EFEKTIVITAS ANTARA TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SANANWETAN BLITAR

(1)

EFEKTIVITAS ANTARA TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

TINGGI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SANANWETAN

BLITAR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

DIDIN HIDAYAT NIM. 09060136

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Didin Hidayat

NIM : 09060136

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Efektivitas Antara Terapi Musik Klasik Dan Terapi Tertawa

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita

Hipertensi di Puskesmas Sananwetan Blitar.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar – benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Tugas Akhir ini hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Mei 2014

Yang Membuat Pernyataan,

Didin Hidayat NIM. 09060136


(5)

v

MOTTO

Kesuksesan bukan hanya

datang dari hal besar

yang kita lakukan, akan

tetapi hal sekecil apapun

jika kita lakukan dengan

baik

pasti

kita

kan

mendapatkan kesuksesan.

Jadi mulailah kesuksesan

yang kecil dan kesuksesan

yang

besar

akan

mengikutimu…

“Think big and act now, the formulas of a success

are a hard work and never give up”


(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Kita yakin kita semua bisa, yang kita perlu sekarang hanya kaki yang berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan sering melihat keatas, lapisan

tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa” -5cm-

Alhamdulillahirrabil’alamin….

Sebuah langkah terakhir menuju dunia telah ku gapai, namun itu bukan akhir dari perjalanan melainkan awal dari satu perjuangan. Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan.

Yang pertama kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku yang selalu mendoakan anakmu ini dan memberikan dukungannya baik secara moral dan materil. Walaupun dulu sering bertanya “Kapan lulus le???” aku tetap sayang kalian. Hal itu yang membuat semangat dan motivasi saya untuk mengerjakan skripsi ini hingga akhirnya selesai juga. Terima kasih ma, terima kasih pa atas semua yang telah kalian berikan padaku.

Dan juga ucapan terima kasih yang amat mendalam kepada kedua dosen pembimbing saya Dr. Moch Agus Krisno, B. M.Kes. dan ibu Dewi Baririet Baroroh, S.Kep.,Ners. Yang telah memberikan ilmu, waktu, dan motivasi kepada saya. Sungguh, beliau benar – benar memberikan bimbingan yang berarti bagi saya dalam proses pembuatan skripsi ini. Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu Hartanti selaku orang yang mau mengajarkan saya terapi tertawa dan sudah baik kepada saya sampai - sampai ditraktir makan.

SKRIPSI adalah sebuah ujian hidup yang sulit untuk dilewatkan, bisa diibaratkan jika kita punya hutang pas lagi skripsi pasti tidak ada sedikitpun beban hutang yang muncul dipikiran, itulah skripsi. Hehehe... Yang pasti setiap kesulitan – kesulitan dari


(7)

vii

skripsi harus dihapadi dan dinikmati sampai akhir. Stress dan beban pikiran pasti selalu ada, tapi karena orang – orang ini saya bisa melupakannya.

1. Ghokil crew terdiri dari Angga Imam Hidayat (terima kasih ya cung, sudah mau menemaniku selama mengurus skripsi ini), Adi Irawan (terima kasih ya di, sudah mau membantu dan mengajariku, maaf ya saya sering mengganggumu), Bibin Dio (terima kasih ya bin sudah ngertiin aku,hehe… Kamu harus lebih semangat lagi ya bin untuk kuliahnya, setiap kerja keras pasti ada hasilnya kok bin. Good Luck Brother), Gustan Ariadi (terima kasih ya gus, sudah kasih banyak solusi setiap saya lagi bingung), Imam Abdul Nasir (terima kasih imem, bingung mau tulis apa.haha… Cepet selesaiin skripsinya ya mem, semangat).

“Dan selama ribuan langkah kaki kita melangkah, selama hati yang berani ini bertekad hingga semuanya bisa terwujud sampai disini jangan pernah sekalipun kita menyerah mengejar mimpi – mimpi kita berjuang, berusaha dan bercita – cita untuk kehidupan yang lebih baik bagi tanah tempat kita berpijak, sahabat.”

-5cm-2. Saudariku yang baik Diah Wahyuni, walaupun lagi kerja dan sibuk tapi masih saja mau bantuin.

3. Yusanti Meiprista Andriani, terima kasih sudah mau menemaniku dan orang pertama yang memberi support disaat lagi susah dan lagi banyak masalah. 4. Dan yang terakhir kepada kakakku yang paling ganteng yang sudah mau

memberikan dana segar disetiap saya lagi membutuhkan.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas kehidupan yang Dia berikan dan segala keindahannya…


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektifitas Antara Terapi Musik Klasik Dan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S, Kep) pada Program Studi Imu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar -

besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti P.M.Kep,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas masukan dan semua

ilmu yang telah diberikan dan juga dukungan terhadap saya.

