PERBEDAAN STRES HOSPITALISASI ANAK USIA 1-12 TAHUN PADA ORIENTASI PASIEN BARU MENGGUNAKAN BERMAIN BONEKA TANGAN DAN TANPA BERMAIN BONEKA TANGAN DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN MALANG

(1)

PERBEDAAN STRES HOSPITALISASI ANAK USIA 1-12

TAHUN PADA ORIENTASI PASIEN BARU MENGGUNAKAN

BERMAIN BONEKA TANGAN DAN TANPA BERMAIN

BONEKA TANGAN DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

MALANG

SKRIPSI

Disusun oleh

MARLIA SALEH

NIM 07060060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

2012


(2)

i

PERBEDAAN STRES HOSPITALISASI ANAK USIA 1-12

TAHUN PADA ORIENTASI PASIEN BARU MENGGUNAKAN

BERMAIN BONEKA TANGAN DAN TANPA BERMAIN

BONEKA TANGAN DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

MALANG

SKRIPSI

Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Disusun oleh

MARLIA SALEH

NIM 07060060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

2012


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN STRES HOSPITALISASI ANAK USIA 1-12

TAHUN PADA ORIENTASI PASIEN BARU MENGGUNAKAN

BERMAIN BONEKA TANGAN DAN TANPA BERMAIN

BONEKA TANGAN DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh:

MARLIA SALEH NIM. 07060060

Skripsi ini Telah Diujikan Tanggal 27 Januari 2012

Penguji I, Penguji II,

DR. H. M. Agus Krisno B. M.Kes Ns. Aini Alifatin. M.Kep., Ns. NIP.UMM. 104.8909.0118 NIP.UMM. 112.9311.0305

Penguji III, Penguji IV,

Yoyok Bekti P. M.Kep., Sp. Kom Nurul Aini. M.Kep., Ns.

NIP. UMM. 112.0308.0405 NIP. UMM. 112.0501.0419

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani. M.Kep., Sp. Mat NIP.UMM. 112.9311.0304


(4)

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Marlia Saleh NIM : 07060060

Program Studi : Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Judul Skripsi : Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak Usia 1-12 Tahun pada Orientasi Pasien Baru Menggunakan Bermain Boneka Tangan dan Tanpa Bermain Boneka Tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 24 Januari 2012 Yang membuat pernyataan,

Marlia Saleh NIM. 07060060


(5)

iv PAHLAWAN DALAM VISIKU

Rasaku sampai ke otak untuk mereka. Mencari jalan menuju pipi melebar senyum dari mereka. Menebar bangga dalam diri mereka. terima kasih mama,ayah dan saudara-saudaraQ. Yaku sinta komiu sauri ********************************************************

PAHLAWAN TANPA JASA

Kau tahu,,,filosofi pohon kelapa? Pohon yang bisa di manfaatkan dari buah sampai akarnya.Yah…itu kata yang kuciptakan untuk mereka yang telah menjadi teman,tempat tukar pendapat,tempat mencari solusi,tempat curhat dan sampai obat stres.Mereka adalah pembimbing-ku ayahanda Agus dan ibunda Aini.Tanks a lot atas kesabarannya selama ini.

********************************************************* PAHLAWAN KERJA-KU

Mereka seperti lansia yang tak habis berkata. Kalimat yang disengaja dibuat untuk membantuku.Terkadang amarah menebar walau di hati.yah amarah kebangkitan untuk menyelesaikan skripsi.

Terima kasih buat teman-Q, sahabat-Q dan TaTa-Q yang telah membantuku baik fisik maupun psikis.


(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak Usia 1-12 tahun pada Orientasi Pasien Baru Menggunakan Bermain Boneka Tangan dan Tanpa Bermain Boneka Tangan” yang merupakan salah satu kewajiban dalam menempuh studi pada program S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam rangkaian kegiatan penelitian ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak yang turut berpearan dalam penyelesaiaan karya tulis ini. Untuk itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani. M.Kep., Sp. Mat Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Aini Alifatin. M.Kep., Ns., Ibu Hidajah dan Bapak Yoyok Bekti P. M.Kep.,Sp. Kom Selaku PD 1, PD 2 dan PD 3 FIKES UMM.

3. Ibu Nurul Aini. M.Kep., Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan. 4. Dr. H. M. Agus Krisno B. M.Kes. selaku dosen pembimbing I dan sebagai

ayahanda yang telah sabar membimbing penulis dan meluangkan waktunya ditengah kesibukan beliau dan memberikan masukan.


(7)

vi

5. Ns. Aini Alifatin. M.Kep., Ns. selaku pembimbing II dan sebagai ibunda yang selalu ada dan siap membimbing kapan saja, telah memberikan masukan dan nasihat dengan penuh kesabaran.

6. Ibu Nurul Aini M.Kep., Ns. dan Pak Yoyok B.P. M.Kep., Sp. Kom selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan pada skripsi ini 7. Seluruh dosen S1 dan staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan dan

Diploma III Keperawatan, yang telah memberikan banyak ilmu keperawatan khususnya bagi penulis, jasamu tidak akan pernah terlupakan.

8. Kepala BaKesBangPol Kabupaten Malang beserta stafnya yang telah memberikan izin serta dukungan terhadap penulis untuk melakukan penelitian ini.

9. Kepala Ruang Anak RSUD Kepanjen, pak firdaus beserta staf, mbak ida dl teimah kasih banyak atas bantuannya selama melakukan penelitian ini.

Karya tulis akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga karya tulis akhir ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Malang, 24 Januari 2011


(8)

vii

ABSTRACT

Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak Usia 1-12 tahun pada Orientasi Pasien Baru Menggunakan Bermain Boneka Tangan dan Tanpa Bermain Boneka Tangan.

Marlia Saleh, Dr H.M. Agus Krisno B. M. Kes2, Aini Aliftin. M.Kep.,Ns3

Latar belakang: Anak juga tidak terlepas dari berbagai stres, karena stres telah ada sejak lahir. stres yang berlebihan berbahaya, anak kecil rentang karena kemampuan koping mereka yang terbatas. Stres yang terjadi pada anak dikarenakan anak harus dirawat di rumah sakit. hampir empat juta anak dalam satu tahun (Hikmawati, 2000). Apabila hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan mengganggu perkembangan anak (Hidayat, 2005).

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang.

Metode: Metode yang digunakan adalah observasi dengan pendekatan one group pretest-posttest design dilakukan pada bulan November 2011. Sampel penelitian adalah anak yang berusia 1-12 tahun yang terdapat di wilayah kerja RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yakni orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan orientasi pasien baru tanpa bermain boneka tangan yang diketahui dengan teknik observasi, untuk mengetahui adanya stres hospitalisasi digunakan HARS modifikasi. Analisis menggunakan uji t dua mean.

Hasil: analisis hasil penelitian perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang hasil uji t dua mean, t hitung adalah 2.309 dan t tabel adalah 2,14 sehingga t hitung > t tabel maka H1 diterima.

Kesimpulan : Ada Perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan.

Kata Kunci: Stres Hospitalisasi, Anak 1-12 tahun, Orientasi Pasien Baru, Bermain Boneka Tangan.


(9)

viii

INTISARI

Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak Usia 1-12 tahun Pada Orientasi Pasien Baru Menggunakan Bermain Boneka Tangan Dan Tanpa Bermain Boneka Tangan.

Marlia Saleh, Dr H.M. Agus Krisno B. M. Kes2, Aini Aliftin.M.Kep., Ns3

Latar belakang: Anak juga tidak terlepas dari berbagai stres, karena stres telah ada sejak lahir. stres yang berlebihan berbahaya, anak kecil rentang karena kemampuan koping mereka yang terbatas. Stres yang terjadi pada anak dikarenakan anak harus dirawat di rumah sakit. hampir empat juta anak dalam satu tahun (Hikmawati, 2000). Apabila hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan mengganggu perkembangan anak (Hidayat, 2005).

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang.

Metode: Metode yang digunakan adalah observasi dengan pendekatan one group pretest-posttest design dilakukan pada bulan November 2011. Sampel penelitian adalah anak yang berusia 1-12 tahun yang terdapat di wilayah kerja RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yakni orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan orientasi pasien baru tanpa bermain boneka tangan yang diketahui dengan teknik observasi, untuk mengetahui adanya stres hospitalisasi digunakan HARS modifikasi. Analisis menggunakan uji t dua mean.

Hasil: analisis hasil penelitian perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang hasil uji t dua mean, t hitung adalah 2.309 dan t tabel adalah 2,14 sehingga t hitung > t tabel maka H1 diterima.

Kesimpulan : Ada Perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan.

Kata Kunci: Stres Hospitalisasi, Anak 1-12 tahun, Orientasi Pasien Baru, Bermain Boneka Tangan.


(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... ... i

Lembar Pengesahan ... ... ii

Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian ... ... iii

Kata Pengantar ... iv

Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Intisari ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... ... 7

1.6 Batasan Penelitian ... ... 10

1.7 Penegasan Istilah ... ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Stres ... ... 12

2.1.1 Definisi stres ... ... 12

2.1.2 Mekanisme stres ... ... 12

2.1.3 Tanda-tanda stres ... ... 15

2.1.4 Faktor lain yang rentang terjadinya stres ... ... 16

2.1.5 Dampak stres hospitalisasi ... ... 17

2.2 Konsep Hospitalisasi ... ... 18

2.2.1 Definisi Hospitalisasi ... ... 18

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi hospitalisasi ... ... 18

2.2.4 Usaha perawat mengurangi reaksi hospitalisasi ... ... 19

2.3 Konsep Anak ... ... 20

2.3.1 Anak Usia Toddler ... ... 20

2.3.2 Anak Usia Prasekolah ... ... 24

2.3.3 Anak Usia Sekolah ... ... 30

2.4 Orinetasi Pasien Baru ... ... 26

2.4.1 Definisi ... ... 37

2.4.2 Tujuan ... ... 37

2.4.3 Materi program orientasi pasien baru ... ... 37


(11)

