Latar Belakang Batasan Masalah

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan alat ini adalah untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang alat kesehatan terutama alat pendeteksi uji golongan darah pada manusia.

1.5.2 Manfaat Praktis

Dengan dibuatnya alat pendeteksi golongan darah ini dapat mempermudah operator untuk melakukan pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak dan dengan waktu yang cenderung lebih singkat. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Alat Pendeteksi Golongan Darah Manusia Berbasis Microkontroller 89S51 yang dirancang oleh Izzah Fadhilah Akmaliah dan Naniek Andiani, dari Fakultas Teknik, Universitas Pancasila Jakarta, dibangun menggunakan metode ABO sebagai sistem penentuan golongan darah. Alat tersebut dirancang dengan menambahkan pengaduk sederhana. Akan tetapi alat tersebut masih tergolong rumit, karena masih banyak rangkaian yang harus dibangun, seperti rangkaian komparator, driver motor, pengkondisi sinyal dan yang lainnya. Tingkat keberhasilan 87 Perancangan Alat Ukur Golongan Darah Berbasis Microkontroller AT89S52 oleh Muchlas, Tole Sutikno, dan Santiko, dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan. Dibangun menggunakan sistem centrifuge, dimana dibutuhkan 8 sampel darah terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menentukan golongan darah, dan dilengkapi dengan pengaduk otomatis sederhana. Hanya saja tampilan yang digunakan masih memanfaatkan seven segment. Tingkat keberhasilan 60.

2.2 Golongan Darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah [Wikipedia, 2015]. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan AB [Kliksma, 2015]. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO, hanya saja lebih jarang dijumpai. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A- negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A- negatif atau O-negatif. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B- negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B- negatif atau O-negatif [Pradana Wahyu, 2009]. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif