BAB III HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Saat ini Mengenai Penanggulangan Tindak Pidana Malpraktik Kedokteran
1. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana KUHP
8
a. Kejahatan Terhadap Pemalsuan Pasal 267 KUHP
1 Seorang dokter yang dengan sengaja memberi surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
Pasal 267 KUHP di atas memang pasal khusus yang hanya dikenakan bagi dokter. Maksudnya yaitu hanya orang tertentu yang mempunyai
sifat atau kualitas pribadi sebagai dokter saja yang dapat dijadikan subjek hukum yang melakukan kejahatan pemalsuan ini. Agar
rumusan Pasal 267 ini bisa dikenakan kepada dokter, unsur sengaja harus terpenuhi, karena bisa saja terjadi dokter salah dalam
menentukan diagnosa, sehingga salah pula dalam menerbitkan surat keterangan yang dibuatnya. Saran penulis terhadap pasal ini
sebaiknya dimasukkan juga unsur kelalaian yang dilakukan oleh dokter.
b. Pengguguran Kandungan Pengguguran kandungan terdapat di dalam Pasal 299, 346, 348 dan
pasal 349 KUHP. Sebagai salah satu contoh dapat dilihat dalam : Pasal 299
8
Moeljatno,KUHP . Penerbit Bumi Aksara,1999
1 Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang pasien atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau
ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan ,diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. Jika kita melihat Pasal 299, 346, 348 dan pasal 349 KUHP di atas
berkaitan dengan upaya abortus criminalis karena di dalamnya terdapat unsur adanya upaya menggugurkan kandungan tanpa
adanya indikasi medis. Dapat dicermati bahwa masalah menggugurkan kandungan atau abortus provokatus ini diatur dengan
ketat sekali di dalam KUHP, sebab orang Dokter atau orang awam yang sengaja mengobati perempuan yang sedang mengandung ,
dengan memberi pengharapan bahwa dengan obat yang diberikannya itu dapat menggugurkan kandungan saja, dapat diancam dengan
pidana yang cukup berat, yaitu empat tahun penjara Pasal 299 KUHP . Ketentuan ini sebetulnya membuat dilemma dan
menimbulkan ketakutan bagi dokter karena apabila ada indikasi medis dimana dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa Ibu hamil ,
mengharuskan menggugurkan kandungan ibu hamil tersebut, oleh karena itu menurut penulis sebaiknya ketentuan ini diberi
pengecualian bagi dokter apabila ada indikasi medis, dengan demikian dapat memberikan rasa tenang atau nyaman bagi dokter di dalam
melaksanakan tugasnya menyelamatkan nyawa pasien dan untuk menghindari tuduhan adanya malpraktik kedokteran
c. Tentang Penganiayaan Pasal 351
1 Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah
2 Jika Perbuatan mengakibatkan luka – luka berat yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama lma tahun.
3 Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun
Dalam praktik hukum mengenai masalah yang berhubungan dengan kesehatan dipersoalkan juga tentang akibat rasa sakit sebagai satu –satunya
tujuan penganiayaan, artinya jika rasa sakit yang disadari itu tidak dapat dihindari , dalam upaya mencapai tujuan yang patut, misalnya dokter
menyunat anak , dimana maksud mencapai tujuan yang lebih patut dan timbul rasa sakit tidak dapat dihindari maka bukan termasuk penganiayaan.
d. Kejahatan Terhadap Nyawa Pasal – pasal kejahatan terhadap nyawa yang dapat dikaitkan dengan
Euthanasia yaitu Pasal 338, 340 , 344, 345 , 359 KUHP jika dihubungkan dengan dunia kesehatan sebagai upaya
penanggulangan tindak pidana malpraktik di Indonesia menegaskan bahwa euthanasia baik aktif maupun pasif tanpa permintaan adalah
dilarang . Demikian pula dengan euthanasia aktif dengan permintaan.
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan