Analysis Of Participatory Communication In Community Empowerment Through Program Nutrition Intervention (Case Study At Kelompok Gizi Masyarakat Pulokerto Palembang City).

ANALISIS KOMUNIKASI PARTISIPASI PADA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERBAIKAN GIZI
(Studi Kasus Kelompok Gizi Masyarakat Pulokerto Kota Palembang)

ALI ALAMSYAH KUSUMADINATA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Komunikasi Partisipasi
pada Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Perbaikan Gizi (Studi Kasus
Kelompok Gizi Masyarakat Pulokerto Kota Palembang) adalah karya saya dengan
arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari
karya tulis yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.


Bogor, Juli 2012

Ali Alamsyah Kusumadinata
NIM I352080021

ABSTRACT
ALI ALAMSYAH KUSUMADINATA. ANALYSIS OF PARTICIPATORY
COMMUNICATION IN COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH
PROGRAM NUTRITION INTERVENTION (Case Study at Kelompok Gizi
Masyarakat Pulokerto Palembang City). Under the supervision of SARWITITI
SARWOPRASODJO and NINUK PURNANINGSIH.

Nutrition intervention through community empowerment program aims to
empower improve people's nutrition. this research was done in the district of
Pulokerto, Palembang city. The aims of this research were (1) to analyze the
meaning of the personal factor in nutrition improvement program, (2) to analyze
the group dynamics that occur in nutrition improvement program, (3) to analyze
the participatory communication that takes place in the nutrition program. This
research was conducted with qualitative methods used the instrumental case study

approach. Data was collected by interviewing the participant involved,
participating observation and documentation. The results showed that (1) the
influence of personal factors in the empowerment program to improve nutrition
and motivational factors, affected the perception of community involvement in the
program. (2) Factors affecting the dynamics of group empowerment program of
activities to improve nutrition, looked at cohesion, leadership and role within the
group. (3) The communication mode of participation that occur using monologues
and dialogues in the success of nutrition improvement program on community
empowerment.
Keywords: participatory communication, dynamic group, personal factors

RINGKASAN
ALI ALAMSYAH KUSUMADINATA. Analisis Komunikasi Partisipasi Pada
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Perbaikan Gizi (Studi Kasus
Kelompok Gizi Masyarakat Pulokerto Kota Palembang). Dibimbing oleh
SARWITITI SARWOPRASODJO dan NINUK PURNANINGSIH.
Pembangunan manusia adalah suatu proses menuju perubahan kearah yang
lebih baik dimana hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan dapat menikmati
standar hidup yang layak. Pembangunan Indonesia menempati peringkat 124 dari
187 negara yang didasarkan dari hasil riset United Nations Development

Programme (UNDP) tahun 2011. Hal ini dipengaruhi tiga faktor, yaitu harapan
hidup, kesehatan, pengetahuan dan standar hidup atau pendapatan perkapita. Oleh
karena itu peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan fokus dari sebuah
pembangunan. Program Nutrition Intervention Through Community
Empowerment (NICE) yang berlatar belakang kesehatan keluarga dimana
program tersebut dianggarkan dari kerja sama Asian Develompment Bank dengan
pemerintah dalam bentuk atau proyek program perbaikan gizi yang berbasis
pemberdayaan masyarakat.
Prinsip dari program NICE adalah akses,
keterbukaan, partisipasi dan kelembagaan. Program tersebut menggunakan
konsep komunikasi yang berbasis partisipasi dalam menggerakkan program.
Program yang berjalan selama ini menggunakan konsep yang sama namun setelah
pelaksanaan program mengalami ketimpangan dengan penggunaan komunikasi
yang tidak merata sebagaimana prinsip dari komunikasi partisipasi adanya
keselarasan dalam program. Keberhasilan program pembangunan dalam program
pembangunan yang berbasis pemberdayaan dari sejumlah penelitian terdahulu
tidak terlepas dari pelaksana program di lapangan baik oleh karakteristik personal
maupun dinamika kelompok dari pelaksanaan program dalam menggerakkan
program. Oleh karena itu, penelitian ini untuk melihat pemaknaan dari sebuah
program pembangunan, dinamika kelompok yang terjadi di lapangan serta

komunikasi partisipasi yang terjadi dalam proses interaksi pada sebuah program
yang berbasis pemberdayaan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan
pendekatan kualitatif dimana peneliti menggali informasi dengan langsung
berinteraksi dalam kegiatan program. Data yang digunakan adalah pertama data
primer yang merupakan data langsung dari informan. Kedua data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait, media massa dan artikel
ilmiah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara,
pengamatan berperan serta terbatas serta dokumentasi. Data diolah dengan
menggunakan teknik model interkatif Huberman. Data diperoleh dan
dikelompokkan dalam kategori serta direduksi ataupun diverivikasi lalu
disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor personal kelompok dalam
Proses komunikasi perlu diperhatikan dalam memulai sebuah komunikasi
program pembangunan. Proses komunikasi tercipta oleh adanya pemaknaan yang
sama dengan memberikan pendekatan dan arahan yang jelas terhadap suatu
program. Komunikasi yang dibangun dalam program tersebut dapat menciptakan

komunikasi yang kongruen dan konvergen. Informasi yang diperoleh dari
informan menunjukkan bahwa persepsi dan motivasi yang sama terhadap program

dapat membangun sebuah komunikasi partisipiasi dalam program pembangunan.
Persepsi dan motivasi ini dibangun oleh interaksi yang berulang dalam peristiwa
yang berbeda dalam konteks program pembangunan. Peristiwa komunikasi
pembangunan tersebut dalam bentuk pelaksanaan program baik pada tahap
perencanaan berupa pembentukan kelompok, pelaksanaan berupa rapat kerja
kelompok dan pelaksanaan rencana kelompok, monitoring dan evaluasi pada saat
sosialisasi hasil kerja kelompok. Faktor personal yang dibangun masing-masing
informan berbeda-beda pengertian namun memiliki satuan pemaknaan yang sama
dalam menjalankan program.
Faktor dinamika kelompok yang terjadi dalam program pemberdayaan
mempengaruhi peristiwa komunikasi partisipasi pada program pemberdayaan gizi
masyarakat. Faktor dinamika kelompok yang dimaksud adalah proses pelaksanaan
kegiatan program yang diukur dari kekompakan, kepemimpinan dan peranan yang
dilakukan dalam kelompok progran. Program yang dijalankan sesuai dengan
tupoksi yang diharapkan meskipun hasil yang dicapai belum mampu
memberdayakan masyarakat secara langsung. Proses pemberdayaan
membutuhkan waktu yang panjang dan tidak dapat dilakukan dengan instan.
Komunikasi partisipasi yang terjadi adalah komunikasi yang berbasis
program. Komunikasi ini berbentuk komunikasi yang terdiri dari dialog dan
gabungan monolog dan dialog. Komunikasi yang monolog dan dialog terjadi

dalam peristiwa komunikasi pada tahap pembentukan kelompok, rapat kerja
dalam kelompok, sosialisasi hasil kegiatan kelompok. Kegiatan komunikasi yang
dialog pada pelaksanaan bersifat fungsional dimana menjalankan fungsi yang
telah direncanakan bersama. Komunikasi monolog dan dialog pada tahap
pembentukan kelompok bersifat informatif dan interaktif. Tahapan rapat kerja
kelompok menggunakan komunikasi yang bersifat informatif dan konsultatif.
Berbeda dengan tahapan sosialisasi kerja kelompok bersifat interaktif dan
konsultatif. Perbedaan ini didasarkan oleh peristiwa yang terjadi dalam interaksi
kelompok. Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah perlunya
diperhatikan dalam setiap peristiwa komunikasi program yang terjadi dalam
program perbaikan gizi yaitu karakteristik personal seseorang dalam membangun
komunikasi yang konvergen sehingga minat yang dimunculkan sesuai dengan
arahan pembangunan yang dilakukan dan perlunya mengefektifkan dinamika
kelompok diantara anggota sehingga komunikasi yang dilakukan tepat sasaran
dengan mengembangkan komunikasi yang multitrack agar komunikasi jelas dan
memiliki kesenangan yang sama.
Kata Kunci : Komunikasi partisipasi, karakteristik personal, dinamika kelompok

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak cipta dilindungi Undang-undang :

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik
atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

ANALISIS KOMUNIKASI PARTISIPASI PADA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERBAIKAN GIZI
(Studi Kasus Kelompok Gizi Masyarakat Pulokerto Kota Palembang)

ALI ALAMSYAH KUSUMADINATA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis :

Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS

Judul Tesis

Nama

: Analisis Komunikasi Partisipasi Pada Pemberdayaan
Masyarakat Melalui
Program Perbaikan Gizi
(Studi Kasus Kelompok Gizi Masyarakat Pulokerto Kota
Palembang)
: Ali Alamsyah Kusumadinata


NRP

: I352080021

Program Studi

: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
(KMP)

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sarwititi Sarwoprasodjo, MS
Ketua

Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si
Anggota

Diketahui


Koordinator Program Studi
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Tanggal Ujian : 6 Juni 2012

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada
waktunya sesuai dengan harapan dan keinginan penulis. Selesainya karya ilmiah
ini tak terlepas dari bimbingan, perhatian dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan rasa hormat kepada :
1.

2.
3.
4.
5.

6.

7.

Dr. Ir. Sarwititi Sarwoprasodjo, MS selaku ketua komisi pembimbing yang
senantiasa memberikan bimbingan serta petunjuk kepada penulis yang
bersifat membangun.
Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si selaku pembimbing ke II yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan serta dukungan dalam penelitian ini.
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS selaku ketua program studi komunikasi
pembangunan pertanian dan pedesaan yang memberikan dukungan.
Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS selaku penguji luar komisi yang memberikan
dorongan dan masukan kepada penulis.
Pemerintah Kecamatan Gandus, Dinas Kesehatan Kota Palembang,
Kelurahan Pulokerto, Puskesmas Gandus dan Masyarakat Gandus yang telah
bersedia membantu proses kelancaran serta dijadikan obyek penelitian.
Kupersembahkan kepada kedua orang tuaku (Abdul Hamid dan Tri Ratna),
adikku (Muhamad Yusuf) dan istriku (Astrid Sri Wahyuni Sumah) selalu
memberikan inspirasi dan motivasi serta kasih sayang kepada penulis.
Seluruh teman di Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan yang
telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis, saya ucapkan terima
kasih semuanya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Amin.

Bogor,

Juli 2012

Ali Alamsyah Kusumadinata

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tembilahan, Riau pada tanggal 03 November 1984
dari Ayah Abdul Hamid dan Ibu Tri Ratna. Penulis merupakan putra pertama dari
dua bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMA Bina Warga I Palembang dan pada
tahun yang sama lulus seleksi masuk penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya dan menamatkannya pada tahun 2007.
Pada tahun 2008, penulis melanjutkan studi ke Program Pascasarjana IPB pada
mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP) dengan sumber
pendanaan sendiri. Penulis menyelesaikan pendidikan strata dua (S2) pada tahun
2012. Penulis pernah aktif di beberapa kegiatan organisasi KAHMI cabang
Palembang, Ikatan Alumni UNSRI serta Organisasi Himpunan Mahasiswa
Muslim Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Himmpas IPB), Forum Mahasiswa
Pascasarjana (WACANA) IPB Bogor, Dewan Perwakilan Mahasiswa
Pascasarjana (DEMA).

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................

xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xix

PENDAHULUAN
Latar Belakang ..........................................................................................
Rumusan Masalah .....................................................................................
Tujuan Penelitian .......................................................................................
Manfaat Penelitian .....................................................................................

