PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY PADA MAHASISWA ANGGOTA DAN BUKAN ANGGOTA UKM BASKET DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
I.
PENDAHULUAN
melakukan aktivitas fisik dan
Sehat adalah keadaan sejahatera
hanya
dari badan, jiwa, dan sosial yang
sedentary.
memungkinkan setiap orang hidup
adalah aktivitas fisik yang hanya
produktif. (UU Kemenkes No 23
melakukan
tahun
berbaring,
1992).
Setiap
mempunyai
individu
hak
melakukan
aktifitas
Perilaku
sedentary
kegiatan
duduk,
seperti
menonton
untuk
televisi, menggunakan komputer
menerapkan gaya hidup sehat.
dan hiburan berbasis layar lainnya
Gaya hidup sehat adalah segala
(Jaspinder,
2015).
Menurut
upaya
Jaspinder
(2015)
perilaku
untuk
menerapkan
dapat
sedentary dianggap sebagai faktor
beraktivitas,
risiko utama keempat kematian di
berolahraga, tidak merokok dan
dunia, yang menyumbang 6%
menghindari hal-hal yang dapat
kematian global sebelum obesitas
mengganggu kesehatan. Menurut
(5%) dan setelah hipertensi (13%),
Notoatmodjo (2007) gaya hidup
penggunaan tembakau (9%), dan
sehat dapat dilakukan dengan
glukosa darah tinggi (6%). Gaya
kegiatan-kegiatan positif seperti
hidup sedentary menyebabkan > 2
berolahraga
juta
kebiasaan
baik
dilakukan
dengan
dan
yang
melakukan
kematian
dan
19
juta
aktivitas fisik. Namun dalam era
kecacatan di dunia setiap tahun.
globalisasi seperti sekarang ini
Perilaku sedentary memberikan
banyak orang yang tidak pernah
kontribusi untuk semua penyebab
kematian, salah satunya adalah
pada
yang
Muhammadiyah
berhubungan
penyakit
(Jaspinder,
dengan
kardiovaskuler
2015).
mahasiswa
Pendekatan
Universitas
Yogyakarta.
penelitian
yang
Kesehatn
digunakan dalam penelitian ini
jantung bisa dinilai melalui Heart
adalah pendekatan cross sectional,
Rate Variability (HRV). Heart
yaitu dengan melakukan observasi
Rate Variability (HRV) adalah
atau pengukuran variabel pada
waktu yang berlalu diantara dua
satu waktu atau hanya satu kali
gelombang R (gelombang dengan
(Nursalam, 2013). Populasi dalam
amplitude
penelitian ini adalah mahasiswa
terbesar)
yang
berurutan. HRV mencerminkan
laki-laki
status sistem kardiovaskular dan
mahasiswa
berfungsi sebagai indikator dari
Studi Ilmu Keperawatan angkatan
aktivitas sistem saraf otonom yaitu
2012 Universitas Muhammadiyah
simpatis dan parasimpatis (Poirier,
Yogyakarta. Sampel yang diambil
2015).
pada
II. METODE
UKM
Basket
laki-laki
penelitian
ini
dan
Program
yaitu
15
mahasiswa
Unit
Desain pada penelitian ini adalah
Mahasiswa
(UKM)
descriptive
comparative,
yang
mahasiswa
menunjukan
perbedaan
HRV
Pendidikan Ners angkatan 2012
Program
Kegiatan
dan
15
Studi
mahasiswa dengan aktifitas fisik
Universitas
aktif dan aktifitas fisik sedentary
Yogyakarta yang diukur Heart
Muhammadiyah
Rate
Variability
(HRV)
2. Heart Rate Variability (HRV)
menggunakan Elektrokardiogram
Sedentary
(EKG).
Tabel 4.2 Heart Rate
Variability (HRV) pada
Mahasiswa Sedentary Program
Studi Ilmu Keperawatan UMY
tahun 2016 (n=15)
III. HASIL PENELITIAN
1. Heart Rate Variability (HRV)
Aktifitas Fisik Aktif
Tabel
4.1
Heart
Rate
Variability
(HRV)
pada
Mahasiswa dengan Aktifitas
Fisik Aktif UKM Basket UMY
tahun
2016
(n=15)
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui
bahwa
mayoritas
memiliki
nilai
tinggi.
bahwa
responden
keseluruhan
dengan Aktifitas
mahasiswa
Fisik Aktif
memiliki nilai HRV sangat tinggi.
