Teknik Pengambilan Sampel (Teknik Sampling) Dalam Penelitian Sosial Ekonomi

(1)

Karya Ilmiah

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

(TEKNIK SAMPLING) DALAM PENELITIAN

SOSIAL EKONOMI

EMALISA, SP, MSi

19721118 199802 2 001

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAR PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011


(2)

KATA PENGANTAR

Teknik penarikan sampel (teknik sampling) merupakan salah satu teknik yang sering digunakan dalam penelitian khususnya di bidang sosial ekonomi, terutama karena populasi penelitian di bidang sosial ekonomi pada umumnya sangat luas sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukannya penelitian populasi atau sensus yang menggunakan seluruh populasi untuk diteliti.

Makalah tentang teknik penarikan sampel ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti di bidang sosial ekonomi, khususnya dalam memilih teknik penarikan sampel yang sesuai dengan populasi yang ingin diteli, begitu pula dalam menentukan jumpal sampel yang akan diteliti.

Akhir kata semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan. Tulisan ini tentu masih memiliki kekurangan karena itu saran dan kritik yang membangun untuk meningkatkan mutu tulisan ini saya sangat harapkan dari semua yang membaca.

Medan, Desember 2011 Hormat saya


(3)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

II.PENELITIAN SAMPEL ... 2

2.1. Definisi penelitian sampel... 2

2.2. Populasi dalam penelitian sampel ... 3

2.3. Batas-batas dan sifat populasi ... 3

2.4. Defenisi sampel dan syarat-syarat sampel ... 4

2.5. Menentukan ukuran besarnya sampel ... 5

2.6. Jenis sampel ... 7

III. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL (TEKNIK SAMPLING) ... 9

3.1. Teknik penarikan sampel secara acak (Random sampling) ... 9

3.2. Teknik penarikan sampel tidak acak (Non Random sampling) ... 13


(4)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Jenis Penelitian dan Ukuran Sampel Minimum ... 6 2. Jumlah Populasi dan Sampel berdasarkan Strata Luas Lahan ... 12


(5)

I. PENDAHULUAN

Suatu penelitian dapat bersifat penelitian populasi maupun penelitian sampel. Penelitian yang bersifat penelitian populasi memiliki arti seluruh subjek di dalam wilayah penelitian dijadikan subjek penelitian atau dikenal dengan istilah sensus. Sedangkan penelitian sampel adalah penelitian yang hanya memilih sebagian dari subjek penelitian (sebagai sampel) yang dianggap mewakili keseluruhan populasi untuk diteliti. Pertimbangan yang diambil untuk tidak meneliti seluruh subjek penelitian mungkin karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu atau mungkin memang tidak perlu melakukan hal demikian, karena dengan mengambil sebagian dari populasi sudah dapat mencerminkan sifat dari populasinya.

Penelitian pada sampel hanya merupakan pendekatan pada populasinya. Selalu ada resiko kesalahan dalam menarik kesimpulan untuk keseluruhan populasi, karena itu setiap penelitian dengan menggunakan sampel akan selalu berusaha memperkecil risiko kesalahan tersebut. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengambil sampel atau teknik sampling yang digunakan. Makin berbeda sampel dengan populasinya maka semakin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam gneralisasi itu, karena itu teknik penarikan sampel (teknik sampling) menjadi sangat penting perannya dalam penelitian.


(6)

II. PENELITIAN SAMPEL

2.1. Definisi Penelitian Sampel

Populusi dalam sebuah penelitian pada umumnya sangat besar atau luas maka tidak mungkin untuk meneliti seluruh populasi itu, untuk itu di dalam penelitian tidak perlu mempelajari atau meneliti, misalnya semua petani di suatu desa atau seluruh penyuluh pertanian yang ada di Sumatera Utara untuk dapat memberi gambaran yang tepat tentang keadaan pada anggota masyarakat itu atau terhadap objek/subjek suatu penelitian, tetapi cukup mengambil sebagian saja sebagai sampel atau melakukan penelitian sampel.

Penelitian yang dilakukan hanya pada sebagian populasi yang akan diteliti maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggeneralisasikan artinya mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Kesimpulan berlaku Disimpulkan Untuk Populasi

Sampel diteliti Data dianalisis Populasi

Sebagian dari populasi


(7)

Penelitian sampel baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen (Arikunto. 2002).

