PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY PADA MAHASISWA ANGGOTA DAN BUKAN ANGGOTA UKM BASKET DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY PADA MAHASISWA ANGGOTA DAN BUKAN ANGGOTA UKM BASKET DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh:

KUSUMA DERI PRATAMA 20120320129

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY PADA MAHASISWA ANGGOTA DAN BUKAN ANGGOTA UKM BASKET DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh:

KUSUMA DERI PRATAMA 20120320129

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Kusuma Deri Pratama

NIM : 20120320129

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Mei 2016

Yang membuat pernyataan,


(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

(Al-Mujadalah : 11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.”

(Al-Insyrah :6-7)

“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (manfaat)dirinya sendiri.”

(QS Luqman [31]: 12)

Ya Allah.. Hamba bersyukur kepada-Mu atas segala nikmat anugerah yang Engkau berikan, Engkau mengabulkan doa hamba. Engkau memberikan kemudahaan disaat kesulitan, Engkau memberikan petunjuk disaat hilang arah. Engkau memberikan semangat saat putus asa. Harapan kini telah menjadi kenyataan. Hanya dengan ridho-Mu ya Allah hamba dapat menyelesaikan tugas akhir hamba dengan baik. Dan yang berbaik akan hambapersembahkan untuk mereka yang terbaik.

Ibu D. Asmara Dewi S.Sos., M.Si.

Ibu terhebat dihidupku. Ibu yang senantiasa selalu memerikan yang terbaik untukku. Ibu yang selalu mengarahkanku pada jalan yang di ridhoi Allah. Ibu yang selalu mencintai dan menyayangiku apapun keadaanku. Ibu yang selalu mengirimkan doa dan semangat untuk mendukung cita-citaku.

Bapak Drs. Sri Tanyono TH M.Si.

Ayah yang menjadi pahlawan dalam hidupku. Ayah yang selalu menyisipkan namaku di dalam doanya. Ayah yang selalu memberikan nasehat-nasehat yang berguna buatku. Ayah yang juga memberikan pengalaman-pengalaman tentang kehidupan.

Yoga Tri Arya Dinata

Adik yang selalu menemani hari-hariku. Selalu memberikan doanya. Adik merupakan sahabat yang tidak akan pernah hilang.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillahkehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal kaya tulis ilmiah yang berjudul “Perbedaan Heart Rate Variability

(HRV) Pada Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif dan Sedentary Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”.

Tujuan dari penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh derajat sarjana keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Terwujudnya proposal karya tulis ilmiah ini, tidak terlepas dari bimbingan, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penghargaan dan ungkapan terima kasih dari penulis kepada:

1. Dr. H. Ardi Pramono, Sp An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Sri Sumaryani, Ns., M.Kep, Sp. Mat. HNC selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Nurvita Risdiana S.Kep.,Ns.,M,Sc. selaku pembimbing yang senantiasa dengan ikhlas meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, membimbing, mengarahkan, membantu dan memberikan nasehat serta saran yang membangun kepada penulis dalam menyusun proposal karya tulis ilmiah ini. 4. dr. Ikhlas Muhammad Jenie, M.Med.Sc. sebagai penguji yang selalu


(6)

5. Izmi, Adel, Bubun, Adin, Agil, Miftah, Winardi, Hasrul, Herka, Ledys, Rozy, Inda, Sari, Fika, Redha serta teman-teman PSIK 2012 yang selalu memberikan dukungan.

Dalam penulisan ini, penulis telah berusaha sebaik mungkin, namun peneliti menyadari masih ada kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyajian materi. Untuk penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan dan peningkatan kualitas dalam penulisan dimasa mendatang. Akhir kalam, penulis berharap semoga proposal karya tulis ilmiah ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan serta penelitian ini dapat diteruskan lagi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 2016


(7)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

KATA PENGANTAR………. v

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR………... xi

DAFTAR SINGKATAN……….. xii

ABSTRACT……….. xiii

INTISARI………. xiv

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Perumusan Masalah……….. 5

C. Tujuan Penelitian……….. 5

D. Manfaat Penelitian……… 6

E. Penelitian Terkait……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 8

A. Landasan Teori……….. 8

1. Aktifitas Fisik……….. 8

a. Definisi Aktifitas Fisik……….. 8

b. Manfaat Aktifitas Fisik……….. 8

c. Tipe-tipe Aktifitas Fisik………. 9


(8)

3. Perilaku Sedentary Terhadap Saraf Otonom……… 12

4. Elektrokardiogram………... 13

5. Heart Rate Variability (HRV)……….. 14

a. Definisi HRV………. 14

b. Analisis HRV………. 14

6. Atlet dan Sitem Saraf Otonom………. 16

7. Sistem Saraf Otonom……… 16

a. Saraf Simpatis………. 17

b. Saraf Parasimpatis………... 17

B. Kerangka Konsep……… 18

C. Hipotesis………. 18

BAB III METODE PENELITIAN………. 19

A. Desain Penelitian……… 19

B. Populasi dan Sampel……….. 19

C. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 20

D. Variabel Penelitian………. 20

E. Definisi Operasional……….. 21

F. Alat dan Bahan Penelitian……….. 22

G. Jalannya Penelitian………. 22

H. Pengolahan Data dan Analisa Data……… 23

I. Etika Penelitian………. 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 27

A. Deskripsi Tempat Penelitian……….. 27

B. Karakteristik Responden……… 27

C. Hasil Penelitian………. 29

1. Analisa Univariat………. 29

a. Heart Rate Variability (HRV) Aktifitas Fisik Aktif……….. 29

b. Heart Rate Variability (HRV) Sedentary……… 29

2. Analisa Bivariat……… 30


(9)

viii

1. Heart Rate Variability (HRV) Pada Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik

Aktif………... 31

2. Heart Rate Variability (HRV) pada Mahasiswa Sedentary…………. 32

3. Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif dan Sedentary……… 33

E. Kelemahan Penelitian……… 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 35

A. Kesimpulan……… 35

B. Saran………. 36

DAFTAR PUSTAKA……… 37


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi………. 20

Tabel 3.2 Definisi Operasional……… 21

Tabel 4.1 Heart Rate Variability (HRV) pada Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik

Aktif UKM Basket UMY tahun 2016……… 29

Tabel 4.2 Heart Rate Variability (HRV) pada Mahasiswa Sedentary Program

Studi Ilmu Keperawatan UMY tahun 2016……… 29

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik HRV Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif dan

Sedentary pada Mahasiswa UKM Basket dan Program Studi Ilmu Keperawatan


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Elektrokardiogram……… 13

Gambar 2.2 Rumus SDNN………... 15

Gambar 2.4 Sistem Saraf Otonom……… 16

Gambar 2.5 Kerangka Konsep……….. 18

Gambar 4.1 Jumlah Responden Dalam Penelitian……… 28


(12)

DAFTAR SINGKATAN

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

HF : High Frequency

LF : Low Frequency

HRV : Heart Rate Variability

LF : Low Frequency

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RMSSD : Square Root of the Mean Square Differences of Successive R-R intervals


(13)

(14)

ANGGOTA DAh{ B[]KAI\ AIYGGOTA UKM BASKET I}I T]NTVERSITAS MT]HAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh: Kusuma Deri Pratama

20120320129

Telah disetujui dan diseminarkan pada 20 Agustus 2016

Dosen pembimbing Dosen penguji

TN

S.Kep.JYs.,M,Sc. dr. Ikhlas Muhammad Jenie,

M.Med.Sc. NIK: 173 051 1.73 159

Mengetahui,

Ka.Prodi Ilmu Keperawatan FKIK UMY

Uni versi tas Muhammadip Yogyakafl a

Ns. Sri Sumaryani,l!{. Kep. Sp. Mat.,IINC NIK: 19770313200104173046


(15)

Kusuma Deri (2016): The differences of Heart Rate Variability (HRV) Between Member and Non MemberBasketball UKMin Muhammadiyah University of Yogyakarta

Advisor:

Nurvita Risdiana S.Kep.,Ns.,M,Sc.

ABSTRACT

Background: Healthy lifestyle can be done with positive activities such as sports, physical activity and doesn’t apply sedentary lifestyle. Sedentary behavior contributes to all-cause mortality, one of which is associated with cardiovascular disease.Cardiovascular health can be seen through the Heart Rate Variability ( HRV ).

Objective: This research purpose is to know the difference HRV between active physical activity groups and sedentary groups in Nursing Science Program students of VIII semester Muhammadiyah University of Yogyakarta.

Methodology: This research is a quantitative research. To know the difference HRV between active physical activity groups and sedentary groups which is measured with electrocardiogram ( ECG ). Respondents consisted of 30 people of which 15 respondents were students with an active physical activity and 15 were students with sedentary activities.

Result: There is no difference Heart Rate Variability ( HRV ) in students with active physical activity and sedentary. It can be seen from Mean -Whitney test , the obtained value of p = 0073.

Conclusion: There is no difference Heart Rate Variability ( HRV ) in active physical activity students and sedentary students.

Keywords: Physical Activity, Sedentary, Heart Rate Variability ( HRV ) , Electrocardiogram ( ECG ).


(16)

Kusuma Deri (2016) Perbedaan Heart Rate Variability Pada Mahasiswa Anggota dan Bukan Anggota UKM Basket Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pembimbing:

Nurvita Risdiana S.Kep.,Ns.,M,Sc.

INTISARI

Latar Belakang: Gaya hidup sehat dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan positif seperti berolahraga , melakukan aktivitas fisik dan tidak menerapkan gaya hidup sedentary. Perilaku sedentary memberikan kontribusi untuk semua penyebab kematian, salah satunya adalah yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Kesehatan kardiovaskuler bisa dilihat melalui Heart Rate Variability (HRV).

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan HRV pada kelompok dengan aktivitas fisik dan kelompok sedentary pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Untuk mengetahui perbedaan Heart Rate Variability (HRV) pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan sedentary yang diukur menggunakan alat Elektrokardiogram (EKG). Responden terdiri dari 30 orang dimana 15 responden adalah mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan 15 adalah mahasiswa dengan aktifitas sedentary.

Hasil Penelitian: Tidak ada perbedaan Heart Rate Variability (HRV) pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan sedentary. Hal ini dapat dilihat dari uji

Mean-Whitney, yang diperoleh nilai p=0.073.

Kesimpulan: Tidak ada perbedaan Heart Rate Variability (HRV) pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan sedentary.

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Sedentary, Heart Rate Variability (HRV),


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hidup sehat adalah hal yang diinginkan setiap individu, karena dengan hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU Kemenkes No 23 tahun 1992 sehat tidak hanya bebas dari penyakit tetapi juga dinilai dari kesehatan psikologis dan psikososial. Sehat adalah keadaan sejahatera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif. (UU Kemenkes No 23 tahun 1992). Setiap individu mempunyai hak untuk menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan baik yang dapat dilakukan dengan beraktivitas, berolahraga, tidak merokok dan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan. Gaya hidup sehat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1997). Menurut Notoatmodjo (2007) gaya hidup sehat dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan positif seperti berolahraga dan melakukan aktivitas fisik. Namun dalam era globalisasi seperti sekarang ini banyak orang yang tidak pernah melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya. Sedangkan olah raga merupakan aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur serta melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan


(18)

bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan jantung (Farizati dalam Khomarun, 2013). Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Aktivitas fisik aktif adalah latihan fisik yang dilakukan 3-5 kali dalam seminggu, seperti lari, senam, bermain bola dan aktivitas olahraga lainnya (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Perilaku

sedentary adalah aktivitas fisik yang hanya melakukan kegiatan seperti berbaring, duduk, menonton televisi, menggunakan komputer dan hiburan berbasis layar lainnya (Jaspinder, 2015). Penelitian telah menunjukkan individu dapat menghabiskan lebih dari setengah dari waktu bangun mereka dalam kegiatan menetap (Jaspinder, 2015).

Menurut Jaspinder (2015) perilaku sedentary dianggap sebagai faktor risiko utama keempat kematian di dunia, yang menyumbang 6% kematian global sebelum obesitas (5%) dan setelah hipertensi (13%), penggunaan tembakau (9%), dan glukosa darah tinggi (6%). Gaya hidup sedentary

menyebabkan > 2 juta kematian dan 19 juta kecacatan di dunia setiap tahun. Perilaku sedentary memberikan kontribusi untuk semua penyebab kematian, salah satunya adalah yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler (Jaspinder, 2015). Aktivitas fisik yang cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner (Widiantini, 2014). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), proporsi aktivitas fisik terbesar adalah di provinsi Bali dan proporsi aktivitas fisik yang terendah adalah di DKI Jakarta. Sedangkan proporsi


(19)

3

3

aktivitas fisik berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik aktif pada wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yaitu 74,2% dari 100% wanita di Indonesia sering melakukan aktivitas fisik aktif dan pada laki-laki sebesar 73,1% dari 100% (Riskesdas, 2013). Latihan fisik yang konsisten dapat meningkatkan Heart Rate Variability (HRV) (Poirier, 2015).