Heart Rate Variability (HRV)
yang
sangat
tinggi
artinya
sistem saraf otonom mengatur
fungsi dan kemampuan koping
stres dengan sangat baik
HRV
Namun
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui
responden
yang
sangat
ada
1
memiliki
HRV rendah, artinya HRV
yang rendah resiko penyakit
stres dan melemahnya sistem
saraf otonom.
3. Perbedaan
Heart
Rate
Variability
(HRV)
Pada
Mahasiswa dengan Aktifitas
memiliki nilai HRV yang lebih
Fisik Aktif dan Sedentary
tinggi.
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik
HRV
Mahasiswa
dengan
Aktifitas Fisik Aktif dan
Sedentary pada Mahasiswa
UKM Basket dan Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
Semester 6 UMY (n=30)
IV. PEMBAHASAN
1. Heart Rate Variability (HRV)
pada
Mahasiswa
dengan
Aktifitas Fisik Aktif
Aktifitas
fisik
aktif
merupakan hal yang penting
bagi kehidupan manusia untuk
Tabel 4.3 menunjukkan pvalue
0.073 (p = < 0.05) yang artinya
tidak ada perbedaan Heart Rate
Variability
mahasiswa
(HRV)
dengan
pada
aktifitas
fisik aktif dan sedentary. Nilai
rerata
dan
mahasiswa
standar
dengan
deviasi
aktifitas
fisik aktif 63.53 ± 3.66 dan
mahasiswa sedentary 52.33 ±
6.52.
Ada
kecenderungan
bahwa
aktifitas
fisik
aktif
meningkatkan kualitas fisik,
salah satu aktifitas fisik aktif
adalah
dengan
berolahraga.
Suatu olahraga yang dilakukan
secara teratur akan memberikan
pengaruh yang besar bagi tubuh
kita (Bompa, 1994). Aktivitas
fisik secara teratur memiliki
efek
yang
terhadap
menguntungkan
kesehatan
yaitu
terhindar dari penyakit jantung,
diabetes,
obesitas,
kanker,
tekanan darah tinggi dan lain-
lain,
secara
keadaan
lebih
keseluruhan
kesehatan
baik
menjadi
(Kemenkes
RI,
ini sesuai dengan Martinelli
dkk (2005) yang menyatakan
bahwa
olahraga
pada
atlet
2006). Menurut Alim (2005),
menunjukkan adanya indikasi
berolahraga
peningkatan
dapat
HRV.
Menurut
mempengaruhi sistem fisiologi
Sacknoff (1994)
tubuh,
memiliki R-R interval yang
yaitu
memperlebar
pembuluh
darah
meningkatkan
kinerja
dan
saraf
atlet
juga
lebih panjang.
2. Heart Rate Variability (HRV)
pada Mahasiswa Sedentary
simpatis dan parasimpatis.
Berdasarkan Tabel 4.1
Perilaku
sedentary
dapat dilihat bahwa mahasiswa
merupakan salah satu masalah
dengan aktifitas
aktif
di dunia. Gaya hidup sedentary
memiliki HRV yang sangat
memberikan efek negatif bagi
tinggi. Aktivitas sistem saraf
kesehatan
otonom
para
penyebab masalah kesehatan
simpatis bisa dinilai melalui
seperti diabetes, tekanan darah
HRV. Nilai HRV yang tinggi
tinggi, obesitas dan penyakit
berarti sistem saraf otonom
jantung
masih bekerja dengan baik.
dkk, 2010). Masalah kesehatan
Atlet cenderung memiliki nilai
tersebut dapat menyebabkan
HRV yang tinggi. Pernyataan
terjadinya
simpatis
fisik
dan
serta
koroner
merupakan
(Tremblay
penurunan
HRV
yang diakibatkan penurunan
penelitian
kinerja
mahasiswa
saraf
parasimpatis
simpatis
(Stein,
dan
1995).
ini
merupakan
yang
banyak
melakukan kegiatan di kampus.