x

2.5 Konsep Bermain ... ... 38

2.5.1 Definisi bermain ... ... 38

2.5.2 Tujuan bermain ... ... 39

2.5.3 Fungsi bermain ... ... 40

2.5.4 Fungsi bermain dirumah sakit ... ... 43

2.5.5 Klasifikasi bermain ... ... 44

2.5.6 Prinsip bermain ... ... 46

2.5.7 Faktor yang mempengaruhi aktifitas bermain ... ... 46

2.5.8 Boneka tangan ... ... 47

2.5.9 Komunikasi ... ... 49

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... ... 53

3.2 Hipotesis ... ... 55

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... ... 56

4.2 Populasi Sampel dan Sampling ... ... 56

4.2.1 Populasi ... ... 57

4.2.2 Sampel ... ... 57

4.2.3 Samples Size ... ... 57

4.2.4 Teknik Sampling ... ... 57

4.3 Identifikasi Variabel ... ... 57

4.3.1 Variabel independen ... ... 57

4.3.2 Variabel dependen ... ... 58

4.4 Definisi Operasional ... ... 58

4.5 Instrument Penelitian ... ... 58

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... ... 59

4.7 Prosedur Pengumpulan data ... ... 59

4.7.1 Tahapan Persiapan ... ... 59

4.7.2 tahapan Pelaksanaan ... ... 59

4.8 Analisa Data dan pengolahan data ... ... 60

4.9 Etika Penelitian ... ... 62

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian ... ... 63

5.1.1Karakteristik Responden ... ... 63

5.1.2 Skor Stres Hospitalisasi ... ... 64

5.2 Analisis Data ... ... 65

5.2.1 Perbedaan Pre dan Post Stres Hospitalisasi Anak Usia 1-12 Tahun pada Orientasi Pasien Baru Menggunakan Bermain Boneka Tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang ... ... 66

5.2.2 Perbedaan Pre Dan Post Stres Hospitalisasi Pada Anak Usia 1-12 Tahun pada Orientasi Pasien Baru Tanpa Bermain Boneka Tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang ... 68 5.2.3 Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak Usia 1-12 Tahun pada


(12)

xi

dan Tanpa Bermain Boneka Tangan di RSUD Kanjuruhan

Kepanjen Kabupaten Malang ... ... 71

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil ... ... 74

6.1.1 Orientasi Pasien Baru menggunakan Bermain Boneka Tangan ... 74

6.1.2 Orientasi Pasien Baru Tanpa Menggunakan Bermain Boneka Tangan ... ... 77

6.1.3 Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak Usia 1-12 Tahun Pada Pemberian Orientasi Pasien Baru Menggunakan Bermain Boneka Tangan Dan Tanpa Bermain Boneka Tangan ... ... 79

6.2 Keterbatasan Penelitian ... ... 81

6.3 Implikasi untuk Keperawatan ... ... 81

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... ... 82

7.2 Saran ... ... 82

Daftar Pustaka ... ... 84


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Teori-teori Klasik ... 40 Tabel 4.4 Definisi Operasional ... 58 Tabel 5.1 Karakteristik Responden ... 63 Tabel 5.2 Skor stres hospitalisasi orientasi pasien baru

menggunakan bermain boneka tangan ... 64 Tabel 5.3 Skor stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada

Orientasi pasien baru tanpa bermain boneka tangan ... 64 Tabel 5.4 Skor pre dan post stres hospitalisasi anak usia 1-12

tahun pada Orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... ... 53 Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... ... 56


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Kegiatan Penelitian ... ... 87

Lampiran 2 Surat Keterangan BAKESBANGPOL ... ... 88

Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... ... 89

Lampiran 4 Pengantar Informed Consent ... ... 90

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... ... 91

Lampiran 6 Lembar Check List stress Hospitalisasi ... ... 92

Lampiran 7 Hasil Perhitungan Analisis Paired Sample Test dan Uji T Independen ... ... 93


(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA

A’at, Sriati. (2008). Tinjauan Tentang Stres. Retrieved January 03, 2009, from Http://www.recaucesunpad.ac.id

Anonymous.http://www.google.co.id/search?pg=PA70&dq=nursalam,2005+tentang+orien tasi&hl=id&q=nursalam%2C2005%20tentang%20orientasi&sa=N&tab=pw di akses maret 2011

Anonymous.2008.Hospitalisasi Pada Anak. dari http://masalawiners.blogspot.com/2008/08/ hospitalisasi-pada-anak.html di akses 1 mei 2011

Anonymous, 2009. Reaksi Hospitalisasi. Dari http://ilmukeperawatan4u.blogspot.com/ 2009/06/reaksi hospitalisasi.html diakses 3 maret 2011

Agus. 2011. Pengaruh Pemberian Orientasi Ruangan Sesuai SOP Penerimaan Pasien Baru Terhadap Tingkat Kecemasan Suami/ Istri Penderita Stroke. Hasil skripsi di akses tanggal 22 maret 2011

Ansori M. 2007. Pengaruh Bermain Balok Terhadap Stres Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah.Tugas Akhir D3 UMM.

Astuti, Arini Yuli. 2010. Kumpulan Games Cerdas Dan Kreatif.Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Dan Emosi Anak.Yogyakarta: Pustaka Anggrek

Bastable, Susan B. 2002 hlm 106. Perawat sebagai Pendidik. Jakarta: EGC

Borba, Michele.2010.The Big Book Of Parenting Solutions,101 answers to your everyday challenges and wildest worries. PT Elex Media : Jakarta

Elena, Commodari. 2010. Children staying in hospital: a research on psychological stress of caregivers

36:40. Italian Journal of Pediatrics.

Hastuti, AG Sri Oktri .2009. Pengaruh Penerapan Program Orientasi Pasien Baru Terhadap Kepuasan Pasien Tentang Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Tesis. Jakarta: FIK UI

Hidayat.2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat.2008. Pengantar ilmu kesehatan anak untu pendidikan kebidanan, Jakarta:Salemba Medika. Hawari, Dadang. 2008. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta:FKUI

Ibung, Diah.2008. Stress pada anak usia 6-12 tahun. Jakarta:PT Elek Media Komputindo. Ide, P.2008. Yoga Stres (50 gerakan yoga stress untuk relaksasi sepanjang hari). Jakarta:PT Elek

Media Komputindo.

Jubaedah, Siti. Keterampilan Berbicara dan Penggunaan Media Boneka Tangan. Di akses tanggal 14 juli 2011


(17)

xvi

Kartika. 2011. http://kartika75.multiply.com/journal/item/4 di akses tanggal 14 juli

Lewer, Helen, editor Niluh Gede Yasmin, S.Kep. 1996. Learning To Care On The Pediatric Catre Word. Jakarta:Egc

Mulyani, Yuni.2007. Mengembangkan kamampuan dasar balita dirumah kemampuan berbajasa, sains dan matematika.Jakarta:PT Elex Komputindo,

Mulyono, Edy Eko. 2006. Pengaruh Bermain Terhadap Tingkat Stress Hospitalisasi pada Anak Usia Tolder. Tugas Akhir D3 UMM.

Nazir, Moh.2005. Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Nursing Jurnal Padjajaran University vol. 4 no. 5 Sept 2001- Maret 2002.

Olivia, Femi. 2010. Mendampingi Anak Belajar. Jakarta:PT Elex media komputindo.

Pasiak, Taufik. 2009.Unlimited Potency Of The Brain. Bandung:PT Mizan Pustaka Prasetyo, Yoyok B. 2008. Uji Kai Kuadrat 1(dalam materi biostatistik)

Purnamaningsih, dkk. Hubungan Antara Faktor-Faktor Kepribadian Dengan Stress Pada Anak Prasekolah. Hasil Penelitian Dari Mahasiswa Fakultas Psikologi. UGM di akses tanggal 14 juli.

Sudjana. 2001. Metode statistika. Bandung PT Tarsito

Sudono, Anggani. 2006. Duber belajar dan alat permainan (untuk pendidikan anak usia dini).

Jakarta:PT Grasindo.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.

Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:EGC.

Suswantoro, Edy. 2003. Pengaruh Terapi Bermain Solitary Play Terhadap Separation Anxiety pada Toddler yang Menjalani Rawat Inap Diruang Anak RS RSSA. Skripsi UB.

Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini.

Jakarta:PT Grasindo

Tim Pustaka Family.2006. Menepis Hambatan Tumbuh Kembang Anak. Yogyakarta:Kanisius Uripni. dkk.2003. Komunikasi kebidanan.Jakarta:EGC

Wong, dkk.2001. Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta:EGC Yudha, Andi.2008. kenapa guru harus kreatif?. Bandung:Dari Mizan.


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang masa perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Rentang ini berbeda dari satu masa ke masa yang lainnya, yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping, dan perilaku sosial (Hidayat, 2005 hal 7). Dalam perkembanganya anak juga tidak terlepas dari berbagai stres, karena stres telah ada sejak lahir. Meskipun stres dalam jumlah yang kecil menguntungkan pada tahun-tahun awal untuk membantu anak mengembangkan keterampilan koping yang efektif. Namun stres yang berlebihan berbahaya, anak kecil rentang karena kemampuan koping mereka yang terbatas (Wong, 2001 hal 503). Stres adalah ketidakseimbangan antara tuntutan lingkungan dan sumber koping individu yang mengganggu ekuilibrium individu tersebut (Masten dkk, 1988 dalam Wong, 2001 hal 130). Stres yang terjadi pada anak dikarenakan anak harus dirawat di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit merupakan suatu proses karena sesuatu alasan yang berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah (Supartini, 2004 hal 188).

Populasi anak yang dirawat di rumah sakit menurut Wong (2001), mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Menurut Mc Cherty dan Kozak dalam Lawrence J. (cit Hikmawati, 2000) mengatakan hampir empat juta anak dalam satu tahun


(19)

2

mengalami hospitalisasi.

Perawatan anak dirumah sakit membuat anak menjadi cemas, takut, sedih, marah, rasa bersalah dan timbul perasaan tidak nyaman lainnya (Supartini, 2004 hal 200 dan wong, 2001). Penelitian membuktikan bahwa hospitalisasi anak dapat menjadi suatu pengalaman yang menimbulkan trauma baik pada anak maupun orang tua sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang akan sangat berdampak pada kerja sama anak dan orang tua dalam perawatan anak selama dirumah sakit (Halstroom dan Elander 1997 dalam Supartini, 2004 hal 187). Reaksi ini dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia, kemampuan koping yang dimiliki dan berat ringannya penyakit. Umumnya reaksi ini dikarenakan kecemasan akibat perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh dan nyeri (Supartini, 2004 hal 189). Rawat inap yang terjadi pada anak akan menimbulkan reaksi sesuai dengan tumbuh kembangnya. Beberapa kasus yang sering dijumpai dimasyarakat seperti peristiwa yang dapat menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri dan lain-lain. Apabila hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan mengganggu perkembangan anak (Hidayat, 2005 hal 3)

Dari hasil Studi yang dilakukan oleh Elena Commodari (2010) tentang Children staying in hospital: a research on psychological stress of caregivers, menunjukkan bahwa orang tua mengalami stres dan cemas yang tinggi ketika anaknya dirawat dirumah sakit. Bila stres bisa terjadi pada orang tua, maka sangat memungkinkan anak juga akan mengalami stres. Seperti halnya Supartini (2004 hal 200) yang mengatakan bila orang tua stres, maka anak juga akan akan semakin stres.


(20)

3

Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi, yaitu poros hipotalamus hipofisis adrenal dikatakan bahwa stres psikologis akan berpengaruh pada hipotalamus, kemudian hipotalamus akan mempengaruhi hipofisis akan menskresikan ACTH (adeno cortico hormon) yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelenjar adrenal yang kemudian kan menghasilkan kortisol dalam jumlah yang banyak sehingga dapat menekan system imun. Hal ini mengakibatkan resiko terserang penyakit lebih besar, dan memungkinkan terjadi penyakit otoimunitas. Beberapa macam penyakit autoimun antara lain diabetes mellitus, multiple sclerosis, lupus, rheumatoid arthritis. Infeksi saluran pernafasan/ISPA (Asnar dan Putra). Seperti yang dikatakan oleh Ide, (2008) bahwa stres kalau berkepanjangan bisa terkena infeksi akibat sistem kekebalan yang menurun. Sehingga akan membuat upaya penyembuhan anak semakin lama atau sulit tercapai (Hidayat, 2005 hal 2).

Orientasi terhadap lingkungan baru merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi stres. Menurut penelitian Hastuti (2009) tentang pengaruh penerapan program orientasi pasien baru terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di ruang rawat inap di RS Panti Rapih Yogyakarta didapatkan hasil bahwa setelah diberikan orientasi pasien baru tentang informasi yang akan diterima oleh pasien/keluarga saat berada di rumah sakit membuat pasien/keluarga tidak mengalami kebingungan dan kecemasan. Penelitian Agus (2011) tentang Pengaruh Pemberian Orientasi Ruangan Sesuai SOP Penerimaan Pasien Baru Terhadap Tingkat Kecemasan Suami/Istri Penderita Stroke juga mendapatkan hasil terjadi penurunan kecemasan saat di berikan orientasi ruangan. Nursalam, (2005) menyatakan bahwa Orientasi terhadap rumah sakit yang diberikan meliputi


(21)

4

pengenalan dengan ruangan, alat-alat, peraturan-peraturan, petugas, dan perawat yang ada, guna mencegah stres hospitalisasi.

Tentunya orientasi pada rumah sakit harus menggunakan komunikasi yang baik sehingga anak dapat menerima dan mengerti apa yang akan di sampaikan. Komunikasi merupakan pengiriman atau tukar menukar informasi, ide atau lainnya yang dapat memberikan suatu pengetahuan tentang ide dan informasi yang akan disampaikan. Komunikasi dalam praktek keperawatan banyak dikaitkan dengan istilah terapeutik atau dikenal dengan dengan nama komunikasi terapeutik yang menurut Stuart dan Sundeen tahun 1987 dalam Hidayat (2005) merupakan suatu cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan keperawatan tergantung pada proses komunikasi. Komunikasi sangat penting bagi anak dalam membangun kepercayaan diri, melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya diri, rasa kasih sayang dan selanjutnya anak akan merasa memiliki suatu penghargaan pada dirinya, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai (Hidayat, 2005:69). Berkomunikasi pada anak tentu berbeda dengan orang dewasa, anak harus menggunakan cara-cara unik yang dapat diterima sesuai tumbuh kembangnya.

Cara tersebut salah satunya dalah dengan bermain. Bermain menurut essay on laughter (James Sully dalam Miller, 1972 cit Arina 2010) dijelaskan bahwa perilaku tertawa lepas adalah salah satu bukti dari suatu aktifitas bermain. Tertawa menandakan luapan emosi seseorang ketika merasa menikmati permainannya dengan beberapa orang atau teman. Singkatnya, orang yang bermain akan tampak selalu tertawa riang (Astuti, 2010). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan


(22)

5

informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2006). Hal yang harus di ingat adalah bahwa bermain merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengatasi dampak hospitalisasi tersebut (Supartini, 2004 hal 200).

Menurut hasil penelitian Anshori (2008) tentang pengaruh terapi bermain balok terhadap stres hospitalisasi pada anak usia prasekolah ditemukan terjadi penurunan stres hospitalisasi pada anak. Penelitian ini juga di lakukan oleh Mulyono (2006) tentang pengaruh terapi bermain terhadap tingkat stres hospitalisasi pada anak usia toddler dengan hasil penelitian terjadi penurunan tingkat stres pada anak.

Dari hasil-hasil yang telah di temukan maka peneliti ingin meneliti tentang Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak usia 1-12 tahun Pada Orientasi Pasien Baru Menggunakan Bermain Boneka Tangan dan Tanpa Bermain Boneka Tangan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diangkat adalah

1. Apakah ada perbedaan pre dan post stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang?

2. Apakah ada perbedaan pre dan post stres hospitalisasi pada anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang?


(23)

6

3. Apakah ada perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan 1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui perbedaan pre dan post stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

2 Mengetahui perbedaan pre dan post stres hospitalisasi pada anak usia 1-12 tahun pada kelompok yang diberikan intervensi orientasi pasien baru tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

3 Mengetahui perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat stres hospitalisasi anak presekolah pada orientasi pasien baru dengan menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain


(24)

7

boneka tangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan anak

2. Sebagai bahan pertimbangan yang relevan bagi peneliti lain di masa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai rekomendasi tindakan awal pada pasien anak ketika masuk rumah sakit.

1.5 Keaslian Penelitian

Peneliti menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penelitian tentang Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak 1-12 tahun pada Orientasi Pasien Baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermaian boneka tangan adalah hasil pemikiran asli peneliti dan belum pernah di teliti sebelumnya oleh peneliti lain. Sedangkan penelitian yang berhubungan dengan yang dilakukan peneliti adalah :

1. Ag. Sri Oktri Hastuti (2009) meneliti tentang Penerapan program orientasi pasien baru terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan pengumpulan data secara cross sectional. Hasil ujicoba validitas dan reabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai 0,900. Hasil penelitian adalah rata-rata kepuasan pasien yang mendapatkan perlakuan orientasi lebih tinggi (7,30) daripada kepuasan pasien yang tidak mendapatkan perlakuan orientasi (-3,45). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan/pengaruh yang bermakna antara perlakuan tindakan orientasi pada saat awal masuk terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan selama


(25)

8

menjalani rawat inap di RS Panti Rapih Yogyakarta (p value 0.000). Variabel karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah pendidikan. Orientasi pasien pada awal masuk penting dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien.

2. Agus (2011) Pengaruh Orientasi Ruang Pasien Menurut Sop Pendaftaran Baru Tentang Tingkat Kecemasan Terhadap Suami Dan Istri Dari Pasien Stroke. Penelitian ini menggunakan pra-eksperimental desain. Populasi adalah suami/istri yang menunggu untuk pasien stroke di Seruni Kamar, selama penelitian ini. Total sampel 21 pasien dipilih dengan purposive sampling. para variabel independen orientasi ruangan sesuai dengan SOP masuk pasien baru. Para variabel dependen adalah tingkat kecemasan dari pasangan pasien stroke. Data dikumpulkan dengan wawancara terstruktur dengan kecemasan mengukur menggunakan HARS, dan dianalisis dengan uji Wilcoxon rank ditandatangani dengan alfa <0,05 Hasil uji statistik yang ditandatangani peringkat Wilcoxon menunjukkan nilai yang signifikan p = 0,00. Ini berarti probabilitas telah alfa. 3. Mulyono, Ady Eko. (2008). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap tingkat stress

Hospitalisasi Pada Anak Usia Todler (Studi Eksperimen di Irna Empu Tantular RSD Kepanjen). Penelitian ini menggunakan desain peneltiian yang bersifat pra eksperimen dengan menggunakan rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok. Populasi dalam peneltian adalah pasien anak usia todler sebanyak 20 anak. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 19 anak yang disesuaikan dengan kriteria inklusi, sedangkan teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan metode observasi sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain dengan alat ukur berupa lem


(26)

9

check list. Analisa pengaruh dengan menggunakan rumus Wilcoxcon Match Pairs Test. Hasil peneltiian diperoleh sebelum dilakukan terapi bermain dari sebagian besar responden (52,63%) mengalami stres hospitalisasi tingkat sedang, sedangkan hasil penelitian setelah dilakukan terapi bermain sebagian besar responden (52,63%) mengalami stres hospitalisasi tignkat ringan. Berdasarkan hasil analisa data dengan rumus Wilcoxcon Match Pairs Test dengan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh hasil Z hitung (-3,83) lebih besar dari pada Z tabel (1,64) yang berarti bahwa Ha diterima atau terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi bermain terhadap stres hospitalisasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan stres hospitalisasi pada pasien anak usia todler setelah dilakukan terapi bermain.

