BAB10(A)Pengertian Sampel dan teknik sampel (B)sampling dalam pengujian pengendalian (C)sampling dalam pengujian substantif
(A)Pengertian Sampel
Sedangkan sampel menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :
1. Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya
akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
2. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
Dari kedua pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga bisa disebut sebagai bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan
jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi. Kendala
tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang di miliki peneliti.
Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.
Cara dan Teknik Pengambilan Sampling
Setelah kita mengetahui tentang pengertian dari populasi dan sampel, selanjutnya kita akan membahas
tentang teknik pengambilan sampel. Tehnik pengambilan sampel juga dikenal sebagai tehnik sampling.
Terdapat berbagai macam teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel. Pada dasarnya
teknik sampling di kelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yakni, probability sampling dan nonprobability
sampling.
Adapun penjelasan mengenai probability sampling dan nonprobability sampling akan dibahas sebagai
berikut :
Probability Sampling
Probability sampling merupakan suatu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota sampel. Tekhnik probability sampling terdiri
atas:
(B)Sampling Audit dalam Pengujian
Pengendalian
KONSEP-KONSEP DASAR SAMPLING AUDIT
SA 305.01 mendefinisikan sampling audit sebagai penasaran prosedur audit unsur-unsur
suatu saldo rekening/kelompok transaksi yg kurang dari 100% dengan tujuan u/ menilai
beberapa karakteristik saldo rekening/kelompok transaksi tersebut.
KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDIT
Standar pekerjaan lapangan ke2 dan ke3 berisi elemen ketidakpastian. Dalam memenuhi
standar tentang bukti audit, auditor hanya meminta u/ mendapatkan dasar yg layak u/
memberikan pendapat.
RESIKO SAMPLING DAN RESIKO NONSAMPLING
Resiko Sampling
Timbul dari kemungkinan bahwa, jika suatu pengujian atas pengendalian atau pengujian
substantif terbatas pada sampel, kesimpulan auditor mungkin menjadi lain dari kesimpulan
yg akan dicapainya jika cara pengujian yg sama diterapkan terhadap semua unsur saldo
rekening/kelompok transaksi. Dlm melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif, terdapat 2 tipe resiko sampling yg bisa terjadi :
Pengujian pengendalian
Resiko penentuan tingkat resiko pengendalian yg terlalu rendah, yaitu menentukan
tingkat resiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, terlalu rendah dibandingkan dengan
efektivitas operasi prosedur/kebijakan struktur pengendalian sesungguhnya.
Resiko penentuan tingkat resiko tinggi pengendalian yg terlalu tinggi, yaitu
mementukan tingkat resiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, yg terlalu tinggi
dibandingkan dengan efektivitas operasi prosedur atau kebijakan pengendalian yg
sesungguhnya.
Pengujian substantif
Resiko keliru menerima, yaitu resiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel,
bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo
rekening telah salah saji secara manual.
Resiko keliru menolak, yaitu resiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel,
bahwa saldo rekening berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo
rekening tidak berisi salah saji secara material.
Resiko Nonsampling
Meliputi semua aspek resiko audit yg tidak berkaitan dengan sampling. Sumber resiko
samplung meliputi :
Kesalahan manusia, seperti gagal mengenali kesalahan dlm dokumen
Ketidaktepatan penerapan prosedur audit terhadap tujuan
Kesalahan dlm menafsirkan hasil sampel
Kesalahan karena mengandalkan pada informasi keliru yg diterima dari pihak lain,
seperti jawaban konfirmasi yg tidak benar.
(C)SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF
KONSEP-KONSEP DASAR SIFAT DAN TUJUAN
Sampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu
populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, dengan
tujuan untuk mengevaluasi sejumlah karakteristik populasi. Audit sampling yang akan
diterangkan dalam bab ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang jumlahjumlah rupiah. Jadi sampel ini digunakan dalam rangka pengujian subtantif, yaitu
mengumpulkan bukti tentang kewajaran asersi-asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk (1)
mendapatkan bukti bahwa suatu saldo rekening tidak salah saji secara material(sebagai
contoh, mislanya nilai buku rekening piutang dagang), atau (2) membuat suatu estimasi
independen tentang suatu jumlah (sebagai contoh, misalkan nilai persediaan yang tidak
ada catatan nilai bukunya).
KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING, DAN RISIKO AUDIT
Auditor dimungkinkan untuk menerima sejumlah ketidakpastian dalam pengujian
subtantif, apabila waktu dan biaya untuk memeriksa unsur-unsur dalam populasi menurut
pertimbangannya akan lebih besar daripada akibat kemungkinan menyatakan pendapat
yang keliru dari hasil pemeriksaan hanya pada data sampel.
Sampling audit dalam pengujian subtantif dipengaruhi baik oleh risiko sampling maupun
risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian subtantif adalah:
Risiko keliru menerima (biasa disebut risiko beta) – yaitu risiko mengambil kesimpulan,
berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji material, padahal
kenyataannya saldo rekening telah salah saji secara material. Risiko keliru menolak
(biasa disebut risiko alpha) yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel,
bahwa saldo rekening berisi salah saji secara material, pada kenyataannya saldo rekening
tidak berisi salah saji secara material.
PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK
Ada dua pendekatan sampling statistik yang bisa digunakan oleh auditor dalam pengujian
subtantif, yaitu:
(1) sampling probabilitas proporsional dengan ukuran (PPU), dan
(2) Sampling variabel klasik.
Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialah bahwa sampling PPU didasarkan pada teori
sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi
normal.
SAMPLING PROBABILITAS PROPORSIONAL DENGAN UKURAN
Sampling PPU adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut untuk
menyatakan kesimpulan dalam jumlah rupiah, bukan sebagai tingkat deviasi. Jenis
sampling ini bisa digunakan dalam pengujian subtantif terhadap transaksi dan saldo-
saldo. Model ini terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo yang salah saji
terlalu tinggi (overstatement) dan terutama akan berguna dalam pengujian: Piutang
apabila pengkreditan yang tidak dikerjakan terhadap rekening debitur tidak signifikan.
Investasi dalam surat berharga. Pengujian harga persediaan apabila diperkirakan hanya
terdapat sedikit selisih tambahan pada aktiva tetap. Pendekatan ini juga tidak sesuai untuk
digunakan, apabila tujuan utama sampling adalah untuk melakukan estimasi secara
independen atas kelompok transaksi atau saldo-saldo.
Rencana Sampling
Tahap-tahap dalam rencana sampling adalah
(1) Menetapkan tujuan rencana,
(2) Merumuskan populasi dan unit sampling,
(3) Menentukan ukuran sampel,
(4) Menentukan metoda pemilihan sampel,
(5) Melaksanakan rencana sampling,
(6) Mengevaluasi hasil sampel.
Menetapkan Tujuan Rencana Sampling
Tujuan sampling PPU yang paling umum adalah untuk mendapatkan bukti bahwa saldo
rekening menurut catatan tidak salah saji secara material. Asersiasersi laporan keuangan
yang dibuktikan sampel bergantung kepada prosedur yang diterapkan untuk unsur sampel
bergantung kepada prosedur yang diterapkan unsur-unsur sampel yang bersangkutan.
Merumuskan Populasi dan Unit Sampling
Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo rekening yang akan diuji. Untuk
setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah semua unsur akan dimasukkan.
Sebagai contoh, ada 4 kemungkinan populasi apabila populasi didasarkan pada saldo
rekening dalam buku pembantu piutang dagang, yaitu semua saldo, saldo debet saja,
saldo kredit saja, dan saldo nol.
Sedangkan sampel menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :
1. Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya
akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
2. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
Dari kedua pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga bisa disebut sebagai bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan
jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi. Kendala
tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang di miliki peneliti.
Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.
Cara dan Teknik Pengambilan Sampling
Setelah kita mengetahui tentang pengertian dari populasi dan sampel, selanjutnya kita akan membahas
tentang teknik pengambilan sampel. Tehnik pengambilan sampel juga dikenal sebagai tehnik sampling.
Terdapat berbagai macam teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel. Pada dasarnya
teknik sampling di kelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yakni, probability sampling dan nonprobability
sampling.
Adapun penjelasan mengenai probability sampling dan nonprobability sampling akan dibahas sebagai
berikut :
Probability Sampling
Probability sampling merupakan suatu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota sampel. Tekhnik probability sampling terdiri
atas:
(B)Sampling Audit dalam Pengujian
Pengendalian
KONSEP-KONSEP DASAR SAMPLING AUDIT
SA 305.01 mendefinisikan sampling audit sebagai penasaran prosedur audit unsur-unsur
suatu saldo rekening/kelompok transaksi yg kurang dari 100% dengan tujuan u/ menilai
beberapa karakteristik saldo rekening/kelompok transaksi tersebut.
KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDIT
Standar pekerjaan lapangan ke2 dan ke3 berisi elemen ketidakpastian. Dalam memenuhi
standar tentang bukti audit, auditor hanya meminta u/ mendapatkan dasar yg layak u/
memberikan pendapat.
RESIKO SAMPLING DAN RESIKO NONSAMPLING
Resiko Sampling
Timbul dari kemungkinan bahwa, jika suatu pengujian atas pengendalian atau pengujian
substantif terbatas pada sampel, kesimpulan auditor mungkin menjadi lain dari kesimpulan
yg akan dicapainya jika cara pengujian yg sama diterapkan terhadap semua unsur saldo
rekening/kelompok transaksi. Dlm melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif, terdapat 2 tipe resiko sampling yg bisa terjadi :
Pengujian pengendalian
Resiko penentuan tingkat resiko pengendalian yg terlalu rendah, yaitu menentukan
tingkat resiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, terlalu rendah dibandingkan dengan
efektivitas operasi prosedur/kebijakan struktur pengendalian sesungguhnya.
