Respon Kelinci Persilangan New Zealand White yang Terserang Penyakit Ekstoparasit terhadap Ransum yang Mengandung Tepung Kadal (Mabouya multifasciata)

FAJAR SUTRIANDHI (D02496056). 2001. Resvon ICelinci Persilanean
Nerv
"
Zenlnnd Wlzite yang Terserang Penyalcit Ektoparasit terhadap Ransum yang
Mengandung Tepung ICadal (Mnboriya inrrlfifnsscinl'n). Skripsi. Jun~san Ilmu
~ u t r i sdan
i ~ a k a n a ncrnak. Fakultas ~eternakan;Institut ~ e ~ t a n i Bogor.
an
Pembimbing Utanla : Dr. Ir. Nahrowi Ramli, MSc.
Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Hj. Lily Amalia Sofyan, MSG.
Temak pada umumnya rentan terhadap berbagai penyakit jika manajemen
nutrisi ransum, sanitasi lingkungan serta pemilihan bibit tidak dilalcukan dengan bailc.
Pencegahan dan pengobatan yang biasa dilakukan peternak biasanya lebih
mengandalkan pelnakaian obat-obatan dan antibiotik. Selain relatif mahal bagi
peternak, penggunaan obat-obatan dan antibiotik dapat merugilcan kesehatan manusia
yang menglconsumsi produlc ternak tersebut. Untuk nlenghinclari ha1 tersebut, peril)
upaya mencari bahan alternatif yang dapat mencegah dan meugobati penyakit serta
dapat digunakan sebagai sumber protein dalam ransum. Pada penelitian ini
digunakan tepung kadal (Mabouya multfasciata) yang dagingnya mempunyci
kandungan r~utrisisetara dengan tepung ikan dan diduga mempunyai bahan aktif yang
dapat inenyembuhkan penyakit kulit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon keliaci persilangan New
Zealand White yang tertular penyakit ektoparasit tungau kudis d m diberi ransum
yang mengandung ttpung kadal (Mabouya multzfasciata).
Penelitian dilakukan Oktober 2000 sampai dengan Januari 2001. Sebanyak
sembilan ekor kelinci betina persilangan New Zealand White yang telah ditularlcan
dengan penyakit ektoparasit tungau kudis, dipelihara dalam 9 buah lcandang individu
selama 6 minggu.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 3 perlakuan
dan 3 ulanga~.Keliqci terbagi menjadi 3 kelompok yang tiap-tiap kelompolc
dibedakan berdasarkan perlakuan pemberian ransum lnenurut persentase penggunnan
tepung kadal. Perlakuan R1 adalah penggunaan tepung kadal 0% + tepung ikan lo%,
R2 adalah penggunaan tepung kadal 5% + tepung ikan S%, dan 113 adalah
penggunaan tepung kadal 10% + tepung ikan 0%. Pemberian ransun sebanyalc 90
glekorhari dan air minum diberilcan secara a d libitum. Analisis data dilakukan
dengan Sidik Ragam (Anova). Peubah yang diamati adalah pertambahan bobot
badan, konsums~dan konversl ransum. Pengamatan kelinci dilihat dari perubalian
klinis muka atau telinga pada awal, pertengahan dan akllir penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ransun yang mengandung
tepung kadal tidak nyata mempengaruhi konsumsi, pertambahan bobot badan dan
konversi ransum. Rataan konsumsi, pertambahan bobot badan dan konversi ransum

berturut turut yaitu 53,37 0,3; S,S6 j: 0:6 dan 6,6 + 0,73 gtekorfhari. Pengamatan
langsung secara klinis memperlihatkan bahwa pemberian tepung kadal dalam ransum
tidak dapat mencegah atau mengobati penyakit ektoparasit tutlgau lcudis. Hal ini

+

i
1