2. Nurul Aini, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Moch Agus Krisno B.M.Kes selaku Dosen pembimbing I yang senantiasa

memberikan semangat, motivasi, bimbingan serta pengarahan kepada peneliti.

4. Dewi Baririet Baroroh, S.Kep.Ns selaku Pembimbing II saya yang telah

memberikan semangat, motivasi, bimbingan serta pengarahan kepada peneliti.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan dan

Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

6. Kedua orang tuaku, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya

baik dalam moral, material, spiritual kepada anaknya selama menempuh


(9)

ix

7. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing

selama masa belajar.

8. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2009.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. mohon maaf

atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga

Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu

menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin,

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, Mei 2014


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... iii

Kata Pengantar ... vii

Abstract ... ix

Intisari ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Bagi Peneliti ... 6

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan ... 7

1.4.3 Bagi Layanan Kesehatan ... 7

1.4.4 Bagi Penderita Hipertensi ... 7

1.4.5 Bagi Peneliti Lainnya ... 7

1.5 Keaslian Penelitian... 7


(11)

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Konsep Hipertensi ... 11

2.1.1 Pengertian Hipertensi ... 11

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi ... 12

2.1.3 Penyebab Hipertensi ... 13

2.1.3.1 Hipertensi Primer ... 13

2.1.3.2 Hipertensi Sekunder ... 13

2.1.4 Patofisiologi Hipertensi ... 14

2.1.5 Gejala Hipertensi... 15

2.1.6 Faktor Resiko Hipertensi ... 15

2.1.6.1 Faktor Yang Tidak Dapat Dimodifikasi ... 15

2.1.6.2 Faktor Yang Dapat Dimodifikasi ... 17

2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi ... 19

2.1.8 Peran Perawat Dalam Mengatasi Hipertensi ... 19

2.2 Konsep Terapi Musik... 21

2.2.1 Definisi Terapi Musik ... 21

2.2.2 Fisiologi Terapi Musik ... 22

2.2.3 Langkah - Langkah Terapi Musik ... 23

2.2.4 Manfaat Terapi Musik ... 25

2.2.5 Kontra Indikasi Terapi Musik ... 25

2.3 Konsep Terapi Tertawa ... 26

2.3.1 Definisi Terapi Tertawa ... 26

2.3.2 Fisiologi Terapi Tertawa ... 26

2.3.3 Manfaat Terapi Tertawa ... 27


(12)

xii

2.3.5 Prosedur Terapi Tertawa ... 36

2.3.6 Kontra Indikasi Terapi Tertawa ... 38

2.4 Efektifitas Terapi Musik Klasik Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi ... 38

2.5 Efektifitas Terapi Tertawa Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi ... 39

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 41

3.1 Kerangka Konseptual... 42

3.2 Hipotesis Penelitian ... 45

BAB IV METODE PENELITIAN ... 46

4.1 Desain Penelitian ...46

4.2 Kerangka Penelitian ...47

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ...49

4.3.1 Populasi ...49

4.3.2 Sampel...49

4.3.3 Sampling ...50

4.4 Variabel Penelitian ...51

4.4.1 Variabel Independen ...51

4.4.2 Variabel Dependen ...51

4.5 Definisi Operasional ...52

4.6 Tempat Penelitian ...52

4.7 Waktu Penelitian ...52

4.8 Instrumen Penelitian ...52

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ...53

4.9.1 Persiapan Responden ...53


(13)

xiii

4.10 Prosedur Pelaksanaan Terapi Musik dan Terapi Tertawa ...53

4.11 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...58

4.11.1 Teknik Pengolahan Data ...58

4.11.2 Analisa Data ...58

4.12 Etika Penelitian ...64

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 66

5.1 Gambaran Umum Penelitian ...66

5.2 Hasil Penelitian ...66

5.2.1 Karakteristik Sampel ...66

5.3 Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Penderita Hipertensi Akibat Terapi Musik Klasik ...70

5.4 Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Penderita Hipertensi Akibat Terapi Tertawa ...71

5.5 Hasil Analisa Data ...72

5.5.1 Uji Normalitas dengan Uji Lillifoers ...72

5.5.2 Uji Homogenitas dengan Uji Bartlett ...76

5.6 Uji Hipotesis Penelitian ...77

BAB VI PEMBAHASAN ... 81

6.1 Karakteristik Responden ...81

6.2 Perbedaan Tingkat Hipertensi Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik ...85

6.3 Perbedaan Tingkat Hipertensi Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Tertawa ...88


(14)

xiv

6.4 Efektivitas Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Tinggi pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Sananwetan

