PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA
MATERI SISTEM KOLOID

Oleh :
Ramazona Nababan
NIM 4121131017
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


iii

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA
MATERI SISTEM KOLOID
Ramazona Nababan (NIM 4121131017)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil
belajar dan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model problem based
learning menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi daripada peningkatan hasil
belajar dan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model konvensional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 7 Medan
yang mengambil jurusan IPA. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
diambil secara random sampling sebanyak dua kelas, yakni satu kelas sebagai
kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan penerapan model problem based
learning menggunakan macromedia flash dan satu kelas sebagai kelas kontrol
yang dibelajarkan dengan model konvensional. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen non tes
yang digunakan terdiri dari lembar observasi keaktifan siswa. Instrumen tes yang

digunakan pada penelitian ini sebanyak 20 soal dengan reliabilitas 0,823.
Berdasarkan hasil uji persyaratan data, diketahui bahwa data hasil pretest, posttest
dan gain pada kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan homogen.
Untuk uji hipotesis I mengenai peningkatan hasil belajar dengan taraf signifikan
0,05 diperoleh data thitung > ttabel yakni 7,107 > 1,669, yang berarti Ha diterima
dan tolak Ho yaitu peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran
model problem based learning menggunakan macromedia flash (79%) lebih
tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran
model konvensional (65%), sedangkan untuk uji hipotesis II mengenai
peningkatan keaktifan siswa diperoleh data thitung > ttabel yakni 9,053 > 1,669 yang
berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu peningkatan keaktifan siswa yang
mendapat pembelajaran model problem based learning menggunakan
macromedia flash (74%) lebih tinggi daripada peningkatan keaktifan siswa yang
mendapat pembelajaran model konvensional (52%).
Kata Kunci : Problem Based Learning, Macromedia Flash, Keaktifan, Sistem
Koloid

iv

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
berkat dan penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
Skripsi

berjudul

“Penerapan

Model

Problem

Based

Learning

Menggunakan Macromedia Flash untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Keaktifan Siswa pada Materi Sistem Koloid”,disusun untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu
Dr.Iis Siti Jahro, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, Bapak Drs. Jamalum
Purba, M.Si, dan Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal
penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan
kepada bapak Prof.Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia
FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Kepala Sekolah Bapak Drs.H. Muhammad Daud, MM
dan bapak Alwin Parulian Lubis selaku guru kimia di SMA Negeri 7 Medan yang
telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.


v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta
yaitu Ayahanda Manonggor Nababan dan Ibunda Rumondang Sihite, orang tua
terbaik yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi yang mengajarkan banyak hal,
sosok yang selalu berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Juga penulis
ucapkan terima kasih kepada kakak tersayang Via Belliani Nababan, AMKeb dan
adik Steven Anastasius Nababan yang telah memberikan semangat dan dukungan
demi terselesaikannya studi penulis.
Terimakasih penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Ibrani
Antoni Aruan, Ramadhansyah Putra, Maya Sari Harahap, Dwi Apryanda, Novia
Nita, Lenora Oktavia Simbolon, Mariana Sinaga yang selalu memberikan
motivasi, memberi saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan
dalam

penyusunan

skripsi.


Ucapan

terima

kasih

kepada

teman-teman

seperjuangan Kimia Dik A 2012 yang memberi semangat dan sudah penulis
anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED. Terimakasih
juga penulis sampaikan buat yang terkasih Novera Sebayang yang senantiasa
menyemangati penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang


bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat berguna dan memberikan banyak kontribusi untuk
pembaca.