1
3
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pembangunan ........................................................................
Komunikasi Partisipasi ..............................................................................
Komunikasi Partisipasi pada Pemberdayaan Masyarakat .........................
Komunikasi Kelompok .............................................................................
Faktor Karakteristik Personal Kelompok ..................................................
Persepsi ..............................................................................................
Motivasi ..............................................................................................
Faktor Dinamika dalam Kelompok ...........................................................
Kekompakan ......................................................................................
Kepemimpinan ...................................................................................
Peranan ...............................................................................................
Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Perbaikan Gizi ...................
Tujuan dan Sasaran Program Perbaikan Gizi .....................................
Organisasi Pelaksana Program Perbaikan Gizi ..................................
Kegiatan Komunikasi Program Perbaikan Gizi .................................
Mekanisme Kegiatan Program Perbaikan Gizi ..................................
State of the Arts Hasil Penelitian ........................................................

5
9
14
15
18
18
19
21
21
22
22
23
23
24
26
26
27

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran ..................................................................................
Definisi Konseptual ...................................................................................
Hipotesis Pengarah ....................................................................................

31
33
35

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian .......................................................................................
Tempat dan Waktu Kajian .........................................................................
Jenis Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
Sumber Data dan Validitas Data ...............................................................
Pengolahan dan Analisis data ....................................................................

37
39
39
41
43

Halaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Objek Penelitian .........................................................................
Letak Geografis dan Administrasi ........................................................
Keadaan Demografis ............................................................................
Aktivitas Keagamaan, Pendidikan dan Kesehatan................................
Perhubungan dan Komunikasi ..............................................................
Program Perbaikan Gizi dalam KGM Pulokerto..........................................
Tujuan Program Perbaikan Gizi ...........................................................
Organisasi Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi .................................
Sasaran Penerima Program Perbaikan Gizi ..........................................
Strategi Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi .....................................
Deskripsi Peristiwa Komunikasi pada Program Pemberdayaan Perbaikan
Gizi Masyarakat ...........................................................................................
Pertemuan Pembentukan Kelompok Kerja ..........................................
Pertemuan Rapat Kerja Kelompok .......................................................
Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Gizi Masyarakat ............................
Sosialisasi Kegiatan Kelompok Gizi Masyarakat ................................
Setting Komunikasi pada Program Pemberdayaan Perbaikan Gizi
Masyarakat ...................................................................................................
Faktor Personal Partisipan dalam Pemaknaan Kegiatan Program
Perbaikan Gizi Masyarakat ..........................................................................
Informan An, Anggota KGM dan Kader Posyandu .............................
Informan Hd, Ketua Pokja PKK dan Sekretaris KGM .........................
Informan Zr, Petugas Penyuluh Kesehatan dan DTT Program NICE
Informan Md, Tokoh Masyarakat dan Bendahara NICE-KGM
Pulokerto ...............................................................................................
Informan Ad, Fasilitator Masyarakat Program NICE Kecamatan
Gandus ..................................................................................................
Ikhtisar ..................................................................................................
Faktor Dinamika Kelompok dalam Program Pemberdayaan Perbaikan
Gizi Masyarakat ...........................................................................................
Kekompakan dalam Kelompok ............................................................
Kepemimpinan dalam Kelompok .........................................................
Peranan dalam Kelompok .....................................................................
Ikhtisar ..................................................................................................
Analisis Komunikasi Partisipasi pada Program Perbaikan Gizi
Masyarakat ...................................................................................................
Pembentukan Kelompok dalam Program Perbaikan Gizi ....................
Rapat Kerja Kelompok dalam Program Perbaikan Gizi .......................
Pelaksanaan Kerja Kelompok dalam Program Perbaikan Gizi ............
Sosialisasi Kegiatan Kelompok dalam Program Gizi Masyarakat ......
Ikhtisar ..................................................................................................
Implikasi Teoritis: Komunikasi Personal dan Dinamika Kelompok dalam
Upaya Membangun Komunikasi Partisipasi dalam Pembangunan ............

45
45
46
48
49
51
51
52
52
52
55
55
63
69
71
76
79
80
82
85
88
90
93
96
96
101
103
106
112
112
115
118
199
120
124

Halaman
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................................
Saran ............................................................................................................

127
128

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

129

LAMPIRAN ....................................................................................................

133

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Konsep pendekatan komunikasi pembangunan.............................................

8

2 State of the arts penelitian komunikasi partisipasi .......................................

27

3 Teknik pengumpulan data dalam satuan peristiwa .......................................

41

4

Sumber data informan penelitian .................................................................

42

4

Orbitasi jarak dan waktu tempuh di Kelurahan Pulokerto ...........................

46

5

Persentase tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Pulokerto ...............

47

6

Rangkaian kegiatan komunikasi pada program pemberdayaan perbaikan
gizi ...............................................................................................................

75

7

Pemaknaan faktor personal yang melekat pada An .....................................

82

8

Pemaknaan faktor personal yang melekat pada Hd .....................................

85

9

Pemaknaan faktor personal yang melekat pada Zr ......................................

88

10 Pemaknaan faktor personal yang melekat pada Md .....................................

90

11 Pemaknaan faktor personal yang melekat pada Ad .....................................

92

12 Pemaknaan faktor personal yang melekat pada informan ...........................

94

13 Tanggapan informan terhadap peristiwa dinamika kelompok pada
program pemberdayan perbaikan gizi masyarakat ......................................

108

14 Pendekatan komunikasi partisipasi dalam peritistiwa program perbaikan
gizi masyarakat ...........................................................................................

126

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka pemikiran penelitian........................................................................

33

2 Proses analisis data..........................................................................................

44

3 Siklus kegiatan program perbaikan gizi..........................................................

54

4 Setting rapat di Kelurahan Pulokerto ..............................................................

76

5 Setting rapat di kediaman rumah ....................................................................

77

6 Setting rapat di Puskesmas Gandus ................................................................

78

7 Hubungan komunikasi partisipasi (monolog dan dialog) terhadap faktor
personal dan dinamika kelompok ..................................................................