4. Ansori, Mudri.2008.Pengaruh Terapi Bermain Balok Terhadap Stres Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah. Penelitian ini bersifat Pra Ekperimen dengan munggunakan rancangan pra-pasca tes dalam satu kelompok. Populasi adalah pasien anak RSUD Kanjuruhan Kepanjen.besar sampel 10 anak sesuai dengan kriteria sampel. Teknik sampling yang digunakan Purposive Sampling. Analisa pengaruh dengan menggunakan wilcoxon match pairs test. Hasil penelitian yang diperoleh sebelum dilakukannya terapi bermain dari sebagian besar responden (60%) mengalami stres tingkat sedang, sedangkan hasil penelitian setelah dilakukan terapi bermain sebagai besar responden 80% mengalami stres hospitalisasi tingkat ringan. Bedasarkan hasil analisa data dengan wilcoxon dengan traf sifnifikan α =0,05 diperolah hasil z hitung = -2.000a yang berarti bahwa H1 diterima atau terdapat pengaruh yang sifnifikan antara terapi bermain terhadap stres hospotalisasi . Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan


(27)

10

bahwa terdapat penurunan stres hospitalisasi pada anak usia prasekolah setelah dilakukan terapi bermain. Oleh karna itu, lahan penelitian diharapkan dapat bermain untuk meningkatkn kesejahteraan bagin pasien anak yang dirawat dirumah sakit.

1.6 Batasan Penelitian

1. Peneliti hanya memfokuskan stres pada anak usia 1-12 tahun

2. Peneliti tidak meneliti secara holistik pada setiap anak yang diteliti karena keterbatasan waktu

3. Peneliti tidak meneliti sampai pemulangan kembali anak karena keterbatasan waktu.

4. Peneliti tidak memandang berapa kali pasien telah masuk rumah sakit.

1.7 Penegasan Istilah

1. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah (Supartini, 2004).

2. Stres adalah Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak kehidupan keseimbangan atau ekuilibrum dinamis seseorang (Wong, 2001).

3. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak Boneka tangan adsalah bentuk tiruan dari manusia dan binatang


(1)

informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2006). Hal yang harus di ingat adalah bahwa bermain merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengatasi dampak hospitalisasi tersebut (Supartini, 2004 hal 200).

Menurut hasil penelitian Anshori (2008) tentang pengaruh terapi bermain balok terhadap stres hospitalisasi pada anak usia prasekolah ditemukan terjadi penurunan stres hospitalisasi pada anak. Penelitian ini juga di lakukan oleh Mulyono (2006) tentang pengaruh terapi bermain terhadap tingkat stres hospitalisasi pada anak usia toddler dengan hasil penelitian terjadi penurunan tingkat stres pada anak.

Dari hasil-hasil yang telah di temukan maka peneliti ingin meneliti tentang Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak usia 1-12 tahun Pada Orientasi Pasien Baru Menggunakan Bermain Boneka Tangan dan Tanpa Bermain Boneka Tangan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diangkat adalah

1. Apakah ada perbedaan pre dan post stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang?

2. Apakah ada perbedaan pre dan post stres hospitalisasi pada anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang?


(2)

3. Apakah ada perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan 1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui perbedaan pre dan post stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

2 Mengetahui perbedaan pre dan post stres hospitalisasi pada anak usia 1-12 tahun pada kelompok yang diberikan intervensi orientasi pasien baru tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

3 Mengetahui perbedaan stres hospitalisasi anak usia 1-12 tahun pada orientasi pasien baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain boneka tangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat stres hospitalisasi anak presekolah pada orientasi pasien baru dengan menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermain


(3)

boneka tangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan anak

2. Sebagai bahan pertimbangan yang relevan bagi peneliti lain di masa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai rekomendasi tindakan awal pada pasien anak ketika masuk rumah sakit.

1.5 Keaslian Penelitian

Peneliti menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penelitian tentang Perbedaan Stres Hospitalisasi Anak 1-12 tahun pada Orientasi Pasien Baru menggunakan bermain boneka tangan dan tanpa bermaian boneka tangan adalah hasil pemikiran asli peneliti dan belum pernah di teliti sebelumnya oleh peneliti lain. Sedangkan penelitian yang berhubungan dengan yang dilakukan peneliti adalah :

1. Ag. Sri Oktri Hastuti (2009) meneliti tentang Penerapan program orientasi pasien baru terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan pengumpulan data secara cross sectional. Hasil ujicoba validitas dan reabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai 0,900. Hasil penelitian adalah rata-rata kepuasan pasien yang mendapatkan perlakuan orientasi lebih tinggi (7,30) daripada kepuasan pasien yang tidak mendapatkan perlakuan orientasi (-3,45). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan/pengaruh yang bermakna antara perlakuan tindakan orientasi pada saat awal masuk terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan selama


(4)

menjalani rawat inap di RS Panti Rapih Yogyakarta (p value 0.000). Variabel karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah pendidikan. Orientasi pasien pada awal masuk penting dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien.