Medan,

Agustus 2016

Penulis

Ramazona Nababan
NIM. 4121131017

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah

1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
1
6
7
7
7
8
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Model Pembelajaran
2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran
2.1.2. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.2.1. Karakteristik Model Problem Based Learning

2.1.2.2. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning
2.1.2.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning
2.2. Media Pembelajaran
2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran
2.2.2. Fungsi Media Pembelajaran
2.2.3. Macromedia Flash
2.2.3.1. Defenisi Macromedia Flash 8.0
2.2.3.2. Kelebihan Macromedia Flash 8.0
2.3. Belajar
2.3.1. Hakikat Belajar
2.3.2. Hasil Belajar
2.3.3. Keaktifan Siswa
2.3.3.1. Jenis-Jenis Keaktifan Dalam Belajar
2.4. Sistem Koloid
2.4.1. Sistem Dispersi
2.4.1.1. Suspensi
2.4.1.2. Larutan
2.4.1.3. Koloid
2.4.2. Sifat-Sifat Koloid


10
10
10
11
12
14
14
15
15
16
17
17
18
18
18
19
20
20
21
21
22
23
24
27

vii

2.4.2.1. Efek Tyndall
2.4.2.2. Gerak Brown
2.4.2.3. Adsorpsi
2.4.2.4. Koagulasi
2.4.2.5. Elektroforesis
2.4.2.6. Dialisis
2.4.2.7. Penambahan Stabilisator Koloid
2.4.2.8. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
2.5. Penelitian yang Relevan
2.6. Kerangka Konseptual
2.7. Hipotesis Penelitian

27
28
29
30
31
31
32
32
33
33
34

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1. Lokasi Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
3.3.2. Variabel Terikat
3.3.3. Variabel Kontrol
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Instrumen Tes
3.4.1.1. Validitas Item Tes
3.4.1.2. Tingkat Kesukaran
3.4.1.3. Daya Pembeda
3.4.1.4. Reliabilitas Tes
3.4.2. Instrumen Non Tes
3.5. Rancangan Penelitian
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Uji Normalitas
3.7.2. Uji Homogenitas
3.7.3. Uji Hipotesis
3.7.4. Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
3.7.5. Penilaian Instrumen Non-tes

35
35
35
35
35
35
35
35
36
36
36
36
36
38
39
39
40
41
43
44
47
47
47
48
49
50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Pembahasan Data Instrumen Penelitian
4.1.1. Instrumen Tes
4.1.1.1. Validitas Tes
4.1.1.2. Tingkat Kesukaran
4.1.1.3. Daya Beda Tes
4.1.1.4. Reliabilitas Tes
4.1.2. Instrumen Non Tes

50
51
51
51
52
53
54
55

viii

4.2. Analisis dan Pembahasan Data Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Belajar Siswa
4.2.1.1. Data Peningkatan Hasil Belajar
4.2.1.2. Uji Normalitas Data Hasil Belajar
4.2.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest
4.2.1.2.2. Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar
4.2.1.3. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
4.2.1.3.1. Uji Homogenitas Data Pretest dan posttest
4.2.1.3.2. Uji Homogenitas Peningkatan Hasil Belajar
4.2.1.4. Uji Hipotesis I
4.2.2. Keaktifan Siswa
4.2.2.1. Uji Normalitas Data Keaktifan Siswa
4.2.2.2. Uji Homogenitas Keaktifan Siswa
4.2.2.3. Uji Hipotesis II

55
55
57
59
59
59
60
60
61
61
63
68
69
70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

72
72
72

DAFTAR PUSTAKA

73

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi pada
tampilan aplikasi Macromedia Flash
Gambar 2.2. Endapan pasir yang dicampur air merupakan
contoh suspensi
Gambar 2.3. Susu merupakan salah satu contoh koloid
Gambar 2.4. Hamburan cahaya oleh asap merupakan contoh
efek Tyndall
Gambar 2.5. Animasi gerak Brown pada tampilan aplikasi
Macromedia Flash
Gambar 2.6. Sol Fe(OH)3 yang mengadsorpsi ion H+ pada
tampilan aplikasi Macromedia Flash
Gambar 2.7. Agar-agar yang menggumpal jika didinginkan merupakan
Salah satu contoh dari peristiwa koagulasi
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian
Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.3. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek
Memperhatikan Penjelasan Pendidik
Gambar 4.4. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek Bertanya
Gambar 4.5. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek
Mengemukakan Pendapat
Gambar 4.6. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek Antusias
Gambar 4.7. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek Menulis
Atau Mencatat
Gambar 4.8. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek
Mendengarkan Pendapat Teman
Gambar 4.9. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa

22
23
25
27
28
29
30
46
56
58
64
65
65
66
66
67
68

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning
Tabel 2.2. Ukuran pori-pori Saringan
Tabel 2.3. Perbedaan Umum Sistem Dispersi, Suspensi, Koloid,
dan Larutan
Tabel 2.4. Beberapa jenis koloid
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Tes
Tabel 3.2. Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Non Tes
Tabel 3.4. Desain Penelitian
Tabel 3.5. Persentase Nilai Keaktifan Siswa
Tabel 4.1. Istrumen Soal yang Valid
Tabel 4.2. Tingkat Kesukaran Soal
Tabel 4.3. Daya Beda Tes
Tabel 4.4. Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.5. Peningkatan Hasil Belajar
Tabel 4.6. Perhitungan Data Gain Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.7. Uji Normalitas Data Pretest-Posttest
Tabel 4.8. Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar
Tabel 4.9. Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest
Tabel 4.10. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar
Tabel 4.11. Data Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar
Tabel 4.12. Uji Normalitas Data Keaktifan Siswa
Tabel 4.13. Uji Homogenitas Data Keaktifan siswa
Tabel 4.14. Data Hasil Uji Hipotesis Keaktifan Siswa

14
25
26
26
37
39
42
43
50
52
53
54
56
58
58
59
60
60
61
62
69
69
70

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi
Lampiran 4. Instrumen Tes Sebelum Validasi
Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi
Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Validasi
Lampiran 7. Instrumen Tes Setelah Validasi
Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi
Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen Non Tes
Lampiran 10. Lembar Observasi Keaktifan
Lampiran 11. Lembar Analisis Masalah
Lampiran 12. Jawaban Lembar Analisis Masalah
Lampiran 13. Media
Lampiran 14. Validitas
Lampiran 15. Perhitungan Validitas Tes
Lampiran 16. Tingkat Kesukaran
Lampiran 17. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
Lampiran 18. Daya Pembeda
Lampiran 19. Perhitungan Daya Beda
Lampiran 20. Tabel Reliabilitas
Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Tes
Lampiran 22. Kesimpulan Hasil Analisis Instrumen Tes
Lampiran 23. Tabulasi Data Hasil Belajar
Lampiran 24. Perhitungan Hasil Belajar
Lampiran 25. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar
Lampiran 26. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Lampiran 27. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
Lampiran 28. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 29. Perhitungan Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 30. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 31. Uji Hipotesis I
Lampiran 32. Nilai Keaktifan Siswa
Lampiran 33. Perhitungan Data Nilai Keaktifan
Lampiran 34. Uji Normalitas Data
Lampiran 35. Uji Homogenitas Data
Lampiran 36. Peningkatan Keaktifan Siswa
Lampiran 37. Perhitungan Data Peningkatan Keaktifan
Lampiran 38. Uji Normalitas
Lampiran 39. Uji Homogenitas
Lampiran 40. Uji Hipotesis II
Lampiran 41. Nilai-Nilai r-Product Moment
Lampiran 42. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

76
79
102
113
121
122
130
134
135
137
138
150
161
166
167
169
170
172
173
175
176
178
179
181
183
187
189
192
193
195
197
199
205
207
211
213
216
217
219
221
223
224

xii

Lampiran 43.
Lampiran 44.
Lampiran 45.
Lampiran 46.
Lampiran 47.

Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
Jadwal Penelitian
Dokumentasi Penelitian
Surat – Surat

225
226
227
228
233

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal pokok yang akan menopang kemajuan suatu

bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas dan sistem pendidikan
yang ada. Tanpa pendidikan, maka suatu Negara akan jauh tertinggal dengan
Negara lain. Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Menurut
survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia
berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum
Swedia, Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki
urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Kualitas pendidikan Indonesia
yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang bahwa dari 146.052 SD di
Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia
dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di
Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia
dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata
hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The
Diploma Program (DP) (Sujarwo, 2015).
Rendahnya kualitas pendidikan tercermin dari rendahnya hasil belajar
siswa di sekolah. Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah
tentang rendahnya hasil belajar peserta didik. Menurut Wasonowati, dkk (2014)
hasil belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM), terutama untuk mata pelajaran MIPA. Kimia
merupakan salah satu cabang pelajaran MIPA yang masih banyak dianggap sulit.
Mata pelajaran kimia merupakan produk pengetahuan alam yang berupa fakta,
teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja ilmiah. Jadi, dalam pelaksanaan
pembelajaran kimia harus mencakup tiga aspek utama yaitu: produk, proses, dan
sikap ilmiah. Salah satu indikator dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan
dengan implementasi belajar, yaitu lemahnya proses pembelajaran yang

