Tinjauan Pustaka - 13 -
2.2.1.2 TINGGI JAGAAN SALURAN
Besarnya tinggi jagaan yang diijinkan adalah berkisar antara 0,75 m – 1,5 m atau disesuaikan dengan besar kecilnya debit rencana.
Hal lain yang mempengaruhi besarnya tinggi jagaan adalah penimbunan sedimen di dalam saluran, berkurangnya efisiensi hidrolik karena
tumbuhnya tanaman, penurunan tebing dan kelebihan jumlah aliran selama terjadinya hujan.
2.2.2 BANGUNAN PENGENDALIAN BANJIR
2.2.2.1 KAPASITAS KOLAM
Perhitungan kapasitas kolam dimaksudkan untuk menentukan batasan maksimum yang dapat ditampung oleh kolam penampungan. Debit inflow
yang terjadi tiap jam dihitung dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu.
Nakayasu dari Jepang telah menyelidiki hidrograf satuan pada beberapa sungai di Jepang. Ia membuat rumus hidrograf satuan sintetik dari
hasil penyelidikannya. Rumus tersebut adalah sebagai berikut : Qp
= 3
, 3
, 6
, 3
. T
Tp Ro
A +
2.10 dimana
: Qp = debit puncak banjir m3det
Ro = hujan satuan mm T
P
= tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir jam T
0,3
= waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai menjadi 30 dari debit puncak jam.
Bagian lengkung naik rising limb hidrograf satuan lihat gambar 2.4 mempunyai persamaan :
Qa = Qp
4 ,
2
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
p
T t
2.11
Tinjauan Pustaka - 14 -
Gambar 2.4 Hidrograf Nakayasu
Dimana Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak m
3
det t = waktu jam
Bagian lengkung turun decreasing limb. Qd 0,3 Qp : Qd = Qp. 0,3
3 ,
T T
t
p
−
2.12 0,3. Qp Qd 0,3
2
Qp : Qd = Qp. 0,3
3 ,
3 ,
5 ,
1 5
, T
T T
t
p
+ −
2.13 0,3
2
Qp Qd : Qd = Qp . 0,3
3 ,
2 3
, 5
, 1
T T
Tp t
+ −
2.14 Tenggang waktu Tp = tg + 0,8 tr
2.15 Dimana untuk :
L 15 km tg = 0,21. L
7 ,
2.16 L 15 km tg = 0,4 + 0,058 . L
2.17 L = panjang alur sungai km
tg = waktu konsentrasi jam tr = 0,5. tg sampai tg jam
T
3 ,
= α . tg jam, dimana :
- untuk daerah pengaliran biasa α = 2
Tinjauan Pustaka - 15 -
- untuk bagian hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat α
= 1,5 -
untuk bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat
α=3
Hidrograf satuan sintetik Nakayasu ini banyak dipakai dalam perencanaan bendungan – bendungan dan perbaikan sungai di proyek Brantas
Jawa Timur, antara lain untuk menentukan debit perencanaan bendungan- bendungan Lahor,Wlingi, Widas, Kesamben, Sengguruh, Wonorejo, dan
perbaikan sungai Kali Brantas bagian tengah Sumber : CD Soemarto, Hidrologi Teknik .
2.2.2.2 Flood Routing
Perhitungan flood routing berpedoman pada persamaan kontinuitas dalam penampungan:
I
1
+I
2
2 ∆t = Q
1
+Q
2
2 ∆t + ∆s
2.18 dimana : I = Inflow
O = Outflow ∆t = periode waktu yang ditinjau
∆s = selisih penampungan Perhitungan Flood Routing dapat ditabelkan sebagai berikut :
∆s = Qi-Qo ∆t 2.19
dimana : ∆s = volume yang masuk m
3
Qi = debit inflow m
3
det Qo = debit outflow m
3
det ∆t = selisih waktu det
Tinjauan Pustaka - 16 -
Tabel 2.1 Perhitungan Flood Routing
T jam
T dtk
Qi m
3
dtk VQi
m
3
H m
Qo m
3
det VQo
m
3
∆s m
S m
Ket
1 2 3
4 5
6 7 8
9 10
Kolom 1 : Waktu jam Kolom 2 : Waktu detik
Kolom 3 : Debit inflow m
3
det Kolom 4 : Volume inflow VQi = Qi
× ∆t kolom 2 × kolom 3
Kolom 5 : Tinggi air H = ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ∆ t
x Luaskolam
Qi Luas saluran sungai Tenggang = 246913,1 m
2
Luas saluran sungai Sringin = 271137,9 m
2
Kolom 6 : Debit outflow m
3
det = Debit Pompa m
3
det Kolom 7 : Volume Outflow VQo = Qo
× ∆t kolom 6 × kolom 2
Kolom 8 : Volume m
3
∆s = Qi – Qo x ∆t ; kolom 3 – kolom 6 × kolom2 Kolom 9 : Storage Kumulatif m
3
; kolom 9 + kolom 8 Kolom 10 : Keterangan mengenai jumlah pompa dan kapasitasnya yang akan
dioperasikan
Tinjauan Pustaka - 17 -
2.2.2.2 KOLAM PENAMPUNGAN RETARDING POND