Dampak Krisis Ekonomi terhadap Pendapatan Usahatani Padi Ketan : studi Kasus di Desa Cirtajaya, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat.
PURRl ANDRIATY SUBANA. Dampak Krisis Ekonomi terhadap Produksi dan
Pendapatan Usahatani Padi Ketan : Studi Kasus di Desa Citrajaya, Kecamatan
Binong, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. (Di bawah bimbingan
BUNGARAN SARAGIH)
Padi ketan dapat memberikan nilai tambah bagi petani karena harga jualnya
yang lebih tinggi, selain itu beras ketan memiliki mutu beras yang baik, rasa yang
enak karena terbuat dari ketan. Padi ketan di Indonesia perlu dikembangkan
walaupun penggunaannya masih terbatas untuk bahan makanan tradisional, kue-kue
dan minuman berakhohol. Karena persediaannya yang terbatas, Indonesia terpaksa
harus mengimpor beras ketan dari Thailand. Hal tersebut dapat menyebabkan makin
terkurasnya cadangan devisa Indonesia sehingga akan lebih baik jika kita
meningkatkan produksi beras ketan dalam negeri. Namun ha1 tersebut akan sulit
untuk dilakukan mengingat kondisi krisis ekonomi yang dialami oleh Indonesia
dimana terjadi peningkatan nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah sehingga
menyebabkan peningkatan harga barang-barang yang memiliki kandungan impor
yang tinggi seperti pupuk dan obat-obatan pembasmi hama penyakit. Peningkatan
harga pupuk dan obat-obatan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan biaya
usahatani padi ketan dan perubahan pada produksi padi ketan sehingga pada akhirnya
akan mempengaruhi besarnya pendapatan usahatani padi ketan.
Penelitiar~ ini bertujuan untuk (1) menganalisa pengaruh krisis ekonomi
terhadap produksi padi ketan di daerah penelitian dengan membandingkan periode
sebelum krisis ekonomi (MT 199611997) dan sesudah krisis ekonomi (MT
199711998) dan (2) menganalisa pengaruh krisis ekonomi terhadap pendapatan
usahatani padi ketan di daerah penelitian dengan membandingkan periode sebelum
krisis ekonomi (MT 199611997) dan sesudah krisis ekonomi (MT 199711998).
Penelitian dilakukan di Desa Citrajaya, Kecamatan Rinong, Kabupaten
Subang, Propinsi Jawa Barat pada periode April-Mei 2000. Jumlah responden yang
digunakan adalah 30 orang petani yang dipilih secara acak sederhana (simple random
samplirig) dari samplingframe yang tersedia. Responden adalah petani dengan luas
lahan garapan sebesar 0,s-1 hektar dan menggunakan fasilitas jaringan irigasi teknis.
Alat analisis yang diynakan adalah analisis usahatani (analisis pendapatan dan
imbangan penerimaan dan pengeluaran) dan analisis yang menggunakan konsep
ekonomi produksi dan regresi.
Pada MT 199711998 tidak terjadi perubahan penggunaan dosis pupuk
walaupun terjadi peningkatan harga pupuk yang cukup besar, ha1 tersebut disebabkan
karena perubahan penggunaan dosis pupuk akan mempengaruhi pertumbuhan
vegetatif
tanaman.
Berbeda
dengan
penggunaan
dosis
obat-obatan,
pada
MT 199711998 terjadi peningkatan jumlah penggunaan dosis obat misalnya
penggunaan dosis obat Mcindo mengalami peningkatan sebesar 56,67 persen
sedangkan Beykart, Kompidor dan Regent mengalami peningkatan sebesar 42,38
persen, 33,34 persen dan 8,61 persen. Peningkatan jumlah penggunaan dosis obat
disebabkan karena adanya peningkatan serangan hama seperti wereng coklat, lembing
batu dan tikus.
Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga tidak mengalami perubahan, namun
secara total, penggunaan tenaga kerja dalam satuan HOK untuk MT 199711998
mengalami penurunan sebesar 4,46 persen dibandingkan dengan MT 199611997 dan
tenaga kerja luar keluarga turun sebesar 4,94 persen. Penurunan ini terjadi karena
pada MT 199711998, kenaikan ongkos pengolahan traktor dan tanam secara borongan
jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan kenaikan upah per hari.
