dilakukan oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
Sebagai tindak lanjut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.11MEN2012 tentang Pelaksanaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka
Indonesia National Single Window di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan, maka diperlukan suatu Prosedur Operasional Standar POS dan Service Level Arrangement SLA. Penyusunan POS dan SLA diperuntukkan bagi
impor komoditas ikan dalam kerangka Indonesia National Single Window, yang
dalam implementasinya Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan membagi menjadi 2 dua jalur, yaitu Jalur Merah dan
Jalur Hijau.
B. MAKSUD dan TUJUAN
Maksud disusunnya POS dan SLA sebagai acuan bagi petugas karantina ikan dalam memberikan pelayanan lalu lintas impor ikan. Sedangkan tujuan
disusunnya POS dan SLA dalam rangka memberikan kepastian hukum bagi petugas karantina ikan dan kepastian usaha bagi pengguna jasa dan mendukung
transparansi dan keterbukaan dalam sistem pelayanan publik khususnya pelayanan perizinan karantina ikan.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Keputusan Kepala Badan ini terdiri dari: 1. Impor Komoditas Ikan untuk Jalur Merah;
2. Impor Komoditas Ikan untuk Jalur Hijau.
D. PENGERTIAN
1. Karantina ikan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan
tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah
Negara Republik Indonesia. 2.
Hama dan penyakit ikan karantina, yang selanjutnya disebut HPIK, adalah semua hama dan penyakit ikan yang belum terdapat danatau telah
terdapat hanya di area tertentu di wilayah Negara Republik Indonesia yang dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosio ekonomi
atau yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. 3.
Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina, yang selanjutnya disebut media Pembawa, adalah ikan danatau benda lain yang dapat
membawa HPIK. 4.
Media pembawa beresiko tinggi adalah media pembawa dalam bentuk hidup, danatau Media Pembawa yang berasal dari negara yang sedang
terjangkit wabah HPIK danatau Media Pembawa dalam keadaan mati yang berpotensi sebagai inang dan pembawa
carrier HPIK. 5.
Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.
6. Pemasukan adalah memasukkan Media Pembawa dari luar negeri ke dalam
wilayah Negara Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
7. Pemeriksaan dokumen adalah tindakan untuk mengetahui kelengkapan dan
keabsahan dokumen persyaratan dan persyaratan lainnya. 8.
Pemeriksaan Klinis adalah tindakan untuk mengetahui jenis, jumlah dan status kesehatan Media Pembawa yang dilalulintaskan.
9. Penahanan adalah tindakan menahan Media Pembawa yang akan
dimasukkan ke dalam negeri atau suatu area di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
10. Penolakan adalah tindakan tidak diizinkannya Media Pembawa dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari suatu area atau dalam wilayah Negara
Republik Indonesia. 11. Surat penahanan sementara KI-D10 adalah dokumen resmi yang
ditandatangani oleh
petugas Karantina
ikan di
tempat pemasukanpengeluaran, yang menyatakan bahwa Media Pembawa yang
tercantum di dalamnya dikenakan tindakan penahanan. 12. Surat penolakan KI-D11 adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh
petugas karantina ikan di tempat pemasukanpengeluaran, yang menyatakan bahwa Media Pembawa yang tercantum di dalamnya
dikenakan tindakan penolakan. 13. Surat pemusnahan KI-D13 adalah dokumen resmi yang ditandatangani
oleh petugas karantina ikan di tempat pemasukanpengeluaran yang menyatakan tindakan pemusnahan terhadap Media Pembawa yang
dimasukkan atau akan dikeluarkan, baik karena tidak bebas atau tidak dapat dibebaskan dari HPIK, rusak, busuk, atau tidak memenuhi
persyaratan karantina atau persyaratan lainnya. 14. Surat persetujuan pengeluaran media pembawa dari tempat pemasukan
KI-D7 adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas karantina ikan di tempat pemasukan atau kawasan pabean, yang menyatakan bahwa
Media Pembawa yang tercantum di dalamnya disetujui dikeluarkan dari tempat pemasukan untuk pelaksanaan tindakan karantina ikan atau
dilalulintasbebaskan. 15. Jalur merah adalah mekanisme pelayanan karantina ikan di bidang impor
terhadap suatu importasi yang dilakukan melalui penelitian dokumen dan pemeriksaan klinis Media Pembawa jenis, jumlah dan status kesehatan di
kawasan pabean. 16. Jalur hijau adalah mekanisme pelayanan karantina ikan di bidang impor
terhadap suatu importasi yang dilakukan pemeriksaan dokumen di kawasan pabean.
17. Petugas karantina ikan adalah pegawai negeri tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 18. Pemohon adalah Importir baik perseorangan, kelompok, maupun badan
hukum yang melakukan kegiatan pemasukan Media Pembawa dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
BAB II PELAKSANAAN