Heart Rate Variability (HRV) adalah waktu yang berlalu diantara dua gelombang R (gelombang dengan amplitude terbesar) yang berurutan. HRV mencerminkan status sistem kardiovaskular dan berfungsi sebagai indikator dari aktivitas sistem saraf otonom yaitu simpatis dan parasimpatis (Poirier, 2015). Pada saat melakukan aktivitas fisik saraf simpatis berperan mengatur jantung untuk berdenyut lebih cepat dan lebih kuat, sedangkan saraf parasimpatis mendominasi pada aktivitas yang tenang dan santai sehingga akan mengatur jantung untuk tidak berdenyut dengan cepat dan kuat (Guspriyadi dkk, 2014).

Heart Rate Variability (HRV) adalah keadaan fisiologis yang menggambarkan indikator yang baik dari kontrol otonom yang berkaitan dengan kesehatan jantung (Corales dkk, 2012). Heart Rate Variability (HRV) berfungsi menilai resiko kematian jantung secara mendadak dan HRV diukur menggunakan frekuensi domain dan waktu domain. Frekuensi domain terdiri dari frekuensi rendah (LF/Low Frequency) dan frekuensi tinggi (HF/High Frequency). Frekuensi rendah (LF/Low Frequency) modulasi 0,04-0,15 Hz (Herz) dari perubahan R-R interval sesuai dengan kegiatan bersama simpatis


(20)

dan parasimpatis, sedangkan frekuensi tinggi (HF/High Frequency) modulasi 0,15-0,04 Hz dari perubahan R-R yang diatur melalui persyarafan dari jantung melalui syaraf parasimpatis. Waktu domain terdiri dari Standard Deviation of all N-N intervals (SDNN) yang menggambarkan total variabilitas dan Root Mean Square of SD (RMSSD), yang menggambarkan aktivitas parasimpatis. N-N interval sinus normal (Makivic, 2013).

Atlet cenderung memilki nada parasimpatis lebih tinggi dari orang umum atau bukan atlet, fungsi sistem saraf otonom dinilai secara klinis dengan mengukur HRV saat berisitirahat atau pemulihan HRV setelah latihan (Poirier, 2015). Kelompok sedentary memiliki nilai HRV yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok aktif (Migliaro dkk, 2001). Banyak manfaat yang bisa didapatkan dalam melakukan aktivitas fisik secara teratur, salah satunya adalah meningkatkan kekuatan otot jantung dan meningkatkan kapasitas jantung sehingga bisa terhindar dari resiko penyakit kardiovaskuler (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Penyakit kardiovaskuler diketahui sebagai salah satu penyebab kematian paling banyak di seluruh dunia termasuk di beberapa Negara seperti Amerika Serikat, Timur Tengah, Cina dan Eropa (Grant dkk, 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui tentang perbedaan HRV pada kelompok dengan aktivitas fisik aktif dibandingkan dengan kelompok sedentary. Dari studi pendahuluan yang dilakukan kepada 10 orang mahasiswa, 5 orang mahasiswa yang mengikuti UKM (Unit Kegiatan


(21)

5

5

Mahasiswa) mengatakan sering melakukan aktivitas fisik aktif sedangkan 5 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan jarang melakukan aktivitas fisik. Peneliti juga melakukan pengukuran HRV pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan sedentary untuk mengetahui nilai SDNN , didadapatkan nilai 77 pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan 72 pada mahasiswa

sedentary.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah “Apakah ada perbedaan HRV pada kelompok dengan aktivitas fisik aktif dibandingkan dengan kelompok sedentary pada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Basket dan Program Studi Ilmu Keperawtan Semester VIII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan HRV pada kelompok dengan aktivitas fisik aktif UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) basket dan kelompok sedentary Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(22)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui HRV pada mahasiswa dengan tingkat aktivitas fisik aktif UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

b. Mengetahui HRV pada mahasiswa sedentary Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta..

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Mengetahui perbedaan HRV pada kelompok dengan aktivitas fisik aktif dibandingkan dengan kelompok sedentary pada mahasiswa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) basket dan Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang heart rate variability

b. Memberikan motivasi bagi masyarakat dan mahasiswa tentang pentingnya olahraga dan aktivitas fisik aktif.

c. Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya dengan kerangka konsep yang lebih baik.


(23)

7

7 E. Penelitian Terkait

Widiantinni (2014) Aktivitas Fisik, Stress dan Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil. Peneliti ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 230 pegawai yang sudah menjadi PNS dan dipilih acak secara sistematis. Peserta dinilai status gizi, aktifitas fisik dan stress. Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik, stress dan usia dengan kejadian obesitas. Semakin berat aktifitas fisik semakin rendah resiko terjadinya obesitas. Perbedan penelitian ini adalah lokasi


(24)

A. Landasan Teori 1. Aktifitas fisik

a. Definisi Aktifitas Fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya. Sedangkan olah raga merupakan aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur serta melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Farizati dalam Khomarun, 2013). Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau pembakaran kalori (Kemenkes RI, 2015).