Blitar ...92

6.5 Keterbatasan Penelitian ...95

6.6 Implikasi Terhadap Keperawatan ...95

BAB VI PENUTUP ... 97

7.1 Kesimpulan ...97

7.2 Saran ...98


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII ... 12

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut National Institute of Health ...12

Tabel 4.5 Definisi Operasional... 52

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Usia...66

Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ...67

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan ...67

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ...67

Tabel 5.5 Distribusi Responden Menurut Keturunan (Genetik) ...68

Tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut Riwayat Penyakit Lain ...68

Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Merokok ...69

Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Olahraga ...69

Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Megkonsumsi Alkohol ...69

Tabel 5.10 Distribusi Responden Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pre Test dan Post Test pada Terapi Musik Klasik ...70

Tabel 5.11 Distribusi Responden Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pre Test dan Post Test pada Terapi Tertawa ...71

Tabel 5.12 Hasil Uji Normalitas ...72


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ...42

Gambar 4.1 Desain Penelitian ...47

Gambar 4.2 Kerangka Kerja ...48


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ... 102

Lampiran 2 Surat Keterangan Untuk Melakukan Penelitian KESBANGPOLINMAS ... 103

Lampiran 3 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian Skripsi ... 104

Lampiran 4 Surat Keterangan Pelatihan Terapi Tertawa ... 105

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 106

Lampiran 6 Lembar Wawancara ... 107

Lampiran 7 Lembar Observasi ... 108

Lampiran 8 Lembar Observasi ... 109

Lampiran 9 Standar Operasional Prosedur Terapi Musik Klasik ... 110

Lampiran 10 Standar Operasional Prosedur Terapi Terapi ... 111

Lampiran 11 Tabulasi Data Sistolik Dan Diastolik (pre-post) ... 113

Lampiran 12 Data Penolong Uji Normalitas ... 117

Lampiran 13 Data Penolong Uji Homogenitas ... 120

Lampiran 14 Nilai Tabel Z ... 122

Lampiran 15 Nilai Tabel Lillifoers ... 123

Lampiran 16 Nilai T Tabel ... 124


(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Anonim. (2008). Ciptakan Keadaan rileks untuk penderita hipetensi http://www.rsbk- batam.co.id/pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25 diakses tanggal 17 November 2013.

Antony, (2003). Manfaat mendengarkan musik klasik

http://beritaku.webkios.info/berbagai-manfaat-mendengarkan-musik-klasik/ diakses pada 17 November 2013.

Arif, Mansjoer. (2004). Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi

V. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu, Anastasia. (2010). Terapi Tertawa Untuk Hidup Lebih Sehat, Bahagia & Ceria.

Jogyakarta : Pustaka Larasati.

Chui, Kumar. (2005). Terapi musik menghilangkan depresi http://www.dechacare.com/Terapi-Musik-Hilangkan-Depresi-I214.html diakses pada tanggal 17 November 2013.

Desinta, Sheni. (2011). Terapi Tawa Untuk Menurunkan Stres Pada Penderita Hipertensi. FAPSI UGM. Yogyakarta diakses tangal 17 November 2013.

Djohan, (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi Cetakan ke 1. Yogyakarta : Galang Press.

Ekawati, S Rani. (2010). Terapi Hipertensi : Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Resiko Serangan Jantung dan Stroke Secara Alami. Bandung : PT. Mizan Pustaka.

Ezenwa, Michael. (2011). Does Music Therapy Reduce Blood Pressure in Patients with Essential Hypertension in Nigeria? http:// www.intechopen.com diakses pada tanggal 17 November 2013.

Gray, Huon H, dkk. (2005). Lecture Notes: Kardiologi Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Khristina. (2008). Efektivitas Pemberian Terapi Tertawa Dalam Menurunkan Tekanan

Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di Puskesmas Pembantu Bulusan Tembalang Semarang.


(19)

xix

Komala, Indra. (2011). Efektifitas Terapi Musik Klasik Dan Breathing Tehn ik Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala Satu Fase Laten pada Primigravida . Malang.

Kowalski, Robert E. (2010). Terapi Hipertensi. Bandung: Mizan Pustaka.

Marliani Lili, dkk. (2007). 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo.

Martha, K. (2012). Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : Araska. Muhammadun. (2010). Hidup Bersama Hipertensi. Jogyakarta : In – Books.

Natsir, (2009). Musik klasik http://etd.eprints.ums.ac.id/858/1/F100020048.pdf diakses pada tanggal 17 November 2013.

Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nurrahmani, U. (2012). Stop! Hipertensi. Yogyakarta: Familia

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, (2006). Konsep dan Penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Perry & Potter, (2006). Fundamental Perawatan , Edisi IV, Jakarta : EGC.

Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Hlm 1502-1533.

Prabowo, H. dan Regina, H.S. (2007). Tritmen Meta Musik Untuk Menurunkan Stres

Available online at http://repository.gunadarma.ac.id diakses tanggal 17 November 2013

Puspitorini, dr. Myra. (2008). Hipertensi Cara Mudah Mengatasi Darah Tinggi. Jogyakarta : Image Press.

Rohaendi. (2008). Hipertensi dan faktor resiko. Diakses

dari http://rohaendi.files.wordpress.com/2008_06_01_archive.html diakses tanggal 17 November 2013.

Republika (2003). Terapi Tertawa. Diakses dari

http://www.indonesiaindonesia.com/f/458-terapi-tertawa/ diakses pada tanggal 17 November 2013.


(20)

xx

Samola. (2007). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)” http://repository.usu.ac.id/bitstream//Saloma1.pdf diakses pada tanggal 17 November 2013.

Satiadarma, Monthy. (2004). Terapi Musik. Yogyakarta: Nuha

Satish, Dumbre. (2012). Laughter Therapy http:// www.jpsionline.com diakses pada tanggal 17 November 2013.

Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik.

Jakarta : Salemba Medika.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Taringan, Ikarowina. (2009). Sehat Dengan Terapi Tertawa. Diakses dari http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/06 /25/1325/13/Sehat-dengan-Terapi-Tertawa, diakses pada tanggal 17 November 2013.

Turana, yuda. (2008). Terapi Musik Klasik Baik Bagi Penderita Jantung dan Hipertensi.

Diakses dari http://keslamsel.wordpress.com/2008/12/22/stres-hipertensi-dan-terapi-musik/ diakses pada tanggal 17 November 2013.


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh, setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta kasus per tahun) selain itu hipertensi menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal. Di seluruh dunia termasuk Indonesia, orang sering salah paham dengan hipertensi. Data statistik menunjukan penyakit – penyakit berbahaya, misalnya penyakit jantung dan stroke sering diawali dengan tekanan darah tinggi. Sekitar 40% kematian dibawah umur 65 tahun berawal dari tekanan darah tinggi (Marliani&Tantan, 2007). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang merupakan faktor penyebab utama kematian karena stroke dan faktor yang memperberat infark miokard (serangan jantung) (Perry&Potter, 2005).

Menurut WHO (2009) :

“Diseluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi pengidap

hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025. Dari 972 pengidap hipertensi, 333 juta berada di Negara maju dan 639 juta sisanya di Negara sedang berkembang termasuk Indonesia”.

Sedangkan menurut hasil Riskesdas (2009) :

“Sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun keatas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat


(22)

2

Ada banyak faktor penyebab hipertensi, seperti faktor keturunan, kegemukan, merokok, mengkonsumsi alkohol, dan konsumsi lemak yang berlebihan. Akan tetapi stres adalah salah satu faktor yang dominan. Saat ini, salah satu metode pengobatan hipertensi yaitu dengan cara menggunakan terapi musik dan terapi tertawa. Terapi musik adalah tehnik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu (Perry&Potter, 2005). Sedangkan pengertian dari terapi tertawa merupakan suatu terapi untuk mencapai kegembiraan didalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman yang menghias wajahnya, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang lapang, peredaran darah yang lancar, mencegah penyakit dan memelihara kesehatan (Adnol, 2009, dalam, Setyoadi&Kushariadi, 2011).

Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, misalnya musik klasik, instrumentalia, musik berirama santai, orkestra, dan musik modern lainnya. Musik yang iramanya lembut dan teratur seperti instrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang sering digunakan untuk terapi musik (Perry&Potter, 2005). Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisasi, terdiri atas melodi, ritme, harmoni, warna (timbre), bentuk dan gaya.

Music Therapy dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks, berstruktur dan universal. Musik klasik adalah musik yang mempunyai efek penyelaras (seirama dengan jantung) sehingga mempengaruhi penurunan pelepasan katekolamin plasma dalam pembuluh darah yang dapat merangsang saraf simpatoadenergik sehingga akan mempengaruhi hormon stress-released yang


(23)

3

menyebabkan terjadinya relaksasi sehingga denyut jantung berkurang dan tekanan darah menurun (Komala, 2011).

Penerapan terapi musik untuk mengurangi stres masih jarang ditemukan di Indonesia, khususnya di bidang keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Regina dan Prabowo (2007) mengenai perlakuan terapi musik untuk menurunkan stres dengan metode mendengarkan musik, hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap stres sebelum dan sesudah perlakuan, dan hasilnya menunjukkan bahwa terapi musik dapat mengurangi tingkat stess (Prabowo&Regina, 2007).

Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya. Musik klasik seringkali menjadi acuan terapi musik, karena memiliki rentang nada yang luas dan tempo yang dinamis (Nurrahmani, 2012). Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada konfrensi tahunan ke-62 American Heart Association 2008, mengemukakan bahwa mendegarkan musik klasik bisa menurunkan tekanan darah penderita hipertensi (Martha, 2012).

Selain menggunakan terapi musik untuk menurunkan hipertensi dapat juga dilakukan dengan menggunakan terapi tertawa. Dalam dunia psikoterapi, tertawa dapat dilakukan dengan terapi tertawa. Tertawa biasa dan tertawa yang dibuat – buat berbeda dengan terapi tertawa. Terapi tertawa merupakan tertawa yang dimulai dengan tahap demi tahap sehingga efek yang dirasakan bagi yang tertawa benar – benar bermanfaat. Hal ini juga didukung berdasarkan korespondensi dengan Dr. Madan Kataria dan Ussuf Omar seorang terapis tawa pada tanggal 15 Juni 2011, yang menjelaskan bahwa di samping pemberian terapi tawa diperlukan latihan pernafasan dalam, dan panjang antara latihan teknik tawa stimulus. Hal ini untuk mencegah kelelahan karena tawa seperti latihan aerobic yang melibatkan kontraksi abdominal dan pernafasan yang berat (Miller & Fry, 2009 dalam Desinta, 2011).


(24)

4

Terapi tertawa untuk mengurangi stres sudah banyak dilakukan orang. Tertawa selama 5 – 10 menit bisa merangsang pengeluaran hormon endorfin dan serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga hormon melatonin. Ketiga hormon ini merupakan hormon positif untuk otak dan memperlancar peredaran darah dalam tubuh sehingga fungsi kerja organ tubuh kita berjalan dengan normal. Terapi tertawa juga dapat membantu mengontrol tekanan darah dengan merileksasikan otot – otot yang tegang, melebarkan pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah keseluruh tubuh. Tertawa membantu mengurangi kejadian hipertensi dengan biaya yang murah, mudah dan dapat membentuk pola fikir yang positif. Tertawa merupakan bentuk meditasi yang paling mudah dan bisa membuat rileks dalam waktu singkat (Ayu, 2011).

Tertawa merupakan bagian dari perilaku manusia yang diatur oleh otak. Tertawa membantu manusia dalam interaksi sosial dan memberikan pesan emosional dalam percakapan. Tawa digunakan sebagai salah satu cara positif untuk menjadi bagian dari suatu kelompok. Pada orang yang tertawa disamping kita hal tersebut akan membuat kita secara tidak sadar ikut tertawa dan tawa dari satu orang bisa membuat orang – orang disekitar kita ikut tertawa hal ini dapat disebut sebagai umpan balik yang positif (Satish, 2012).

Tertawa merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatik dan juga penurunan kerja sistem saraf simpatik. Peningkatannya berfungsi untuk memberikan tenaga bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti oleh penurunan sistem saraf simpatik yang salah satunya disebabkan karena adanya perubahan kondisi otot yang menjadi lebih rileks, dan pengurangan pemecahan terhadap nitric oxide yang membawa pada pelebaran pembuluh darah, sehingga rata-rata tertawa menyebabkan aliran darah sebesar 20%, sementara stres menyebabkan penurunan aliran darah


(25)

5

sekitar 30% (Hasan, 2009 dalam Desinta, 2011). Terapi tertawa yang diberikan selama 15-20 menit dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan setiap penurunan tekanan darah 5 mmHg pada penderita hipertensi diperkirakan mampu menurunkan mortalitas akibat akibat stroke sekitar 14% dan akibat penyakit jantung koroner 7 persen (Khiristina, 2008).

Untuk membantu agar pemberian terapi musik klasik dan terapi tertawa lebih efektif pada pasien hipertensi diperlukan peran perawat yang membantu dan mengontrol tekanan darah pasien. Peran perawat sebagai edukator dan memberikan pendidikan kesehatan agar pasien mengubah gaya hidup kearah gaya hidup sehat seperti olahraga, mengatur pola makan atau diet seperti rendah garam, rendah kolestrol, dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengonsumsi alkohol dan rokok (Perry&Potter, 2006).

Berdasarkan data yang didapatkan dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Sananwetan Blitar tidak ada yang menggunakan terapi musik dan terapi tertawa untuk menangani hipertensi. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap beberapa puskesmas, peneliti memilih Puskesmas Sananwetan yang memiliki potensi untuk diadakan penelitian, karena prevalensi penderita hipertensi di Puskesmas Sananwetan sebesar 96 orang per bulan. Di Puskesmas Sananwetan selain diberikan obat hipertensi pasien juga sudah pernah mendapatkan penyuluhan, tetapi masih ada pasien yang menderita hipertensi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

meneliti tentang “Efektifitas Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa Terhadap


(26)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana efektifitas terapi musik klasik dan terapi tertawa terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas terapi musik klasik dan terapi tertawa terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sebelum dilakukan terapi musik klasik.

2. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sebelum dilakukan terapi tertawa.

3. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sesudah dilakukan terapi musik klasik.

4. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sesudah dilakukan terapi tertawa.

5. Menganalisis efektifitas terapi musik klasik dan terapi tertawa terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas antara terapi musik klasik dan terapi tertawa terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi dan bermanfaat untuk menambah pengalaman peneliti dalam menangani pasien penderita hipertensi.


(27)

7

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Untuk bahan bacaan dan tambahan informasi di bagian madikal bedah tentang terapi terhadap hipertensi. Serta dapat menjadi rujukan bagi peneliti dari institusi pendidikan kesehatan apabila ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan terapi musik klasik maupun terapi tertawa.

1.4.3 Bagi Layanan Kesehatan

Setelah dilakukan penelitian dan mendapatkan terapi yang lebih efektif terhadap penurunan tekanan darah tinggi diharapkan petugas kesehatan dapat menerapkan terapi tersebut pada pasien hipertensi.

1.4.4 Bagi Penderita Hipertensi

Pasien dapat melakukan terapi musik klasik atau terapi tertawa setiap saat agar terhindar dari hipertensi. Hal ini dilakukan untuk menjaga tekanan darah pasien agar tetap normal.

1.4.5 Bagi Peneliti Lainnya

Sebagai rujukan agar dapat meneliti lebih lanjut khususnya tentang Efektivitas Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang “Efektifitas Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi”.sejauh penelusuran peneliti yang telah dilakukan belum ada peneliti yang meneliti tentang penelitian tersebut. Namun beberapa peneliti yang dilakukan sebelumnya tentang terapi musik klasik dan terapi tertawa adalah :


(28)

8

1. Agustin (2012) meneliti tentang “Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Lansia di Posyandu III Desa Belikanget Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban”. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian preeksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Dalam uji statistik peneliti menggunakan uji T-dependen (paired sample test) menghasilkan nilai p= 0,000, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi kesimpulannya adalah pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di Posyandu lansia III Desa Balikanget Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban mempunyai hasil yang bermakna.

2. Susilowati (2011) meneliti tentang“Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik pada Penderita Hipertensi di Club Senam Sasana

Sumbersari Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang”. Metode yang digunakan

adalah Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Hasil analisa dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test menggunakan taraf signifikan 0,05 adalah p < 0,05 dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p (sign. 2-tailed) = 0,003. Jadi kesimpulannya adalah terapi tertawa berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Klub Senam Sasana Sumbersari Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang.

3. Silviana (2012) meneliti tentang “Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Akibat

Pemberian Aroma Terapi Kenanga (Cananga Odorata) pada Lanjut Usia di UPT

PSLU Blitar”. Metode yang digunakan adalah Pre Experiment Design dengan

rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Hasil paired t-Test dari tekanan darah sistolik pretest dan posttest diperoleh P value 0,000 dan hasil paired t-Test dari tekanan darah diastolik pretest dan posttest diperoleh P value 0,000. Jadi kesimpulannya adalah ada perbedaan penurunan tekanan darah akibat pemberian


(29)

9

aromaterapi kenanga (Cananga Odorata) pada lanjut usia di UPT PSLU Blitar baik sistolik maupun diastolik.

4. Indah (2012) meneliti tentang “Gambaran Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Lansia Setelah Mengonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten

Malang”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Hasil

penelitian didapatkan ada penurunan tekanan darah sistolik pada lansia sebelum dan sesudah mengonsumsi air putih (p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak) dan ada penurunan tekanan darah diastolik pada lansia sebelum dan sesudah mengonsumsi air putih (p = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak). Jadi kesimpulannya adalah terapi air putih dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Perbedaan pada penelitian – penelitian yang dilakukan diatas dengan

penelitian yang akan dilakukan berjudul “ Efektivitas Antara Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita

Hipertensi” adalah peneliti akan meneliti tentang efektivitas antara 2 terapi untuk

menurunkan tekanan darah tinggi dimana terapi yang akan dilakukan adalah terapi musik klasik dan terapi tertawa pada penderita hipertensi yang berusia 21 tahun hingga 59 tahun di Puskesmas Sananwetan Blitar.

1.6 Batasan Istilah Penelitian

1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Akibatnya, volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam tubuh (Puspitorini, 2008).

