Identifikasi Pembalak Tradisional di Areal Hutan Produksi (Studi Kasus Kelompok Pembalak di Hutan Land Management Grant College IPB, Unit Dusun Aro, Jambi)

RINGKASAN SKRIPSI
Taufiq Hidayat, E02495039. IDENTIFIKASI PEMBALAK TRADISIONAL D I AREAL
HUTAN PRODUKSI (Studi Kasus Kelompok Pembalak di Hutan Land Management
Grant College IPB, Unit Dusun Aro, Jambi), dibawah bimbingan Ir. Bramasto
Nugroho, MS dan Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS.

Pernanfaatzn surnberdaya hutan, khususnya kayu, dilakukan dengan pernanenan
kayu. Menurut Nugroho (1995), pernanenan kayu rnerupakan proses pernindahan hasil hutan
berupa kayu dari hutan atau ternpat turnbuhnya rnenuju pasar atau tempat-tempat
pernanfaatannya, sehingga kayu tersebut berguna bagi rnanusia.
Pelaksanaan poia pengusahaan hutan sistern HPH belurn sepenuhnya rnencerrninkan
strategi pengelolaan hutan yang rnernperrnasalahkan rnanfaat ekonorni surnberdaya hutan
untuk kepentingan rakyat. Hal ini disebabkan rnasyarakat di sekitar hutan, terutarna yang
ada di dalarn rnaupun di luar areal konsesi HPH rnuncul fenornena sosial, khususnya adanya
kontras antara kernakrnuran pengusaha di satu sisi dan kerniskinan rnasyarakat lokal di sisi
lain (Mubyarto, 1992 dalamsudarrnanto 1996).
Bentuk pernanfaatan hasil hutan kayu lainnya yang sebagian besar rnasih
rnenggunakan teknologi sederhana adalah sistern pernanenan yang dilakukan oleh kelornpok
pernbalak. Pernanfaatan oleh kelornpok pernbalak pada saat ini rnulai rnerebak di areal
konservasi rnaupun hutan produksi. Tetapi kehadiran kelornpok pernbalak di areal kawasan
hutan negara untuk rnernanfaatkan surnberdaya dirasakan rnerupakan perrnasalahan

tersendiri bagi pernilik HPH tenebut sebagai pihak yang rnernbutuhkan bahan baku dan
pernerintah sebagai penerirna devisa. Selarna ini kelornpok pernbalak tersebut rnelakukan
-

kegiatan usaha ilegal.
Kegiatan pernbalakan ilegal di kawasan hutan LMGC IPB rnelalui dua jalan yaitu
rnenggunakan jalan as yang mengarah ke daerah Sengeti dan Dusun Aro. Alat angkut yang
digunakan adalah truk PS atau Dyna dengan kapasistas 4,5

- 6 rn3. Kebanyakan dari truk

tenebut rnengarah ke Sengeti karena kondisi jalan yang lebih bagus dan banyak sawmill
sehingga banyak piiihan untuk rnenjual kayu.
Alasan yang dikernukakan oleh anggota pernbalak kelornpok I dan I11 adalah
desakan ekonorni. Anggota pernbalak tersebut rnernpunyai pekerjaan lain sebagal buruh
sadap karet. Tetapi, pendapatan dari buruh sadap karet tidak rnarnpu rnencukupi kebutuhan
hidup, sehingga rnereka berusaha bekerja sebagai pernbalak. Responden kelornpok I V
rnengungkapkan bahwa rnereka rnelakukan kegiatan pernbalakan karena saat ini rnereka

tidak ada pekejaan lain dan ada tawaran dari pemilik rnodal untuk membalak. Alasan yang

dikemukakan oleh anggota pembalak kelompok Idan V adalah pendapatan dari kayu lebih
tinggi. Adanya pemasaran kayu bulat hasil pernbalakan, kayu yang dihasilkan pembalak
langsung dibayar oleh pernilik rnodal di hutan dan ditampung di industri pengolahan kayu.
Kelompok pembalak yang bekayu di areal hutan tersebut tidak hanya masyarakat
sekitar hutan, tetapi juga berasal dari daerah lain. Kegiatan pembalakan tradisional ini juga
menarik bagi orang di luar propinsi. sistem perekrutan berdasarkan ikatan ernosional dan
tidak perlu persyaratan khusus, baik pendidikan maupun pengalarnan keja. Ketua kelompok
adalah orang yang rnempunyai pengalarnan sebagai operator chainsaw.
Ikatan keja antara pernbalak dengan pernilik modal tidak tertera di surat kontrak
hanya berdasarkan kepercayaan saja. Pembalak akan memperoleh pembayaran dari bekayu
setelah kayu tersebut berada di atas truk. Sistem ini disebut trimo di atas mobi, Pemilik
mobil yang mernpunyai modal dapat memperpendek tahapan tersebut, tetapi pemilik modal
yang tidak rnernpunyai truk angkut akan menyewa truk sehingga akan melalui 3 tahapan.
Bentuk-bentuk kejasama antara kelompok pernbalak dengan pemilik modal atau
pembeli yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah :
(a).

Kelornpok pembalak hanya mengeluarkan kayu, sedangkan angkutan kayu ke pihak I11
diurusi oleh pemilik modal. Selain itu, ransum dan peralatan keja (parang, cangkul,
chainsaw atau truk langsir) juga diurusi oleh pemilik rnodal. Selain itu terdapat kelompok

pernbalak yang rnemiliki chainsaw.

(b). Kelornpok pembalak mernbiayai sendiri ransum mereka dan dapat menawarkan secara

bebas kayu yang mereka hasilkan. Sistern berdikariadalah istilah untuk sistem ini.
Perubahan sistem pemodalan dari yang dibiayai oleh orang lain ke pemodalan bersama dapat
disebabkan antara lain kepercayan terhadap pemilik modal luntur, penghasilan dari bekayu
lebih cepat diperoleh dan bekayu merupakan usaha yang mudah untuk dimasuki asalkan
mempunyai modal.
Sifat usaha yang dilakukan oleh kelompok pembalak adalah tidak kontinu karena
hanya rnengandalkan tawaran dari pemilik modal yang berposisi sebagai pemberi pinjaman
modal, mempunyai kenalan orang sawmill atau kepastian lokasi.
Sebelum melakukan penebangan, pembalak mensurvey lokasi keja rnereka.
Pertirnbangan pembalak untuk menetapkan bekeja di areal tersebut yaitu berdasarkan
jumlah batang yang akan dihasilkan atau jumlah kayu yang akan diangkut oleh truk. Ukuran
sortirnen kayu yang akan dihasilkan adalah kayu berdiameter 30 crn keatas dan panjang 4 rn.

Numbang rnerupakan istilah penebangan, yaitu rnerubuhkan pohon. Penebangan ini
dilakukan dengan rnenggunakan chainsaw. Terdapat unsur penebangan yang dilakukan oleh
pernbalak yang sesuai dengan teknik penebangan yang benar (Sinaga et all, 1984), yaitu

rnenyingkirkan rintangan, rnenentukan arah rebah, rnernbuat takik rebah dan balas.
Sedangkan ketentuan tinggi tebang tidak sesuai karena teknik tebang pembalak untuk pohon
yang berbanir dilakukan setinggi dada (sesuai kernarnpuan rnengangkat chainsaw). Sistern
pernbagian batangnya adalah pernbagian per batang. Dari kelirna kelornpok tersebut, ukuran
sortirnen yang dihasilkan adalah 4 meter untuk panjang. Panjang 4 meter ini berdasarkan
alasan, yaitu alat angkut (truk jenis Dyna, PS dan Rino), perrnintaan sawmill atau pesanan
dan kernampuan alat sarad (ongkak).
Narikrnerupakan istilah rnenyarad kayu yang dilakukan oleh pernbalak. Penyaradan
yang dilakukan oleh pernbalak dengan sistern . manual yaitu sistern kuda-kuda (ongkak).
Alasan penggunaan ongkak untuk areal hutan yang bertanah kering tersebut, yaitu sistern ini
lebih tejangkau daripada sistern rnekanis dan sistern tenaga hewan dan sistern ini lebih
dikenal oleh rnasyarakat dan rnarnpu rnenyerap banyak tenaga kerja.
Langsir rnerupakan istilah yang rnenunjukkan kegiatan pengangkutan antara.
Kegiatan ini dilakukan karena jalan ongkak utarna tidak berakhir di jalan as dan kegiatan
pernuatan akhir di jalan as. Pernuatan dilakukan secara manual, yaitu dengan tenaga
rnanusia dan bantuan alat pengungkit. Logpond, istilah untuk TPn, rnerupakan ternpat
kegiatan pernuatan ke truk.
Biaya belanja yang dibutuhkan oleh pernbalak selarna sebulan di hutan berkisar
antara Rp. 1.000.000


- Rp. 1.500.000, ini tergantung jumlah anggota dan kebutuhan kerja

baik kebutuhan sehari-hari atau bahan bakar. Biaya produksi yang bewariasi disebabkan
oleh potensi kayu di lokasi kerja yang berbeda antar kelornpok pembalak. Penyetoran Rp.
16.000/m3 pada kelompok I dan nilai dari hasil yang diterirna oleh pernilik chainsaw pada
kelornpok I1 rnerupakan usaha untuk rnengernbalikan modal pembelian chainsaw.
Dalam produksi kayu, penggunaan alat ongkak menghasilkan kayu bulat yang siap .
angkut berkisar antara 50

- 60 m3 dalam sebulan. Sedangkan kelompok I11 yang

rnenggunakan ongkak dan mobil langsir, kayu yang dihasilkan lebih b a r yaitu 120 m3
dalarn sebulan. Sistem pembagian keja juga diterapkan pada kelornpok pernbalak. Untuk
kelornpok I1 dan V, sistem pengupahan untuk anggota kelompok berdasarkan pernbagian
keja dalarn kubikasi ~ p / m ~Kelornpok
.
I,111 dan IV menggunakan sistem pengupahan bagi
rata untuk anggota kelompok tanpa rnemperhatikan spesialisasi kerja.

I D E N T I F I K A S I PEMBALAK T R A O I S I O N A L

O I AREAL H U T A N PROOUKSI
(Studi Kasus Kelompok Pembalak di Hutan Land Management Grant
College IPB, Unit Dusun Aro, Jambi)

Kava I ~ m &
Se6agai sahh satu syarat untuk
i~zemnperobhgehr
Sarjnna Kehutaizan
pada Fakuhas Kehutanamz
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
TAUFIQ H I D A Y A T
€02495039

JURUSAN TEKNOLOGI H A S I L H U T A N
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000