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global ( WHO, 2010)

b. Manfaat Aktifitas Fisik

Menurut Kemenkes RI (2006) aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang menguntungkan terhadap kesehatan yaitu terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi,


(25)

kencing manis, dan lain-lain, berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional, lebih percaya diri, lebih bertenaga dan bugar, secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik.

c. Tipe-tipe aktifitas fisik

Ada 3 tipe/macam/sifat aktivitas fisik yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh yaitu:

1) Ketahanan (endurance)

Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

a) Berjalan kaki, misalnya turunlah dari bus lebih awal menuju tempat kerja kira-kira menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan 10 menit berjalan kaki menuju rumah

b) Lari ringan

c) Berenang, senam

d) Bermain tenis

e) Berkebun dan kerja di taman 2) Kelenturan (flexibility)


(26)

kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

a) Peregangan, mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau sentakan, lakukan secara teratur untuk 10-30 detik, bisa mulai dari tangan dan kaki

b) Senam taichi, yoga

c) Mencuci pakaian, mobil

d) Mengepel lantai. 3) Kekuatan (strength)

Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis. Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (2-4 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

a) Push-up, pelajari teknik yang benar untuk mencegah otot dan sendi dari kecelakaan


(27)

b) Naik turun tangga

c) Membawa belanjaan

d) Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness)

Aktivitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori), misalnya:

1) Berjalan kaki (5,6-7 kkal/menit) 2) Berkebun (5,6 kkal/menit) 3) Menyetrika (4,2 kkal/menit) 4) Menyapu rumah (3,9 kkal/menit) 5) Membersihkan jendela (3,7 kkal/menit) 6) Mencuci baju (3,56 kkal/menit)

7) Mengemudi mobil (2,8 kkal/menit) 2. Aktifitas Fisik Aktif

Aktivitas fisik aktif adalah latihan fisik yang dilakukan 3-5 kali dalam seminggu. Seperti lari, senam, bermain bola dan aktivitas olahraga lainnya (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Aktivitas fisik yang cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner (Widiantini, 2014). Menurut Kemenkes RI (2015) manfaat aktifitas fisik aktif dapat dilihat dari aspek fisik, aspek psikologis dan aspek sosio-ekonomi, diantaranya :

a. Manfaat Aspek Fisik


(28)

4) Mencegah, menurunkan, mengendalikan tekanan darah tinggi 5) Mencegah, menurunkan, mengendalikan gula darah pada penderita

diabetes mellitus tipe 2

6) Mencegah atau mengurangi resiko osteoporosis pada wanita b. Manfaat Psikologis

1) Meningkatkan rasa percaya diri 2) Membangun rasa sportivitas 3) Memupuk tanggung jawab 4) Membantu mengendalikan stress 5) Mengurangi kecemasan dan depresi c. Manfaat Sosio-Ekonomi

1) Menurunkan biaya pengobatan 2) Meningkatkan produktivitas

3) Menurunkan penggunaan sumber daya 4) Meningkatkan gerakan masyarakat

3. Perilaku Sedentary Terhadap Sistem Saraf Otonom

Perilaku sedentary adalah aktivitas fisik yang hanya melakukan kegiatan seperti berbaring, duduk, menonton televisi, menggunakan komputer dan hiburan berbasis layar lainnya (Jaspinder, 2015). Menurut Jaspinder (2013) perilaku sedentary dianggap sebagai faktor risiko utama


(29)

keempat kematian di dunia, yang menyumbang 6% kematian global sebelum obesitas (5%) dan setelah hipertensi (13%), penggunaan tembakau (9%), dan glukosa darah tinggi (6%). Gaya hidup sedentary menyebabkan > 2 juta kematian dan 19 juta kecacatan di dunia setiap tahun. Perilaku

sedentary memberikan kontribusi untuk semua penyebab kematian, salah satunya adalah yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler (Jaspinder, 2015). Kelompok dengan aktifitas fisik sedentary cenderung memiliki nilai HRV yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok aktif (Migliaro dkk, 2001).

4. Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram (EKG) adalah serangkaian gambaran aktivitas jantung yang mencerminkan kesehatan jantung. Gambaran tersebut didapatkan dari mesin EKG dengan cara memasang kabel-kabel yang disebut elektroda di bagian dada pasien dan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik (Alim, 2010).


(30)

Heart Rate Variability (HRV) adalah waktu yang berlalu diantara dua gelombang R (gelombang dengan amplitude terbesar) yang berurutan. HRV mencerminkan status sistem kardiovaskular dan berfungsi sebagai indikator dari aktivitas sistem saraf otonom yaitu simpatis dan parasimpatis (Poirier, 2015).

b. Analisis HRV 1) Waktu Domain

Waktu Domain HRV dihitung dari Standard Deviation of R-R interval (SDNN) dan Square Root of the Mean Squared differences of Succesive R-R interval (RMMSD). Standard Deviation of R-R interval (SDNN) adalah total dari variasi R-R yang menunjukkan total variabilitas HRV, sedangkan Square Root of the Mean Squared differences of Succesive R-R interval (RMMSD) adalah indeks variasi beat-to-beat yang menunjukkan aktivitas parasimpatis. Pada pengukuran HRV, individu yang memiliki nilai SDNN diatas 50 dikategorikan mempunyai sistem saraf otonom yang sangat baik, nilai 35-49 dikategorikan tinggi (mid-normal) artinya mempunyai sistem saraf otonom yang normal, nilai 20-34 dikategorikan rendah dan beresiko memiliki penyakit stress dan melemahnya system saraf otonom, nilai 20 kebawah dikategorikan rendah, beresiko tinggi


(31)

terhadap penyakit stress kronik yang berhubungan dengan disfungsi system saraf otonom (Makivic dkk, 2013).

SDNN = √

N∑ [ I n − 1]²

N n−2

Gambar 2.2 Rumus Standard Deviation of R-R interval (SDNN) (Wang, 2012)

2) Frekuensi Domain

Heart Rate Variability (HRV) berfungsi menilai resiko kematian jantung secara mendadak dan HRV diukur menggunakan frekuensi domain dan waktu domain. Frekuensi domain terdiri dari frekuensi rendah (LF/Low Frequency) dan frekuensi tinggi (HF/High Frequency). Frekuensi rendah (LF/Low Frequency) modulasi 0,04-0,15 Hz (Herz) dari perubahan R-R interval sesuai dengan kegiatan bersama simpatis dan parasimpatis, sedangkan frekuensi tinggi (HF/High Frequency) modulasi 0,15-0,04 Hz dari perubahan R-R yang diatur melalui persyarafan dari jantung melalui syaraf parasimpatis. Waktu domain terdiri dari Standard Deviation of all N-N intervals (SDNN) yang menggambarkan total variabilitas dan

Root Mean Square of SD (RMSSD), yang menggambarkan aktivitas parasimpatis. N-N interval sinus normal (Makivic, 2013).