2. Tekanan darah sistolik adalah tekanan dalam arteri yang terjadi saat dipompanya darah dari jantung ke seluruh tubuh (Marliani&Tantan, 2007).


(30)

10

3. Tekanan darah diastolik adalah tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat (Marliani&Tantan, 2007).

4. Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik untuk meningkatkan, mempertahankan, serta mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional, dan spiritual. Dalam kedokteran disebut sebagai terapi pelengkap (complementary medicine) (Setyoadi&Kushariyadi, 2011).

5. Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai kegembiraan di dalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, senyuman yang menghias wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang lapang, peredaran darah yang lancar sehingga bisa mencegah penyakit, memelihara kesehatan, serta menghilangkan stres (Robinson, 1990; Dahl dan O’Neal, 1993, dalam, Setyoadi&Kushariyadi, 2011).

6. Tekanan darah adalah kekuatan darah dalam menekan dinding pembuluh darah. Setiap kali berdetak (sekitar 60-70 kali per menit dalam keadaan istirahat), jantung akan memompa darah kita melewati pembuluh darah (Puspitorini, 2008).


(1)

sekitar 30% (Hasan, 2009 dalam Desinta, 2011). Terapi tertawa yang diberikan selama 15-20 menit dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan setiap penurunan tekanan darah 5 mmHg pada penderita hipertensi diperkirakan mampu menurunkan mortalitas akibat akibat stroke sekitar 14% dan akibat penyakit jantung koroner 7 persen (Khiristina, 2008).

Untuk membantu agar pemberian terapi musik klasik dan terapi tertawa lebih efektif pada pasien hipertensi diperlukan peran perawat yang membantu dan mengontrol tekanan darah pasien. Peran perawat sebagai edukator dan memberikan pendidikan kesehatan agar pasien mengubah gaya hidup kearah gaya hidup sehat seperti olahraga, mengatur pola makan atau diet seperti rendah garam, rendah kolestrol, dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengonsumsi alkohol dan rokok (Perry&Potter, 2006).

Berdasarkan data yang didapatkan dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Sananwetan Blitar tidak ada yang menggunakan terapi musik dan terapi tertawa untuk menangani hipertensi. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap beberapa puskesmas, peneliti memilih Puskesmas Sananwetan yang memiliki potensi untuk diadakan penelitian, karena prevalensi penderita hipertensi di Puskesmas Sananwetan sebesar 96 orang per bulan. Di Puskesmas Sananwetan selain diberikan obat hipertensi pasien juga sudah pernah mendapatkan penyuluhan, tetapi masih ada pasien yang menderita hipertensi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Efektifitas Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Penderita Hipertensi”.


(2)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana efektifitas terapi musik klasik dan terapi tertawa terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas terapi musik klasik dan terapi tertawa terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sebelum dilakukan terapi musik klasik.

2. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sebelum dilakukan terapi tertawa.

3. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sesudah dilakukan terapi musik klasik.

4. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sesudah dilakukan terapi tertawa.

5. Menganalisis efektifitas terapi musik klasik dan terapi tertawa terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas antara terapi musik klasik dan terapi tertawa terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi dan bermanfaat untuk menambah pengalaman peneliti dalam menangani pasien penderita hipertensi.


(3)

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Untuk bahan bacaan dan tambahan informasi di bagian madikal bedah tentang terapi terhadap hipertensi. Serta dapat menjadi rujukan bagi peneliti dari institusi pendidikan kesehatan apabila ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan terapi musik klasik maupun terapi tertawa.

1.4.3 Bagi Layanan Kesehatan

Setelah dilakukan penelitian dan mendapatkan terapi yang lebih efektif terhadap penurunan tekanan darah tinggi diharapkan petugas kesehatan dapat menerapkan terapi tersebut pada pasien hipertensi.

1.4.4 Bagi Penderita Hipertensi

Pasien dapat melakukan terapi musik klasik atau terapi tertawa setiap saat agar terhindar dari hipertensi. Hal ini dilakukan untuk menjaga tekanan darah pasien agar tetap normal.

1.4.5 Bagi Peneliti Lainnya

Sebagai rujukan agar dapat meneliti lebih lanjut khususnya tentang Efektivitas Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang “Efektifitas Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi”.sejauh penelusuran peneliti yang telah dilakukan belum ada peneliti yang meneliti tentang penelitian tersebut. Namun beberapa peneliti yang dilakukan sebelumnya tentang terapi musik klasik dan terapi tertawa adalah :


(4)

1. Agustin (2012) meneliti tentang “Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Lansia di Posyandu III Desa Belikanget Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban”. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian preeksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Dalam uji statistik peneliti menggunakan uji T-dependen (paired sample test) menghasilkan nilai p= 0,000, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi kesimpulannya adalah pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di Posyandu lansia III Desa Balikanget Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban mempunyai hasil yang bermakna.

