Bahan luki

A. Definisi B. Rumus Kimia + foto C. Sifat-sifat D. Macam/Golongan E.
Metode/proses Pemurnian F. Diagram Pemurnian G. Rapat massa relative H. Titik
lebur (Cair) dan Titik Didih I. Kekuatan Tarik J. Penggunaan-penggunaan K.
Karakteristik lain
tugas ku baja lunak/ringan

a. Definisi
b. Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis,
akan tetapi kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional. Ada bebarapa
macam baja ringan yang dikelompokan berdasarkan nilai tegangan
tariknya (tensile strength). Kemampuan tegangan tarik ini umumnya
didasarkan pada fungsi akhir dari baja ringan tersebut.
c. Sebagai contoh untuk produk structural seperti rangka atap baja ringan
menggunakan baja ringan dengan tegangan tarik tinggi (G550). Namun
untuk berbagai produk home appliances diperlukan baja ringan dengan
tegangan tarik yang lebih rendah (G300, G250) yang lebih lentur dan
lunak sehingga lebih mudah dibentuk sesuai keinginan.
d. Karena tingkat kualitas dan kuat tarik tinggi, nggak heran baja ringan lebih
tipis dan ringan dibandingkan baja konvensional. Baja G550 bisa diartikan
sebagai baja yang mempunyai kuat tarik 550 Mpa (Mega Pascal). Uji
kualitas ini hanya dapat dibuktikan di laboratorium.

e. Meskipun lebih ringan dan tipis dari baja konvensional, dengan kuat tarik
sebesar 550 Mpa baja ringan dapat dijadikan andalan untuk menopang
beban struktur bangunan. Untuk fungsi non structural seperti penutup atap
diguanakan baja ringan kualitas G300.
f. Bagaimana dengan ketebalan baja ringan? Dipasaran umum ketebalannya
berkisar antara 0,20 – 2,00 mm. Variasi ketebalan ini ditentukan oleh
fungsi , sebarapa besar beban yang ditopang dan ukuran bentang baja itu
sendiri. Ketebalan yang lebih kecil dibandimg dengan baja konvensional
dengan tujuan untuk mengurangi beban strukutur bangunan.
g. Kuda-kuda baja ringan mempunyai ketebalan antara 0,45 – 1,00 mm.
Berbeda dengan kolom yang akan menopang beban yang lebih besar,
ketebalannya kisaran antara 1,00 -2,00 mm (profil C). Sedangkan untuk
genteng metal ketebalannya 0,20 mm karena bisa dikatakan tidak memikul
beban dengan ketebalan tersebut sudah cukup memadai.
h. Baja tersusun dari besi dan karbon (Fe dan C). Apabila unsur tersebut
bercampur dengan air dan udara akan timbul reaksi yang mendorong
terjadinya karat. Maka baja ringan perlu dilapisi antikarat. Pengaplikasian

lapisan antikarat sangat penting untuk menjaga agar material awet dan
tahan lama.

i. - See more at: http://aryapersada.com/apa-itu-bajaringan.html#sthash.iO3bx7vp.dpuf

Rumus
Komposisi Kimia Baja

A. UMUM
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C )
sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C) lebih dari
1.67%, maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast
Iron).
Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal- hal sbb:
 Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
 Keliatan / elongasi baja berkurang,
 Semakin sukar dilas.
Oleh karena itu adalah penting agar kita dapat menekan kandungan
karbon pada kadar serendah mungkin untuk dapat mengantisipasi
berkurangnya keliatan dan sifat sulit dilas diatas, tetapi sifat kuat leleh dan
kuat tariknya tetap tinggi.
Penambahan unsur – unsusr ini dikombinasikan dengan proses heat treatment
akan menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi, tetapi keuletan dan keliatan,

dan kemampuan khusus lainnya tetap baik. Unsur – unsur tersebut antara
lain: Mangaan (Mn), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Nikel (Ni) dan
tembaga (Cu). Tetapi proporsional pertambahan kekuatannya tidak sebesar
karbon. Pertambahan kekuatannya semata –mata karena unsur tersebut
memperbaiki struktur mikro baja.
Untuk memahami pengaruh komposisi kimia dan heat treat terhadap sifat
akhir baja, maka kita perlu menganal factor – factor sbb:
 Struktur mikro,
 Ukuran butiran,
 Kandungan nonlogam.
 Endapan dipermukaan antar butiran.
 Keberadaan gas – gas yang terserap atau terlarut
B. STRUKTUR MIKRO
Unsur Fe dan C menyususn diri dalam suatu struktur berulang dalam pola
tiga dimensi yang dinamakan dengan kristal. Kristal –kristal yang

berorientasi (arah pengulangan / susunan ) sama disebut sebagai
butir.Susunan kumpulan butir satu dengan yang lain pada suatu fasa
tertentu dinamakan struktur mikro, contoh struktur mikro antara lain:
ferit, perlit dan sementit.

C. UKURAN BUTIR
Penghalusan butir baja akan menghasilkan:
 Peningkatan kuat leleh (yield strength),
 Perbaikan sifat keuletan (toughness) dan keliatan (ductility),
Penghalusan butiran dapat dilakukan dengan penambahan unsur niobium,
vanadium dan aluminium dengan jumlah maksimal 0.05% atau dengan heat
treatment.
D. KANDUNGAN UNSUR-UNSUR NON LOGAM
Unsur – unsur non-logam yang umumnya dibatasi jumlahnya didalam produk
baja adalah Sulfur (S) dan Fosfor (P).
Tinggi kadar kedua unsur tersebut bisa menurunkan keliatan (ductility)
baja dan meningkatkan kemungkinan retak pada sambungan las. Pada
baja khusus mampu las, kandungan kedua unsur diatas dibatasi kurang dari
0.05%.
E. ENDAPAN DI PERMUKAAN ANTAR BUTIRAN
Unsur – unsur lain yang juga dapat menurunkan keuletan baja baja anatar
lain: timah (Sn), antimon (Sb) dan arsen (As) hingga baja menjadi getas.
Sifat getas ini ditimbulkan oleh pengendapan atau berkumpulnya unsur –
unsur diatas dibidang batas antar butir baja pada suhu 500 – 600 o .
F. KANDUNGAN UNSUR-UNSUR NON LOGAM

Baja yang mengandung gas – gas terlarut dalam kadar yang tinggi terutama:
Oksigen (O) dan Nitrogen (N) dapat menimbulkan sifat getas. Untuk
mengurangi kadar gas tersebut biasa digunakan unsur - unsur yang dapat
mengikat kedua unsur gas diatas menjadi senyawa yang cukup ringan
sehinggan senyawa tersebut akan mengapung ke permukaan baja yang masih
panas dan cair.
Unsur - unsur pengikat gas N dan O biasanya digunakan unsur silicon (Si) dan
atau aluminium (Al) yang fungsinya disebut sebagai Deoxidant.
G. SIFAT TAHAN PANAS DAN TAHN KOROSI
Sifat – sifat khusus baja seperti yang dibahas pada bab 1 paragraf 4, dapat
dicapai dengan penambahan unsur – unsur utama sebagai berikut: Chrom
(Cr), Nikel (Ni) dan molybdenum (Mo).
Baj tahan karat umumnya mengandung unsusr Chrom lebih dari 12%, dimana
pada kondisi seperti itu baja akan bersifat pasif terhadap proses oksidasi. Baja
tahan karat dapat dibedakan sesuai struktur mikronya yaitu: baja tahan
panas martensit, baja tahan panas ferit dan baja tahan panas
austenit.
Baja tahan karat martensit mengandung chrom 13% kuat leleh dan
tariknya diperoleh dari proses pendinginan pada kondisi udara luar, sesuai
untuk lingkungan korosif ringan, serta biasanya digunakan untuk saluran


dan rumah –rumah turbin.
Baja tahan karat ferit mengandung chrom 16%, sesuai untuk lingkungan
korosif terutama terhadap bahan kimia asam nitrat, serta biasanya
digunakan untuk komponen – komponen dalam industri kimia.
Baja karat austenit mengandung chrom-nikel 18%, dimana sifat tahan
karatnya didapat melalui pemanasan pada suhu 1000 - 1100 0 lalu didinginkan
dengan direndam kedalam air, sesuai untuk lingkungan yang mengandung
garam, serta biasanya digunakan untuk baling – baling kapal.
Baja tahan panas biasanya dinamakan untuk baja yang tahan pada suhu
6500, dimana sifat itu didapat pada kodisi kadar chrom dan nikel yang
cukup tinggi. Berbeda dengan baja tahan karat adalah umunya kandungan
karbonnya lebih tinggi. Umumnya digunakan pada ketel uap, boiler, tungku
dan lain – lain.

INTRODUCTION | KOMPOSISI KIMIA BAJA | HEAT TREATMENT
PEMBUATAN BAJA DAN SIFAT BAJA | PENJELASAN SIFAT-SIFAT MEKANIS BAJA

Sifat sifat besi


Sifat- sifat dasar
• Baja sebagai material
bangunan mulai digunakan
sejak abad- 19 ketika
dimulainya revousi industri di
Inggris

• Baja terkenal amat baik untuk
bahan utama struktur bangunan
karena memiliki
kekuatan tarik dan kekuatan
tekan yang sama baiknya.
• Jadi, baja memiliki kekuatan
terhadap beban tarik dan tekan
aksial serta beban
lentur yang amat baik
• Kekuatan besar ini
membutuhkan volume yang
relatif tidak tinggi


Jenis jenis baja
Jenis- Jenis Baja (Types of Steel)

Apr 16
Ditulis oleh Mechanical Blog

14 Votes
Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :


Baja karbon (Carbon steel)



Baja paduan (Alloy steel)

1. Baja Karbon (carbon steel)
Baja karbon dapat terdiri atas :



Baja karbon rendah (low carbon steel)

Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah ditempa
dan mudah di mesin Penggunaannya:

0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,
screws, nails.


0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings


Baja karbon menengah (medium carbon steel )
o

Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.

o

Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.


Penggunaan:


0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.



0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.



0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges



Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel

Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 %

C
Penggunaan :


screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise
jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for
turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters

2. Baja Paduan (Alloy steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:


Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik
dan sebagainya)



Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah



Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan
reduksi)



Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:


Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %



Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %



High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus
(special alloy steel) &high speed steel.


Baja Paduan Khusus (special alloy steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium,
manganese, molybdenum,
tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan
logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut
akan merubah
sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila
dibandingkan
terhadap baja karbon (carbon steel).



High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel

Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong
seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut
High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat
dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan
harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel
Jenis Lainnya :
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:


Baja tahan garam (acid-resisting steel)



Baja tahan panas (heat resistant steel)



Baja tanpa sisik (non scaling steel)



Electric steel



Magnetic steel



Non magnetic steel



Baja tahan pakai (wear resisting steel)



Baja tahan karat/korosi

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi
kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:


Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)



Baja karbon perkakas (carbon tool steel)



Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)



Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)



Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
About these ads

Share this: