Manajemen Operasi Unit Penangkapan Gillnet Millenium 30 Gt Di Ppi Karangsong, Kabupaten Indramayu

MANAJEMEN OPERASI UNIT PENANGKAPAN
GILLNET MILLENIUM 30 GT DI PPI KARANGSONG,
KABUPATEN INDRAMAYU

DHIMAS SETIADI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Manajemen
Operasi Unit Penangkapan Gillnet Millenium 30 GT di PPI Karangsong,
Kabupaten Indramayu adalah benar karya saya sendiri dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Dhimas Setiadi
NIM C44090011

ABSTRAK
DHIMAS SETIADI. Manajemen Operasi unit penangkapan gillnet millenium 30
GT di PPI Karangsong, Kabupaten Indramayu. Dibimbing oleh SUGENG HARI
WISUDO dan MULYONO S. BASKORO.
Tingginya jumlah unit penangkapan gillnet millenium 30 GT di PPI
Karangsong mengakibatkan terjadinya persaingan antar pelaku usaha, sehingga
diperlukan adanya manajemen operasi yang baik agar produktivitas dapat
ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghitung produktivitas unit
penangkapan gillnet millenium di PPI Karangsong, menentukan faktor yang
mempengaruhi produktivitas unit penangkapan gillnet millenium di PPI
Karangsong, dan mendeskripsikan manajemen operasi unit penangkapan gillnet
millenium di PPI Karangsong. Perhitungan produktivitas menggunakan
pendekatan rasio input/output. Berdasarkan perhitungan produktivitas, kapal 4
memiliki produktivitas tertinggi, sedangkan produktivitas terendah diperoleh
kapal 2. Analisis fungsi produksi menggunakan persamaan Cobb-Douglas.

Faktor-faktor produksi yang berpengaruh secara bersama-sama terhadap
produktivitas yaitu jumlah trip, jumlah tenaga kerja, jumlah bahan bakar, panjang
jaring dan lebar jaring. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh secara sendirisendiri yaitu jumlah trip dan jumlah bahan bakar.
Kata kunci:
Produktivitas

Gillnet

millenium,

PPI Karangsong,

Manajemen

Operasi,

ABSTRACT
DHIMAS SETIADI. Operations Management of Millenium Gillnet 30 GT fishing
unit in PPI Karangsong, Indramayu District. Supervised by SUGENG HARI
WISUDO and MULYONO S. BASKORO.

The high number of millenum gillnet 30 GT fishing gear in PPI Karangsong
generates a competition between the entrepreneurs, therefore a good operations
management is required to meet an increasing productivity. The aim of this
research are as follows measuring the productivity of millenium gillnet fishing
unit in PPI Karangsong, determining factors affecting the productibity of
millenium gillnet fishing unit in PPI Karangsong, and describing the operations
management of millenium gillnet fishing unit in PPI Karangsong. The
measurement of productivity uses the input/output ratio approach. Based on the
measurement of productivity, fishing vessel number 4 owns the highest
productivity while the lowest productivity is owned by fishing vessel number 2.
The analysis of production function uses the Cobb-Douglas equation. The factors
of production which together affect the productivity are number of trip, number of
employees, amount of fuel, length of net, and width of net. The factors of
production which have an individual influence are number of trip and amount of
fuel.
Keywords: Millenium gillnet, PPI Karangsong, Operations Management,
Productivity

MANAJEMEN OPERASI UNIT PENANGKAPAN
GILLNET MILLENIUM 30 GT DI PPI KARANGSONG,

KABUPATEN INDRAMAYU

DHIMAS SETIADI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari 2014 ini adalah

manajemen operasi unit penangkapan ikan, dengan judul Manajemen Operasi
Unit Penangkapan Gillnet Millenium di PPI Karangsong, Kabupaten Indramayu.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada orang tua dan keluarga penulis, yakni Bapak Sumadi, Ibu
Saniah, Saudara penulis Fero Rizky Addrian dan Amalia Adisty atas segala doa,
motivasi, dan dukungan baik moril maupun materil bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si dan Prof. Dr. Ir Mulyono S.
Baskoro, M.Sc selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, masukan dan saran.
2. Dr. Sulaeman Martasuganda, B. Fish. Sc, M.Sc selaku dosen penguji
utama dan Dr. Iin Solihin, S.Pi, M.Si selaku dosen penguji dari komisi
pendidikan atas kritik dan saran yang telah diberikan untuk perbaikan
skripsi ini.
3. Nabilah Budiharsono atas bantuan, motivasi dan memberikan semangat
tiada henti kepada penulis.
4. Faizur Rohman dan Maulana Eko yang menemani penulis selama
penelitian di Indramayu.
5. Bapak Rusmadi manager TPI Karangsong yang telah membantu dan

mengizinkan pelaksanaan penelitian ini.
6. Teman-teman PSP angkatan 46.
Tidak sesuatu apapun di dunia ini yang sempurna. Atas segala kekurangan
yang ada, penulis menerima segala masukan dan saran yang membangun.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Dhimas Setiadi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan dan Alat Penelitian

Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Analisis Data
Analisis deskriptif
Analisis produktivitas
Analisis fungsi produksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Unit Penangkapan Gillnet Millenium di PPI Karangsong
Alat tangkap gillnet millenium
Kapal gillnet millenium
Nelayan gillnet millenium
Produksi dan nilai produksi
Hasil tangkapan
Analisis Produktivitas Gillnet Millenium 30 GT di PPI Karangsong
Produksi per tahun
Produktivitas per trip
Produktivitas per tenaga kerja
Produktivitas per bahan bakar
Analisis Faktor-Faktor Produksi Penangkapan Gillnet Millenium
Manajemen Operasi Unit Penangkapan Gillnet Millenium

Perencanaan produksi
Proses produksi
Pasca produksi
Pengawasan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
4
5
5
5
7
8
8
9
10
11
13
14
15
16

21
21
22
23
24
24
24
25
25
27
37

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6

7
8
9
10

Komponen alat tangkap gillnet millenium
Produksi dan nilai produksi perikanan di PPI Karangsong
Produksi dan produktivitas gillnet millenium 30 GT tahun 2013
Nilai produksi gillnet millenium 30 GT tahun 2013
Produksi unit penangkapan gillnet millenium berdasarkan jumlah trip
Analisis varian untuk uji koefisien regresi fungsi produksi
unit penangkapan gillnet millenium di Karangsong
Nilai koefisien regresi, standard error koefisien regresi dan t hitung
fungsi produksi unit penangkapan gillnet millenium di Karangsong
Nilai koefisien regresi pada faktor jumlah trip, jumlah BBM, dan
tinggi jaring
Nilai koefisien regresi pada faktor jumlah trip dan jumlah BBM
Tugas nelayan gillnet millenium

