Sistem Hukum dan Kelembagaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan

SISTEM MUKIJM D m MELEMBAGMN
PENGELOLAAN WIEAYAM PESISIR DAN LAUTm
SU
UTIRA, SW.,LLM
Fakultas Mukum Universihs Padjadjaran,Bandung

am era refomasi dewasa ini fungsi dan
perman serta kinej a h u k m dalam menunjmg
berbagai bidang pembangunan sedang
dipertanyakan, bahkan adakalanya mendapat
sorotan tajam.Sebagim dasi mggota rnasyarakat

keseimbangan antara manfaat ekonomi dan
kesinambungan ketersediaanya.' Pemeliharam
keseimbmgan antamdua
gantersebdjatuh
bersamam dengan upaya u n t k rnenciptakan
keseimbangan antara aspek kesejahteraan dan
aspek keselmatm rnanusia sebagai

perbaikan berdasarkan keyakinan bahwa

tidak akan berlangsung dengan baik
dilandasi dengm kepastian dan
.Oleh h e m itu
memposisikan
dan peranannya dengan benar agar mampu
pengembangan noma-noma
lopent) yang bersifat memaksa.
,,
Pengelolam wilayah pesisir sarnpai saat ini
tid& diatur secara spesifik, artinya wilayab pesisir
sebagai bagian dari wilayah nasional tunduk pada
ymgber1akuumum. S
unsur lautnya tunduk pada peng
dan mengenai unsur daratnya tunduk pada
pengaturan yang berlaku umum. Sepanjang
mengenai unsur lautnya tunduk pada pengatman
I

telahdiapai. D b h d S
untuk mengkompr

kepentingan agar tercapai keseimbmgan dalam
pengertian b a h a peningkatan kesejahteraan
masyarakat senantiasa berjalan seiring dengan'
jaminan keselamatan bagi semua orang.
Keseimbmgan antara aspek kesejahteraanddan,
aspek keselamatan merupakan wahana untuk
mencapai keadilan. Sedmgkan untuk terciptanya
keseimbmgan derxli mencapai keadilan ymg dicitatentu saja diperlukanperubahan-perubahan
keadaan pada saat ini agar keadaan pada
masa yang akan datang menjadi lebih baik. Justru
inilah.berbagai ketenhtan

mengenai smber-sumber kekayaan alam, baik
hayati maupun non-hayati, tunduk p
undang-undangsektoral yang &dam pe
menjadi wewenmg departemen yang berbedabeda. Kewenmgan-kewenmgm tersebut sebagian
daripadmya ada yang telah diserahkm dan/atau
dapat berlangsung dengan tertib, dalam arti tidak dilimpahkan oleh pemerintah pusat kepada
menimbulkan gejolak yang tidak dikehendaki, pemerintah daerah. Akan tetapi dalam
apalagi yang bersifat de

pelaksanaamya sistem pengaturan dernikian
Dalm rangka p
umber kekayaan
alam nasional, hukum harus menciptakan
keseimbangan antara rnanfaat ekonomi dan wilayah pesisir. Selaindari itu
keseimbangan ketersedi
a. Pemeliharaan
kesehbangm antara duakepentingm tersebutjatuh kesatuan rumg yang sama terdapat lebih dari satu
bersamaan dengan upaya untuk menciptakan jenis sumber kekayaan alam danlatau jasa

Sistem hukum.......(61 - 68)

h h g m y ~
mtuk dikembmgkanpada
saat yang sma, baik dalam skalaekonorni regional
mupmnasiod. DdmM ini
wewenang antara Pusat d
berkembang menjadi isu yang sangat penthg,
khususnya d a l m rangka pelaksmaan Undangundang Nomor 22 tahun 1999tentang Pemerintah
Daerah.

Tulisan ini dihajatkan untuk mengupas
beberapa masalah hukum. ymg berkaitan erat
dengan pengelolaan Vyil
sir, yang melipuli

sebagai prasyarat bagi tercapainya hjuan
>
yaitu ketertibm. Oleh karena itu orang boleh
dapat bahwa apabila tidak ada kepastim
maka kehidupan bemasyarakat lid& akan
berlangsmg dengan tedb danpada gilkannya
timbul marki dan ketidakadilan. Noma-noma
h u k m yang memat peintah, d m kebolehm &
d a l m kehidupm bemasyarakat disebut sebagi
h
ap