Keuntungan penelitian menggunakan sampel antara lain: a. Hemat biaya

b. Hemat tenaga c. Hemat waktu

d. Objek/ subjek penelitian yang lebih kecil/sedikit akan memungkinkan untuk mengumpulkan informasi-informasi atau mendapatkan data yang lebih mendetail tentang subjek/objek tersebut.

e. Memungkinkan hasil penelitian lebih tepat dan teliti, sehingga selalu dapat dicek atau ditest kembali.

2.2. Populasi dalam Penelitian Sampel

Populasi atau universe adalah seluruh individu atau subjek/ objek/ gejala/ kejadian yang akan diteliti. Populasi adalah kelompok di mana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan (digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya satu karakteristik yang membedakan populasi itu dengan kelompok-kelompok lain.

2.3. Batas-batas dan Sifat Populasi

Populasi tidak harus berwujud manusia tetapi populasi dapat berwujud gejala-gejala tingkah laku, organisasi/lembaga, masalah kebijakan subsidi pupuk, penataan


(8)

wilayah desa dan kota, dan sebagainya. Semua harus ditegaskan mana yang akan menjadi populasi dalam penelitian

Batas dan sifat populasi dapat diketahui dan ditentukan melalui informasi atau keterangan dari berbagai sumber antara lain:

1. Dokumen atau catatan yang disusun oleh bermacam organisasi/ instansi/ unit kerja.

2. Daftar hasil sensus

3. Keterangan dan penjelasan dari pejabat/ ketua organisasi atau pemuka masyarakat setempat dan lainnya.

Sumber-sumber informasi tersebut harus memenuhi syarat kebenaran (validitas), sumber-sumber tersebut harus diperiksa, dinilai dan diperhatikan apakah masih up to date atau tidak, serta perlu diteliti kapan waktu dibuatnya dan metode apa yang digunakan.

2.4. Definisi Sampel dan Syarat-syarat Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu:

1. Sampel harus representative (mewakili) 2. Besarnya (ukuran) sampel harus memadai.


(9)

Suatu sampel dikatakan representatif apabila cirri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Besarnya sampel juga harus memadai untuk dapat meyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar ukuran sampel yang memadai, tergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar ukuran sampel semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan populasinya.

2.5. Menentukan Besarnya Ukuran Sampel

Sebenarnya tidak ada ketentuan yang pasti berapa sebenarnya ukuran sampel minimum yang dapat dipakai sebagai pedoman. Pada prinsipnya semakin besar ukuran sampel semakin baik. Pertimbangan dalam menentukan besar kecilnya ukuran sampel adalah:

1. Derajat keragaman populasi

2. Ketelitian hasil penelitian yang dikehendaki 3. Pertimbangan waktu, tenaga dan biaya.

Apabila populasi tidak homogen secara sempurna maka semakin besar ukuran sampel yang diambil akan semakin tinggi taraf representatif sampelnya. Jika populasinya homogen secara sempurna ukuran sampel tidak mempengaruhi representifnya sampel, untuk populasi yang demikian itu sampel cukup kecil saja. Krejcie dan Morgan menentukan ukuran sampel yang perlu diambil untuk suatu populasi tertentu dengan rumus sebagai berikut (Tabel 1):


(10)

Tabel 1. Jenis penelitian dan Ukuran Sampel Minimum

No Jenis penelitian Ukuran Sampel Minimum

1 Deskriptif 10% dari populasi

2 Korelasi 30 subjek

3 Kausal-komperatif 30 subjek per kelompok

4 Eksperiman 50 subjek per kelompok

Sumber: Sumanto (1990) dalam Wirartha (2006)

Rumus untuk menetapkan ukuran sampel secara statistik yang lain adalah

Ns= (σ Z/T)2 Keterangan:

Ns

σ = perkiraan simpanngan baku populasi = ukuran sampel yang diperlukan

Z = nilai standar sesuai tingkat signifikasi

T = kesalahan penaksiran maksimum yang dapat diterima

Krejcie dan Morgan menentukan ukuran sampel yang perlu diambil untuk suatu populasi tertentu (berdasarkan asumsi pada anggota populasi yang bersifat homogeny) dengan rumus sebagai berikut:

X2

S = --- NP (1-P)

d2 keterangan:

(N-1) + X2 p(1-P)


(11)

N = ukuran populasi P = proporsi populasi (0,5) d = derajat ketelitian (0,05) X2 = nilai tabel X2 (3,841)