Dari tabel 4.2 dapat dilihat
Penurunan
Heart
Rate
bahwa mahasiswa dengan gaya
Variability
(HRV)
juga
hidup sedentary di PSIK UMY
dipengaruhi oleh usia, pada
rata-rata memiliki nilai HRV
usia
sangat
otonom
tinggi
yang
berarti
tua
kemampuan
tersebut
sistem saraf otonom simpatis
berkurang
dan
menyebabkan
parasimpatis
mengatur
fungsi
dapat
dan
saraf
akan
sehingga
penurunan
aktivitas
parasimpatis
kemampuan koping stress yang
(Yukishita,
baik. Namun ada 1 responden
responden pada penelitian ini
yang memiliki nilai HRV yang
adalah
rendah yaitu 33, nilai HRV
muda dengan rentang usia 20-
yang
24
bahwa
rendah
menunjukkan
adanya
kemampuan
penurunan
koping
2010).
mahasiswa
tahun,
sehingga
Namun
berusia
masih
memiliki nilai HRV tinggi
stress
yang artinya aktifitas saraf
sistem saraf otonom. Mayoritas
otonom masih bekerja dengan
mahasiswa sedentary memiliki
baik. Apabila pada usia muda
nilai HRV yang sangat tinggi
sudah memiliki nilai HRV
karena
yang
responden
dalam
rendah
menunjukkan
adanya
penuaan
system
saraf
dini
simpatis
pada
dan
parasimpatis (Yukisitha, 2010).
Heart
(Yukishita,
menurut
2010).
nilai
kecenderungan
Namun
rerata
ada
bahwa
nilai
Rate
HRV pada mahasiswa dengan
Variability (HRV) Mahasiswa
aktifitas fisik aktif lebih tinggi
dengan Aktifitas Fisik Aktif
yaitu 63.53 dibandingkan dengan
dan Sedentary
mahasiwa sedentary yaitu 52.33.
3. Perbedaan
Uji statistik p value =
Pernyataan ini sesuai dengan
0.073 (p = 0.05) yang artinya
penelitian
tidak ada perbedaan HRV pada
yang menunjukkan bahwa atlet
mahasiswa
memiliki nilai HRV tinggi
dengan
aktifitas
Martinelli
fisik aktif dan sedentary. Hal
yaitu
ini
dibandingkan
dikarenakan
mayoritas
pada
time
(2005)
domain
dengan
mahasiswa sedentary memiliki
kelompok
nilai HRV yang sangat tinggi
HRV yang sangat tinggi yang
yang
saraf
berarti sistem saraf otonom
otonom masih bekerja dengan
masih bekerja dengan baik.
baik. Nilai HRV yang tinggi
Banyak
tersebut
mempengaruhi
berarti
sistem
dipengaruhi
oleh
sedentary.
hal
Nilai
yang
nilai
HRV
aktifitas mahasiswa selama di
seperti
kampus dan usia responden
beraktifitas fisik aktif serta
yang masih tergolong muda
gaya hidup yang baik. Nilai
tidak
merokok,
HRV
yang
tinggi
dapat
Rate
Variability
(HRV)
diartikan bahwa kecilnya resiko
sangat tinggi 15 (100%),
terkena
dengan rerata dan standar
penyakit
kardiovaskuler. Oleh karena itu
nilai
HRV
dikaitkan
yang
rendah
dengan
resiko
Berdasarkan uraian dari
penelitian
pembahasan,
penelitian
dan
maka
dapat
kesimpulan
dari
perbedaan
Heart
Rate Variability (HRV) pada
mahasiswa
dengan
Rate
aktifitas
fisik aktif dan sedentary di
(80.0%),
tinggi
(13.3%), rendah (6.7%).
Nilai rata-rata dan standar
deviasi pada mahasiswa
sedentary
yaitu
sangat
tinggi 55.08 ± 3.20, tinggi
48 ±1.41, rendah 33 ± 1.