7
8
10
11
12
17
18
18
19
22

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Peta lokasi penelitian
Konstruksi alat tangkap gillnet millenium
Desain alat tangkap gillnet millenium
Armada penangkapan gillnet millenium
Persentase produksi per alat tangkap tahun 2012
Persentase produksi per alat tangkap tahun 2013
Produksi per tahun gillnet millenium
Nilai produksi per tahun gillnet millenium
Produktivitas per trip gillnet millenium
Nilai produksi per trip gillnet millenium
Produksi per tenaga kerja gillnet millenium
Nilai produksi per tenaga kerja gillnet millenium
Produksi per bahan bakar gillnet millenium
Nilai produksi per bahan bakar gillnet millenium
Hubungan antara faktor jumlah trip (X1) dan Produksi (Y)
Hubungan antara jumlah BBM (X3) dan Produksi (Y)
Proses pengoperasian gillnet millenium

2
6
6
7
9
9
11
12
13
13
14
15
16
16
20
21
23

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Ikan hasil tangkapan
Data produksi hasil tangkapan tahun 2013
Perhitungan produktivitas
Data faktor-faktor produksi unit penangkapan gillnet millenium

27
28
28
33

5
6
7
8
9

Hasil analisis regresi Cobb-Douglas unit penangkapan
gillnet millennium
Data faktor-faktor produksi unit penangkapan gillnet
millennium
Hasil analisis regresi Cobb-Douglas unit penangkapan gillnet
millennium
Data faktor-faktor produksi unit penangkapan gillnet millenium
yang berpengaruh nyata pada uji t
Hasil analisis regresi Cobb-Douglas unit penangkapan gillnet
millenium pada faktor-faktor yang berpengaruh nyata

34
35
35
36
36

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang
memiliki potensi sumberdaya perikanan cukup besar. Letaknya yang berada di
pesisir pantai, menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai kabupaten produsen
ikan laut terbesar di Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2011, produksi di Kabupaten
Indramayu mencapai 107.989 ton atau sebesar 58,11 persen dari total produksi di
Provinsi Jawa Barat. (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, 2012).
Salah satu pelabuhan perikanan yang terdapat di Kabupaten Indramayu
adalah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Karangsong. Nilai produksi yang
dihasilkan oleh PPI Karangsong dalam lima tahun terakhir mengalami
peningkatan. Nilai produksi PPI Karangsong pada tahun 2009 sebesar Rp
147.776.827.500, jumlah ini meningkat pada tahun 2010 menjadi Rp
180.943.935.000 dan pada tahun 2011 mencapai Rp 259.770.997.000. Nilai
produksi PPI Karangsong meningkat sebesar 19,36 persen di tahun 2012 menjadi
Rp 310.075.147.000, dan pada tahun 2013 mencapai puncaknya sebesar Rp
328.336.000.00 (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, 20102014). Nilai produksi PPI Karangsong ini merupakan yang tertinggi dibandingkan
pelabuhan perikanan lain yang ada di Kabupaten Indramayu.
Produksi di PPI Karangsong didominasi oleh produksi unit penangkapan
gillnet millenium. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Koperasi Perikanan
Laut Mina Sumitra (2013), produksi unit penangkapan gillnet millenium pada
tahun 2013 mencapai 13.809 ton atau 66,88 persen produksi yang didaratkan di
PPI Karangsong. Selain mendominasi produksi di PPI Karangsong, unit
penangkapan gillnet millennium merupakan unit yang banyak digunakan nelayan
di PPI Karangsong. Berdasarkan data unit penangkapan ikan dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Indramayu (2010), sekitar 80 persen dari total unit penangkapan
ikan yang ada di PPI Karangsong merupakan unit penangkapan gillnet millenium
dengan ukuran kapal yang beragam.
Pemilihan unit penangkapan gillnet millenium berukuran 30 GT pada
penelitian ini dikarenakan ukuran ini merupakan yang terbanyak selain ukuran
dibawah 10 GT. Berdasarkan data Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra (2013),
unit penangkapan gillnet millenium berukuran 30 GT di PPI Karangsong
berjumlah 132 unit. Tingginya jumlah unit penangkapan gillnet millenium
berukuran 30 GT mengakibatkan persaingan menjadi semakin meningkat. Selain
itu, biaya produksi yang harus dikeluarkan tiap tahunnya juga tinggi. Total biaya
yang diperlukan untuk melakukan operasi dalam satu tahun mencapai Rp
479.840.833 (Ritonga, 2012).
Adanya persaingan diantara usaha gillnet millenium dan tingginya biaya
yang dikeluarkan membuat para pelaku usaha harus bisa mengelola usahanya
dengan baik agar produktivitasnya dapat ditingkatkan. Produktivitas ini dapat
ditingkatkan dengan menerapkan manajemen operasi yang baik pada unit
penangkapan gillnet millenium. Manajemen operasi merupakan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan,

2
pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan sistem-sistem produktif (Handoko,
1984 diacu dalam Lutfiah, 2004).
Pengkajian manajemen operasi gillnet millenium khususnya di PPI
Karangsong belum pernah dilakukan. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk
meneliti manajemen operasi unit penangkapan gillnet millenium, sehingga dapat
diketahui seperti apa penerapan manajemen operasi yang digunakan oleh pelaku
usaha unit penangkapan gillnet millenium.

Tujuan Penelitian
1)
2)
3)

Menghitung produktivitas unit penangkapan gillnet millenium di PPI
Karangsong.
Menentukan faktor yang mempengaruhi produktivitas unit penangkapan
gillnet millenium di PPI Karangsong.
Mendeskripsikan manajemen operasi unit penangkapan gillnet millenium
di PPI Karangsong.
Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah memberikan
informasi mengenai produktivitas serta faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi unit penangkapan gillnet millenium di PPI Karangsong kepada penulis,
pengusaha, investor dan pemerintah setempat.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu,
Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama dua minggu, yakni pada awal bulan
Februari 2014 sampai dengan pertengahan bulan Februari 2014. Peta lokasi
penelitian disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

3
Bahan dan Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Alat dokumentasi berupa kamera
2) Kuesioner
3) Alat tulis
4) Data sheet
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kasus pada manajemen
produksi unit penangkapan gillnet millenium. Kasus pada penelitian ini adalah
pelaksanaan manajemen operasi yang dilakukan oleh pelaku usaha unit
penangkapan gillnet millenium di PPI Karangsong, Kabupaten Indramayu.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling. Metode sampling ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara
sengaja yang dirasa dapat mewakili populasi dengan kriteria-kriteria tertentu
(Ferianita, 2007).
Data yang dikumpulkan ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara wawancara mengenai manajemen operasi unit
penangkapan gillnet millenium dimulai dari kegiatan di fishing base sampai
kembali ke fishing base lagi. Data primer yang dikumpulkan meliputi spesifikasi
unit penangkapan gillnet millenium, mulai dari jumlah trip per tahun, jumlah
ABK, jumlah kebutuhan bahan bakar, dan ukuran alat tangkap dengan jumlah
responden sebanyak 10 kapal ukuran 30 GT.
Data sekunder diperoleh dari berbagai pihak. Beberapa pihak yang akan
dijadikan sumber informasi pengumpulan data sekunder adalah Dinas Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Indramayu, pengurus KPL Mina Sumitra, pengurus PPI
Karangsong. Beberapa data yang dikumpulkan meliputi jumlah produksi dan nilai
produksi selama lima tahun terakhir, serta jenis ikan hasil tangkapan gillnet
millenium.
Analisis Data
Analisis deskriptif
Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dibuat grafik
serta dianalisis. Analisis deskripsi bertujuan agar dapat memberikan gambaran
umum tentang manajemen operasi unit penangkapan gillnet millennium.
Analisis produktivitas
Perhitungan produktivitas diperlukan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi usaha. Pengukuran efektivitas dilakukan melalui pendekatan rasio
input/output. Pendekatan rasio input/output merupakan model pengukuran
produktivitas yang paling sederhana.