122

8 Hubungan komunikasi partisipasi (dialog) terhadap faktor yang
mempengaruhi pada KGM Pulokerto ...........................................................

123

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Peta lokasi penelitian Kelurahan Pulokerto Kota Palembang ........................

135

2 Daftar panduan pertanyaan penelitian ............................................................

137

3 Dokumentasi pertemuan..................................................................................

141

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan manusia adalah suatu proses menuju perubahan kearah yang
lebih baik dimana hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan dapat menikmati
standar hidup yang layak. Pembangunan Indonesia menempati peringkat 124 dari
187 negara yang didasarkan dari hasil riset United Nations Development
Programme (UNDP) tahun 2011. Hal ini dipengaruhi tiga faktor, yaitu harapan
hidup, kesehatan, pengetahuan dan standar hidup atau pendapatan perkapita. Oleh
karena itu peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan fokus dari sebuah
pembangunan.
Peranan komunikasi dalam pembangunan merupakan sebuah syarat
majunya sebuah bangsa. Tanpa sebuah komunikasi dalam sebuah program
pembangunan tidak memiliki arti dalam berbangsa. Arti sebuah komunikasi dalam
pembangunan merupakan sebuah perubahan baru bagi pembangunan di Indonesia.
Program-program yang berbasis masyarakat lebih dikedepankan dengan lahirnya
beberapa program yang berbasis partisipatif. Pentingnya sebuah program yang
berbasis partisipatif merupakan salah satu fungsi dari komunikasi partisipasi. Oleh
karena itu, komunikasi partisipasi yang merupakan bentuk antitesa dari
komunikasi bersifat top down.
Komunikasi partisipasi merupakan bentuk strategi program pembangunan
yang melibatkan masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat diajak dalam
memahami permasalahan yang terjadi dan melibatkan dalam perencanaan hingga
pelaksanaan pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan baik
berupa monitoring dan evaluasi juga menjadi bagian penting pembangunan.
Sejumlah kasus yang telah bergulir dari program pembangunan menggunakan
strategi komunikasi partisipasi dalam menggerakkan pembangunan tersebut.
Salah satunya adalah Program Kelompok Gizi Masyarakat yang merupakan
program yang dikelola oleh pemerintah bekerja sama dengan masyarakat luar
negeri dalam upaya memperbaiki gizi masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat lokal. Program perbaikan gizi tersebut dikelola secara partisipasi oleh
masyarakat sehingga mampu berperan aktif dalam setiap program kegiatan yang

2

memfokuskan pada bidang perbaikan gizi keluarga dan masyarakat dengan
pendekatan kelompok dan massa.
Program serupa yang berbasis masyarakat telah banyak menghiasi kegiatan
pembangunan salah satunya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM). Muchlis (2009) menemukan bahwa program PNPM yang berbasis
masyarakat masih terkooptasi oleh kepentingan pemerintah. Hal ini didukung
oleh Zainuri (2005) menyatakan Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
sekarang berganti nama dengan PNPM belum berhasil memberdayakan keluarga
miskin. Selain itu, Muchtar (2007) menyatakan bahwa tidak terjadi sebuah proses
pemberdayaan dalam implementasi P2KP yang saat ini berubah nama menjadi
PNPM. Akan tetapi sebaliknya, Solihin (2005) mengungkapkan bahwa
keberhasilan dari program P2KP di Kota Depok memiliki temuan berbeda,
terdapat

peningkatan

pada

aspek

ekonomi

sebesar

60%

penambahan

kesejahteraan, terciptanya interaksi antar kelompok dan fasilitator yang harmonis
serta peningkatan sarana dan prasarana.
Program pemberdayaan yang berbasis kelompok merupakan strategi
program pembangunan sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi sebuah
solusi bersama menghadapi masalah yang dirasakan. Pendekatan kelompok dan
personal dengan menggunakan isu komunikasi partisipasi dalam sebuah
pemberdayaan tidak hanya dilakukan pada program besar namun, pada program
yang beraspek kecil menggunakan pendekatan kelompok. Strategi komunikasi
yang digunakan dikenal dengan komunikasi partisipasi. Komunikasi partisipasi
merupakan komunikasi yang terjadi antar pemegang kekuasaan dan penerima
kekuasaan duduk bersama secara bersama dengan prinsip saling keterbukaan dan
kemerdekaan dalam setiap otonom individu, sehingga tercipta partisipasi yang
diharapkan dari sebuah komunikasi.
Komunikasi partisipasi merupakan proses penyampaian pesan melalui
kebebasan berbicara dalam setiap otonom individu. Hasil penelitian terdahulu
menunjukkan pentingnya

komunikasi

partisipasi

dalam setiap program.

Mulyasari (2009) berpendapat bahwa komunikasi partisipasi memiliki hubungan
terhadap kepuasan dan partisipasi masyarakat dalam keberhasilan pelaksanaan
program. Yusron (2011) menunjukkan bahwa komunikasi partisipasi melibatkan

3

masyarakat secara lokal sehingga pemahaman dan kemampuan masyarakat
terhadap program menjadi faktor yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan
sebuah program. Adapun Saputra (2011) menambahkan bahwa perilaku
komunikasi partisipasi sangat ditentukan oleh karakteristik pelaku serta peran
pelaku di dalam sebuah penyampaian program pembangunan.
Program Nutrition Intervention Through Community Empowerment (NICE)
yang berlatar belakang kesehatan keluarga dimana program tersebut dianggarkan
dari kerja sama Asian Develompment Bank dengan pemerintah dalam bentuk atau
proyek program perbaikan gizi yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Prinsip
dari program NICE adalah akses, keterbukaan, partisipasi dan kelembagaan.
Sehingga program tersebut menggunakan konsep komunikasi yang berbasis
partisipasi dalam menggerakkan program.