3. Heart
Rate
Variability
(HRV) mahasiswa dengan
aktifitas
Universitas
Variability
(HRV) pada mahasiswa
tinggi
V. Kesimpulan
ditarik
2. Heart
sedentary adalah sangat
kematian yang tinggi.
hasil
deviasi 63.53 ± 3.66.
fisik
aktif
Muhammadiya
dibandingkan
mahasiswa
Yogyakarta adalah :
sedentary
1. Keseluruhan
mahasiswa
dengan Aktifitas
Fisik
Aktif memiliki nilai Heart
dengan
pvalue
0.073 (p =
PENDAHULUAN
melakukan aktivitas fisik dan
Sehat adalah keadaan sejahatera
hanya
dari badan, jiwa, dan sosial yang
sedentary.
memungkinkan setiap orang hidup
adalah aktivitas fisik yang hanya
produktif. (UU Kemenkes No 23
melakukan
tahun
berbaring,
1992).
Setiap
mempunyai
individu
hak
melakukan
aktifitas
Perilaku
sedentary
kegiatan
duduk,
seperti
menonton
untuk
televisi, menggunakan komputer
menerapkan gaya hidup sehat.
dan hiburan berbasis layar lainnya
Gaya hidup sehat adalah segala
(Jaspinder,
2015).
Menurut
upaya
Jaspinder
(2015)
perilaku
untuk
menerapkan
dapat
sedentary dianggap sebagai faktor
beraktivitas,
risiko utama keempat kematian di
berolahraga, tidak merokok dan
dunia, yang menyumbang 6%
menghindari hal-hal yang dapat
kematian global sebelum obesitas
mengganggu kesehatan. Menurut
(5%) dan setelah hipertensi (13%),
Notoatmodjo (2007) gaya hidup
penggunaan tembakau (9%), dan
sehat dapat dilakukan dengan
glukosa darah tinggi (6%). Gaya
kegiatan-kegiatan positif seperti
hidup sedentary menyebabkan > 2
berolahraga
juta
kebiasaan
baik
dilakukan
dengan
dan
yang
melakukan
kematian
dan
19
juta
aktivitas fisik. Namun dalam era
kecacatan di dunia setiap tahun.
globalisasi seperti sekarang ini
Perilaku sedentary memberikan
banyak orang yang tidak pernah
kontribusi untuk semua penyebab
kematian, salah satunya adalah
pada
yang
Muhammadiyah
berhubungan
penyakit
(Jaspinder,
dengan
kardiovaskuler
2015).
mahasiswa
Pendekatan
Universitas
Yogyakarta.
penelitian
yang
Kesehatn
digunakan dalam penelitian ini
jantung bisa dinilai melalui Heart
adalah pendekatan cross sectional,
Rate Variability (HRV). Heart
yaitu dengan melakukan observasi
Rate Variability (HRV) adalah
atau pengukuran variabel pada
waktu yang berlalu diantara dua
satu waktu atau hanya satu kali
gelombang R (gelombang dengan
(Nursalam, 2013). Populasi dalam
amplitude
penelitian ini adalah mahasiswa
terbesar)
yang
berurutan. HRV mencerminkan
laki-laki
status sistem kardiovaskular dan
mahasiswa
berfungsi sebagai indikator dari
Studi Ilmu Keperawatan angkatan
aktivitas sistem saraf otonom yaitu
2012 Universitas Muhammadiyah
simpatis dan parasimpatis (Poirier,
Yogyakarta. Sampel yang diambil
2015).
pada
II. METODE
UKM
Basket
laki-laki
penelitian
ini
dan
Program
yaitu
15
mahasiswa
Unit
Desain pada penelitian ini adalah
Mahasiswa
(UKM)
descriptive
comparative,
yang
mahasiswa
menunjukan
perbedaan
HRV
Pendidikan Ners angkatan 2012
Program
Kegiatan
dan
15
Studi
mahasiswa dengan aktifitas fisik
Universitas
aktif dan aktifitas fisik sedentary
Yogyakarta yang diukur Heart
Muhammadiyah
Rate
Variability
(HRV)
2. Heart Rate Variability (HRV)
menggunakan Elektrokardiogram
Sedentary
(EKG).