Berdasarkan analisis model produksi diperoleh hasil bahwa krisis ekonomi
yang diikuti oleh pembahan kondisi iklim dan tingkat serangan hama menyebabkan
penurunan produksi padi ketan di Desa Citrajaya pada masa tanam sesudah krisis
(MT 199711998), ha1 tersebut dapat dilihat dari koefisien dummy masa tanam pada
model dugaan yang menunjukkan pengaruh nyata pada taraf 0.005 persen dengan
nilai koefisien dugaan sebesar 0.495375. Krisis ekonomi yang berdampak pada
Pendapatan Usahatani Padi Ketan : Studi Kasus di Desa Citrajaya, Kecamatan
Binong, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. (Di bawah bimbingan
BUNGARAN SARAGIH)
Padi ketan dapat memberikan nilai tambah bagi petani karena harga jualnya
yang lebih tinggi, selain itu beras ketan memiliki mutu beras yang baik, rasa yang
enak karena terbuat dari ketan. Padi ketan di Indonesia perlu dikembangkan
walaupun penggunaannya masih terbatas untuk bahan makanan tradisional, kue-kue
dan minuman berakhohol. Karena persediaannya yang terbatas, Indonesia terpaksa
harus mengimpor beras ketan dari Thailand. Hal tersebut dapat menyebabkan makin
terkurasnya cadangan devisa Indonesia sehingga akan lebih baik jika kita
meningkatkan produksi beras ketan dalam negeri. Namun ha1 tersebut akan sulit
untuk dilakukan mengingat kondisi krisis ekonomi yang dialami oleh Indonesia
dimana terjadi peningkatan nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah sehingga
menyebabkan peningkatan harga barang-barang yang memiliki kandungan impor
yang tinggi seperti pupuk dan obat-obatan pembasmi hama penyakit. Peningkatan
harga pupuk dan obat-obatan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan biaya
usahatani padi ketan dan perubahan pada produksi padi ketan sehingga pada akhirnya
akan mempengaruhi besarnya pendapatan usahatani padi ketan.
Penelitiar~ ini bertujuan untuk (1) menganalisa pengaruh krisis ekonomi
terhadap produksi padi ketan di daerah penelitian dengan membandingkan periode
sebelum krisis ekonomi (MT 199611997) dan sesudah krisis ekonomi (MT
199711998) dan (2) menganalisa pengaruh krisis ekonomi terhadap pendapatan
usahatani padi ketan di daerah penelitian dengan membandingkan periode sebelum
krisis ekonomi (MT 199611997) dan sesudah krisis ekonomi (MT 199711998).
Penelitian dilakukan di Desa Citrajaya, Kecamatan Rinong, Kabupaten
Subang, Propinsi Jawa Barat pada periode April-Mei 2000. Jumlah responden yang
digunakan adalah 30 orang petani yang dipilih secara acak sederhana (simple random
samplirig) dari samplingframe yang tersedia. Responden adalah petani dengan luas
lahan garapan sebesar 0,s-1 hektar dan menggunakan fasilitas jaringan irigasi teknis.
Alat analisis yang diynakan adalah analisis usahatani (analisis pendapatan dan
imbangan penerimaan dan pengeluaran) dan analisis yang menggunakan konsep
ekonomi produksi dan regresi.
Pada MT 199711998 tidak terjadi perubahan penggunaan dosis pupuk
walaupun terjadi peningkatan harga pupuk yang cukup besar, ha1 tersebut disebabkan
karena perubahan penggunaan dosis pupuk akan mempengaruhi pertumbuhan
vegetatif
tanaman.
Berbeda
dengan
penggunaan
dosis
obat-obatan,
pada
MT 199711998 terjadi peningkatan jumlah penggunaan dosis obat misalnya
penggunaan dosis obat Mcindo mengalami peningkatan sebesar 56,67 persen
sedangkan Beykart, Kompidor dan Regent mengalami peningkatan sebesar 42,38
persen, 33,34 persen dan 8,61 persen. Peningkatan jumlah penggunaan dosis obat
disebabkan karena adanya peningkatan serangan hama seperti wereng coklat, lembing
batu dan tikus.
Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga tidak mengalami perubahan, namun
secara total, penggunaan tenaga kerja dalam satuan HOK untuk MT 199711998
mengalami penurunan sebesar 4,46 persen dibandingkan dengan MT 199611997 dan
tenaga kerja luar keluarga turun sebesar 4,94 persen. Penurunan ini terjadi karena
pada MT 199711998, kenaikan ongkos pengolahan traktor dan tanam secara borongan
jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan kenaikan upah per hari.
Berdasarkan analisis model produksi diperoleh hasil bahwa krisis ekonomi
yang diikuti oleh pembahan kondisi iklim dan tingkat serangan hama menyebabkan
penurunan produksi padi ketan di Desa Citrajaya pada masa tanam sesudah krisis
(MT 199711998), ha1 tersebut dapat dilihat dari koefisien dummy masa tanam pada
model dugaan yang menunjukkan pengaruh nyata pada taraf 0.005 persen dengan
nilai koefisien dugaan sebesar 0.495375. Krisis ekonomi yang berdampak pada