4
Data yang didapat akan diukur dan dihitung menggunakan rumus (Gaspersz,
2000)
Produktivitas =
output yang dihasilkan : hasil tangkapan yang didapat
input yang dipergunakan : jumlah trip, tenaga kerja, jumlah
solar
Berdasarkan rumus diatas, maka perhitungan produktivitas dilakukan untuk
mengetahui :
(a). Produktivitas per tahun =
Keterangan :

(b).

Produktivitas per trip =

(c).

Produktivitas terhadap tenaga kerja (orang) =

(d).

Produktivitas terhadap penggunaan solar (liter) =

Analisis fungsi produksi
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi CobbDouglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan suatu fungsi atau persamaan
yang melibatkan dua atau lebih variabel, variabel yang dijelaskan disebut variabel
dependen (Y), dan variabel yang menjelaskan disebut variabel independen (X).
Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya ditunjukan dengan cara regresi,
yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Analisis fungsi produksi
digunakan untuk melihat hubungan antara produksi dan faktor-faktor produksi.
Secara matematik persamaan Cobb-Douglas dapat dituliskan (Soekartawi, 1990)
sebagai berikut:

Karena di dalam fungsi produksi Cobb-Douglas terdapat bilangan berpangkat,
maka penyelesaiannya diperlukan bantuan logaritma. Persamaannya menjadi:

Keterangan:
Y
X1, X2, X3,… Xi
ß1, ß2, ß3,…. ßi

= Produksi
a
= Intersep/konstanta
= Faktor produksi
e
= Galat
= Nilai koefisien regresi masing-masing variabel

1. Hipotesis yang digunakan diuji dengan uji F
Uji statistik tentang pengaruh bersama-sama faktor produksi yang
digunakan terhadap produksi ikan (Y). Dirumuskan sebagai berikut:
H0 : bi = 0 (berarti antara Y dengan X tidak ada hubungan)

5
H1 : minimal salah satu bi ≠ 0 (berarti Y tergantung terhadap X secara bersama
sama)
 Jika : F-hitung > F-tabel .... Tolak Ho:
Diartikan bahwa pada tingkat kepercayaan tertentu secara bersama-sama kelima
faktor produksi yang digunakan berpengaruh nyata terhadap perubahan produksi
ikan (Y).
 F-hitung < F-tabel ... Terima Ho:
Diartikan bahwa pada tingkat kepercayaan tertentu secara bersama-sama kelima
faktor produksi yang digunakan tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap
perubahan produksi ikan (Y).
2. Pengujian hipotesis dengan uji t
Uji statistik tentang pengaruh sendiri-sendiri faktor produksi yang
digunakan terhadap produksi ikan (Y). Dirumuskan sebagai berikut:
H0 : bi = 0 (berarti antara Y dengan X tidak ada hubungan)
H1 : minimal salah satu bi ≠ 0 (berarti Y tergantung terhadap X secara sendiri
sendiri)
 Jika : t-hitung > t-tabel .... Tolak Ho:
Diartikan bahwa pada tingkat kepercayaan tertentu atau taraf nyata tertentu, faktor
produksi (Xn) berpengaruh nyata terhadap perubahan produksi ikan (Y).
 t-hitung < t-tabel ... Terima Ho:
Diartikan bahwa pada tingkat kepercayaan tertentu atau taraf nyata tertentu, faktor
produksi (Xn) tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan produksi ikan (Y)
(Rini, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Unit Penangkapan Gillnet Millenium di PPI Karangsong
Alat tangkap gillnet millenium
Gillnet millenium merupakan jenis alat tangkap gillnet yang telah
dimodifikasi dari gillnet pada umumnya (Ramdhan, 2008). Perbedaannya terdapat
pada bahan jaring yang memiliki serat pilinan monofilament serta warna
jaringnya. Gillnet biasa dibuat dari bahan nylon multifilament berwarna biru
gelap, sementara gillnet millenium dibuat dari nylon multi monofilament yang
transparan. Jaring multi monofilament umumnya menggunakan bahan yang tipis,
sehingga jaring lebih halus dibandingkan dengan jaring monofilament atau jaring
multifilament. Hal itu membuat jaring multi monofilament lebih fleksibel di bawah
air (Hovgard dan Lassen, 2000 diacu dalam Rakhmadevi, 2007). Konstruksi alat
tangkap gillnet millenium dioperasikan di PPI Karangsong dapat dilihat pada
Gambar 2 dan Gambar 3.

6

Keterangan :
1. Badan jaring
2. Tali ris
3. Pelampung
4. Tali pelampung
5. Pemberat

6.
7.
8.
9.

Pelampung tanda
Bendera tanda
Pelampung umbul
Tali selambar

Gambar 2 Konstruksi alat tangkap gillnet millenium

Gambar 3. Desain alat tangkap gillnet millenium
Bagian-bagian pada gillnet millenium terdiri atas badan jaring, pelampung,
dan pemberat. Badan jaring merupakan bagian yang berfungsi untuk menghadang
ikan secara vertikal. Bahan yang digunakan adalah Polyamide monofilament
pintal 10 ply berwarna putih transparan dengan ukuran jaring satu piece pada
gillnet millenium 30 GT yaitu 98 x 24 meter. Nelayan menggunakan bahan
Polyamide monofilament karena bahan ini memiliki beberapa kelebihan
diantaranya tahan lebih lama terhadap pembusukan atau pelapukan dan tidak
berpengaruh terhadap lamanya perendaman dalam perairan, selain itu bahan ini
tidak menyerap air sehingga lebih ringan dalam proses penarikan jaring.
Pelampung jaring yang digunakan terbuat dari bahan Polyurethane. Jarak
antar pelampung 300 cm dan jumlah pelampung 32 buah dalam satu piece.
Pelampung umbul yang digunakan terbuat dari bahan plastik atau styrofoam,

7
sedangkan pelampung tanda menggunakan bahan Polyurethane yang diikatkan
pada sebuah tongkat kayu yang telah diberi tanda berupa bendera. Pemberat yang
digunakan terbuat dari semen cor berbentuk lingkaran pipih dengan diameter 15
cm tebal 2 cm dan berat 400 gram. Pemberat dipasang dengan jarak 9 meter.
Spesifikasi alat tangkap gillnet millenium yang dioperasikan di PPI Karangsong
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komponen alat tangkap gillnet millenium
No

