30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2007 tentang
Kerjasama Pembangunan Perkotaan; 31.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak
Luar Negeri;
32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 86;
33. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Penanaman Modal Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Nomor 21 Seri E Tambahan Lembaran Daerah Nomor 113;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7;
35. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36 ;
36. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2009 Nomor 7, sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2008-2013 Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 16;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR
dan
BUPATI BOGOR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DAERAH TENTANG PENANAMAN MODAL.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1.
Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 2.
Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 3. Daerah …
3. Daerah adalah Kabupaten Bogor.
4. Bupati adalah Bupati Bogor.
5. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bogor.
6. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal,
baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik I ndonesia.
7. Penanaman Modal Dalam Negeri yang selanjutnya disingkat PMDN
adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik I ndonesia yang dilakukan oleh penanam modal
dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
8. Penanaman Modal Asing yang selanjutnya disingkat PMA adalah
kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik I ndonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik
yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
9. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang
melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.
10. Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara I ndonesia, badan usaha I ndonesia, negara Republik I ndonesia, atau
daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik I ndonesia.
11. Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan atau pemerintah asing yang melakukan
penanaman modal di wilayah negara Republik I ndonesia. 12. Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan
uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.
13. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum
asing, dan atau badan hukum I ndonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
14. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik I ndonesia, perseorangan warga negara I ndonesia, at au badan usaha
yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. 15. Laporan Kegiatan Penanaman Modal yang selanjutnya disingkat LKPM
adalah laporan
berkala mengenai
perkembangan kegiatan
perusahaan dan kendala yang dihadapi penanam modal. 16. Perizinan adalah
segala bentuk persetujuan untuk melakukan penanaman modal yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
17. Non perizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman modal, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. 18. Pajak Daerah, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
19. Retribusi …
19. Retribusi Daerah, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
20. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat pendelegasian
atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan
perizinan dan
non perizinan
yang proses
pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.
21. Tim adalah Tim Verifikasi Pemberian I nsentif dan atau Pemberian Kemudahan Penanaman Modal.
22. I ndustri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi
barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan I ndustri.
23. Kawasan I ndustri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan
industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri
yang telah memiliki izin usaha kawasan industri.
24. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 25. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
26. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha menengah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
27. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
28. Tenaga kerja daerah adalah Warga Negara I ndonesia penduduk Daerah.
29. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah I ndonesia.
30. Pemerintah Daerah lain adalah pemerintah daerah selain Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor.
31. Pihak …
31. Pihak Luar Negeri adalah Pemerintah Negara Bagian atau Pemerintah Daerah di Luar Negeri, Perserikatan Bangsa-bangsa termasuk Badan-
badannya dan
Organisasi Lembaga I nternasional
lainnya, Organisasi Lembaga swadaya masyarakat luar negeri serta Badan
Usaha Milik Pemerintah Negara Negara Bagian Daerah di Luar Negeri dan swasta luar negeri.
32. I nsentif adalah dukungan dari pemerintah daerah kepada penanaman modal dalam rangka mendorong peningkatan penanaman modal
daerah; 33. Disinsentif adalah bentuk perlakukan pemerintah daerah untuk
membatasi pertumbuhan atau mencegah kegiatan penanaman modal yang tidak sejalan dengan kebijakan baik dari pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah;
34. Kemudahan investasi adalah penyediaan fasilitas dari pemerintah daerah
kepada penanam
modal dalam
rangka mendorong
peningkatan penanaman modal daerah;
BAB I I ASAS DAN TUJUAN