2

berlangsung. Proses pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang
mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan aktif mengembangkan
pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru (Wasonowati, dkk.,
2014).
Rendahnya hasil belajar kimia siswa SMA juga ditemukan dari
pengamatan dan pengalaman peneliti selama mengikuti kegiatan Program
Pengajaran Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA N 1 Dolok Masihul. Berdasarkan
pengalaman peneliti selama mengikuti program PPLT diperoleh nilai rata-rata
ulangan harian siswa yang masih rendah, yaitu pada pokok bahasan Termokimia
nilai rata-rata siswa 63 dan Laju Reaksi 62,80 padahal nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal yang harus dipenuhi adalah 65. Rendahnya hasil belajar siswa
dikarenakan pada proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode
ceramah sehingga materi kima sulit dipahami oleh siswa. Selain itu, siswa juga
cenderung mengandalkan guru dalam memperoleh pengetahuan sehingga
mengakibatkan rendahnya keaktifan siswa

karena siswa hanya menunggu

jawaban dari guru saja tanpa mau bekerjasama dengan teman-temannya untuk
dapat memecahkan suatu masalah terkait pokok bahasan yang sedang di pelajari.
Hal ini tentunya membuat siswa menjadi pasif sehingga mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa. Selain itu, variasi metode mengajar yang digunakan
guru bidang studi masih belum terlalu banyak dan cenderung bersifat informatif
atau hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa sehingga siswa belum
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Sementara itu, dari informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi di
SMA Negeri 7 Medan, berdasarkan pernyataan guru bidang studi didapat bahwa
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dipenuhi Siswa adalah 65.
Sedangkan pada materi Sistem Koloid, persentase ketercapaian siswa yang
mencapai KKM pada ulangan harian semester sebelumnya adalah sekitar 67 %.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa masih rendah dan
kurangnya keaktifan siswa dalam belajar kimia di sekolah tersebut. Untuk
meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran kimia, maka guru kimia

3

diharapkan dapat menerapkan pengajaran yang bervariasi, salah satunya dengan
menggunakan alat bantu pembelajaran (Wiwit, dkk., 2012).
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar dan keaktifan siswa pada proses
pembelajaran maka perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran baik dari segi
model, strategi, metode ataupun media yang digunakan pada saat proses
pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi yang dapat dilakukan guru adalah inovasi
model pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran saat proses belajar
kimia. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya
rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi dalam mengerjakan tugas, dan memberikan kemudahan bagi peserta
didik untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan mereka mencapai hasil
belajar yang lebih baik (Pratiwi, dkk., 2014).
Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam
proses belajar mengajar adalah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). PBL merupakan salah satu metode pembelajaran yang berdasarkan pada
konstruktivis suatu masalah yang ada di kehidupan nyata dan dapat dilaksanakan
secara kooperatif. Dari masalah tersebut siswa dirangsang untuk mempelajari
masalah berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman belajar sehingga akan
memudahkan siswa untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Dalam
PBL pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, di mana tugas guru
harus memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai keterampilan
mengarahkan diri (Fadliana, dkk., 2013). Model pembelajaran PBL sangat cocok
untuk materi pokok sistem koloid. Melalui PBL, siswa dapat terlatih menghadapi
berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. PBL
memfokuskan pada perubahan agar mambuat siswa berpikir secara riil. PBL tidak
hanya proses pemecahan masalah, tetapi juga sebuah pedagogik yang berdasarkan
konstruktivisme dengan masalah-masalah nyata yang di desain belajar dengan
lingkungan sekitarnya dimana ada proses penemuan, belajar mandiri, pemrosesan
informasi, diskusi, dan kolaborasi antar kelompok untuk pemecahan masalah
tersebut (Dewi, dkk., 2013). PBL merupakan pusat desain, yang berfokus pada

4

pengembangan kepemimpinan kesadaran diri, kerja sama tim, dan keterampilan
konsultasi manajemen. Siswa diminta untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran
yang spesifik dan refleksi lengkap, serta untuk berbagi pengetahuan mereka
dengan kelompok (Scott, 2014).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wasonowati, dkk (2014)
menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan keaktifan siswa dengan persentase ketercapaian sebesar 81,25%.
Untuk hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa
dengan model PBL dikategorikan baik dengan persentase siswa yang mencapai
kompetensi inti kurikulum 2013 berturut-turut adalah 78%, 81,24% dan 78,13%.
Penelitian Nurhayati, dkk (2013) melalui penerapan model PBL dengan media
crossword pada materi minyak bumi diperoleh hasil belajar siswa dari 51,64%
meningkat menjadi 81,69%. Penelitian Saifudin (2010) yang menggunakan model
PBL pada pokok bahasan kesetimbangan kimia diperoleh hasil belajar siswa dari
51,35% meningkat menjadi 76,89%.
Selain model pembelajaran, perlu juga digunakan media pembelajaran
yang inovatif guna menambah semangat belajar siswa dan mempermudah siswa
dalam mengamati dan mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Menurut
Haryati, dkk (2013) dalam mengajar biasanya guru hanya menggunakan metode
ceramah, tanpa memadukan dengan media sehingga membuat siswa merasa
bosan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas yaitu Macromedia Flash.
Macromedia flash merupakan salah satu multimedia yang menyediakan
informasi untuk siswa secara sederhana dan multimedia interaktif yang
memberikan

kendali

informasi

kepada

para

pemakai

dan

memastikan

keikutsertaan mereka. Multimedia ini juga dapat mengikutsertakan para siswa
untuk membuat implementasi dan menerima umpan balik (Hariyanti, dkk., 2013).
Macromedia Flash digunakan untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan karena materi yang disampaikan disertai animasi yang dapat
dipelajari dengan alur yang mudah dipahami (Nuryanto, dkk., 2015). Penggunaan
media komputer salah satunya yaitu Macromedia Flash dalam bidang pendidikan

5

memiliki keuntungan antara lain, dengan teknologi ini bahan ajar dapat
ditampilkan dalam berbagai animasi, dan nantinya dapat disimpan dalam bentuk
CD sehingga lebih mudah diakses dan disebarluaskan (Sari, dkk., 2013).
Penelitian Hariyanti, dkk (2013) mengenai penerapan pembelajaran
model Problem Posing dilengkapi Macromedia Flash juga terbukti efektif dalam
meningkatkan keterampilan proses dan prestasi belajar siswa siswa pada materi
Kesetimbangan Kimia kelas XI IPA. Dimana terjadi peningkatkan keterampilan
proses siswa yaitu dari 61,11% meningkat menjadi 77,78%. Selain itu juga terjadi
peningkatkan prestasi belajar siswa. Persentase ketuntasan belajar siswa dari
66,67% meningkat menjadi 86,11%.
Penelitian mengenai Penerapan model PBL menggunakan Macromedia
Flash juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan telah terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil
penelitian Fadliana, dkk (2013) tentang studi komparasi penggunaan metode PBL
(Problem Based Learning) dilengkapi dengan Macromedia

Flash dan LKS

(lembar kerja siswa) terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar siswa
materi asam, basa dan garam kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar. Hasil
dari penelitian tersebut menyatakan adanya peningkatan prestasi belajar siswa
dengan penggunaan metode PBL dengan Macromedia Flash dan LKS terhadap
dengan perbandingan rerata nilai adalah 27,87 > 18. Selain itu, dalam penelitian
tersebut terdapat peningkatan pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar
siswa yang ditunjukkan dengan rerata nilai untuk kategori tinggi adalah 30,316 >
19,059 untuk kategori rendah adalah 22,910 > 16,615. Penelitian oleh Nuryanto,
dkk (2015) dengan judul penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dilengkapi Macromedia Flash untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan prestasi belajar siswa pada materi pokok Termokimia kelas XI SMA
berhasil meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan prestasi belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat dari persentase kemampuan berpikir kritis siswa dari 72,97%
meningkat menjadi 89,19%. Selain itu, dilihat dari prestasi belajar yaitu
berdasarkan aspek kognitif juga meningkat dari 54,05% menjadi 78,38%, aspek

6

afektif dari 83,78% meningkat menjadi 91,89%, sedangkan aspek psikomotor
ketuntasannya sebesar 100%.
Materi Koloid merupakan salah satu materi pelajaran Kimia di SMA/MA
jurusan IPA. Karakteristik dari materi pokok koloid adalah termasuk materi yang
sifatnya hafalan dan diperlukan pemahaman yang mendalam sehingga siswa
mengalami kesulitan padahal dalam kimia koloid ada banyak konsep yang terkait
yang dapat dicontohkan dengan material atau proses yang ada dalam kehidupan
sehari-hari (Dewantari, dkk., 2013). Model PBL sangat cocok untuk materi sistem
koloid karena dengan model PBL siswa dihadapkan pada masalah sehari-hari
terkait materi Sistem Koloid yang diajarkan.
Selain itu, Materi koloid berisi materi yang terkadang membutuhkan
bantuan media

khusus

untuk

memvisualkan sifat-sifat

maupun

proses

pembentukan koloid (Sari, dkk., 2013). Oleh karena itu, materi Sistem koloid
sangat cocok diajarkan dengan menggunakan Macromedia Flash karena siswa
dapat mengamati langsung sifat-sifat koloid melalui tampilan Macromedia Flash.
Berdasarkan latar belakang diatas, penerapan model PBL menggunakan
macromedia flash diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
Penerapan Model Problem Based Learning Menggunakan Macromedia Flash
untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa pada Materi Sistem
Koloid.

1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat diidentifikasi

permasalahan berikut:
1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.
2. Guru cenderung menggunakan metode ceramah
3. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif.
4. Guru hanya menggunakan metode ceramah, tanpa memadukan dengan
media sehingga membuat siswa merasa bosan.

7

1.3.

Batasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan atas tujuan penelitian yang telah

dirancang maka penelitian ini dibatasi pada :
1. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI, dalam pelajaran kimia pada
sub materi Sistem dispersi, Jenis-jenis koloid, dan Sifat-sifat koloid.
2. Sekolah yang diteliti adalah SMAN 7 Medan.
3. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif Taksonomi Bloom C1-C3
4. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
PBL untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas
kontrol.
5. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Macromedia Flash
untuk kelas eksperimen.

1.4.

Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

penelitian maka dibuat perumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran
model PBL menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi daripada
peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model
konvensional ?
2. Apakah peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model
PBL menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi daripada peningkatan
keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model konvensional ?

1.5.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang
mendapat pembelajaran model PBL menggunakan Macromedia Flash
lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat
pembelajaran model konvensional.

8

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan keaktifan siswa yang mendapat
pembelajaran model PBL menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi
daripada peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran
model konvensional.

1.6.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
Membantu meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran Sistem Koloid.
2. Bagi Guru
Sebagai informasi bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menerapkan model PBL menggunakan Macromedia Flash
3. Bagi sekolah
Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sistem pengajaran
dalam proses belajar mengajar dan juga meningkatkan kualitas dan mutu
sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa serta kinerja guru.
4. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat
mengembangkan penelitian yang lebih baik lagi.

1.7.