Nama bagian

Bahan

1

Badan jaring

Jaring PA monofilament Mesh size 4 inch

2

Tali ris

Tambang PE multifilament

3

Pelampung

Polyurethane

4

Tali pelampung

Tambang PE multifilament

5

Pemberat

Semen cor

6

Pelampung tanda

Polyurethane

7

Bendera tanda

Kain

8

Pelampung umbul

Plastik

9

Tali selambar

Tambang PE multifilament

Kapal gillnet millenium
Kegiatan perikanan gillnet millenium di Karangsong dilakukan nelayan
dengan 3 jenis kapal, yaitu perahu motor tempel berukuran 5 GT, kapal motor 15
GT, dan kapal motor 30 GT. Untuk kapal berukuran 30 GT, memiliki panjang 1518 meter, lebar 5–5,6 meter, dan dalam 1,8–2,28 meter. Kapal ini dilengkapi
dengan mesin jenis Mitsubishi PS 120. Lama trip antara 30 hingga 40 hari. Bahan
bakar yang digunakan adalah solar dengan jumlah 5000 hingga 5500 liter per trip.
Daerah penangkapan ikannya yaitu perairan sekitar Laut Jawa, perairan Sumatera,
perairan Kalimantan, dan Selat Karimata. Kapal gillnet millenium 30 GT di
Karangsong dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kapal gillnet millenium berukuran 30 GT

8
Nelayan gillnet millenium
Nelayan gillnet di Karangsong umumnya merupakan nelayan penuh atau
nelayan yang menghabiskan seluruh waktu kerjanya dalam kegiatan penangkapan
ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari statistik perikanan tangkap Indonesia
(2010), dalam Solikhin (2013) yang menyatakan bahwa sebagian besar nelayan di
laut adalah nelayan penuh yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk
melakukan kegiatan penangkapan ikan.
Berdasarkan status kepemilikannya terhadap alat tangkap, nelayan di
Indramayu dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu juragan darat, juragan darat
laut, dan buruh. Juragan darat yaitu orang yang memiliki perahu serta alat
penangkapan ikan tetapi tidak ikut dalam operasi penangkapan di laut dan hanya
menerima bagi hasil tangkapan yang diusahakan oleh orang lain. Juragan darat
laut yaitu orang yang memiliki perahu dan alat penangkapan serta ikut dalam
operasi penangkapan ikan di laut. Umumnya berposisi sebagai juru mudi kapal.
Buruh adalah orang yang tidak memiliki unit penangkapan dan hanya berfungsi
sebagai anak buah kapal. Dalam operasi penangkapan, gillnet millenium
berukuran 30 GT biasanya dioperasikan oleh 11-12 orang nelayan.
Produksi dan nilai produksi
Produksi perikanan di PPI Karangsong mengalami peningkatan dari tahun
2009 hingga 2012 dengan puncak jumlah produksi pada tahun 2012 sebesar
21.036.584 kg. Sementara pada tahun 2013, produksi mengalami penurunan
menjadi Rp 20.647.705 kg. Tabel 2 memperlihatkan bahwa volume produksi di
PPI Karangsong mengalami peningkatan pada tahun 2009-2013.
Tabel 2. Produksi dan nilai produksi perikanan di PPI Karangsong antara tahun
2009 hingga 2013
Peningkatan
(%)

Tahun

Produksi (kg)

Nilai Produksi

Peningkatan (%)

2009

14.129.837

-

147.776.827.500

-

2010

16.525.820

16,96

180.943.935.000

22,44

2011

19.769.164

19,63

259.770.997.000

43,56

2012

21.036.184

6,41

310.075.147.000

19,36

2013
20.647.505
-1,84
328.336.000.000
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, 2010-2014.

5,89

Peningkatan produksi paling besar terjadi pada tahun 2011, yakni sebesar
19,63 persen. Sementara peningkatan nilai produksi paling besar terjadi pada
tahun 2011, yaitu sebesar 43,56 persen. Perubahan volume produksi tidak selalu
berbanding lurus dengan perubahan nilai produksi. Tahun 2013, ketika produksi
mengalami penurunan sebesar 1,84 persen, nilai produksinya mengalami

9
peningkatan sebesar 5,89 persen. Hal ini dipengaruhi oleh harga jual, jenis ikan
dan kualitas ikan hasil tangkapan.
Volume produksi di PPI Karangsong dalam dua tahun terakhir didominasi
oleh unit penangkapan gillnet millenium, produksinya pada tahun 2012 sebesar
13.891.603 kg atau 66,03 persen dari total hasil tangkapan di PPI Karangsong.
Sementara pada tahun 2013 produksi unit penangkapan gillnet millenium
mencapai 13.809.701 kg atau 66,88 persen dari total hasil tangkapan di PPI
Karangsong (Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra, 2013). Persentase produksi
per alat tangkap tahun 2012-2013 dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

PERSENTASE PRODUKSI PER
ALAT TANGKAP

33,97 %

66,03 %

Gambar 5. Persentase produksi per alat tangkap tahun 2012

PERSENTASE PRODUKSI PER
ALAT TANGKAP
33,12 %

66,88 %

Gambar 6. Persentase produksi per alat tangkap tahun 2013
Hasil tangkapan
Hasil tangkapan yang diperoleh dari unit penangkapan gillnet di PPI
Karangsong terdiri dari hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan.
Hasil tangkapan utama gillnet di Karangsong tahun 2008-2012 yaitu tongkol
(Auxis thazard) sebanyak 40,36%, tenggiri (Scomberomorus commersoni)

10
sebanyak 12,66%, manyung (Arius thalassinus) sebanyak 15,81%, dan remang
(Congresox talabon) sebanyak 11,52%. Hasil tangkapan sampingan yaitu 3,23%
bawal hitam (Formio niger), 1,97% marlin (Makaira indica), 0,92% alamkao
(Psettodes erumeri), 4,6% cucut (Carcharhinus sp.), 0,46% pari (Dasyatis sp.),
0,47% kakap putih (Lates calcarifer), 0,82% lidah (Chirocentrus dorab), 5%
kakap merah (Lutjanus malabaricus), 0,52% krempul (Caranx sexfasciatus), dan
1,65% ikan campur (Solikhin, 2013). Ikan hasil tangkapan gillnet millenium dapat
dilihat pada Lampiran 1.
Analisis Produktivitas Gillnet Millenium 30 GT di PPI Karangsong
Penelitian ini melakukan analisis produktivitas terhadap unit penangkapan
gillnet millenium ukuran kapal 30 GT. Konsep yang digunakan dalam pengukuran
produktivitas ini melalui pendekatan output/input. Input yang digunakan pada
penelitian ini adalah jumlah trip, jumlah ABK, jumlah bahan bakar (BBM),
panjang jaring dan tinggi jaring, sedangkan output berupa berat hasil tangkapan
dan nilai jualnya. Satuan pengukurannya yaitu dengan menggunakan ton dan
rupiah.
Data produksi tangkapan yang dituliskan pada lampiran 2, sedangkan cara
penulisannya dijelaskan pada lampiran 3. Hasil perhitungan produktivitas
produksi dan nilai produksi terhadap usaha unit penangkapan gillnet millenium di
PPI Karangsong disajikan pada tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Produksi dan produktivitas gillnet millenium 30 GT tahun 2013
Produktivitas
kapal

