).
Terjadinya keratitis bakteri pada pengguna lensa kontak tergantung dari
beberapa faktor, antara lain : material lensa kontak, modalitas pemakaian,
kebersihan lensa kontak, tipe cairan perawatan lensa kontak, tidur dengan
menggunakan lensa kontak, waktu penggunaan lensa kontak, dan kebersihan
tempat penyimpanan lensa kontak (Ibrahim, 2009). Hingga saat ini masih banyak
yang tidak mengetahui bahwa pemakaian lensa kontak tanpa indikasi medis dan
tata cara penggunaan lensa kontak yang benar merupakan kesalahan awal yang
berperan dalam terjadinya keratitis bakteri.
Berdasarkan uraian di atas, kami ingin menulis tentang penggunaan lensa
kontak yang tidak benar sebagai faktor resiko terjadinya keratitis bakteri.
3
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan Umum
Mengetahui tinjauan klinis dan patofisologi penggunaan lensa
kontak yang tidak benar terhadap terjadinya keratitis bakteri.
1.2.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui faktor resiko terjadinya keratitis bakteri.
2. Mengetahui patofisiologi terjadinya keratitis bakteri.
3. Mengetahui penatalaksanaan dari keratitis bakteri.
1.3
Manfaat Penulisan
1. Dengan penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
wawasan penulis dan pembaca mengenai penggunaan lensa kontak
yang tidak benar terhadap terjadinya keratitis bakteri.
2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang pentingnya
penggunaan lensa kontak secara benar dan higienis agar tidak
menyebabkan keratitis bakteri.