2.6. Jenis Sampel

Seperti yang telah diuraikan di atas teknik penarikan sampel terbagi 2 jenis yaitu random dan non random sampling. Sebelum teknik tersebut digunakan dalam penarik sampel, maka sampel terlebih dahulu digolongkan pada beberapa jenis sampel, yaitu antara lain.

a. Sampel Berstrata (Stratified Sample)

Apabila sebuah populasi terdiri atas beberapa lapisan (strata) yang berbeda, maka sampel harus diambil dari setiap stratum populasi. Prosedurnya adalah:

1. Menetapkan strata populasi yaitu populasi dibagi dalam beberapa sub populasi atau trata.

2. Menetapkan perbandingan setiap stratum menurut besar kecilnya unit untuk setiap stratum.

3. Dipilih sampel yang sebanding dari setiap stratum (biasanya secara random sampling)

b. Sampel Proposional (Proposional Sample). Pengambilan subjek (sampel) dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya populasi dalam masing-masing strata atau wilayah.


(12)

c. Sampel Bertujuan (Purposive Sample) Cara pengambilan subjek berdasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

d. Sampel Aksidental (Accidental Sample). Pemilihan sampel berdasarkan yang mudah dan dapat ditemui.

e. Sampel Kuota (Quota Sample). Pengambilan sampel berdasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan tanpa menghiraukan dari mana asal subjek (asal masih dalam populasi), yang terpenting di sini adalah terpenuhnya jumlah (quota) sampel yang telah ditetapkan.


(13)

III. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL (TEKNIK SAMPLING)

Permasalahan sampel (rancangan dan teknik pengambilan sampel) sangat penting bagi suatu penelitian yang berkepentingan untuk menarik kesimpulan umum bagi suatu populasi Penelitian sampel. Ketika melakukan pengambilan sampel diperlukan rancangan dan teknik pengambilan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga sampel yang diambil bisa benar-benar berfungsi sebagai representasi atau mewakili suatu populasi.

Teknik pengambilan sampel yang representatif pada dasarnya menyangkut masalah sampai dimanakah ciri-ciri yang terdapat pada sampel yang terbatas itu benar-benar menggambarkan keadaan sebenarnya dalam keseluruhan dari populasi.

Ide pokok teknik pengambilan sampel adalah a. Mencari informasi mengenai seluruh populasi

b. Caranya, mencari informasi pada sebagian populasi tersebut untuk kemudian diberlakukan pada seluruh populasi.

Rancangan pengambilan sampel pada dasarnya ada dua, yaitu cara penarikan sampel bersifat random (random sampling) dan cara penarikan sampel bukan acak (non random sampling).


(14)

Random sampling adalah suatu metode pemilihan sampel secara sembarang, tanpa pandang buluh, yaitu setiap populasi yang memenuhi syarat mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Cara penentuan sampel yang digunakan untuk random sampling antara lain adalah.

a. Cara Undian (Lotre/ Untung-Untungan), cara ini tidak mungkin dilakukan terhadap populasi yang besar. Cara ini dapat dilaksanakan hanya terhadap populasi yang relatif kecil. Caranya dengan menulis nama atau nomor subjek populasi penelitian pada selembar kertas, satu kertas untuk satu subjek. Kemudian kertas digulung. Lalu diambil sejumlah kertas sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan.

b. Cara Ordinal (tingkatan sama). Caranya jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel. Kemudian sampel yang akan dipilih adalah yang nomor urutnya dimulai dari hasil pembagian tersebut dan kelipatannya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.

c. Randominasi dari Tabel Bilangan Random. Caranya dengan menggunakan tabel bilangan random yang biasanya ada di bagian belakang buku-buku pelajaran statistik. Sebagai contoh apabila jumlah populasi ada 1000 sedangkan sampel yang diinginkan ada 100 sampel, maka ambil tabel bilangan random lalu lingkari masing-masing 4 angka secara horizontal yang nilainya kurang dari 1000, hingga diperoleh 100 nomor. Maka sampel yang terpilih akan menjadi nomor subjek yang terpilih sebagai sampel penelitian.