Per tahun
(ton/tahun)

Per trip
(ton/trip)

Per tenaga kerja
(ton/orang/tahun)

Per jumlah BBM
(ton/liter/tahun)

1

131,507

14,612

10,959

0,00292

2

120,548

15,068

10,046

0,00274

3

130,137

14,460

10,845

0,00289

4

147,945

16,438

12,329

0,00299

5

128,082

16,010

11,644

0,00285

6

141,096

15,677

11,758

0,00285

7

134,247

14,916

11,187

0,00298

8

124,658

15,582

10,388

0,00283

9

135,616

15,068

11,301

0,00283

10

128,767

16,096

10,731

0,00286

Rata-rata

132,260

15,393

11,119

0,00287

11
Tabel 4. Nilai produksi gillnet millenium 30 GT tahun 2013
Produktivitas
kapal

Per tahun
(ton/tahun)

Per trip
(ton/trip)

Per tenaga kerja
(ton/orang/tahun)

Per jumlah BBM
(ton/liter/tahun)

1

1.920.000.000 213.333.333

160.000.000

42.667

2

1.760.000.000 220.000.000

146.666.666

40.000

3

1.900.000.000 211.111.111

158.333.333

42.222

4

2.160.000.000 240.000.000

180.000.000

43.636

5

1.870.000.000 233.750.000

170.000.000

41.556

6

2.060.000.000 228.888.889

171.666.666

41.616

7

1.960.000.000 217.777.778

163.333.333

43.556

8

1.820.000.000 227.500.000

151.666.666

41.364

9

1.980.000.000 220.000.000

165.000.000

41.250

10

1.880.000.000 235.000.000

156.666.666

41.778

Rata-rata

1.931.000.000 224.736.111

160.370.370

41.964

Produksi per tahun

Ton/tahun

Produksi yang diperhitungkan adalah produksi yang dihasilkan oleh satu
unit penangkapan gillnet millenium selama satu tahun. Hasil perhitungan
produktivitas produksi dan nilai produksi menunjukkan bahwa produksi per tahun
tertinggi diperoleh pada responden kapal 4 sebesar 147,945 ton/tahun, sedangkan
nilai terendah diperoleh pada responden kapal 2 sebesar 120,548 ton/tahun.
Produksi rata-rata unit penangkapan gillnet millenium per tahun mencapai 132,26
ton. Produksi per tahun unit penangkapan gillnet millenium dapat dilihat pada
Gambar 7.

140.00
110.00
80.00
50.00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kapal
PRODUKSI PER TAHUN

Gambar 7. Produksi per tahun gillnet millenium
Nilai produksi tertinggi diperoleh pada responden kapal 4 sebesar Rp
2.160.000.000/tahun, sedangkan nilai terendah diperoleh pada responden kapal 2
sebesar Rp 1.760.000.000/tahun. Rata–rata nilai produksi per tahun dari seluruh
responden sebesar Rp 1.931.000.000/tahun. Nilai produksi gillnet millenium per
tahun dapat dilihat pada Gambar 8.

Milyar rupiah/tahun

12

3
2.7
2.4
2.1
1.8
1.5
1.2
0.9
0.6
0.3
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kapal
NILAI PRODUKSI PER TAHUN

Gambar 8. Nilai produksi per tahun gillnet millennium
Kapal 2, kapal 5, kapal 8, dan kapal 10 melakukan trip sebanyak 8 kali
dalam setahun. Sementara kapal 1, kapal 3, kapal 4, kapal 6, kapal 7, dan kapal 9
melakukan 9 kali trip dalam setahun. Jumlah produksi rata-rata keenam responden
yang melakukan 9 kali trip adalah 136,758 ton. Jumlah ini lebih tinggi
dibandingkan produksi rata-rata keempat kapal yang melakukan 8 kali trip yaitu
sebesar 125,514 ton. Hal ini membuktikan bahwa jumlah trip yang dilakukan unit
penangkapan gillnet millenium di PPI Karangsong berdampak positif terhadap
peningkatan jumlah produksi. Perbedaan produksi berdasarkan jumlah trip dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Produksi unit penangkapan gillnet millenium berdasarkan jumlah trip
Jumlah Trip

8

9

Nomor
Kapal

Jumlah Produksi
(Ton)

2

120,548

5

128,082

8

124,658

10

128,767

1

131,507

3

130,137

4

147,945

6

141,096

7

134,247

9

135,616

Rata2 produksi
(Ton)

Produktivitas
rata2 per trip
(Ton)

125,514

15,689212

136,758

15,195332

13
Produktivitas per trip
Trip unit penangkapan gillnet millennium dilakukan selama satu tahun.
Jumlah trip 10 responden unit penangkapan gillnet millenium di PPI Karangsong
dalam setahunnya adalah 8 hingga 9 kali. Hasil perhitungan produktivitas
produksi dan nilai produksi menunjukkan bahwa produktivitas per trip tertinggi
diperoleh pada responden kapal 4 sebesar 16,438 ton/trip, sedangkan nilai
terendah diperoleh pada responden kapal 3 sebesar 14,46 ton/trip. Produksi ratarata unit penangkapan gillnet millenium per trip mencapai 15,393 ton. Produksi
gillnet millenium per trip dapat dilihat pada Gambar 9.
17

Ton/trip

16
15
14
13
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kapal
PRODUKSI PER TRIP

Gambar 9. Produktivitas per trip gillnet millennium
Perhitungan produktivitas nilai produksi tertinggi diperoleh pada responden
kapal 4 sebesar Rp 240.000.000/trip, sedangkan nilai terendah diperoleh pada
responden kapal 3 sebesar Rp 211.111.111/trip. Rata–rata nilai produksi dari
seluruh responden sebesar Rp 224.736.111/trip. Nilai produksi gillnet millenium
per trip dapat dilihat pada Gambar 10.

Juta rupiah/trip

250
240
230
220
210
200
190
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kapal
NILAI PRODUKSI PER TRIP

Gambar 10. Nilai produksi per trip gillnet millennium
Tingginya produktivitas per trip kapal 4 dibandingkan kapal-kapal lainnya
disebabkan pengalaman yang dimiliki oleh nahkoda kapal 4. Berdasarkan

14
wawancara pada saat penelitian, nahkoda kapal 4 sudah bekerja selama lebih dari
30 tahun. Hal ini menyebabkan pengetahuannya mengenai daerah penangkapan
ikan dan musim panen menjadi lebih baik dibandingkan kapal-kapal lainnya.
Produktivitas per tenaga kerja
Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua anak buah
kapal (ABK) yang bekerja di atas kapal gillnet millenium. Perhitungan
produktivitas tenaga kerja pada usaha unit penangkapan gillnet millenium
merupakan rasio antara output dengan input. Output yang dihasilkan berupa hasil
tangkapan yang didapat oleh unit penangkapan gillnet millenium, sedangkan input
adalah tenaga kerja atau anak buah kapal. Jumlah tenaga kerja pada 10 responden
adalah 11 hingga 12 orang per kapalnya. Kapal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10
menggunakan 12 orang tenaga kerja, hanya kapal 5 yang menggunakan 11 orang
tenaga kerja.
Hasil perhitungan produktivitas produksi dan nilai produksi menunjukkan
bahwa produktivitas produksi per tenaga kerja tertinggi diperoleh pada responden
kapal 4 sebesar 12,329 ton/orang/tahun, sedangkan nilai terendah diperoleh pada
responden kapal 2 sebesar 10,046 ton/orang/tahun. Produktivitas rata-rata unit
penangkapan gillnet millenium per tenaga kerja sebesar 11,119 ton/orang/tahun.
Produksi gillnet millenium per tenaga kerja dapat dilihat pada Gambar 11.
14

Ton/orang

12
10
8
6
4
2
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

KAPAL
PRODUKSI PER TENAGA KERJA

Gambar 11. Produksi per tenaga kerja gillnet millennium
Perhitungan produktivitas nilai produksi tertinggi diperoleh pada responden
kapal 4 sebesar Rp 180.000.000/orang/tahun, sedangkan nilai terendah diperoleh
pada responden kapal 2 sebesar Rp 146.666.666/orang/tahun. Rata–rata nilai
produksi per tenaga kerja dari seluruh responden adalah Rp
160.370.370/orang/tahun. Nilai produksi gillnet millenium per tenaga kerja dapat
dilihat pada Gambar 12.

15

Rupiah/orang

200000000
150000000
100000000
50000000
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

KAPAL
NILAI PRODUKSI PER TENAGA KERJA

Gambar 12 . Nilai Produksi per tenaga kerja gillnet millennium
Berdasarkan perhitungan produktivitas diperoleh rata-rata nilai produksi per
tenaga kerja sebesar Rp 160.370.370/orang/tahun atau perbulan sekitar Rp
13.364.197/orang/bulan. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan upah
minimum Kabupaten Indramayu pada tahun 2013 sebesar Rp 1.125.000/bulan
(Radar Indramayu, 2012). Produktivitas per tenaga kerja pada unit penangkapan
gillnet millenium dipengaruhi oleh kualitas tenaga kerja, hal ini sesuai dengan
hasil wawancara pada saat penelitian bahwa tenaga kerja yang digunakan pada
responden kapal 4 memiliki pendidikan yang lebih baik dibanding tenaga kerja di
kapal lain. Kualitas tenaga kerja yang baik akan berdampak pada kinerja di atas
kapal sehingga produksi yang didapat menjadi lebih baik.
Produktivitas per bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan oleh 10 responden unit penangkapan gillnet
millenium di PPI Karangsong adalah solar. Jumlah bahan bakar unit penangkapan
gillnet millenium per trip yaitu 5.000 hingga 5.500 liter atau 44.000 hingga 49.500
liter per tahunnya. Perbedaan jumlah ini dipengaruhi oleh jumlah dan lamanya
waktu dalam satu trip penangkapan, selain itu penentuan daerah penangkapan juga
mempengaruhi jumlah bahan bakar yang diperlukan. Semakin lama operasi
penangkapan dilakukan, maka akan semakin banyak bahan bakar yang
dibutuhkan, begitu juga dengan jarak tempuh yang dituju, semakin jauh daerah
penangkapan maka akan membutuhkan bahan bakar yang semakin banyak.
Hasil perhitungan produktivitas produksi dan nilai produksi menunjukkan
bahwa produktivitas produksi per tahun tertinggi diperoleh responden kapal 4
sebesar 0,00299 ton/liter/tahun, sedangkan nilai terendah diperoleh responden
kapal 2 sebesar 0,00274 ton/liter/tahun. Produksi rata-rata unit penangkapan
gillnet millenium per bahan bakar adalah 0,00287 ton/liter/tahun
Produktivitas per bahan bakar unit penangkapan gillnet millenium
dipengaruhi oleh pemilihan daerah penangkapan ikan, resonden kapal 4 memiliki
nahkoda yang telah berpengalaman dalam menentukan daerah penangkapan yang
dituju, sehingga memperoleh hasil yang lebih baik dibanding kapal lainnya.
Produksi gillnet millenium per bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 13.

Ton/liter

16
0.00305
0.003
0.00295
0.0029
0.00285
0.0028
0.00275
0.0027
0.00265
0.0026
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

KAPAL
PRODUKSI PER BAHAN BAKAR

Gambar 13. Produksi per bahan bakar gillnet millennium
Perhitungan produktivitas nilai produksi tertinggi diperoleh pada responden
kapal 4 sebesar Rp 43.636/liter/tahun, sedangkan nilai terendah diperoleh pada
responden kapal 2 sebesar Rp 40.000/liter/tahun. Rata–rata nilai produksi unit
penangkapan gillnet millenium per bahan bakar dari seluruh responden adalah Rp
41.964/liter/tahun. Nilai produksi gillnet millenium per bahan bakar dapat dilihat
pada Gambar 14.

Rupiah/liter/tahun

44000
43000
42000
41000
40000
39000
38000
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

KAPAL
NILAI PRODUKSI PER BAHAN BAKAR

Gambar 14. Nilai Produksi per bahan bakar gillnet millennium

Analisis Faktor-Faktor Produksi Penangkapan Gillnet Millenium
Faktor-faktor produksi yang dipilih pada penelitian ini mempengaruhi
dalam usaha gillnet millenium, dan yang diambil sebanyak 10 sampel (Lampiran
4). Berikut faktor-faktor produksi yang mempengaruhi dalam usaha gillnet
millenium:
1) Jumlah trip (X1)
Jumlah trip kapal gillnet millenium berkisar antara 8 hingga 9 kali dalam
setahun. Jumlah trip mempengaruhi jumlah tangkapan yang dihasilkan. Secara