(32)

dinilai secara klinis dengan mengukur HRV saat berisitirahat atau pemulihan HRV setelah latihan, meskipun HR pada atlet meningkat saat latihan tetapi pada saat istirahat HR pada atlet akan menurun pada saat istirahat (Poirier, 2015).

7. Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf yang mengatur jantung, kelenjar-kelenajar dan otot involunter atau tidak dipengaruhi kehendak (Green dalam buku Fisiologi Tubuh Manusia, 2002). Secara anatomik, persarafan otonom dibagi menjadi dua komponen yaitu sisem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis (Widjajakusumah dalam buku Fisiologi Kedokteran, 2003).

Gambar 2.4 Sistem Saraf Otonom (Fisiologi Kedokteran, 2003) a. Sistem Saraf Simpatis


(33)

Sistem saraf simpatis ini merupakan sistem dua neuron. Neuron yang meninggalkan medula spinalis bukan merupakan neuron yang mempersarafi alat sasarannya. Sistem saraf simpatis keluar dari segmen medula spinalis torakal pertama dan lumbal ke dua. Fungsi dari saraf simpatis adalah untuk mempersiapkan tubuh melawan dan mempercepat fungsi tubuh (Green dalam Fisiologi Tubuh Manusia, 2002).

b. Sistem Saraf Parasimpatis

Sistem ini merupakan sistem dua neuron serat preganglionnya bermielin, sedangkang serat postganglionnya tidak bermielin. Sistem saraf parasimpatis meninggalkan sistem saraf pusat di daerah spinal hanya dari segmen medula spinalis sakral kedua, ketiga dan keempat. Sistem saraf parasimpatis berfungsi untuk mempersiapkan tubuh istirahat dan pulih (Green dalam Fisiologi Tubuh Manusia, 2002).


(34)

Time Domain : SDNN

RMMSD

Frekuensi Domain:

HF LF Rasio LF/HF B. Kerangka Konsep

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

Keterangan :

Diteliti Tidak diteliti

C. Hipotesis

HRV Aktifitas

Fisik Aktif

Sedentary Parasimpatis

Sistem Saraf Otonom


(35)

Hipotesis diterima jika p value < 0,05 adalah Ha artinya ada perbedaan Heart Rate Variability antara kelompok dengan aktivitas fisik aktif dan sedentary.


(36)

Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative, yang menunjukan perbedaan HRV mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan aktifitas fisik sedentary pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional, yaitu dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu waktu atau hanya satu kali (Nursalam, 2013).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki UKM Basket dan mahasiswa laki-laki Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Sampel

Sampel adalah populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu 15 mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan 15 mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners angkatan 2012 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(37)

Sampel diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan rincian 30 orang mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan 30 orang mahasiswa dengan aktifitas fisik sedentary.

Tabel 3.1 Kriteria inklusi

Kelompok Dengan Aktifitas Fisik Aktif

Kelompok Dengan Aktifitas Fisik Sedentary

1. Laki-laki berusia 18-24 tahun, sehat jasmani dan rohani.

2. Laki-laki yang melakukan aktifitas fisik aktif 3-5 kali dalam seminggu selama minimal 3 bulan.

3. Laki-laki yang tidak sedang dalam kondisi stress.

1. Laki-laki yang berusia 18-24 tahun, sehat jasmani dan rohani.

2. Laki-laki yang jarang melakukan aktifitas fisik 3. Laki-laki yang tidak sedang

dalam kondisi stress.

Kriteria eksklusi

Laki-laki yang memiliki penyakit jantung dan saluran pernapasan. C. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan April – Juni 2016.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu dan didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran atau


(38)

dengan tingkat aktifitas fisik aktif dan mahasiswa sedentary. 2. Variabel terikat atau dependent dalam penelitian ini adalah HRV E. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisioperasional Alatukur HasilUkur Skala

1. HRV Variabilitas denyut jantung yang diukur dari R-R interval dengan menggunakan EKG. Waktu domain terdiri dari SDNN dan RMSSD.

SDNN dihitung dengan rumus

SDNN = √N1∑[ I n

N n−2

− 1]² dan dikategorikan sangat tinggi jika nilai mean SDNN diatas 50, tinggi 35-50, rendah 20-35, sangat rendah 20 kebawah. Ordinal 2. 3. Aktivitas Fisik Aktif

Anggota UKM Basket yang sering melakukan aktivitas fisik yaitu olahraga 3 kali dalam 1 minggu selama minimal 3 bulan

Bukan Anggota UKM Basket dan jarang melakukan olahraga

Kuesioner

Kuesioner

Frekuensi Olahraga dalam 1 minggu

Frekuensi Olahraga dalam 1 minggu


(39)

F. Alat dan Bahan Penelitian

Peneliti menggunakan instrument penelitian berupa alat EKG. Alat EKG ini digunakan untuk mengukur SDNN, RMSSD untuk mengetahui HRV dengan diukur melalui R-R interval kurvanya meningkat atau menurun.

G. Jalannya Penelitian

Dalam proses pengumpulan data peneliti melakukan proses-proses sebagai berikut :

1. Peneliti mendapat Informed Consent.

2. Peneliti akan memberikan penjelasan maksud dan tujuan sebelum melakukan pengukuran HRV.

3. Peneliti melakukan pengukuran HRV yaitu:

a. Satu jam sebelum pengukuran responden tidak boleh beraktivitas berat, makan makanan yang berat, minum minuman yang mengandung kafein, the dan kopi.

b. Responden yang diukur harus dalam keadaan tenang, tidak cemas. c. Posisi responden duduk tidak lebih dari 15 derajat, kaki harus

menyentuh lantai atau diberikan sandaran kaki.

d. Ruangan pengukuran tenang dan bebas dari gangguan. e. Responden diukur EKG selama 5 menit.

f. Hasil EKG yang dihitung yaitu R-R interval, Total Heart Beat, Mean


(40)

h. Hasil pengukuran dikumpulkan dan dilkakukan penilaian pada SPSS. H. Pengelolaan Data dan Analisa Data

1. Metode Pengelolaan Data

Analisa pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputer. Menurut Hidayat (2007) seluruh data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengelolaan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memeriksa data (Editing)

Editing dilakukan dengan cara mengecek kembali hasil yang sudah dicatat, jika ada kesalahan dalam melakukan pencatatan hasil maka peneliti akan meminta ketersediaan responden untuk melakukan percobaan ulang.

b. Mengkode data (Coding)

Coding merupakan pemberian kode angka terhadap data. Pemberian code sangat penting dalam pengelolaan data.

c. Memasukkan data (Entry)

Entry adalah kegiatan memasukkan data dalam master komputer atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau membuat tabel kontigenensi.