Defenisi Operasional
1. Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah teknik inovatif di bidang
pendidikan yang tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan,
menerapkan pengetahuan, dan memecahkan masalah yang kompleks dan
realistis, serta untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemikiran
dan keterampilan dalam belajar (Xue, dkk., 2013). Pada intinya PBL
adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah
kepada siswa. Masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman
sehari-hari siswa. Dalam menganalisis dan memecahkan masalah siswa

9

secara berkelompok mendiskusikan masalah, kemudian hasil diskusi
tersebut dipresentasikan di depan kelas.
2. Macromedia flash merupakan salah satu multimedia yang menyediakan
informasi untuk pelajar secara sederhana dan multimedia interaktif yang
memberikan kendali informasi kepada para pemakai dan memastikan
keikutsertaan mereka (Hariyanti, dkk., 2013).
3. Hasil belajar merupakan sebuah proses pengembangan pengetahuan ,
keterampilan, dan sikap yang terjadi pada seseorang apabila dia
melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar.
Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diteliti meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dimana ranah kognitif meliputi tes
objektif yaitu dari C1 sampai dengan C3. Hasil belajar yang dimaksud
adalah peningkatan dari nilai pretest ke posttest. Untuk ranah afektif dan
psikomotorik yang akan diteliti yaitu keaktifan siswa.
4. Keaktifan dalam hal ini meliputi aktifitas mental (memikirkan jawaban,
merenungkan,

membayangkan,

merasakan)

dan

aktivitas

fisik

(melakukan latihan, menjawab pertanyaan, mengarang menulis, dan
mengerjakan tugas) (Gafur, 2012). Keaktifan siswa yang akan dinilai
dalam penelitian ini meliputi kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan
mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan motorik dan kegiatan
emosional.

72

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,

peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model
Problem Based Learning menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi
daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran
model konvensional pada materi Sistem Koloid.
2. Peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model
Problem Based Learning menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi
daripada peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran
model konvensional pada materi Sistem Koloid.

5.2

Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai

beberapa saran :
1. Dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa, diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat
menggunakan

model

PBL

yang

dikombinasikan

menggunakan

Macromedia Flash sebagai model dan media alternatif, karena model dan
media ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa.
2. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian
lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti
motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun variabelvariabel afektif lainnya.

73

DAFTAR PUSTAKA
Akinoglu, O., dan Tandogan, R., O., (2007), The Effects of Problem-Based Active
Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement,
Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science
& technology Education 3(1): 71-81.
Anonim, (2012), Sistem Koloid, http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.
net/Kimia/Animasi.Kimia/sistem%20koloid.swf, Akses Desember 2015
Anonim, (2015), Sistem Koloid, https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid,
Akses Desember 2015
Bilgin, I., Senocak, E., dan Sozbilir, M., (2009), The Effects of Problem Based
Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual
and Quantitative Problems in Gas Concepts, Eurasia Journal of
Mathematics, Science & technology Education 5(2): 153-164.
Brady, J., E., (1999), Kimia Universitas Asas & Struktur, Binarupa Aksara,
Jakarta.
Dewantari, A., Ashadi, dan Sugiharto, (2013), Studi Komparasi Penggunaan
Macromedia Flash dan Worksheet Dalam Pembelajaran Kooperatif
Metode Learning Cycle 5E pada Materi Pokok Koloid Kelas XI Semester
Genap SMA Negeri 1 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 2(4): 142-150.
Dewi, R., S., Haryono, dan Utomo, S., B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi
Sosial dan Prestasi Belajar Siswa dengan Problem Based Learning pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid di SMA N 5
Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 2(1): 15-20.
Djamarah, S., B., dan Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Fadliana, H., N., Redjeki, T., dan Nurhayati N., D., (2013), Studi Komparasi
Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning) Dilengkapi dengan
Macromedia Flash dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Prestasi
Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Materi Asam, Basa dan
Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar, Jurnal Pendidikan
Kimia 2(3): 158-165.
Gafur, A., (2012), Desain Pembelajaran : Konsep, Model dan Aplikasinya dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta.
Hariyanti, I., Sukardjo, J.S., dan Haryono, (2013), Penerapan Pembelajaran Model
Problem Posing Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi
Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal
Pendidikan Kimia 2(3): 85-91.
Haryati, S., Miharty, dan Pratiwi, R., (2013), Pemanfaatan Media Animasi Dalam
Pembelajaran Kimia Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar
Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru, Prosiding Semirata FMIPA Universitas
Lampung: 363-368.
Hicks, R., W., Bevsek, H., M., (2012), Utilizing Problem Based Learning in
Qualitative Analysis Lab Experiments, Journal of Chemical Education 89:
254-257.