dankelembagm bagi

fonnil ( p v o c e d d law). Perlu pula dip

stakeholders (pemerintah dan masyarakat) semua orang bhaapabila adadqmtelahtdadi
dalam pengelolm wilayah pesisir dan lautan;
pelmggaran terhadap hukum sustmtif, rnaka
bahwa proses penegakan
febih ditetapkan di dalam
ar proses penegakan
gan tetap memelihara
dengmpge1olaan ketertiban urnurn &lam kehidupan bemasq;arakat
wilayabpsisir,
lerjadinyapelmg
4. Peranan dm h g s i kelembagaan &lam
pengelolm wilayah psisir dan lautan; dan
Pengembangan noma hkum. pengelolaan
5. M e k ~ s mkelernbagm
e
serta pemasalAan
wilayah pesisir dan lautan harus diarahkan
sedemikian rupa sehingga sekaligus mampu
yang dihadapi.
memenuhi limafungsi

yAh :
FWGSI DAN PERANAN SEEPTA
MLANFMT HUKUlBl
I. Pungsi Direkkif
Fungsi NUkm
Fungsi direktif adalah salah satu fungsi
Pada dasarnya setiap orang bebas untuk pengaturan di dalm erapembangunan.D d m hal
melakukan perbmtan apapm kecuali yang secara ini hukum hams berfungsi sebagai pengamh
tegas telah dinyatakan sebagai perbuatan yang pembmgunan secara terencana dan konsisten
dilarang oleh n o m a hukum, atau perbuatan- sehingga dapat meneapai tuj
perbuatan tertentu yang tidak dikehendaki oleh dan efisien. Untuk itukep
atau hukurn h a s dijaga, bai
maupun pada tahap gel
noma h u k w harus melibatkan masyarakat yang
a yang akan terkena arahan dan manfaat dari pengaturm
tidak dilarang, dan apa pula yang diperkenankan itu sendiri. Partisipasi
tetapi dengan
tertentu. Adanya hams ditarnpmg
keeaninilah
dengan pengembangan pengaban. Demikian pula setiap

norma-noma sos
bersifat memaks
oleh lembaga-lembaga yang memiliki wewenang
untuk menegakkan hukum. Sifat memaksa yang
an mengakibatkmtidak
dimiliki oleh norma hukum ini merupakan
atujuannyatidak &pat
keniscayaan karena berkaitan erat denganjaminan tercapai sebagaimanayang diharapkan.
pemberlakuannya terhadap setiap bentuk
pelanggaran demi terciptmya kepastian hukum
62

Prosiding Pelatihan untuk Pelatih, Pengelolaan WIayah Pesisir Terpadu

yang sudah baik ke arah keadam yang sempunma

2. Pungsi IntepatZ

Pengembangan pengatwan h
ddm

berbagai tingkatm (pusat, prophi, kabupatenflcoh)
harus menmjukkan suatu sistem yang integral. dengan baik dalarn suasanakedamaian.
Pengertian integral adalah tidak ditemukan
kontradiksi atau inkonsistensi, baik dalam

tirnbulnya kesenjmgan, baik secara ekonomi
arena itu perlu dieegah
osial diantarapenduduk
pendatang dengan penduduk asli. Kasus-kasus
penjarahan tambak yang sernpat mar& beberapa
waktu yang lalu merupakan &bat dari timbdnya
kecemburuan sosial yang mengarah pada
disinkgrasi.

3. Fungsi Stab%taM
Pengatwan pernanfaatan kekayaan alam
wilayah pesisir juga harus berfungsi untuk

menciptakan keseirnbmgm antara kepentingm
individu dengan kepentingan rnasyarakat pada

a agar kehidupan bemasyakat dapat
berlangsung dengan tertib dan teratur. Apabila
keseimbangan telah tercipta, peran hukum
selanjutnya adalah memelihara keseirnbmgan
tersebut d d m jangka waktu yang tidak terbatas
sepanjangmas& sesuai dengan perkembanganm a
keadilan di dalam masyarakat. Peranan hukum
dalam memeliham keseimbangan ini dil
melalui penerapan s&si secara adil melalui
kep
ukum sebagai pemelihara
keseimbmgan antara berbagai kepentingm yang
berbeda, rnisalnya ant

ons~stendan tidak
kepentingan ekologis dengankepenhgan ekonomi,
semu, yang pada gilirannya dapat rnenimbulkan kepentingm pemanfaatan d
ledakan kekecewm masyarakat.
pelestarian, dan sebagainya. D
timbul kepentingan-kepentingan baru yang