2. Susilowati (2011) meneliti tentang“Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik pada Penderita Hipertensi di Club Senam Sasana Sumbersari Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang”. Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Hasil analisa dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test menggunakan taraf signifikan 0,05 adalah p < 0,05 dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p (sign. 2-tailed) = 0,003. Jadi kesimpulannya adalah terapi tertawa berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Klub Senam Sasana Sumbersari Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang.

3. Silviana (2012) meneliti tentang “Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Akibat Pemberian Aroma Terapi Kenanga (Cananga Odorata) pada Lanjut Usia di UPT PSLU Blitar”. Metode yang digunakan adalah Pre Experiment Design dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Hasil paired t-Test dari tekanan darah sistolik pretest dan posttest diperoleh P value 0,000 dan hasil paired t-Test dari tekanan darah diastolik pretest dan posttest diperoleh P value 0,000. Jadi kesimpulannya adalah ada perbedaan penurunan tekanan darah akibat pemberian


(5)

aromaterapi kenanga (Cananga Odorata) pada lanjut usia di UPT PSLU Blitar baik sistolik maupun diastolik.

4. Indah (2012) meneliti tentang “Gambaran Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Lansia Setelah Mengonsumsi Air Putih di UPT Puskesmas Lawang Kabupaten Malang”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian didapatkan ada penurunan tekanan darah sistolik pada lansia sebelum dan sesudah mengonsumsi air putih (p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak) dan ada penurunan tekanan darah diastolik pada lansia sebelum dan sesudah mengonsumsi air putih (p = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak). Jadi kesimpulannya adalah terapi air putih dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Perbedaan pada penelitian – penelitian yang dilakukan diatas dengan

penelitian yang akan dilakukan berjudul “ Efektivitas Antara Terapi Musik Klasik dan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi” adalah peneliti akan meneliti tentang efektivitas antara 2 terapi untuk menurunkan tekanan darah tinggi dimana terapi yang akan dilakukan adalah terapi musik klasik dan terapi tertawa pada penderita hipertensi yang berusia 21 tahun hingga 59 tahun di Puskesmas Sananwetan Blitar.

1.6 Batasan Istilah Penelitian

1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Akibatnya, volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam tubuh (Puspitorini, 2008).

2. Tekanan darah sistolik adalah tekanan dalam arteri yang terjadi saat dipompanya darah dari jantung ke seluruh tubuh (Marliani&Tantan, 2007).


(6)

3. Tekanan darah diastolik adalah tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat (Marliani&Tantan, 2007).

4. Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik untuk meningkatkan, mempertahankan, serta mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional, dan spiritual. Dalam kedokteran disebut sebagai terapi pelengkap (complementary medicine) (Setyoadi&Kushariyadi, 2011).

5. Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai kegembiraan di dalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, senyuman yang menghias wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang lapang, peredaran darah yang lancar sehingga bisa mencegah penyakit, memelihara kesehatan, serta menghilangkan stres (Robinson, 1990; Dahl dan O’Neal, 1993, dalam, Setyoadi&Kushariyadi, 2011).

6. Tekanan darah adalah kekuatan darah dalam menekan dinding pembuluh darah. Setiap kali berdetak (sekitar 60-70 kali per menit dalam keadaan istirahat), jantung akan memompa darah kita melewati pembuluh darah (Puspitorini, 2008).


Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KLUB SENAM SASANA SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG

34 239 24

PERBANDINGAN PENGARUH TERAPI MUSIK TRADISIONAL DAN TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

4 33 160

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI BEKAM DAN TERAPIPIJAT REFLEKSI TERHADAP TEKANAN DARAH Efektivitas Pemberian Terapi Bekam Dan Terapi Pijat Refleksi Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.

0 4 14

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI BEKAM DAN TERAPI PIJAT REFLEKSI TERHADAP TEKANAN DARAH Efektivitas Pemberian Terapi Bekam Dan Terapi Pijat Refleksi Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.

0 3 16

PENDAHULUAN Efektivitas Pemberian Terapi Bekam Dan Terapi Pijat Refleksi Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.

0 3 8

DAFTAR PUSTAKA Efektivitas Pemberian Terapi Bekam Dan Terapi Pijat Refleksi Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.

0 11 4

PERBEDAAN PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY DAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT.

1 2 2

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

1 3 13

PENERAPAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA KELUARGA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIKAJAR KECAMATAN KALIGONDANG PURBALINGGA

0 0 18

EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA KABUPATEN BANYUMAS

0 0 17