(15)

3.1. Teknik Penarikan Sampel Acak (Random Sampling)

Sebelum melakukan penarikan sampel secara random, adakalanya populasi atau sampel penelitian tidak langsung dipilih secara random tetapi dikelompokkan terlebih dahulu, berdasarkan pengelompokannya ini maka penarikan sampel secara random atau acak dapat dikelompokkan menjadi tiga macam (Wirartha. 2006), yaitu:

1. Simple Random Sampling 2. Stratisfied Random Sampling 3. Cluster Random Sampling

a. Teknik Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Pada teknik random sederhana, anggota populasi tidak dipilah-pilah Atau distarata terlebih dahulu. Semua anggota populasi langsung dipilih secara acak (random). Pemilihan sampel dapat dilakukan dengan cara undian, cara ordinal ataupun dengan menggunakan table bilangan random yang sudah diuraikan sebelumnya.

b. Teknik Random atas Dasar Strata (Stratisfied Random Sampling)

Teknik random atas dasar strata dibagi menjadi dua yaitu Teknik Random atas dasar Strata yang Proporsional dan Teknik Random atas dasar yang tidak Proporsional.

b.1.Teknik Random Atas Dasar Strata yang Proporsional

Populasi distrata terlebih dahulu. Strata disesuaikan dengan sifat-sifat dan cirri-ciri populasi. Misalnya, sebuah penelitian dilakukan di sebuah dusun dengan jumlah petani 200 KK, sampel telah ditetapkan 50 KK (25% dari jumlah populasi), sedangkan petani di dusun tersebut memiliki luas lahan padi sawah yang cukup beragam (heterogen) yakni antara 5-38 rante. Maka sebelum menentukan sampel


(16)

yang akan diteliti populasi petani tersebut terlebih dahulu dikelompokkan menjadi 3 strata berdasarkan luas lahan usahatani padi sawah, dan selanjunya ditentukan jumlah sampel dari masing-masing strata secara proposional sesuai jumlah populasi dari masing-masing strata (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel berdasarkan Strata luas lahan No Strata Luas lahan

(Rante)

Jumlah Populasi (KK)

Jumlah Sampel (KK)

1 5-15 40 25% x 40 = 10

2 16-26 100 25% x 100 = 25

3 >27 60 25% x 60 = 15

Total 200 25% x 200 = 50

b.2.Teknik Random Atas Dasar Strata yang Tidak Proporsional

Jika jumlah anggota sampel untuk masing-masing strata tidak ditetapkan secara proposional (tidak dibandingkan dengan jumlah anggota populasi di masing-masing strata yang diwakili, berarti menggunakan teknik pengambilan sampel secara random atas dasar strata yang tidak proposional. Misalnya dari 3 strata luas lahan di atas dipilih masing 30 sampel untuk di teliti, meskipun jumlah populasi penelitian dari masing-masing strata tidak sama. Teknik ini misalnya bisa digunakan untuk membandingkan pendapatan usahatani padi sawah dari masing-masing strata.


(17)

Cara ini biasanya digunakan untuk populasi yang memiliki jumlah unit yang sangat besar dan heterogen, sementara ciri stratumnya tidak mudah dilakukan atau diidentifikasi.

Di masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Ketika meneliti tentang Pendidikan, kita temuai adanya kelompok SD, SMP, SMU, dan sebagainya Kelompok-kelompok tersebut dapat dipandang sebagai tingkatan atau strata. Akan tetapi jika kita menghendaki perwakilan dari sekolah negeri, bersubsidi, berbantuan, swasta, maka sebenarnya lebih tepat kita sebut kelompok (Cluster), dari pada strata. Demikian pula kelompok pegawai negeri, ABRI, pedagang, petani, dan sebagainya, kita tidak dapat memandangnya sebagai strata, tetapi tepatnya Kelompok (cluster). (Arikunto. 2002)

Setelah populasi di kelompokkan lalu sampel diambil secara acak dari kelompok yang telah dipilih.

3.2.Teknik Penarikan Sampel Tidak Acak (Non Random Sampling)

Teknik Penarikan Sampel Tidak Acak (Non Random Sampling) disebut juga rancangan sampel nonprobabilitas. Berbeda dengan random sampling, didalam teknik sampling ini tidak semua unsur dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.

a. Teknik Penentuan Sampel Aksidental (accidental sampling)

Teknik pengambilan sampel aksidental bisa juga disebut pengambilan sampel “asal ambil atau asal pilih” (Wirartha. 2006).


(18)

Pada teknik ini hanya subjek/ individu-individu yang kebetulan atau yang dapat dijumpai/ ditemui saja yang diteliti. Dengan demikian generalisasi dari non-random sampling tidak dapat memberikan tingkat keyakinan (confidential data) yang cukup, kecuali apabila dapat dibuktikan bahwa populasinya relatif sangat homogen, dalam arti ciri, karakter, sifat, macam dan jenis data yang hampir sama atau serupa (Anonimus. 2000).

Keuntungan teknik aksidental terutama karena mudah dilakukan dan berbiaya murah. Kelemahannya adalah terbatasnya kemampuan untuk menggeneralisasikan populasi penyimpangan yang terjadi (Wirartha. 2006).

b. Teknik Pengambilan Sampel Purposif

Pada teknik ini sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Penetapan ini didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu. Pertimbangan bahwa sampel dapat memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data tentang diri sampel sendiri (sampel sebagai subjek penelitian) atau informasi tentang hal di luar sampel (sampel sebagai informan). Misalnya penelitian untuk mengetahui proses terbentuknya Kelompok Tani maka yang dipilih sebagai sampel adalah orang-orang yang terlibat dalam proses pembentukan kelompok tani tersebut.

c. Teknik Pengambilan Sampel Kuota

Pada teknik ini ukuran populasi tidak diperhitungan, tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quota tertentu pada setiap kelompok yang seolah-olah berkedudukan masing-masing sebagai subpopulasi. Pengumpulan data dilakukan langsung pada setiap kelompok


(19)

atau subpopulasi. Setelah jatah jumlah sampel untuk setiap kelompok terpenuhi, pengumpulan data dihentikan (Wirartha. 2006)

Penggunaan sampel kuota dilakukan secara terpaksa karena wilayah pemukiman calon responden tidak dapat ditetapkan. Dalam pengumpulan data, peneliti penghubung subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populsi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah, yang terpenting adalah telah terpenuhinya jumlah (quota) yang telah ditetapkan (Arikunto. 2002)


(20)

III. KESIMPULAN

Teknik pengambilan sampel antara lain adalah sebagai berikut: 1. Teknik Random (random sampling)

a. Teknik random sederhana (simple random sampling)

b. Teknik random atas dasar strata (stratified random sampling) i. Teknik random atas dasar strata yang proposional ii. Teknik random atas dasar strata yang tidak proposional c. Teknik random atas dasar klaster (cluster random sampling) 2. Teknik Non Random (non random sampling)

a. Teknik pengambilan sampel purposif b. Teknik pengambilan sampel aksidental c. Teknik pengambilan sampel kuota


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2000. Metode Penelitian Sosial (Terapan dan kebijaksanaan). Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan Departemen dalam Negeri dan Otonomi Daerah.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Cochran, W.G. 1991. Teknik Penarikan Sampel, Edisi Ketiga. Jakarta: Peneribit Universitas Indonesia.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat (edisi ketiga). Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.

Suyanto, B dan Sutinah (editor). 2006. Metode Penelitian Sosial, berbagai Alternative Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wirarta, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit Andi.


(1)

yang akan diteliti populasi petani tersebut terlebih dahulu dikelompokkan menjadi 3 strata berdasarkan luas lahan usahatani padi sawah, dan selanjunya ditentukan jumlah sampel dari masing-masing strata secara proposional sesuai jumlah populasi dari masing-masing strata (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel berdasarkan Strata luas lahan No Strata Luas lahan

(Rante)

Jumlah Populasi (KK)

Jumlah Sampel (KK)

1 5-15 40 25% x 40 = 10

2 16-26 100 25% x 100 = 25

3 >27 60 25% x 60 = 15

Total 200 25% x 200 = 50

b.2.Teknik Random Atas Dasar Strata yang Tidak Proporsional

Jika jumlah anggota sampel untuk masing-masing strata tidak ditetapkan secara proposional (tidak dibandingkan dengan jumlah anggota populasi di masing-masing strata yang diwakili, berarti menggunakan teknik pengambilan sampel secara random atas dasar strata yang tidak proposional. Misalnya dari 3 strata luas lahan di atas dipilih masing 30 sampel untuk di teliti, meskipun jumlah populasi penelitian dari masing-masing strata tidak sama. Teknik ini misalnya bisa digunakan untuk membandingkan pendapatan usahatani padi sawah dari masing-masing strata.


(2)

Cara ini biasanya digunakan untuk populasi yang memiliki jumlah unit yang sangat besar dan heterogen, sementara ciri stratumnya tidak mudah dilakukan atau diidentifikasi.

