Latar Belakang Masalah S PEK 0901798 Chapter1

1 Mega Diniati H, 2015 PENGARUH PENDAPATAN, FASILITAS, TARIF DAN SELERA KONSUMEN PADA PERMINTAAN JASA TRANSPORTASIKERETA API Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia dalam kehidupan sehari-hari sering terbatasi oleh jarak antara ruang tempat tinggal dengan ruang tempat aktivitas, baik itu dengan dirinya sendiri maupun dengan manusia lain dalam masyarakat, sehingga timbul suatu kebutuhan transportasi untuk mendukung mobilitas dari interaksi tersebut. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian pada halaman pertama poin A pengganti undang-undang nomor 13 tahun 1992 tertera : Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, serta memperkukuh ketahanan nasional dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Transportasi begitu penting sehingga memiliki efek multiplier dua, artinya apabila terjadi kenaikan tarif transportasi maka akan terjadi dua kali kenaikan pada kebutuhan lain. Untuk memenuhi kebutuhan akan transportasi, masyarakat menggunakan kendaraan privat sarana angkutan pribadi dan kendaraan publik sarana angkutan pribadi. Sarana angkutan publik menurut lokasi terbagi tiga yaitu angkutan udara berupa pesawat udara, angkutan air berupa kapal laut, dan angkutan darat yang terbagi menjadi angkutan dalam-kota dan angkutan luar-kota. Angkutan dalam- kota yang ada di Kota Bandung terdiri dari angkutan kota angkot, taksi, dan bus dalam-kota. Sedangkan angkutan luar-kota yang ada di Kota Bandung terdiri travel, bus luar-kota, dan kereta api. Dalam Peraturan Menteri nomor 9 tentang Standar Pelayanan Minimum tahun 2014 pasal 1 pada nomor 4 di halaman 2 pengganti Peraturan Menteri nomor 9 tentang Standar Pelayanan Minimum tahun 2010 dan Keputusan Menteri 38 tahun 2010 tentang pedoman penetapan tarif anggota orang bab 1 2 Mega Diniati H, 2015 PENGARUH PENDAPATAN, FASILITAS, TARIF DAN SELERA KONSUMEN PADA PERMINTAAN JASA TRANSPORTASIKERETA API Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ketentuan umum pasal 1 halaman 2 poin 2 pengganti Keputusan Menteri nomor 9 tahun 2009 tertera ”Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lai n dengan menggunakan kereta api”. Sedangkan pengertian perkeretaapian dan kereta api tercantum dalam bab 1 ketentuan umum pasal 1 di halaman 2 pada nomor 1 yaitu “Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api ”. Pengertian kereta api berdasarkan Peraturan Menteri nomor 9 tentang Standar Pelayanan Minimum tahun 2014 pasal 1 pada nomor 2 di halaman 2 pengganti Peraturan Menteri nomor 9 tentang Standar Pelayanan Minimum tahun 2010 dan Keputusan Menteri 38 tahun 2010 tentang pedoman penetapan tarif anggota orang bab 1 ketentuan umum pasal 1 halaman 2 poin 1 pengganti Keputusan Menteri nomor 9 tahun 2009 yaitu “Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api ”. Kereta api selalu meningkatkan inovasi secara terus-menerus yang ditandai oleh revolusi teknologi informasi, kemudahan komunikasi, informasi, dan transparansi sehingga pelanggan memperoleh banyak pilihan dan kemudahan. Volume penumpang kereta api seluruh jalur pada beberapa pulau Indonesia dapat dilihat dari tabel di bawah : Tabel 1.1 Perincian Volume Penumpang Kereta Api Se-Indonesia Tahun 2006-2014 Ribu Orang No Tahun Jumlah 1 2006 207.767 2 2007 225.747 3 2008 254.827 4 2009 269.334 5 2010 271.748 6 2011 266.977 7 2012 261.502 8 2013 265.547 3 Mega Diniati H, 2015 PENGARUH PENDAPATAN, FASILITAS, TARIF DAN SELERA KONSUMEN PADA PERMINTAAN JASA TRANSPORTASIKERETA API Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 9 2014 336.712 Sumber: Badan Pusat Statistik 2006-2014 Dari tabel di atas dapat dilihat kenaikan volume penumpang namun biaya operasional