4. Fungsi Korektif
cendemg berbeda atau bertentangan antarayang
Fungsi korektif adalah fungsi untuk satu dengan yang lainnya, maka diperlukm pula

menimbulkm ketidakpastian dalam pelaksanm
peraturan. Pembahan kebijakan h m d
secara jelas agar tidak membingun
pengambil keputusan d m pelaksana penegakm
hukum di lapangan. Oleh kare
ditemukan b u s d e d a n , maka pe
harus segera dicabut untuk diperbaiki. Selain dari
itu pengertian fungsi korektif harus pula diartikan
untuk memperbaiki atau membetulkan keadaan
yang dianggap h a n g baik atau salah ke arah yang
lebih baik dan benar.

barn.

n apabila berbicara mengenai
pemerintah m a w bagi

a, sangat tergantung pa&
bidang-bidang yang diaturnya d m siapa saja yang
merniliki kepentingan (stakeholders) atas bidangbidang pengaturan tersebut. Mengenai pertanym
apakah bidmg-bidang pengahran tertentu telah
mampu mengakomodasikmaspirasi-aspirasi yang
berkembang di kalangan mereka yang memiliki
kepentingan akan sangat bergantung pada proses
penpunan dmpengembangannomanya, ap
5. Fungsi Perfektif
seem top-down ataukah secara bottom-up. Dalam
Fungsi ini merupakan fungsi akhir dari
catat bahwa proses pengembangan
pengaturan yaitu untuk menyempumakan ke
pada masa-masa lalu lebih dicirikan

Sisfem hukum.......(61 - 68)

oleh proses top-down, bahkm tidak jarang pula
dilatarbelakangi oleh kepenthgm-kepentingan
kelonilpok tertentu melalui rekayasa atau kolusi.
Inilah salah satu sebab mengapa bmyak dimtara
prod&-prod&
yangtidakaspiratif
kepentingm masyarakat luas walaupm masih
berada pada-bidmgpen
karena itu proses pemb
masa mendatang sebai
tom-up smyamelibatkankepenhgan-kepentingan
stakeholders yang seluas-luasnya. D
demikian ini, agar prod&-prod& h
aspiratif d m akomodatif terhadap kepentingankepentingm yang sah dalam skala yang seluasluasnya, maka pihak-pihak y ang memiliki
sesuatu bidang pengaturan
berpartisipasi d a l u i
prosedur yang telah $isedi&m.

dari pemerintah Propinsi.

Model penpsunm peraturm m e l a l proses
~
top-down sebagaimma dilukiskm di atas dapat
dipastikan &an bemba33.secara drastis rnanakala
Undang-undmg Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah telah diberlakukm. Pada
masa-masa mendatang pemerintah daerah &an
m
kewemgm atas
Yang
lingkupnya sangat l w . Sedangkanpernenin~p w t
hmya merniliki wewenang atas bidang-bidmg
tertentu saja yang telab ditentukan secara ekspljisit
di dalarn Undang-undang Nomor 22 tahun f 999.
Pembagim wewemg antampemerintah pusat dan
pemerintah daerah atas urusan-urusan yang
berkGtan dengan pengelolaan \?iilayahpesisir dan
PROSES PEMBENT
NOWIA
HUKUM (NormDevelopment)
lautan akan dibahas secara tersendin pada bagian
Upaya untuk menciptakan keseimbangan berikut daritulisanilli.
antara kepentingm kesejahteraan (ekonomi) dan
kepentingm kelestarian (ekologis) atas sumber- PENGAT
PENGELOL
sumber kekayaan dam wilayab pesisir d m lautan WEAUAM PESHSTiR DAN LAUTAN
tidak &an dapat dilakukan oleh kalangan profesi
Apabila fungsi dan peranan hukum
h
b saja. Hal hidisebabkm karena sistem dan sebagaimana telah diuraikm di atas kemudim
gan Intemasiond diproyeksikanpada pengelolm ~ l a y a bpesisir
dan
.
ian lintas bidang i l m
cam kelernbagam tunduk
be&&-beda (lintas
sektoral).Kesehbmgm mtara kedua kepentingan
tersebut harus dicari melalui pertimbangm dari
berbagai aspek dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan d m teknologi.
Hasil temuan ilmiah dan tingkat pe
teknologi mempakan b h b a k u w t u k
kebijakan nasional pengelolaan wilayah pesisir dan
lautan. Sedangkanuntuk kewenangan pemerintah
pusat dalam urusan-urusan pada umumnya
dis
kepada pemerintah Propinsi. Selanjutnya
KotalKabupaten akan menerima penyerahan
wewenang dariPropinsi. Namun demikim biasanya
tidak semua urusm yang kewenangmya telah
diserfian oleh pemerintah pusat kepada Propinsi
secara otomatis diserahkan selumhnya kepada
pemerintah KotaIKabupaten. Mengingat bahwa
pelaksanaan semua peraturan pada berbagai

kolnpromi antara dua kepentingm yang berbeda,
kalau tidak hendak dikatak

yang kedua adalah jarninan bahwa pemmfaatan
sumber-sumber kekayaan alam dilakukan secara
rasional agar &pat berlangmg dalmjangka wakcu
terbatas seraya menghindari terjadinya
Berikut disajikan pembahasan ketentuanketentuan normatif yang berkaitan dengan
pengelolaan wilayah pesisir dan Iautan yang tersebar
di d a l m berbagai tingkatm peraturm mulai dari
undang-undmg, peraturan pemerintah, keputusan
presiden, sampai keputusan menteri. Untuk
memudahkm pengidentifikasimterhadap bidangbidang permasalahan hukumnya, pembahasan
dilakukan berdasarkan kategorisasi jenis-jenis

ProsEdin9 Pelatihan untuk Pelatih, Pemjolaan Witayah Pesisir Terpadu

smber dam yang terdapat di wilayah pesisir dan 3. Perhdungan Temmbu Kamng
lautan, yaitu smberdaya dam hayati, non hayati,
Sebagaimanahalnya dengan hutan mangove,
te
g merupakan eksosiskm yang sudah
danjasa-jasalingkungan.
dilindungi oleh kete
hukurn. Perlindungan
terhadap terumbu
g diperlukan untuk
A. Pengelolaala Sumberdaya Alam Wayati
mencegah berlanjutnya praktek-praktek yang
I. Surnberdaya b n
Pengaturan tertinggi mengenai pengelolaan
sumberdaya &an terdapat d d m Undang-undang
Nomor 9 tahun 1985tentang Peikanan. Undang- Praktek-praktek pemanfaatan yang bersifat
undang ini rnemperluas cakupan pengaturan destmktif rneliputi penmgkapan ikan dengm
sebelumnya yang dirasakan kurang mampu m e n g ~ a k a nborn, tenaga listrik, atau dengan
rnenmpung perkembangan pennasalahan yang
racun.
dlhadapi dalam pengelolaan surnberdaya ikan.
Pengefolaan smberdaya ikan ditujukan kepada B. Pengelolaan Stumberdayadarn NonNaya~
tercapainya manfaat yang sebesw-besmya bagi
bangsa Indonesia. Untuk mencap&tujuan tersebut 1. Penguasaan Tanah Pantai
dilaksanakan pengelolaan secara terarah melalui
Ddam pernbi
pelestarian
a k beserta I i n m g m y a kata "pantai" dm
' biwanya tidak seldu
Ruang lingkup pengaturan pengelolaan dibedakan bahkan tidak perlu dipemasdahkan.
k & y a ikanmeEpuG ket
menge~:
anapabila ditinjau secarap i c k s
penangkapan ikan; -"
a istilah tersebut harus diberi
yang h a s dipenuhi oleh pengerlian secarajelas. Pemaknm istilah tersebut
dirnaksudkan agar tidak tirn
h j e ~serta
s
c.jumlah ymg bolehditanketidakpastian,
ikan yang tidak boleh ditangkap;
m a w dalmpelaks
d. daerah penangkapan serta m u s h penangkapan; Pan?&a&& d
e. pencegahan kerusakan danrehabilitasi sumbertinggi dengan daratan. Sedangkm garis pantai
danlingkungannya;
adalah garis air yang menghubmgkan titik-titik
f. introduksi ikanjenis baru;
pertemuan antma air pasang tertinggi dengan
g. pembudidayaan&an danperlindmgmya;
daratan. Garis pantai &an terbentuk mengikuti
h-pencegahan dan pemberantasan hama dan
pantai/daratan itu sen&.
penyakit &an; dan
Pesisir addah daerah pertemuan antara p e n g d
i. M-M lain yang dipandangperlu untcik mencapai
daratan dan pengaruh lautan. Ke arah daratan
tujuan pengelslm.
daerah pesisir mencakup daerah-daerah tertentu
dimana p e n g d Iautan mas& terasa (angin laut,
2. Perliraduragan Nutan Mangrove
g laut, dsb). Sedangkan ke
yang sangatpentingdalam
pesisir dapat rnencakup
memelihara ekosistem pantai serta luasnya yang
kawasm-kawman laut dimana mas& tema atau
semakin mermyusut statush
h hutan
masih tamp& p e n g d dari aktivitas di daratan
sudah @at dim
ke dalmkatagori
(misalnya penampakan bahan pencemar,
lindung. D d m ha1 inipeme~ntahPropinsi diberi
sedirnentasi dan w m a air). Dengan demikian
wewenang untuk
apkan kebijakan dan
maka pengertim "pesisir" mencakup kawasan
pengaturan pengel
a. Selanjutnya Kotal
yang lebih luas dari pengertian "pantai9'.
Kabupaten menjabarkan lebih lanjut sesuai dengan
Dari keduapengehan di atas
kondisi daerahnya masing-masing secara terpadu & b e a m antara c'tanahpantai" d
dan lintas sektoral untuk kemudian d i u m d a n Tanah pantai adalah tanah yang berada antara garis
kepada masyarakat.
air sunrt terendah dengan garis air pasang tertinggi,
termasuk ke dal
bagim-bagim daratan mulai
dari garis air pasang tertinggi sarnpaijaraktertentu