Banyak program yang berjalan

menggunakan konsep yang sama namun setelah pelaksanaan program mengalami
ketimpangan dengan penggunaan komunikasi yang tidak merata sebagaimana
prinsip dari komunikasi partisipasi adanya keselarasan dalam program.
Keberhasilan program pembangunan dalam program pembangunan yang berbasis
pemberdayaan dari sejumlah penelitian terdahulu tidak terlepas dari pelaksana
program di lapangan baik oleh karakteristik personal maupun dinamika kelompok
dari pelaksanaan program dalam menggerakkan program. Oleh karena itu, Penulis
tertarik melakukan kajian untuk melihat pemaknaan dari sebuah program
pembangunan, dinamika kelompok yang terjadi di lapangan serta komunikasi
partisipasi yang terjadi dalam proses interaksi pada sebuah program yang berbasis
pemberdayaan.
Rumusan Masalah
Komunikasi
pemberdayaan.

partisipasi

Keterlibatan

adalah

bagian

masyarakat

dalam

dari

strategi

program

komunikasi

adalah

bentuk

pemberdayaan yang partisipatif. Sehingga penelitian ingin melihat program
perbaikan gizi melalui pemberdayaan masyarakat yang merupakan basis
pemberdayaan secara partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat. Sehingga
menarik bagi peneliti untuk melihat faktor yang menjadi pengaruh dalam
komunikasi partisipasi itu sendiri. Secara spesifik penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:

4

1. Bagaimanakah faktor personal memaknai program perbaikan gizi masyarakat?
2. Bagaimanakah dinamika kelompok yang terjadi dalam program perbaikan
gizi?
3. Bagaimanakah proses komunikasi partisipasi yang terjadi di dalam program
perbaikan gizi masyarakat?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada
rumusan masalah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan
menganalisis

fenomena

komunikasi

partisipasi

dalam

sebuah

program

pembangunan. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis

faktor personal dalam memaknai program perbaikan gizi

masyarakat.
2. Menganalisis dinamika kelompok yang terjadi di dalam program perbaikan gizi
masyarakat.
3. Mengkaji proses komunikasi partisipasi yang berlangsung di dalam program
perbaikan gizi masyarakat.
Manfaat Penelitian
1. Memberikan sumbangan pemikiran kepada ilmu pengetahuan khususnya
dibidang ilmu komunikasi dalam pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat.
2. Memberikan sumbang saran bagi dunia kepraktisian pada pekerja sosial
khususnya Dinas Kesehatan, Lembaga Masyarakat untuk dapat mengambil
kebijakan dan menerapkan program pembangunan secara umum, khususnya
program pembangunan perdesaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pembangunan
Komunikasi pembangunan merupakan komunikasi yang bertujuan untuk
melaksanakan rencana pembangunan suatu negara. Kegiatan komunikasi untuk
perubahan sosial yang berencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk
secara sadar meningkatkan pembangunan yang manusiawi. Kegiatan komunikasi
pembangunan adalah kegiatan yang mendidik dan memotivasi masyarakat.
Tujuan komunikasi pembangunan adalah menanamkan gagasan-gagasan, sikap
mental dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh suatu negara
berkembang. Aspek komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi
komunikasi sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik diantara semua
pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan terutama antara masyarakat dan
pemerintah. Sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian terhadap
pembangunan (Ardianto & Harun 2011).
Schramm (1964) merumuskan tugas pokok komunikasi dalam suatu
perubahan sosial yaitu: (1) Menyampaikan informasi tentang pembangunan
nasional kepada masyarakat agar dapat memusatkan perhatian pada kebutuhan
akan perubahan, kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana
perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional; (2) Memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan
keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang membuat
keputusan mengenai perubahan, memberi kesempatan kepada para pemimpin
masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, serta
menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari bawah ke atas; (3) Mendidik
tenaga kerja yang diperlukan dalam pembangunan yang mendukung proses untuk
mengubah hidup masyarakat.
Effendy (2001) komunikasi pembangunan merupakan proses penyebaran
pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah
sikap, pendapat dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah
dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh
seluruh rakyat. Strategi yang ditekankan adalah perlunya sosialisasi pembangunan

6

kepada seluruh para pelaku pembangunan daerah dan masyarakat secara umum
melalui berbagai media yang strategis.
Jamias FJ (1975) menyatakan bahwa

tujuan dari sebuah komunikasi

pembangunan adalah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dengan
sasaran yang diharapkan adalah sekelompok massa dengan tingkat literasi dan
penghasilan rendah dengan atribut sosial ekonomi. Oleh sebab itu, mereka harus
berubah dengan adanya keterbukaan informasi dan motivasi untuk menerima serta
memanfaatkan ide-ide dan keterampilan yang belum pernah diketahui dalam
waktu singkat dibanding proses yang diambil dalam keadaan normal.
Agar komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai sasarannya serta
menghindari bias pembangunan maka, Rogers (1985) mengungkapkan perlunya
sebuah prinsip-prinsip dalam komunikasi pembangunan yaitu: (1) Penggunaan
pesan yang dirancang khusus untuk khalayak yang spesifik; (2) Pendekatan
ceiling effect yaitu dengan mengkomunikasikan pesan-pesan kepada khalayak
yang benar-benar berkepentingan tersebut memiliki kesempatan untuk mengejar
ketertinggalannya dan dengan demikian dapat mempersempit jarak efek
komunikasi bagi khalayak yang tidak dituju; (3) Penggunaan pendekatan dengan
melokalisasi penyampaian pesan bagi kepentingan khalayak, Lokalisasi tersebut
disesuaikan dengan situasi kesempatan dimana khalayak berada; (4) Pemanfaatan
saluran tradisional yaitu berbagai bentuk pertunjukkan rakyat yang sejak lama
memang berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat;
(5) Pengenalan para pemimpin opini dikalangan lapisan masyarakat yang
berkekurangan

dan

meminta

bantuan

mereka

untuk

membantu

mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan; (6) Mengaktifkan keikutsertaan
agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai
petugas lembaga pembangunan yang beroperasi dikalangan rekan sejawat mereka
sendiri; (7) Menciptakan dan membina cara-cara atau mekanisme bagi
keikutsertaan khalayak sebagai pelaku pembangunan sejak dari tahapan
perencanaan hingga tahapan evaluasi.
Ardianto & Harun (2011) empat strategi dalam komunikasi pembangunan
yang sering digunakan dalam pembangunan ialah: (1) Strategi yang berdasarkan
media dimana strategi menggunakan media tertentu yang disukai, strategi tersebut

