BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transformasi α-pinena menjadi senyawa turunan dari minyak terpentin merupakan temuan baru yang melibatkan perubahan struktur
sangat komplek tetapi dapat terjadi dalam kondisi reaksi yang cukup mudah. Hidrasi
α-pinena dengan katalis asam dapat menghasilkan senyawa terpineol. Terpineol merupakan senyawa fragrance yang
digunakan dalam kosmetika dekoratif, sampo, sabun, pembersih rumah tangga dan deterjen Santos dan Morgado, 2005; Bathia et al., 2008.
Terpineol disintesis dari bahan dasar α-pinena atau minyak
terpentin mentah dengan hidrasi α-pinena. Pakdel 2001 dan Santos
dan Morgado, 2005 telah menghidrasi α-pinena hasil utama hidrasi
adalah α-terpineol dari mereaksikan α-pinena dengan 15 asam sulfat
dan aseton berlebih dalam penangas minyak yang dipanaskan pada 80- 85
C selama 4 jam. Senyawa α-pinena juga dapat mengalami hidrasi dengan
katalis asam padat. Yadav et al. 2009 telah melakukan hidrasi α-
pinena menjadi terpineol menggunakan logam transisi dan zeolit-beta penukar ion. Avila et al.
2010 juga telah menghidrasi α-pinena menghasilkan terpineol dengan katalis asam padat yaitu menggunakan
logam-logam seperti Ti dan Zr, dan diimpregnasi dengan asam trikloroasetat. Pada penggunaan logam Zr, hasilnya paling tinggi yaitu
1
75 selektivitas alkohol yang dihasilkan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui seberapa besar
efek rasio massa reaktan dalam mengubah komponen utama minyak
terpentin, α-pinena, menjadi senyawa terpineol yang merupakan bahan
baku industri parfum dengan katalis zeolit alam teraktivasi.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang dipecahkan dirumuskan lebih rinci sebagai berikut:
Berapa besar efek rasio massa reaktan memberikan hasil selektivitas terpilih dalam reaksi hidrasi
α-pinena?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui seberapa besar efek rasio massa reaktan pada reaksi
pembentukan terpineol.
1.4 Manfaat Penelitian