Sistem hukum.......(6l

-

68)

ke arah daratan, yang disebut sebagai sempadan
pant&. Dari pengertian tersebut yang mih menjadi
masdah addah lebar sempadan pantai yang h
ditetapkan dan dibuat tmda-tanda batasnya agar
. Pasd1 ayat (6)
jelas tamp& di d a l m ke
Keppres No. 32 t&un 1990 tentang Pengelolaan

penting, &patl& dinrenged bahvJa
tushak atas taplahnyatidak dapat di
persertifikatan berdasarkan atas hak terkuat yaitu
hakmillk, vvalaupmmen~~utpem

Oleh h e n a itu penseh&tan dengan hi&(mi&yaHGU, Hak Pakai, atauHGB) di
yang mempunyai manfaat penting untuk tidak &an dapat diterima oleh penduduk karena
mempertahankan kelestarian fungsi pantai".
rend& dari hak Illilk b e h a r k a n
Selanjubyapasdl4 menyatakan bahwa: " Kriteria
adat setempat. Apabila karena keadaan
sertifil;at hak millk, maka
sewadan pantai adalah daratan sepanjang tepian
yang lebmya pro
al dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai
al 100meter dari tit& air
pasang terthggi ke arah darat".
Dari kuhpan di atas &pat disirnpulkanbahwa
pantsu:yang disebut sebagai''
ditetapkan syarat-symt yang smgat ketat di d a l m
pemberim sertifrkabya, agar tidak terldu mud&
seem yuridis telah merniliki
sebagai "kawasan perlindungan setempat". Status untuk &pin& langankan atau dirubahtata
hukum yang sama juga berlaku untuk sewadan
sungai yang lebarnya 100meter di kiik
besar, dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang
. Selanjutnyauntuksungai
Untuk menjamin konsistensi dm keadilan di
ukiman lebar sempadan dalam pelaksanaannya, maka setiap bentrtk
pemanfaatm tan& pantai harus dilandasi oleh
pkip-prinsip peng
sebagai berikut:
Keppres 32 tahm 1390).
Selanjutnyayang agak sdit mtuk ditetapkm a. P h s i p Non-Pernahn
(N@n-Appropriafio~)
Telah &em
di b@an terdahulu bahvva
jalm inspeksi ataujalan dengan pengeeualian-pengeeualim yang sangat
pesisirakandirnulaidarijalan terbatas, tanah pantai tidak dapat dibebani dengm
umum tersebut ke arah daratan. Sebenmya apabila
demikiandirnaks
te:elahdibuat jalan sebagai tanda batas tanah pantai,
bebasan publi
maka separuh persoalan sudah dapat diatasi. Jalan
bagian-bagian tertentu daripmtai sebagai
kawasan pariwisata atau kegiatan-kegiatapllain yang
dapat menarnbah sumber pendanaan pemerintah
daerah yang bersangkutan.
b. Prinsip Terbnka Untuk Urnurn
(Open Acces)
d
Kebebasan publik untuk mendapatkm akses
pantai merupakan hak yang sifatnya
universal. Oleh karena i
angunan fisik dalam
bentuk apapun (misalnya
villa atau hotel) yang
arah daratan.
dilakukan di atas tanah pantai hampir dapat
Masalah h&um yang paling menonjol di dipastikan akan menghmbat kebebasan akses
wilayah pesisir adalah mengenai penguasaan tanah publik ke laut. Mengingat kenyatm bahtva semua
pantai. Melihat fbngsi ekologisnya yang sangat orang hidup di atas pulau maka sangat masuk akal
merupakm tanah negara yang berfimgsi sebagai zona
at. Dengan demikian maka
&pat diberi status sebagai

Prosiding Pelatihan untuk Pelatih, Pengelolaan Wlayah Pesisii Terpadu

apabila kebebasan setiap orang untuk mernperoleh b@an pantai darm pesisir
kepastian h & m se&ngga sarana dan prasarana
yang sudah ada akan terhindar dari risiko
mengambil prakarsa mtuk rnelhdungi kebebasan
antara lain karena adanya
ara terencana, konsepsional, dan
kvestasi yang
an komisten. Sdah satualtematif
membuatj d m sewjang pmtai
sebagai batas visual antara tanah pantai dan tanah C. Pemanfaatan Jasa-jasa Lh&mgan
pesisir. Dengan adanya jalan tersebut maka
Jasahgkungm adalahkomponen-kompnen
pekembangm p b
mudah untuk diken
pada
dan memahmi kebijakan Pemerintah tentang dan ornbak laut, bentukan-bentrrkan geologi,
pemtukm setiap zona yang terbentuk karena peninggalan sejarah, dan sebagainya, yang
ajalan ulllwz1tersebut.
bermdaat bagi pengembangm h u penge
e. P ~ s i Perbdrrrmgan
p
Kepentr;ngran
Penduduk Asli

an-bagim
tertentu dari tanah pantai telah digunakm
ckhulu kala oleh penduduk seternpat secara
temum, misahya untuk pe
ahan atau untuk
a mendapat perhdmgan
melalui pengaturan, temtma terhadap damp&
invasi kekuatan ekonomi dari luar yang dapat
mengancam keberlanjutan dan ketentraman
penduduk setempat.
P h s i p P ~ o r i t aManfaat
s
Pemnbarmg~lrnan
Sesuai dengan konsep pemb
untuk meningkatkan kesej
maka manfaat ekonomi
tensi sumberdaya
pantai danpesisir harus di
mtukpeningkatm
kesejahteraan masyarakat seternpat. TidaMah adil
bila manfaat ekonomi diraup oleh orang luar,
sedan*
penduduk setempat hanyajadi penonton,
apalagi bila menjadi korban penggusuran, walau
dengan alasan apapun. Oleh karena itu manfaat
pembangunan wilayah pantai dan pesisir hams
diprioritaskan untuk peningkatan kesejahteraan
penduduk seternpat.
(a.

e. Prlinsip Penataan Wuang
Pengaturan pemanfaatan tanah pantai dan
pesisir secararasional seharusnya didahului dengan
rencana tata mang yang sudah memiliki kekuatan
hukum yang mengikat . Dengan demikian
penempatan setiapkegiatan pembangunm di setiap
67

PENGELOLkfhlU
W L A U m PESISm DAN LA'TJTm
Pembahasan mengenai mekanisme
kelembagaan merwakan implernentasi dari
ketentuan srabstantifke &am
Pada tataran nasional, le
memili1;ci kewenangm atas m s m - m s m yang
rnenymgkut pem
m b e r kekayaan
a l m urilayah pesisir dan lautm ditentukan oleh
undm
g yang bersangkutan. Sedmgkan
penyer
antertentu dari perne&tah
pusat kepada pemerintah daerah biasanya
ditetapkan rnelalui keputusan menteri yang
membidangi sektor yang bersangkutan.
Kewenan
as semuajenis surnber kekayaan
terdapat 61.wilayah pesisk dm
, diasumsikan telah terbagi habis kepada
sektor-sektor. Secara kewilayahm, mang lingkup
kewenangan setiap sektor jatuh bersamaan
(coinsidance)dengan vliilayahnegara,
menteri memiliki yuridiksi atas jenis su
kekayaan alam tertentu yang terdapat di se
wilayah negara. Selanjutnya sektor-sektor yang
bersangkutan dapat menyerahkan urusan tertentu
menjadi umsan-msan yang menjadi wewenmg
pemerintah daerah, baik Propinsi maupun Kota/
Kabupaten. Dengan kata lain penyerahan umsan
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
merupakan kebij akan dari rnenteri yang
bersmgkutm. Pernasalahan timbul apabila lebih
dari satu jenis kekayaan alam berada pada satu
kes
g d m dimanfaatkm pada waktu yang
bersamaan oleh depademen yang berbeda.