7

adalah teknik yang paling mudah, paling popular karena media digunakan sebagai
basis penyampaian pesan; (2) Strategi dengan menggunakan desain instruksional
dimana strategi yang biasa digunakan oleh para pendidik dalam memfokuskan
pesan pembangunan dengan pembelajaran kepada individu yang dituju lebih
kepada pendekatan sistem untuk pengembangan bahan material; (3) Strategi
partisipatori adalah strategi yang menggunakan pendekatan kepada kerjasama
komunitas dan pertumbuhan pribadi sehingga penekanannya adalah keikut sertaan
individu yang sederajat dalam proses berbagai pengetahuan dan keterampilan; (4)
Strategi pemasaran merupakan strategi yang sifatnya langsung kepada
masyarakat.
Tufte T & Paolo (2009) membagi sebuah strategi komunikasi pembangunan
dalam tiga konsep dalam pelaksanaannya yaitu: (1) Pendekatan difusi atau
monolog, konsep tersebut menekankan pada pemberian informasi kepada
masyarakat dengan menggunakan media ataupun katalisator dari masyarakat,
sasarannya adalah massa; (2) Pendekatan pelatihan, konsep yang ditekankan pada
informasi dan keterampilan hidup dimana model penerapan sistem dengan
pelatihan dua arah atau didaktik, Sasaran dari bentuk ini adalah kelompok yang
dilatih dengan pesan yang telah disusun berdasarkan kriteria yang hendak dicapai
oleh komunikator berdasarkan strategi dan jangka waktu yang telah ditetapkan;
(3) Pendekatan partisipasi atau dua arah dimana komunikasi yang dilakukan
melibatkan masing-masing pihak yang terkait dengan pendekatan kehidupan
sehari-hari dimana rekan kerja merupakan bagaian dari sasaran dalam program
pembangunan. Pembagaian strategi komunikasi pembungunan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.

8

Tabel 1 Konsep pendekatan komunikasi pembangunan
Komunikasi
Pembangunan

Model Difusi (satu
arah/ komunikasi
monolog

Definisi
masalah

Rendahnya
informasi

Aspek budaya
Aspek media
Aspek
pendidikan

Model Diklat

Rendahnya
informasi
dan
keterampilan
Budaya
sebagai Budaya
sebagai
penghambat
pendukung
Diluar
Agen Kelompok kerja di
pembaharu
luar komunitas
Pendidikan Bank Keterampilan
(Bank Pedagogy)
hidup, didaktik

Aspek sasaran

Massa Khalayak Peserta pelatihan
yang pasif

Aspek pesan

Pesan
bersifat Materi
mengajak
pengalaman

Aspek hasil

Perubahan
perilaku

Dampak

Perubahan
perilaku
tampak

Jangka Waktu

Pendek

dan

Perubahan
perilaku,
aturan
sosial,
keterampilan ahli
Perubahan
yang perilaku individu
termasuk
keterampilannya
Pendek

Model Partisipatori
(dua arah/
komunikasi
dialogik)
Rendahnya
kerja
sama
antar
stakeholder
Budaya
sebagai
satuan hidup
Hubungan kerja di
dalam dan di luar
Media
didik
(Liberating
Pedagogy)
Partisipasi
Masyarakat/
stakeholder
Masalah sosial dan
pemecahannya,
dialog
Individu, perilaku
sosial, aturan sosial,
hubungan sosial
Hubungan
kerja
sama yang erat dan
menimbulkan
tidakan bersama
Pendek dan panjang

Sumber : Tufte T & Paolo (2009)

Schramm (1964) membagi atas tiga fungsi dari sebuah komunikasi
pembangunan yaitu: (1) Sebagai pemberi informasi, media massa merupakan
salah satu alat yang digunakan dalam penyampaian pesan pembangunan secara
cepat dan luas; (2) Pembuatan keputusan, setiap kelompok-kelompok di
masyarakat dapat segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dan
menetapkan keputusan-keputusan yang berkenaan dalam pembangunan; (3)
Sebagai pendidik, masyarakat dapat diberikan secara langsung pendidikan yang
murah, cepat dan bermutu melalui fungsi komunikasi pembangunan.