17
umum, dapat dikatakan bahwa semakin banyak jumlah trip maka akan semakin
banyak jumlah tangkapan yang dihasilkan.
2) Jumlah tenaga kerja/ABK (X2)
Tenaga kerja pada setiap kapal dibagi menjadi nahkoda dan anak buah
kapal. Jumlah tenaga kerja pada masing-masing kapal sebanyak 11 hingga 12
orang.
3) Jumlah bahan bakar/BBM (X3)
Jumlah BBM yang digunakan berkisar dari 44.000 liter hingga 49.500 liter
per tahun. Pemakaian rata-rata kapal yang berukuran 30 GT sebesar 5.000 hingga
5.500 liter/trip.
4) Panjang jaring (X4)
Panjang jaring yang digunakan pada unit penangkapan gillnet millenium
berkisar antara 95 hingga 98 meter/pieces. Jumlah pieces yang digunakan mulai
dari 76 hingga 80 pieces.
5) Tinggi jaring (X5)
Tinggi jaring yang digunakan pada unit penangkapan gillnet millenium
berkisar antara 22 hingga 24 meter/pieces. Jumlah pieces yang digunakan mulai
dari 76 hingga 80 pieces.
Kelima faktor produksi tersebut diduga berpengaruh terhadap jumlah
produksi hasil tangkapan di PPI Karangsong. Penambahan dan pengurangan
faktor produksi tersebut diasumsikan akan menambah atau mengurangi jumlah
hasil tangkapan gillnet millenium di PPI Karangsong. Berdasarkan hasil analisis
Cobb-Douglas yang dilakukan memperoleh nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 89,11 persen (Lampiran 5). Hal ini menunjukkan bahwa 89,11 persen
hasil produksi disebabkan oleh pengaruh kelima faktor produksi dan 10,89 persen
dipengaruhi oleh faktor lain selain kelima faktor tersebut seperti kondisi cuaca dan
keberadaan sumberdaya ikan. Nilai F lebih besar dari nilai F tabel yang berarti
bahwa semua faktor-faktor produksi di dalam model berpengaruh nyata terhadap
produksi hasil tangkapan gillnet millenium. Berikut merupakan analisis varian uji
koefisien regresi fungsi produksi pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis varian untuk uji koefisien regresi fungsi produksi unit
penangkapan gillnet millenium di Karangsong
df

SS

MS

Regression

5

0,005329371

0,001065874

Residual

4

0,000651553

0,000162888

Total

9

0,005980924

F
6,543593419

F tabel
6,26

Berdasarkan Tabel 7 (Lampiran 5) hasil regresi pada faktor jumlah ABK
(X2), faktor dan faktor panjang jaring (X4), mempunyai nilai koefisien negatif.
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada usaha penangkapan gillnet millenium
adalah jumlah trip (X1), jumlah BBM (X3), dan tinggi jaring (X5). Model

18
pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas dari unit penangkapan gillnet
millenium dengan persamaan sebagai berikut:
Y= 5,3773 X10,3209X2-0,1107 X31,0033X4-0,4159X50,2037
Persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan bantuan logaritma menjadi
sebagai berikut:

Tabel 7. Nilai koefisien regresi, standard error koefisien regresi dan t hitung
fungsi produksi unit penangkapan gillnet millenium di Karangsong
Variabel

Coefficients

Standard
Error

T hitung

T tabel
2,132

Intercept

5,377341

2,341466

2,296570

Jumlah trip (X1)

0,320860

0,240777

2,260417

Jumlah ABK (X2)

-0,110722

0,405489

-0,273059

Jumlah BBM (X3)

1,003351

0,331983

3,022294

Panjang jaring (X4)

-0,415953

0,876261

-0,474691

Tinggi jaring (X5)

0,203695

0,462459

2,340459

Hasil regresi terdapat koefisien yang bernilai negatif, maka dilakukan
regresi kembali tanpa menyertakan faktor jumlah ABK dan panjang jaring
(Lampiran 6). Regresi pada faktor yang berpengaruh nyata yaitu jumlah trip,
jumlah BBM, dan tinggi jaring dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Nilai koefisien regresi pada faktor jumlah trip, jumlah BBM, dan tinggi
jaring
Variabel

Coefficients

Standard Error

T hitung

Intercept

4,530149

1,551331

2,920168

Jumlah trip (X1)

0,287597

0,193130

1,989131

Jumlah BBM (X3)

0,946908

0,255610

3,704500

Tinggi jaring (X5)

-0,021940

0,232207

0,094489

T tabel
1,943

Hasil regresi kembali terdapat koefisien yang bernilai negatif (Lampiran 7),
maka dilakukan regresi kembali tanpa menyertakan faktor tinggi jaring (Lampiran
8). Regresi pada faktor yang berpengaruh nyata yaitu jumlah trip dan jumlah
BBM dapat dilihat pada Tabel 9. Model pendugaan fungsi produksi Cobb-

19
Douglas dari unit penangkapan gillnet millenium dengan persamaan sebagai
berikut:
Y= 4,5301 X10,2876X30,9469 X5-0,0219
Persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan bantuan logaritma menjadi
sebagai berikut:

Tabel 9. Nilai koefisien regresi pada faktor jumlah trip dan jumlah BBM
Coefficients

Standard
Error

T hitung

Intercept

4,643724

0,908648

5,110587

Jumlah trip (X1)

0,295702

0,160318

1,944472

Jumlah BBM (X3)

0,936277

0,212647

4,402959

T tabel
1,895

Hasil dari regresi pada variabel X1 dan X3 bernilai positif (Lampiran 9).
Model pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas dari unit penangkapan gillnet
millenium pada faktor X1 dan X3 didapat dengan persamaan sebagai berikut:

Uji t-student digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabelvariabel terhadap produksi hasil tangkapan. Berdasarkan analisis di atas dengan
selang kepercayaan 95 persen diketahui bahwa jumlah trip (X1) dan jumlah bahan
bakar (X3) berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, sedangkan faktor jumlah
ABK (X2), panjang jaring (X4), dan tinggi jaring (X5) tidak berpengaruh secara
nyata.
Faktor jumlah ABK (X2) tidak berpengaruh secara nyata karena jumlah
ABK tidak mempengaruhi jumlah ikan yang tertangkap pada alat tangkap gillnet
millenium. Hal ini disebabkan oleh alat tangkap gillnet millenium merupakan alat
tangkap yang pasif, dengan menunggu adanya ikan yang tersangkut pada mata
jaring. Sesuai dengan cara pengoperasiannya yaitu dipasang menghadang arah dan
jalan ikan yang sedang melakukan ruaya (Brandt, 1972 dalam Ramdhan 2008).
Faktor panjang jaring (X4) dan tinggi jaring (X5) tidak berpengaruh secara
nyata karena panjang dan tinggi jaring yang digunakan pada penelitian ini hampir
sama. Panjang jaring yang digunakan pada penelitian ini adalah 96 hingga 98
meter. Sedangkan tinggi jaring yang digunakan adalah 22 hingga 24 meter.
Sehingga kedua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan
unit penangkapan gillnet milenium 30 GT di PPI Karangsong.
Faktor jumlah trip (X1) bernilai 0,2957 yang berarti dalam setiap
penambahan 1 persen faktor jumlah trip akan meningkatkan produksi sebesar
0,2957 persen. Faktor jumlah BBM per tahun (X3) bernilai 0,9362 yang berarti
dalam setiap penambahan 1 persen faktor bahan bakar akan meningkatkan
produksi sebesar 0,9362 persen dalam keadaan ceteris paribus. Variabel ABK