kereta api yang besar mengurangi efisiensi kepadatan penumpang sehingga kereta api mengeluarkan kebijakan seperti persiapan pengurangan jenis kelas kereta api, penyatuan rangkaian kereta, pengurangan kuantitas armada, perubahan bentuk dari perusahaan umum menjadi perseroan terbatas, serta meminimalisasi persaingan sesama industri transportasi akibat banyak bisnis jasa angkutan umum yang baru maupun konsumen yang menggunakan kendaraan sendiri. Di sisi lain, kereta api memiliki manfaat yang sangat besar bagi masyarakat yaitu dari segi kecepatanbebas macet, kelancaran, fasilitas, kemudahan, kenyamanan, jarak, struktur, layanan terjadwal, kemudahan mendapatkan tiket, kepastian rencana perjalanankeleluasaan reservasi, kenyamanan di stasiun dan di kereta, lebih aman, daya angkut lebih besar, tarif kompetitif, serta solusi bila tidak ada pilihan angkutan lain. Dalam penjelasan Undang-Undang nomor 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian pada halaman pertama bab 1 umum pengganti Undang-undang nomor 13 tahun 1992 tertera kelebihan kereta api dibandingkan transportasi lain yaitu : Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut, baik orang maupun barang secara massal, menghemat energi, menghemat penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, memiliki tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi jalan untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintasnya, seperti angkutan perkotaan. Kereta api jalur Bandung-Padalarang dengan jalur Cicalengka-Bandung adalah objek penelitian. Perbandingan kedua jalur tersebut merupakan fokus utama penelitian yang penulis angkat. Volume jumlah penumpang yang fluktuatif serta pengaruh variabel pada kondisi yang terjadi sangat menarik untuk diteliti. Daftar perincian jalur kereta api dibawah ini : 4 Mega Diniati H, 2015 PENGARUH PENDAPATAN, FASILITAS, TARIF DAN SELERA KONSUMEN PADA PERMINTAAN JASA TRANSPORTASIKERETA API Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2 Perincian Jalur Kereta Api No Nama Jenis KA Lokal Jalur Waktu Mesin Loko 1 BD Raya Kipas Patas Bisnis Bandung-Padalarang PP Bandung-Cicalengka PP Cepat Lama Ada AC Patas Bisnis Bandung-Cicalengka PP Cepat Lama Ada Kipas KRD Ekonomi Bandung-Padalarang Cicalengka-Bandung Lambat Lama - 2 Baraya Geulis Kipas Patas Bisnis Bandung-Padalarang PP Bandung-Cicalengka PP Cepat Baru Ada AC Patas Bisnis Bandung-Padalarang PP Bandung-Cicalengka PP Cepat Baru Ada Sumber : Wawancara Dari tabel di atas, Kereta jenis Patas dan Baraya Geulis baik AC maupun non- AC sejak Januari 2015 ditutup karena kekurangan konsumen serta efisiensi biaya sehingga kereta yang tersisa adalah Kereta Api Diesel Daerah Bandung Raya Lokal Ekonomi dengan penyesuaian harga baru yang diikuti pemasangan AC, charger HP , peningkatan kebersihan, dan penertiban pedagang. Volume penumpang jalur Cicalengka-Bandung PP dan Bandung-Padalarang PP sebagai berikut : 5 Mega Diniati H, 2015 PENGARUH PENDAPATAN, FASILITAS, TARIF DAN SELERA KONSUMEN PADA PERMINTAAN JASA TRANSPORTASIKERETA API Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tabel 1.3 Volume Penumpang Statis Kereta Jalur Cicalengka-Bandung PP dan Bandung-Padalarang PP Tahun Jalur KA non-AC KA- AC Jalur KA non-AC Patas Baraya KRD Patas Patas Baraya KRD Krc Hall Hall 2004 Ccl-Bdg 1.530.178 - 411.689 - Bdg-Pdl - - Bdg-Ccl - - Pdl-Bdg 9.593 - - 2005 Ccl-Bdg 1.341.666 - - Bdg-Pdl - - Bdg-Ccl - - Pdl-Bdg 582.236 - - 2006 Ccl-Bdg 221.882 2.175 63.776 Bdg-Pdl 30.617 - Bdg-Ccl 272.083 - Pdl-Bdg 50.221 - - 2007 Ccl-Bdg 74.842 1.287 22.140 Bdg-Pdl 5.901 - Bdg-Ccl 88.582 111.566 - Pdl-Bdg 28.507 - - 2008 Ccl-Bdg 301.800 607 13.889 123.042 Bdg-Pdl 27.580 - Bdg-Ccl 363.008 - Pdl-Bdg 100.028 - - 2009 Ccl-Bdg 464.399 22 7.789 148.479 Bdg-Pdl 40.213 72.028 Bdg-Ccl 537.251 - Pdl-Bdg 134.250 55.031 - 2010 Ccl-Bdg 488.469 17.630 14.473 172.725 Bdg-Pdl 26.615 28.948 Bdg-Ccl 414.497 231.552 - Pdl-Bdg 51.363 12.062 - 2011 Ccl-Bdg 711.257 22.078 19.550 251.903 Bdg-Pdl 40.229 61.457 Bdg-Ccl 606.067 509.316 192.370 - Pdl-Bdg 53.445 19.765 - 2012 Ccl-Bdg 541.902 26.519 24.690 192.079 88.764 Bdg-Pdl 40.651 42.442 Bdg-Ccl 420.341 216.406 167.347 - 174.454 Pdl-Bdg 42.865 28.836 - 2013 Ccl-Bdg 154.004 12.567 154.169 380.062 Bdg-Pdl 9.047 1.462 Bdg-Ccl 115.765 60.339 72.800 - 478.092 Pdl-Bdg 24.779 27.895 - 2014 Ccl-Bdg 338.782 10.820 37.258 339.509 Bdg-Pdl - - 9.901 Bdg-Ccl 279.625 119 26.356 - 580.114 Pdl-Bdg - - KA tambahan Stn, Kiara Condong Kcr 25 Sumber :Kereta Api Dari tabel diatas, tampak volume penumpang KRD jenis Bandung Raya Ekonomi pada jalur Cicalengka-Bandung pada tahun 2007 menurun drastis 6 Mega Diniati H, 2015 PENGARUH PENDAPATAN, FASILITAS, TARIF DAN SELERA KONSUMEN PADA PERMINTAAN JASA TRANSPORTASIKERETA API Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi volume yang paling sedikit sepanjang 10 tahun terakhir yaitu hanya sebesar 23.427 orang. Volume penumpang pada tahun berikutnya mengalami peningkatan secara bertahap hingga mencapai penumpang terbanyak pada tahun 2011 yaitu sebesar 271.453 orang kemudian menurun terus-menerus hingga pada tahun 2014 yaitu hanya sebesar 48.078 orang atau menurun sebesar -82.29 . Hal tersebut sangat berbeda pada jalur Bandung-Padalarang. Dari tabel diatas, volume penumpang jalur Bandung-Padalarang tahun 2004-2013 sangat sedikit bahkan jalur tersebut harus digabung dengan kereta jeniskelas lain untuk mengurangi biaya operasional akibat kurangnya kepadatan penumpang. Volume penumpang muncul pada tahun 2014 sebesar 9.901 orang. Peningkatan kecil ini tidak menampakkan kestabilan secara keseluruhan selama 10 tahun terakhir. Kedua jalur tersebut memiliki perbandingan volume penumpang yang sangat signifikan. Fluktuasi maupun penurunan jumlah penumpang akan berdampak negatif terhadap kereta api. Untuk mengatasi hal tersebut, kereta api berupaya menekan kenaikan tarif sebagai strategi harga dan meningkatkan kualitas fasilitas sebagai strategi non-harga kepada masyarakat. Turunnya volume penumpang akibat ketatnya persaingan selain disebabkan oleh pendapatan, fasilitas, tarif, dan selera konsumen juga disebabkan adanya peningkatan konsumen yang memilih kendaraan pribadi secara kredit maupun tunai. Beberapa kelemahan kereta api menurut masyarakat adalah kereta tidak mudah didapatkan, tidak fleksibel serta kurang tepat waktu. Alasan yang juga mengakibatkan penurunan konsumen diantaranya adalah semakin banyaknya alternatif pilihan dalam menggunakan angkutan umum dan kurang praktis tidak sampai pada tujuan. Permintaan kereta api dipengaruhi banyak faktor, beberapa diantaranya pendapatan konsumen, fasilitas, dan tarif yang mempengaruhi permintaan secara langsung maupun melalui selera konsumen. Tarif dan fasilitas yang saling mempengaruhi. Gabungan pendapatan dan selera konsumen, tarif dan selera konsumen, fasilitas dan selera konsumen yang masing-masing gabungan 7 Mega Diniati H, 2015 PENGARUH PENDAPATAN, FASILITAS, TARIF DAN SELERA KONSUMEN PADA PERMINTAAN JASA TRANSPORTASIKERETA API Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu mempengaruhi permintaan. Variabel-variabel tersebut menggambarkan pengaruh antara gabungan variabel maupun masing-masing variabel yang saling mempengaruhi dengan variabel lain secara keseluruhan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “PENGARUH PENDAPATAN, FASILITAS, TARIF, DAN SELERA KONSUMEN PADA PERMINTAAN JASA TRANSPORTASI KERETA API ”.

1.2 Rumusan Masalah