9

Mardikanto (1987) menggarisbawahi empat peranan komunikasi dalam
proses pembangunan adalah: (1) Menerangkan kepada masyarakat tentang
identitas dirinya sendiri; (2) Memberikan aspirasi terhadap anggota masyarakat;
(3) Menunjukkan teknik atau alternatif yang dapat dilakukan; (4) Menerangkan
tentang alternatif yang dirasakan paling tepat oleh masyarakatnya untuk
melepaskan diri dari masalah yang dihadapi.
Komunikasi merupakan bagian dari proses perubahan dan pembaharuan
masyarakat, pembangunan membutuhkan kontribusi komunikasi, baik bagian dari
kegiatan masyarakat maupun sebagai ilmu yang terus berkembang dari waktu ke
waktu. Banyak proses pembangunan tidak mencapai sasarannya hanya karena
rendahnya frekuensi informasi dan komunikasi kepada masyarakat sehingga tidak
menimbulkan tingkat partisipasi yang mamadai. Padahal, partisipasi masyarakat
sangat diperlukan bagi usaha pencapaian tujuan pembangunan (Dilla 2007).
Komunikasi pembangunan diartikan sebagai sebuah perubahan berencana
yang dikehendaki melalui aktor-aktor pembangunan melalui sejumlah rangkaian
komunikasi. Perubahan tersebut menyangkut perubahan struktur komunitas dan
perubahan kebudayaan. Salah satu penyebab perubahan tersebut adalah karena
adanya penemuan baru (inovasi). Inovasi tersebut bisa saja berupa alat dan bisa
pula berupa ide baru. Komunikasi pembangunan berperan sebagai fasilitator
pembangunan dan mendiseminasikan ke dalam sistem sosial yang lebih luas.
Ringkasnya komunikasi pembangunan adalah pembangunan itu sendiri yang
menggerakkan kelompok, masyarakat dan negara untuk melakukan sebuah
perubahan di masyarakat.
Komunikasi Partisipasi
Prinsip dari sebuah komunikasi partisipasi adalah keterlibatan masyarakat
untuk aktif berdialog dalam sebuah kegiatan program pembangunan yang
direncanakan secara bersama dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap
menikmati hasil secara bersama. Pertanyaan yang membantu kita untuk
memahami sebuah komunikasi partisipasi adalah apakah inti masalah yang terjadi,
apakah ada keterlibatan terhadap budaya, apa saja yang mempengaruhi masalah
tersebut, apa saja prinsip yang dipahami dan dipercaya oleh masyarakat,
siapasajakah stakeholder yang terlibat dan apakah peran masing-masing pihak

10

terkait tersebut, bagaimanakah komunikasi pesan tersebut disampaikan, apa
sajakah tujuan program serta bagaimanakah dampak yang dirsakan serta berapa
lamakah waktu yang digunakan untuk mencapainya. Setelah memperoleh jawaban
dari pertanyaan tersebut dapat membantu mengurutkan permasalahan dan menarik
solusi bersama. Hal tersebutlah dikategorikan komunikasi partisipasi. Prinsip
dasar dari komunikasi partisipasi adalah dialog, aspirasi (voices), media didik
(liberating pedagogy), serta aksi dan refleksi bersama (Tufte T & Paolo 2009)
Dialog merupakan sebuah bentuk komunikasi yang melibatkan dua orang
atau lebih yang membahas bersama masalah yang dihadapi. Dialog bersifat
membantu dalam sebuah penyelesaian bersama. Proses sebuah dialog melibatkan
semua pihak tanpa ada yang terkucilkan. Dialog adalah sebuah bentuk komunikasi
yang horizontal dimana melibatkan kelompok dalam sebuah pemecahan masalah
yang dihadapi dan berfikir reflektif untuk mengambil tindakan. Bahasan sebuah
dialog tidak hanya bersifat tataran informatif namun juga mengidentifikasi
masalah, menganalisisnya, serta menemukan solusi atas permasalahan yang
terjadi.
Aspirasi (voices) merupakan bentuk dari dukungan suara yang keluar dari
aktivitas komunikasi. Aspirasi yang berasal dari kata asingnya voice merupakan
bentuk inti dari dialog yang menghubungkan antara pihak-pihak yang saling
berkiatan dengan tujuan tersebut. Aspirasi diujarkan melalui pertemuan yang
sesuai dengan format kegiatannya. Salah satu bentuk penyaluran aspirasi adalah
dialog bersama. Aspirasi atau juga dikenal dengan usulan adalah bentuk pesan
yang disampaikan melalui forum bersama sehingga masalah yang terjadi dapat
terpecahkan dan dilakukan secara bersama.
Media didik (liberating pedagogy) merupakan bentuk cara komunikasi
yang dilakukan dalam sebuah dialog untuk membantu seseorang menyalurkan
aspirasinya dalam proses dialog. Penulis dalam hal ini mengartikan media didik
merupakan bentuk tipe sebuah media yang digunakan dalam proses komunikasi
yang melibatkan seseorang baik berasal dari luar ataupun dalam komunitas
kelompok tersebut. Pedagogi sendiri merupakan ilmu dan seni dalam mendidik.
Umumnya radio atau televisi sering dijadikan media dalam penyampaian aspirasi.
Media tersebut hanya sebatas saluran yang memberikan informasi kepada yang

11

belum memiliki informasi. Media didik merupakan tempat dimana partisipan
membangun kesepahaman bersama.

Freire membagi empat pilar yaitu love,

humulity, faith dan hope (red; cinta, santun, percaya dan harapan). Hasil dari
media tersebut terbentuknya pemahaman bersama dalam satuan aksi nyata. Media
didik diartikan sebagai pendidikan yang membebaskan yang merupakan tindakan
yang dipahami, bukan pengalihan informasi. media didik sejenis media atau
suasana belajar dimana objek yang dapat dipahami terhenti pada satu titik namun
menghubungkan dengan pelaku pemahaman yang saling berhadapan. Hubungan
komunikasi yang kontinu terjadi dalam suatu objek.
Aksi dari sebuah refleksi yang ditampilkan kembali dari aksi merupakan
hasil dari kegiatan proses dialog. Partisipasi merupakan bentuk dari peran serta
masyarakat langsung dalam memahami kehidupan. Sehingga masyarakat
merupakan bagian dari masalah yang mereka ketahui dan pahami serta
memberikan solusi. Kata kunci dari adalah adanya kesadaran yang timbul dari
proses reflektif sehingga adanya komitmen bersama dalam pelaksanaan aksinya.
Sehingga penting bagi seorang pemimpin untuk memahami konstituen terhadap
permasalahan yang dihadapi terhadap dinamika dialog untuk menyatukan
pandangan dalam satu komitmen bersama.
Pelaksanaan program komunikasi partisipasi memiliki fase dalam
pelaksanaannya. Fase tersebut terbagi atas empat yaitu: (1) Identifikasi dari
sebuah masalah komunikasi partisipasi yang terjadi (participatory communication
assessment) merupakan metode dan alat komunikasi yang digunakan untuk meninvestigasi dan merunut kondisi; (2) Desain strategi

komunikasi partisipasi

(participatory communicaton strategy design), hal ini didasarkan pada temuan
dari penelitian dan pendefinisian masalah untuk menyelesaikannya masalah yang
ada;

(3)

Implementasi

dari

aktivitas

komunikasi

(implementation

of

communication activities) merupakan sebuah eksekusi dari perencanaan yang
matang ke dalam tahapan realisasi; (4) Monitoring dan Evaluasi merupakan
program yang dipantau secara berkala hingga akhir.
Rahim (2004) membagi empat identifikasi program sesuai dengan
komunikasi partisipasi yaitu dialog, heteroglasia (keberagaman), poliponi
(kebebasan)

serta

karnafal

(kemerdekaan).