20
(X2), ukuran kapal (X4), panjang jaring (X5), tinggi jaring (X5) tidak berpengaruh
nyata secara sendiri–sendiri namun berpengaruh nyata dalam keadaan bersamasama dengan keseluruhan faktor.
Berikut merupakan pembahasan setiap variabel dari hasil regresi:
1) Jumlah trip
Koefisien jumlah trip kapal bernilai 0,2957 yang berarti dalam setiap dalam
setiap penambahan 1 persen faktor trip akan meningkatkan produksi sebesar
0,2957 persen. Jumlah trip yang lebih banyak pada unit penangkapan gillnet
millenium terbukti meningkatkan jumlah hasil tangkapan. Hal ini dikarenakan
jumlah trip yang banyak akan menambah kesempatan bagi para pelaku usaha
untuk memperoleh hasil tangkapan. Hubungan antara faktor jumlah trip dan
produksi dapat dilihat pada Gambar 15.
160.000

Produksi (Ton)

150.000
y = 11.244x + 35.559

140.000
130.000
120.000
110.000
100.000
7

8

9

10

11

Jumlah trip (X1)

Gambar 15. Hubungan antara faktor jumlah trip (X1) dan Produksi (Y)
Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat bahwa jumlah trip berpengaruh
positif terhadap jumlah hasil tangkapan yang didapat. Semakin bertambah jumlah
trip, maka jumlah hasil tangkapan juga semakin meningkat. Namun perlu
diperhatikan pentingnya menangkap ikan secara tidak berlebihan. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan yang ada.
2) Jumlah BBM per tahun
Jumlah bahan bakar per tahun bernilai 0,9362 yang berarti dalam setiap
penambahan 1 persen faktor bahan bakar akan meningkatkan produksi sebesar
0,9362 persen. Bahan bakar yang dibawa oleh kapal akan mempengaruhi jarak
tempuh dan waktu perjalanan yang dapat dilakukan oleh kapal. Jumlah BBM yang
dipakai akan tergantung pada seberapa jauh pelayaran kapal menuju ke fishing
ground, jumlah bahan bakar yang digunakan harus diperhitungkan oleh nelayan
ketika dipakai untuk melakukan pelayaran dan ketika kapal kembali ke PPI
Karangsong.
Jumlah BBM yang banyak, memungkinkan unit penangkapan gillnet
millenium untuk menjangkau fishing ground lebih banyak atau lebih luas,
sehingga bisa memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak. Hubungan antara
faktor jumlah BBM per tahun dan produksi dapat dilihat pada Gambar 16.

21

160
y = 0.0034x - 22.617

Produksi (Ton)

140
120
100
80
60
40
20
0
43000 44000 45000 46000 47000 48000 49000 50000

Jumlah BBM per tahun (Ribu liter/tahun)

Gambar 16. Hubungan antara jumlah BBM (X3) dan Produksi (Y)
Pengembangan usaha unit penangkapan gillnet millenium dapat dilakukan
dengan memperhatikan faktor–faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan. Selain
itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan nilai optimum dari
faktor tersebut agar diperoleh hasil tangkapan yang maksimum tanpa merusak
kelestarian sumberdaya perikanan.
Manajemen Operasi Unit Penangkapan Gillnet Millenium
Perencanaan produksi
1.

2.

Persiapan di fishing base
Tahap persiapan mencakup persiapan alat tangkap, pemeriksaan mesin
dan alat bantu penangkapan, pengecekan alat navigasi, pengecekan freezer,
serta pengisian bekal melaut. Persiapan alat tangkap dilakukan dengan
memeriksa dan memperbaiki jaring yang rusak. Pemeriksaan dan persiapan
juga dilakukan terhadap mesin kapal, freezer, roller, net hauler, dan alat
bantu navigasi seperti echosounder, radio, dan GPS agar dapat menunjang
kegiatan penangkapan dengan baik. Kegiatan persiapan kemudian
dilanjutkan dengan pengisian bekal untuk melaut dan bahan bakar. Pengisian
bahan bakar dimudahkan dengan adanya pom bensin Pertamina yang berada
di tepi sungai. Setelah persiapan nelayan selesai maka kapal akan berangkat.
Pembagian tugas nelayan
Setiap nelayan tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas
disesuaikan dengan jabatan fungsional di atas kapal, yaitu sebagai juru mudi,
juru mesin, anak buah kapal (ABK), dan juru masak. Pentingnya pembagian
tugas yang jelas bagi para nelayan bertujuan agar selama proses produksi
semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Pembagian tugas nelayan ini disajikan pada Tabel 10.

22
Tabel 10. Tugas nelayan gillnet millenium
No
Jabatan

Peranan

1

Juru mudi

• Mencari daerah penangkapan ikan (fishing ground) yang
tepat.
• Mengemudikan kapal dari fishing base menuju fishing
ground dan sebaliknya.

2

Juru mesin

• Bertanggung jawab atas kondisi mesin.

3

ABK

4

Juru masak

• Proses penurunan jaring (setting) dan penarikan jaring
(hauling)
• Memperbaiki alat tangkap yang rusak.
• Bertanggung jawab mengenai konsumsi bagi awak kapal

Proses produksi
Kapal gillnet millenium ukuran 30 GT berangkat dari fishing base menuju
fishing ground. Tahap awal dalam pengoperasian gillnet millenium adalah
penentuan fishing ground, yaitu berdasarkan pada pengalaman dan keahlian
nelayan. Waktu yang diperlukan dari fishing base menuju ke fishing ground 2
hingga 3 hari dengan lokasi penangkapan di sekitar Laut Jawa, perairan Sumatera,
perairan Kalimantan, dan Selat Karimata. Setelah sampai di fishing ground,
nelayan mulai bersiap di haluan kapal untuk proses setting (penawuran jaring)
dimulai dengan menurunkan pelampung tanda yang diikatkan pada ujung tali
selambar ke laut. Kemudian secara perlahan kapal bergerak mundur dan jaring
pun mulai diturunkan pada sebelah kanan haluan kapal oleh tiga orang nelayan.
Dimulai dengan pelemparan pemberat atau badan jaring bagian bawah
dahulu kemudian pelemparan pelampung umbul. Pelemparan pemberat dan
pelampung harus dilakukan dengan tepat agar jaring tidak terbelit sehingga dapat
terentang di perairan. Panjang jaring yang digunakan yaitu sebanyak 76-80 piece.
Proses setting ini berlangsung selama sekitar 1 jam. Dalam proses setting, jaring
dipasang pada posisi permukaan (surface gillnet). Jaring dan kapal dibiarkan
hanyut mengikuti arus perairan (drift gillnet) dan didiamkan selama sekitar 6 jam
untuk menunggu proses hauling (penarikan jaring). Setting dapat dilakukan
sebanyak 1-2 kali setiap malamnya tergantung hasil tangkapan yang diperoleh.
Hauling (penarikan jaring) dilakukan setelah perendaman jaring (soaking)
selama sekitar 6 jam. Penarikan dimulai dari bagian jaring yang diturunkan paling
akhir atau pada bagian jaring yang dekat dengan kapal. Apabila pada saat
penarikan terdapat ikan yang terjerat maka nelayan langsung melepaskan ikan
tersebut dari jeratan ja