(41)

Pada tahap tabulating data yang telah diperoleh kemudian diberi kode, selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel atau program-program pengelolaan yang terdapat dikomputer.

2. Analisa Data

Analisa data menggunakan SPSS. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis univariat dan bivariat.

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan karakeristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini analisa univariat yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik responden meliputi SDNN, RMSSD.

Data yang sudah didapatkan akan dihitung jumlah dan presentase tiap kelompok. Data yang sudah ada disusun dalam tabel kemudian diintepretasikan. Data kategorik akan disajikan dalam bentuk persentase dan frekuensi.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yaitu digunakan untuk mengetahui perbedaan HRV mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan mahasiswa dengan aktifitas sedentary dengan menggunakan program SPSS. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T tidak berpasangan untuk


(42)

perbedaan Heart Rate Variability antara kelompok dengan aktivitas fisik aktif dan sedentary.

I. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan uji etik di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti juga harus memperhatikan etika penelitian sebagai berikut :

1. Inform consent

Inform consent atau lembar persetujuan yang diberikan sebelum dilakukan penelitian untuk mendapatkan legalitas pengambilan data dari responden serta untuk menghormati hak responden sebagai manusia. Inform consent

bertujuan untuk memberikan gambaran penelitian, teknis pelaksanaan hingga dampak yang mungkin akan timbul dari penelitian ini.

2. Anonimity

Peneliti harus merahasiakan nama responden yang akan diteliti dan menggantinya dengan kode nama pada pada lembar pengumpulan data atau pada hasil penelitian yang akan dipublikasikan.


(43)

3. Confidentiality

Merupakan salah satu etika keperawatan dalam menjamin kerahasiaan identitas responden dalam hasil penelitian, baik yang bersifat tekstual maupun masalah lainnya. Seluruh informasi dirahasiakan oleh peneliti dan akan menampilkan kelompok data tertentu yang dibutuhkan untuk disajikan dalam laporan hasil dan sebagainya.


(44)

A. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tepatnya di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basket dan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang berada di Kecamatan Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta. Hasil wawancara di UKM Basket dan PSIK terdapat perbedaan Aktifitas Fisik di kedua populasi tersebut dimana mahasiswa UKM basket melakukan Aktifitas Fisik (olahraga) tiga kali dalam seminggu sementara mahasiswa PSIK banyak yang jarang melakukan Aktifitas Fisik (olahraga) sehingga cocok dengan keperluan subyek penelitian yang akan dilakukan.

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, yang merupakan anggota UKM basket dan mahasiswa semester 8 PSIK di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti UKM basket yang berjumlah 15 orang (50%) dengan aktifitas fisik aktif dan mahasiswa PSIK UMY 2012 berjumlah 15 orang (50%) yang jarang melakukan aktifitas fisik (Gambar 4.1). Olahraga yang dilakukan mahasiswa UKM adalah latihan 3 kali dalam 1 minggu sedangkan


(45)

mahasiswa PSIK jarang melakukan olahraga. Dari 30 responden yang diambil, 1 mahasiswa berolahraga 4 kali perminggu, 14 mahasiswa berolahraga 3 kali perminggu, 6 mahasiswa berolahraga 1 kali perminggu, 9 mahasiswa mengatakan berolahraga kurang dari 1 kali perminggu (Gambar 4.2). Usia responden dalam antara anggota dan bukan anggota UKM Basket sama yaitu berusia 19 – 22 tahun.

Sumber: Data Primer 2016

Gambar 4.1 Jumlah Responden Dalam Penelitian

Sumber: Data Primer 2016

Gambar 4.2 Frekuensi Latihan Responden C. Hasil Penelitian

15 15

Jumlah Responden Penelitian

Mahasiswa UKM Basket

Mahasiswa PSIK

9

6 14

Frekuensi Latihan

< 1 kali perminggu 1 kali perminggu 2 kali perminggu 3 kali perminggu > 3 kali perminggu


(46)

Tabel 4.1 Heart Rate Variability (HRV) pada Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif UKM Basket UMY tahun 2016 (n=15)

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa keseluruhan mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif memiliki nilai HRV sangat tinggi 15 (100%), dengan rerata dan standar deviasi 63.53 ± 3.66.

b. Heart Rate Variability (HRV) Sedentary

Tabel 4.2 Heart Rate Variability (HRV) pada Mahasiswa Sedentary Program Studi Ilmu Keperawatan UMY tahun 2016 (n=15)

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa 1 orang responden memiliki nilai HRV rendah (6.7%), tetapi mayoritas responden memiliki nilai HRV sangat

Aktifitas Fisik Aktif

Jumlah (n) Rerata ± SD Presentase (%)

Sangat Tinggi 15 63.53 ± 3.66 100

Tinggi - - -

Rendah - - -

Sangat Rendah - - -

Jumlah 15 100

Sedentary Jumlah (n) Rerata ± SD Presentase (%)

Sangat Tinggi 12 55.08 ± 3.20 80.0

Tinggi 2 48 ± 1.41 13.3

Rendah 1 33 ± 1 6.7

Sangat Rendah - - -


(47)

tinggi (80.0%). Nilai rerata dan standar deviasi pada mahasiswa sedentary yaitu sangat tinggi 55.08 ± 3.20, tinggi 48 ±1.41, rendah 33 ± 1

2. Analisa Bivariat Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Pada Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif dan Sedentary

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik HRV Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif dan Sedentary pada Mahasiswa UKM Basket dan Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 UMY (n=30)

Kategori Rerata HRV ± SD pada Aktifitas

Fisik Aktif

Rerata HRV ± SD pada Sedentary

Pvalue

Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Aktifitas Fisik

Aktif dan Sedentary

63.53 ± 3.66 52.33 ± 6.52 0.073

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.3 menunjukkan pvalue 0.073 (p = < 0.05) yang artinya tidak ada perbedaan Heart Rate Variability (HRV) pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan sedentary. Nilai rerata dan standar deviasi mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif 63.53 ± 3.66 dan mahasiswa sedentary 52.33 ± 6.52. Ada kecenderungan bahwa aktifitas fisik aktif memiliki nilai HRV yang lebih tinggi.