Di masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Ketika meneliti tentang Pendidikan, kita temuai adanya kelompok SD, SMP, SMU, dan sebagainya Kelompok-kelompok tersebut dapat dipandang sebagai tingkatan atau strata. Akan tetapi jika kita menghendaki perwakilan dari sekolah negeri, bersubsidi, berbantuan, swasta, maka sebenarnya lebih tepat kita sebut kelompok (Cluster), dari pada strata. Demikian pula kelompok pegawai negeri, ABRI, pedagang, petani, dan sebagainya, kita tidak dapat memandangnya sebagai strata, tetapi tepatnya Kelompok (cluster). (Arikunto. 2002)

Setelah populasi di kelompokkan lalu sampel diambil secara acak dari kelompok yang telah dipilih.

3.2.Teknik Penarikan Sampel Tidak Acak (Non Random Sampling)

Teknik Penarikan Sampel Tidak Acak (Non Random Sampling) disebut juga rancangan sampel nonprobabilitas. Berbeda dengan random sampling, didalam teknik sampling ini tidak semua unsur dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.

a. Teknik Penentuan Sampel Aksidental (accidental sampling)

Teknik pengambilan sampel aksidental bisa juga disebut pengambilan sampel “asal ambil atau asal pilih” (Wirartha. 2006).


(3)

Pada teknik ini hanya subjek/ individu-individu yang kebetulan atau yang dapat dijumpai/ ditemui saja yang diteliti. Dengan demikian generalisasi dari non-random sampling tidak dapat memberikan tingkat keyakinan (confidential data) yang cukup, kecuali apabila dapat dibuktikan bahwa populasinya relatif sangat homogen, dalam arti ciri, karakter, sifat, macam dan jenis data yang hampir sama atau serupa (Anonimus. 2000).

Keuntungan teknik aksidental terutama karena mudah dilakukan dan berbiaya murah. Kelemahannya adalah terbatasnya kemampuan untuk menggeneralisasikan populasi penyimpangan yang terjadi (Wirartha. 2006).

b. Teknik Pengambilan Sampel Purposif

Pada teknik ini sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Penetapan ini didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu. Pertimbangan bahwa sampel dapat memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data tentang diri sampel sendiri (sampel sebagai subjek penelitian) atau informasi tentang hal di luar sampel (sampel sebagai informan). Misalnya penelitian untuk mengetahui proses terbentuknya Kelompok Tani maka yang dipilih sebagai sampel adalah orang-orang yang terlibat dalam proses pembentukan kelompok tani tersebut.

c. Teknik Pengambilan Sampel Kuota

Pada teknik ini ukuran populasi tidak diperhitungan, tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quota tertentu pada setiap kelompok yang seolah-olah berkedudukan masing-masing sebagai subpopulasi. Pengumpulan data dilakukan langsung pada setiap kelompok


(4)

atau subpopulasi. Setelah jatah jumlah sampel untuk setiap kelompok terpenuhi, pengumpulan data dihentikan (Wirartha. 2006)

Penggunaan sampel kuota dilakukan secara terpaksa karena wilayah pemukiman calon responden tidak dapat ditetapkan. Dalam pengumpulan data, peneliti penghubung subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populsi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah, yang terpenting adalah telah terpenuhinya jumlah (quota) yang telah ditetapkan (Arikunto. 2002)


(5)

III. KESIMPULAN

Teknik pengambilan sampel antara lain adalah sebagai berikut: 1. Teknik Random (random sampling)

a. Teknik random sederhana (simple random sampling)

b. Teknik random atas dasar strata (stratified random sampling) i. Teknik random atas dasar strata yang proposional ii. Teknik random atas dasar strata yang tidak proposional c. Teknik random atas dasar klaster (cluster random sampling) 2. Teknik Non Random (non random sampling)

a. Teknik pengambilan sampel purposif b. Teknik pengambilan sampel aksidental c. Teknik pengambilan sampel kuota


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2000. Metode Penelitian Sosial (Terapan dan kebijaksanaan). Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan Departemen dalam Negeri dan Otonomi Daerah.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Cochran, W.G. 1991. Teknik Penarikan Sampel, Edisi Ketiga. Jakarta: Peneribit Universitas Indonesia.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat (edisi ketiga). Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.

Suyanto, B dan Sutinah (editor). 2006. Metode Penelitian Sosial, berbagai Alternative Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wirarta, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit Andi.