Dialog

adalah

komunikasi

12

transaksional dengan pengrim (sender) dan penerima (receiver) pesan saling
berinteraksi dalam suatu periode waktu tertentu hingga sampai pada maknamakna yang saling berbagi. Esensi dari dialog adalah mengenal dan menghormati
pembicara lain atau suara lain, sebagai subyek yang otonom, tidak lagi hanya
sebagai obyek komunikasi. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk bicara
atau untuk didengar dan mengharap bahwa suaranya tidak akan ditekan atau
disatukan dengan suara orang lain. Heteroglasia adalah konsep yang menunjukkan
fakta bahwa sistem pembangunan selalu dilandasi oleh berbagai kelompok dan
komunitas yang berbeda-beda dengan berbagai variasi ekonomi, sosial dan faktor
budaya yang saling mengisi satu sama lain. Perbedaan berikutnya adalah pada
level aktivitas pembangunan, baik ditingkat nasional-lokal, makro-mikro, publicprivat, teknis-ideologis maupun informasional-emosional. Terkait dengan
berbagai perbedaan tersebut terdapat berbagai macam perbedaan bahasa dan pesan
atau komunikasi yang melibatkan berbagai peserta yang berbeda.
Poliponi adalah bentuk tertinggi dari suatu dialog, dimana suara-suara yang
tidak menyatu atau terpisah dan meningkat menjadi terbuka, memperjelas satu
sama lain dan tidak menutupi satu sama lain sehingga proses ini tercipta dari
sebuah proses dialog yang panjang dengan dan otonom. Karnaval merupakan
konsep dimana bagi terbangunnya variasi dari semua ritual seperti legenda,
komik, festival, permainan, parodi dan hiburan secara bersama-sama. Proses ini
dilakukan dengan tidak formal dan biasa juga diselingi oleh humor dan canda
tawa. Anggota komunitas didorong berpartisipasi dalam karnaval secara bebas.
Karnaval tidak memiliki sangsi resmi dan merupakan lawan dari sesuatu yang
serius dan otoratif dari negara, agama, politik dan doktrin-doktrin ekonomi.
Karnaval dalam pembangunan secara berdampingan saling mengartikulasikan
dan mengisi. Orang-orang hidup dengan karnaval sebelum dan selama mereka
hidup dengan pembangunan. Bahasa dan gaya dari komunikasi karnaval
berdasarkan pengalaman khalayak yang tidak termediasi, menggunakan kosakata
yang umum, fantastik dan berbau pengalaman dari mereka.
Tujuan komunikasi partisipasi sendiri lebih kepada memberikan kekuasaan
kepada masyarakat untuk membangun wilayahnya. Hal ini diharapkan terjadinya
pembangunan yang berorientasi bottom-up dimana masyarakat didorong untuk

13

berpartisipasi dalam aktivitas sebuah program pembangunan. Masyarakat sering
sekali ditekan hanya untuk dijadikan sebagai objek sebuah pembangunan dalam
sebuah tujuan proyek pembangunan dimana untuk mendapatkan kerja sama
formal dan nonformal yang lebih baik. Sehingga masyarakat kalangan bawah
diikutsertakan dalam aktivitas yang akan memenuhi kebutuhan konsumen barangbarang industri mereka dalam waktu jangka panjang. Oleh karena itu, Bordenave
menganggap salah satunya adalah partisipasi merupakan salah satu cara untuk
mengakhiri ketergantungan masa yang lebih besar terhadap pasar yang
dikendalikan oleh kaum elit atau penguasa tersebut (Melkote 1991).
Komunikasi

partisipasi

juga

memperkenalkan

sebuah

konsep

conscientization (kesadaran) dimana lebih banyak dialog dan berpusat pada
penerima serta menyentuh kepada kesadaran struktur sosial. Jalur komunikasi
yang digunakan dalam komunikasi yang berbasis masyarakat ini sifatnya mau
berbicara dan memahami satu sama lain. Komunikasi partisipatsi merupakan salah
satu bentuk strategi komunikasi yang digunakan sebagai alat untuk pembebasan
dari belenggu mental dan psikologis yang mengikat seseorang.
Temuan dari hasil penelitian, Muchlis (2009) menyatakan bahwa
komunikasi partisipasi yang dilakukan cenderung mengikuti arus keinginan dari
penyelenggara program sehingga hasil kegiatan lebih mengerjakan proyek tanpa
adanya internalisasi dalam sebuah pemberdayaan. Sehingga kemampuan
masyarakat dalam pengelolaan kegiatan tidak memiliki kredibilitas dikarenakan
intensitas komunikasi yang bersifat konvergensi yang cenderung lemah antara
pendamping dan masyarakat (Wahyuni 2006). Peran fasilitator sebagai
pendamping memiliki hubungan yang sangat erat kepada bentuk kegiatan, apakah
akan dilakukan secara monolog ataupun dialog.
Saputra (2011) menyatakan bahwa kegiatan komunikasi partisipasi akan
berlangsung sukses, dimana akses yang diberikan kepada masyarakat lebih
terbuka, terjadinya sebuah dialog dalam setiap pertemuan, serta format pertemuan
yang bersifat mengelaborasi permasalahan dan solusi bersama. Satriani (2011)
menyatakan keberhasilan dari sebuah komunikasi partisipasi terletak p