(48)

Fisik Aktif

Aktifitas fisik aktif merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia untuk meningkatkan kualitas fisik, salah satu aktifitas fisik aktif adalah dengan berolahraga. Suatu olahraga yang dilakukan secara teratur akan memberikan pengaruh yang besar bagi tubuh kita (Bompa, 1994). Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang menguntungkan terhadap kesehatan yaitu terhindar dari penyakit jantung, diabetes, obesitas, kanker, tekanan darah tinggi dan lain-lain, secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik (Kemenkes RI, 2006). Menurut Alim (2005), berolahraga dapat mempengaruhi sistem fisiologi tubuh, yaitu memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan kinerja saraf simpatis dan parasimpatis.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif memiliki HRV yang sangat tinggi. Aktivitas sistem saraf otonom simpatis dan para simpatis bisa dinilai melalui HRV. Nilai HRV yang tinggi berarti sistem saraf otonom masih bekerja dengan baik. Atlet cenderung memiliki nilai HRV yang tinggi. Pernyataan ini sesuai dengan Martinelli dkk (2005) yang menyatakan bahwa olahraga pada atlet menunjukkan adanya indikasi peningkatan


(49)

HRV. Menurut Sacknoff (1994) atlet juga memiliki R-R interval yang lebih panjang.

2. Heart Rate Variability (HRV) pada Mahasiswa Sedentary

Perilaku sedentary merupakan salah satu masalah di dunia. Gaya hidup sedentary memberikan efek negatif bagi kesehatan serta merupakan penyebab masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas dan penyakit jantung koroner (Tremblay dkk, 2010). Masalah kesehatan tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan HRV yang diakibatkan penurunan kinerja saraf simpatis dan parasimpatis (Stein, 1995).

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan gaya hidup

sedentary di PSIK UMY rata-rata memiliki nilai HRV sangat tinggi yang berarti sistem saraf otonom simpatis dan parasimpatis dapat mengatur fungsi dan kemampuan koping stress yang baik. Namun ada 1 responden yang memiliki nilai HRV yang rendah yaitu 33, nilai HRV yang rendah menunjukkan bahwa adanya penurunan kemampuan koping stress sistem saraf otonom. Mayoritas mahasiswa sedentary

memiliki nilai HRV yang sangat tinggi karena responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang banyak melakukan kegiatan di kampus. Penurunan Heart Rate Variability (HRV) juga dipengaruhi oleh usia, pada usia tua kemampuan saraf otonom tersebut akan berkurang sehingga menyebabkan penurunan aktivitas parasimpatis


(50)

masih bekerja dengan baik. Apabila pada usia muda sudah memiliki nilai HRV yang rendah menunjukkan adanya penuaan dini pada system saraf simpatis dan parasimpatis (Yukisitha, 2010).

3. Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif dan Sedentary

Uji statistik p value = 0.073 (p = 0.05) yang artinya tidak ada perbedaan HRV pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan

sedentary. Hal ini dikarenakan mayoritas mahasiswa sedentary

memiliki nilai HRV yang sangat tinggi yang berarti sistem saraf otonom masih bekerja dengan baik. Nilai HRV yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh aktifitas mahasiswa selama di kampus dan usia responden yang masih tergolong muda (Yukishita, 2010). Namun menurut nilai rerata ada kecenderungan bahwa nilai HRV pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif lebih tinggi yaitu 63.53 dibandingkan dengan mahasiwa sedentary yaitu 52.33. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Martinelli (2005) yang menunjukkan bahwa atlet memiliki nilai HRV tinggi yaitu pada time domain dibandingkan dengan kelompok sedentary. Nilai HRV yang sangat tinggi yang berarti sistem saraf otonom masih bekerja dengan baik.


(51)

Banyak hal yang mempengaruhi nilai HRV seperti tidak merokok, beraktifitas fisik aktif serta gaya hidup yang baik. Nilai HRV yang tinggi dapat diartikan bahwa kecilnya resiko terkena penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu nilai HRV yang rendah dikaitkan dengan resiko kematian yang tinggi.

E. Kelemahan Penelitian

1. Penelitian ini membutuhkan tenaga, pengukuran HRV tidak bisa dilakukan dengan satu kali pengukuran. Karena peneliti harus mengumpulkan dan menyesuaikan waktu dengan jadwal responden. 2. Pengambilan dan penentuan sampel yang sesuai dengan kriteria

inklusi.

3. Pada penelitian ini sampel yang diambil kurang, sehingga tidak ada perbedaan.


(52)

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian perbedaan Heart Rate Variability (HRV) pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan sedentary di Universitas Muhammadiya Yogyakarta adalah :

1. Keseluruhan mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif memiliki nilai Heart Rate Variability (HRV) sangat tinggi 15 (100%), dengan rerata dan standar deviasi 63.53 ± 3.66.

2. Heart Rate Variability (HRV) pada mahasiswa sedentary adalah sangat tinggi (80.0%), tinggi (13.3%), rendah (6.7%). Nilai rata-rata dan standar deviasi pada mahasiswa sedentary yaitu sangat tinggi 55.08 ± 3.20, tinggi 48 ±1.41, rendah 33 ± 1.

3. Heart Rate Variability (HRV) mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dibandingkan mahasiswa sedentary dengan pvalue 0.073 (p = <0.05). Nilai rata-rata dan standar deviasi pada mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif 63.53 ± 3.66 dan mahasiswa sedentary 52.33 ± 6.52. Tidak terdapat perbedaan pvalue 0.073 (p = <0.05).


(53)

B. Saran

Berikut ini beberapa saran dari hasil pembahasan : 1. Bagi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Diharapkan kampus dapat meningkatkan fasilitas olahraga bagi mahasiswa seperti jogging track dan lain-lain.

2. Bagi Mahasiwa

Mahasiswa bisa melakukan olahraga ringan untuk menurunkan resiko penyakit. Tidak hanya tidur, menonton, dan bermain komputer saja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan hasil dari penelitan ini dengan menggunakan metode lain dari HRV untuk mengukur HRV.


(54)

Tekanan Darah Dan Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Atlet Pelatda Sleman Cabang Tenis Lapangan.

Alim, M., A., (2010). Buku Saku Belajar EKG cetakan kedua. Yogyakarta: Intan Cendekia.

Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Bompa, Tudor O (1994). Theory and Methodology of Training. The Key to Athletic Performance, 3rd Edition. Dubuque. Lowa: Kendal/Hunt Publishing Company.

Corrales, M., M,. Torres, C., B,. Esquive, G., A., Salazar., G., M., Orellana, N., J., (2012). Normal values of heart rate variability at rest in a young, healty and active Mexican population. Health, Vol.4, No.7, May 2012: 377-385.

Ganong, W. F. (2003). Buku ajar-Fisiologi kedokteran (M. Djauhari Widjajakusumah, Penerjemah). Jakarta: EGC.

Grant, C., C., Murray, C., (2013). “A Comparison Between Heart Rate And Hear Trate Variability As Indicators Of Cardiac Health And Fitness”. Frontiers in Physiologi, Vol. 4, November 2013: 1-5.

Green. J. H. (2002). Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia (M. Djauhari Widjajakusumah, Penerjemah). Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.

Dahlan, M., S., (2013). Statistika Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Jaspinder Kaur, MBBS., Mandeep Kaur, MD. (2015). “Relation of Sedentary Lifestyle with Cardiovascular Parameters in Primary Care Patients”. Journal Of Cardiovascular Disease, Vol. 3 No. 1, January 2015: 1-7.


(55)

Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes) (2015). Pembinaan Kesehatan Olahraga di Indonesia. Jakarta: Kementrian

Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes) (2006). Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta : Departemen Kesehatan.

Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes) (1992). Undang-undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian.

Khomarun, Wahyuni,E., S., Nugroho, A., N., (2013). “Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Stadium I Di Posyandu Lansia Desa Makam Haji”. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Vol. 2, No. 2, November 2013: 41-155.

Makivic, B., Nikic, D., M., Willis, S., M., (2013). Heart Rate Variability (HRV) as a Tool for Diagnostic and Monitoring Performance in Sport and Physical Activities.

Journal of the American Society of Exercise Physiologist, Vol. 16, No. 3, June 2013: 103-131.

Migliaro ER, Contreras P, Bech S, Etxagibel A, Castro M, Ricca R, et al. Relative Influence Of Age, Resting Heart Rate And Sedentary Life Style In Short Term Analysis Of Heart Rate Variability. Braz J Med Biol Res. 2001; 34 (4): 493-500. M. S. Tremblay, R. C. Colley, T. J. Saunders, G. N. Healy, and Neville Owen (2010),

”Physiological and health implications of a sedentary lifestyle”. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, vol. 35(6), pp 725-740.

Notoadmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam (2013). Metode Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Poirier, P., (2015). “Exercise, Heart Rate Variability, and Longevity”. American Heart

Association, Inc., November 2015: 2085-2087.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013). Perilaku Aktivitas Fisik Berdasarkan Jenis Kelamin di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Sacknoff DM, Gleim GW, Stachenfeld N (1994). Effect of Athlectic Training on Heart Rate Variability. American Heart Jurnal, 127: 1275-1278


(56)

Wang, M., H., and Huang, C., S., (2012). SDNN/RMSSD as Surrogate for LF/HF: A Revised Investigation. Research Article, Volume 2012, 8 pages.

Widiantini, W., Tafal, Z., (2014). “Aktivitas Fisik, Stress dan Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 8, No. 7, Februari 2014: 330-335.

World Health Organization (WHO). 2010. Physical Activity In Guide to Community Preventive Services. WHO.

Yukishita Takehiko, Lee Keiko, Kim Sungdo (2010. Age and Sex-Dependent Alterations in Heart Rate Variability: Profiling the Characteristics of Men and Women in Their 20s.


(57)

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Angkatan :

Usia :

Jenis Kelamin :

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dari data untuk penelitian tentang “Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Pada Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif dan Sedentary

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Untuk itu secara sukarela saya

menyatakan bersedia menjadi responden penelitian tersebut. Adapun bentuk kesediaan saya bersedia diukur.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.

Yogyakarta, 2016 Responden


(58)

(59)

SURAT PEMINJAMAN ALAT

No :

Lampiran : 1 lembar

Hal : Peminjaman Alat dan Tempat

Kepada Yth

Koordinator Mini Hospital

di Tempat.

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW, keluarga dan sahabat dan orang-orang yang senantiasa berjuang dijalan-Nya.

Sehubungan dengan akan diadakannya pengambilan data untuk Penelitian yang berjudul “Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Pada Mahasiswa dengan Aktifitas Fisik Aktif dan Sedentary Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(60)

hari/tanggal :

waktu :

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kusuma Deri Pratama


(61)

Mengetahui,

Pembimbing KTI Koordinator Mini Hospital

Nurvita Risdiana, S.Kep.,Ns., M,Sc. Moh. Afandi, S. Kep., Ns., MA


(62)

Daftar Peminjaman alat dan tempat

No Nama Alat Jumlah

1. EKG 1 buah


(63)

(1)

Berilah tanda silang (x) pada pernyataan dibawah ini!

1.

Apakah anda adalah individu dengan aktifitas fisik 3 kali dalam seminggu?

a.

Iya


(2)

SURAT PEMINJAMAN ALAT

No :

Lampiran : 1 lembar

Hal : Peminjaman Alat dan Tempat

Kepada Yth

Koordinator Mini Hospital

di Tempat.

Assalamu’alaikum

Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta

hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah

kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW, keluarga dan sahabat dan orang-orang

yang senantiasa berjuang dijalan-Nya.

Sehubungan dengan akan diadakannya pengambilan data untuk Penelitian yang

berjudul “Perbedaan

Heart Rate Variability

(HRV) Pada Mahasiswa dengan

Aktifitas Fisik Aktif dan

Sedentary Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(3)

peneliti bermaksud untuk meminjam beberapa alat (terlampir) dan tempat

(minihospital). Kegiatan tersebut Insyaallah akan diselenggarakan pada:

hari/tanggal :

waktu :

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kusuma Deri Pratama


(4)

Mengetahui,

Pembimbing KTI Koordinator Mini Hospital

Nurvita Risdiana, S.Kep.,Ns., M,Sc. Moh. Afandi, S. Kep., Ns., MA


(5)

Lampiran 1

Daftar Peminjaman alat dan tempat

No Nama Alat Jumlah

1. EKG 1 buah


(6)