74

Ibrahim, R., dan Syaodih, N., (2010), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta,
Jakarta.
Jansson, S., Soderstrom, H., dan Andersson, P., L., (2015), Implementation of
Problem Based Learning in Environmental Chemistry, Journal of
Chemical Education 92: 2080-2086.
Lloret, M., Aguilar, E., dan Lloret, A., (2009), Self-regulated learning using
multimedia programs in dentistry postgraduate students: A multimethod
approach, International Electronic Journal of Elementary Education 2:
101-121.
Meltzer, D., E., (2002), The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible ‘‘Hidden Variable’’ in
Diagnostic Pretest Scores, American Journal Physics 70(12): 1259-1268.
Nabila, I., (2013), Pengembangan Multimedia Pembelajaran Materi Laju Reaksi
dengan Chemtoons Movie Berbasis Macromedia Flash, http://ecampus.fkip.unja.ac.id/eskripsi/data/pdf/jurnal_mhs/artikel/RRA1C109026
_631.pdf, Akses Desember 2015
Nuryanto, Utami, B., dan Nugroho, A., (2015), Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa
pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2
Karanganyar, Jurnal Pendidikan Kimia 4(4) :87-94.
Nurhayati, L., Martini, K., S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas
dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword,
Jurnal Pendidikan Kimia 2(4) :151-158.
Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi Redoks Kelas
X SMA Negeri 5 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3): 40-48.
Ram, P., (1999), Problem Based Learning in Undergraduate Education, Journal of
Chemical Education, 76(8): 1122-1126.
Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Sadiman., A., S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito, (2010), Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Rajawali
Pers, Jakarta.
Saifudin, A., (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Scott, K., S., (2014), A Multilevel Analysis of Problem-Based Learning Design
Characteristics, Interdisciplinary Journal of Problem Based Learning 8(2).
Sari, H., L., dan Negara, E., K., (2011), Media Pembelajaran Kimia Terpadu Pada
Madarasah Tsanawiyah Negeri (MAN) 2 Kota Bengkulu, Jurnal Media
Infotama 7(2): 103-120.
Sari, N., I., Saputro, S., dan Ashadi, (2013), Pengembangan Multimedia
Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash Sebagai Sumber Belajar

75

Mandiri Pada Materi Koloid Kelas XI IPA SMA dan MA, Jurnal
Pendidikan Kimia 2(3): 152-157.
Serin, O., (2011), The Effects of The Computer-Based Instruction on The
Achievement and Problem Solving Skills of The Science and Technology
Students, The Turkish Online Journal of Educational Technology 10(1):
183-201.
Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, ArRuzz Media, Yogyakarta.
Silitonga, P., M., (2011), STATISTIK: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian,
UNIMED, Medan.
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran
Kimia, UNIMED, Medan.
Sudarmo, U., (2013), KIMIA untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, UNIMED,
Medan.
Sujarwo, (2015), Pendidikan Di Indonesia Memprihatinkan, http://journal.uny.
ac.id/index.php/wuny/article/download/3528/pdf, Akses Januari 2016
Sunarya, Y., (2012), Kimia Dasar 2, Yrama Widya, Bandung.
Syukri, (1999), Kimia Dasar 2, ITB, Bandung.
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, UNIMED, Medan.
Tosun, C., Senocak, E., (2013), The Effects of Problem-Based Learning on
Metacognitive Awareness and Attitudes toward Chemistry of Prospective
Teachers with Different Academic Backgrounds, Australian Journal of
Teacher Education 38(3): 61-73
Trianto, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Wasonowati, T., R., R., Redjeki, T., dan Ariani, D., R., S., (2014), Penerapan
Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa
Kelas X IPA SMA NEGERI 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(3): 66-75.
Wiwit, Amir, H., dan Putra, D., D., (2012), Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT Dengan dan Tanpa Penggunaan Media Animasi
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 9 Kota Bengkulu,
Jurnal Exacta X(1) : 71-78.
Xue, H., Qian, J., Wang, L., (2013), 3C3R Modified PBL Pediatric Teaching of
Chinese Medical Students, PLOS ONE 8(5): 1-9.