Resiko penentuan tingkat resiko tinggi pengendalian yg terlalu tinggi, yaitu
mementukan tingkat resiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, yg terlalu tinggi
dibandingkan dengan efektivitas operasi prosedur atau kebijakan pengendalian yg
sesungguhnya.
Pengujian substantif
Resiko keliru menerima, yaitu resiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel,
bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo
rekening telah salah saji secara manual.
Resiko keliru menolak, yaitu resiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel,
bahwa saldo rekening berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo
rekening tidak berisi salah saji secara material.
Resiko Nonsampling
Meliputi semua aspek resiko audit yg tidak berkaitan dengan sampling. Sumber resiko
samplung meliputi :
Kesalahan manusia, seperti gagal mengenali kesalahan dlm dokumen
Ketidaktepatan penerapan prosedur audit terhadap tujuan
Kesalahan dlm menafsirkan hasil sampel
Kesalahan karena mengandalkan pada informasi keliru yg diterima dari pihak lain,
seperti jawaban konfirmasi yg tidak benar.
(C)SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF
KONSEP-KONSEP DASAR SIFAT DAN TUJUAN
Sampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu
populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, dengan
tujuan untuk mengevaluasi sejumlah karakteristik populasi. Audit sampling yang akan
diterangkan dalam bab ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang jumlahjumlah rupiah. Jadi sampel ini digunakan dalam rangka pengujian subtantif, yaitu
mengumpulkan bukti tentang kewajaran asersi-asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk (1)
mendapatkan bukti bahwa suatu saldo rekening tidak salah saji secara material(sebagai
contoh, mislanya nilai buku rekening piutang dagang), atau (2) membuat suatu estimasi
independen tentang suatu jumlah (sebagai contoh, misalkan nilai persediaan yang tidak
ada catatan nilai bukunya).
KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING, DAN RISIKO AUDIT
Auditor dimungkinkan untuk menerima sejumlah ketidakpastian dalam pengujian
subtantif, apabila waktu dan biaya untuk memeriksa unsur-unsur dalam populasi menurut
pertimbangannya akan lebih besar daripada akibat kemungkinan menyatakan pendapat
yang keliru dari hasil pemeriksaan hanya pada data sampel.
Sampling audit dalam pengujian subtantif dipengaruhi baik oleh risiko sampling maupun
risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian subtantif adalah:
Risiko keliru menerima (biasa disebut risiko beta) – yaitu risiko mengambil kesimpulan,
berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji material, padahal
kenyataannya saldo rekening telah salah saji secara material. Risiko keliru menolak
(biasa disebut risiko alpha) yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel,
bahwa saldo rekening berisi salah saji secara material, pada kenyataannya saldo rekening
tidak berisi salah saji secara material.
PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK
Ada dua pendekatan sampling statistik yang bisa digunakan oleh auditor dalam pengujian
subtantif, yaitu:
(1) sampling probabilitas proporsional dengan ukuran (PPU), dan
(2) Sampling variabel klasik.
Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialah bahwa sampling PPU didasarkan pada teori
sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi
normal.
SAMPLING PROBABILITAS PROPORSIONAL DENGAN UKURAN
Sampling PPU adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut untuk
menyatakan kesimpulan dalam jumlah rupiah, bukan sebagai tingkat deviasi. Jenis
sampling ini bisa digunakan dalam pengujian subtantif terhadap transaksi dan saldo-
saldo. Model ini terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo yang salah saji
terlalu tinggi (overstatement) dan terutama akan berguna dalam pengujian: Piutang
apabila pengkreditan yang tidak dikerjakan terhadap rekening debitur tidak signifikan.
Investasi dalam surat berharga. Pengujian harga persediaan apabila diperkirakan hanya
terdapat sedikit selisih tambahan pada aktiva tetap. Pendekatan ini juga tidak sesuai untuk
digunakan, apabila tujuan utama sampling adalah untuk melakukan estimasi secara
independen atas kelompok transaksi atau saldo-saldo.
Rencana Sampling
Tahap-tahap dalam rencana sampling adalah
(1) Menetapkan tujuan rencana,
(2) Merumuskan populasi dan unit sampling,
(3) Menentukan ukuran sampel,
(4) Menentukan metoda pemilihan sampel,
(5) Melaksanakan rencana sampling,
(6) Mengevaluasi hasil sampel.
Menetapkan Tujuan Rencana Sampling
Tujuan sampling PPU yang paling umum adalah untuk mendapatkan bukti bahwa saldo
rekening menurut catatan tidak salah saji secara material. Asersiasersi laporan keuangan
yang dibuktikan sampel bergantung kepada prosedur yang diterapkan untuk unsur sampel
bergantung kepada prosedur yang diterapkan unsur-unsur sampel yang bersangkutan.
Merumuskan Populasi dan Unit Sampling
Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo rekening yang akan diuji. Untuk
setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah semua unsur akan dimasukkan.
Sebagai contoh, ada 4 kemungkinan populasi apabila populasi didasarkan pada saldo
rekening dalam buku pembantu piutang dagang, yaitu semua saldo, saldo debet saja,
saldo kredit saja, dan saldo nol.