6 Pengangkatan pejabat penyidik pegawai negeri sipil dan tata cara serta proses penyidikan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
.
Pasal 72
Apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung jawab melakukan tindakan
penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsi ruang.
Pasal 73
Apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan fungsi ruang, Pemerintah dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan
dilakukan oleh Pemerintah atas beban pelanggar di kemudian hari.
BAB IX BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG Bagian Kesatu
Umum Pasal 74
Masyarakat berperan dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan hak dan kewajiban yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua Hak Masyarakat
Pasal 75
Dalam kegiatan ruang wilayah, masyarakat berhak: a. berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang; b. mengetahui secara terbuka RTRW dan Rencana Rinci Tata Ruang lainnya;
c. menikmati manfaat ruang danatau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;
d. memperoleh penggatian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Pasal 76
1 Untuk mengetahui rencana tata ruang, masyarakat dapat mengetahui melalui pengumuman atau penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh pemerintah
daerah. 2 Pengumunan atau penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
diketahui oleh masyarakat melalui berbagai jenis media informasi.
Pasal 77
Menikmati manfaat ruang danatau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 87 huruf c, dapat berupa manfaat
ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 78
1 Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status tanah dan ruang udara semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat dari
pelaksanaan rencana tata ruang wilayah kota dan semua rencana rinci tata ruang dengan hirarki yang lebih rendah, diselenggarakan dengan cara musyawarah
antara pihak yang berkepentingan dengan tetap memegang hak masyarakat.
2 Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga Kewajiban Masyarakat
Pasal 79
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat wajib: a. Berperan serta dalam memlihara kualitas ruang;
b. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai peraturan
perundang-undangan; dan c. Mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
Pasal 80
1 Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan
penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. 2 Peraturan dan kaidah pemanfaatan ruang yang dipraktekan masyarakat secara
turun-menurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, estetika lingkungan, lokasi, dan
strukturpemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.
Bagian Ketiga Bentuk Peran Masyarakat
Pasal 81
1 Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada tahap: a. perencanaan tata ruang;
b. pemanfaatan ruang; dan c. pengendalian pemanfaatan ruang.
2 Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berupa: 1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;
2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan; 3. pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan;
4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; danatau 5. penetapan rencana tata ruang.
3 Kerja sama dengan pemerintah daerah danatau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
Pasal 82
Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat berupa: a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, danatau sesama unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang;
c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan
lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan
meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 83
Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dapat berupa: a. masukan terkait arahan danatau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif
dan disinsentif serta pengenaan sanksi; b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan; c. pelaporan kepada instansi danatau pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan
d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Bagian Ketiga Tata Cara Peran Masyarakat
Pasal 84
1 Tata cara peran masyarakat dalam dalam perencanaan tata ruang dilaksanakan dengan cara:
a. menyampaikan masukan mengenai arahan pengembangan, potensi dan masalah, rumusan konsepsirancangan rencana tata ruang melalui media
komunikasi danatau forum pertemuan; dan b. kerjasama dalam perencanaan tata ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 2 Tata cara peran masyarakat dalam dalam pemanfaatan ruang dilaksanakan
dengan cara: a. menyampaikan masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang melalui media
komunikasi danatau forum pertemuan; b. kerjasama dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; c. pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
dan d. penataan terhadap izin pemanfaatan ruang.
3 Tata cara peran masyarakat dalam dalam pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan dengan cara:
a. menyampaikan masukan terkait arahan danatau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi kepada pejabat yang
berwenang; b. memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang;
c. melaporkan kepada instansi danatau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan
ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan
d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
BAB X KETENTUAN PERALIHAN