2. Agus (2011) Pengaruh Orientasi Ruang Pasien Menurut Sop Pendaftaran Baru Tentang Tingkat Kecemasan Terhadap Suami Dan Istri Dari Pasien Stroke. Penelitian ini menggunakan pra-eksperimental desain. Populasi adalah suami/istri yang menunggu untuk pasien stroke di Seruni Kamar, selama penelitian ini. Total sampel 21 pasien dipilih dengan purposive sampling. para variabel independen orientasi ruangan sesuai dengan SOP masuk pasien baru. Para variabel dependen adalah tingkat kecemasan dari pasangan pasien stroke. Data dikumpulkan dengan wawancara terstruktur dengan kecemasan mengukur menggunakan HARS, dan dianalisis dengan uji Wilcoxon rank ditandatangani dengan alfa <0,05 Hasil uji statistik yang ditandatangani peringkat Wilcoxon menunjukkan nilai yang signifikan p = 0,00. Ini berarti probabilitas telah alfa. 3. Mulyono, Ady Eko. (2008). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap tingkat stress

Hospitalisasi Pada Anak Usia Todler (Studi Eksperimen di Irna Empu Tantular RSD Kepanjen). Penelitian ini menggunakan desain peneltiian yang bersifat pra eksperimen dengan menggunakan rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok. Populasi dalam peneltian adalah pasien anak usia todler sebanyak 20 anak. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 19 anak yang disesuaikan dengan kriteria inklusi, sedangkan teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan metode observasi sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain dengan alat ukur berupa lem


(5)

check list. Analisa pengaruh dengan menggunakan rumus Wilcoxcon Match Pairs Test. Hasil peneltiian diperoleh sebelum dilakukan terapi bermain dari sebagian besar responden (52,63%) mengalami stres hospitalisasi tingkat sedang, sedangkan hasil penelitian setelah dilakukan terapi bermain sebagian besar responden (52,63%) mengalami stres hospitalisasi tignkat ringan. Berdasarkan hasil analisa data dengan rumus Wilcoxcon Match Pairs Test dengan taraf signifikan

α = 0,05 diperoleh hasil Z hitung (-3,83) lebih besar dari pada Z tabel (1,64) yang

berarti bahwa Ha diterima atau terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi bermain terhadap stres hospitalisasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan stres hospitalisasi pada pasien anak usia todler setelah dilakukan terapi bermain.

4. Ansori, Mudri.2008.Pengaruh Terapi Bermain Balok Terhadap Stres Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah. Penelitian ini bersifat Pra Ekperimen dengan munggunakan rancangan pra-pasca tes dalam satu kelompok. Populasi adalah pasien anak RSUD Kanjuruhan Kepanjen.besar sampel 10 anak sesuai dengan kriteria sampel. Teknik sampling yang digunakan Purposive Sampling. Analisa pengaruh dengan menggunakan wilcoxon match pairs test. Hasil penelitian yang diperoleh sebelum dilakukannya terapi bermain dari sebagian besar responden (60%) mengalami stres tingkat sedang, sedangkan hasil penelitian setelah dilakukan terapi bermain sebagai besar responden 80% mengalami stres hospitalisasi tingkat ringan. Bedasarkan hasil analisa data dengan wilcoxon dengan traf sifnifikan α =0,05 diperolah hasil z hitung = -2.000a yang berarti bahwa H1 diterima atau terdapat pengaruh yang sifnifikan antara terapi bermain terhadap stres hospotalisasi . Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan


(6)

bahwa terdapat penurunan stres hospitalisasi pada anak usia prasekolah setelah dilakukan terapi bermain. Oleh karna itu, lahan penelitian diharapkan dapat bermain untuk meningkatkn kesejahteraan bagin pasien anak yang dirawat dirumah sakit.

1.6 Batasan Penelitian

1. Peneliti hanya memfokuskan stres pada anak usia 1-12 tahun

2. Peneliti tidak meneliti secara holistik pada setiap anak yang diteliti karena keterbatasan waktu

3. Peneliti tidak meneliti sampai pemulangan kembali anak karena keterbatasan waktu.

4. Peneliti tidak memandang berapa kali pasien telah masuk rumah sakit.

1.7 Penegasan Istilah

1. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah (Supartini, 2004).

2. Stres adalah Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak kehidupan keseimbangan atau ekuilibrum dinamis seseorang (Wong, 2001).

3. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak Boneka tangan adsalah bentuk tiruan dari manusia dan binatang


Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan pada siswa Kelas VII MTS YANUSA Pondok Pinang Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 18 145

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI MEDIA BONEKA TANGAN DI KELOMPOK BERMAIN FATIMAH PURBAYAN Meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui media boneka tangan di kelompok bermain fatimah purbayan sukoharjo tahun ajaran 2014/2015.

0 3 14

PENDAHULUAN Meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui media boneka tangan di kelompok bermain fatimah purbayan sukoharjo tahun ajaran 2014/2015.

0 3 7

Media Boneka Tangan Dapat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak di Kelompok Bermain Fatimah Purbayan Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 Meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui media boneka tangan di kelompok bermain fatimah purbayan sukoharjo tahun ajaran

0 3 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DENGAN METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN DI TK B Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Dengan Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan Di TK B Pertiwi Kunti Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN.

0 1 34

Efektivitas bermain peran bermedia boneka tangan dalam meningkatkan kemampuan bahasa lisan anak usia dini (5-6 tahun).

0 2 123

Pengenalan Isyarat Tangan Menggunakan Leap Motion Controller untuk Pertunjukan Boneka Tangan Virtual

0 0 5

PENINGKATAN DISIPLIN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

0 0 13

MELALUI MEDIA BONEKA TANGAN DAN BONEKA JAR1 Dl TK PERTlWl2 PADANG

0 0 125