Tabel 4.2 Heart Rate
Variability (HRV) pada
Mahasiswa Sedentary Program
Studi Ilmu Keperawatan UMY
tahun 2016 (n=15)
III. HASIL PENELITIAN
1. Heart Rate Variability (HRV)
Aktifitas Fisik Aktif
Tabel
4.1
Heart
Rate
Variability
(HRV)
pada
Mahasiswa dengan Aktifitas
Fisik Aktif UKM Basket UMY
tahun
2016
(n=15)
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui
bahwa
mayoritas
memiliki
nilai
tinggi.
bahwa
responden
keseluruhan
dengan Aktifitas
mahasiswa
Fisik Aktif
memiliki nilai HRV sangat tinggi.
Heart Rate Variability (HRV)
yang
sangat
tinggi
artinya
sistem saraf otonom mengatur
fungsi dan kemampuan koping
stres dengan sangat baik
HRV
Namun
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui
responden
yang
sangat
ada
1
memiliki
HRV rendah, artinya HRV
yang rendah resiko penyakit
stres dan melemahnya sistem
saraf otonom.
3. Perbedaan
Heart
Rate
Variability
(HRV)
Pada
Mahasiswa dengan Aktifitas
memiliki nilai HRV yang lebih
Fisik Aktif dan Sedentary
tinggi.
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik
HRV
Mahasiswa
dengan
Aktifitas Fisik Aktif dan
Sedentary pada Mahasiswa
UKM Basket dan Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
Semester 6 UMY (n=30)
IV. PEMBAHASAN
1. Heart Rate Variability (HRV)
pada
Mahasiswa
dengan
Aktifitas Fisik Aktif
Aktifitas
fisik
aktif
merupakan hal yang penting
bagi kehidupan manusia untuk
Tabel 4.3 menunjukkan pvalue
0.073 (p = < 0.05) yang artinya
tidak ada perbedaan Heart Rate
Variability
mahasiswa
(HRV)
dengan
pada
aktifitas
fisik aktif dan sedentary. Nilai
rerata
dan
mahasiswa
standar
dengan
deviasi
aktifitas
fisik aktif 63.53 ± 3.66 dan
mahasiswa sedentary 52.33 ±
6.52.
Ada
kecenderungan
bahwa
aktifitas
fisik
aktif
meningkatkan kualitas fisik,
salah satu aktifitas fisik aktif
adalah
dengan
berolahraga.
Suatu olahraga yang dilakukan
secara teratur akan memberikan
pengaruh yang besar bagi tubuh
kita (Bompa, 1994). Aktivitas
fisik secara teratur memiliki
efek
yang
terhadap
menguntungkan
kesehatan
yaitu
terhindar dari penyakit jantung,
diabetes,
obesitas,
kanker,
tekanan darah tinggi dan lain-
lain,
secara
keadaan
lebih
keseluruhan
kesehatan
baik
menjadi
(Kemenkes
RI,
ini sesuai dengan Martinelli
dkk (2005) yang menyatakan
bahwa
olahraga
pada
atlet
2006). Menurut Alim (2005),
menunjukkan adanya indikasi
berolahraga
peningkatan
dapat
HRV.
Menurut
mempengaruhi sistem fisiologi
Sacknoff (1994)
tubuh,
memiliki R-R interval yang
yaitu
memperlebar
pembuluh
darah
meningkatkan
kinerja
dan
saraf
atlet
juga
lebih panjang.
2. Heart Rate Variability (HRV)
pada Mahasiswa Sedentary
simpatis dan parasimpatis.
Berdasarkan Tabel 4.1
Perilaku
sedentary
dapat dilihat bahwa mahasiswa
merupakan salah satu masalah
dengan aktifitas
aktif
di dunia. Gaya hidup sedentary
memiliki HRV yang sangat
memberikan efek negatif bagi
tinggi. Aktivitas sistem saraf
kesehatan
otonom
para
penyebab masalah kesehatan
simpatis bisa dinilai melalui
seperti diabetes, tekanan darah
HRV. Nilai HRV yang tinggi
tinggi, obesitas dan penyakit
berarti sistem saraf otonom
jantung
masih bekerja dengan baik.
dkk, 2010). Masalah kesehatan
Atlet cenderung memiliki nilai
tersebut dapat menyebabkan
HRV yang tinggi. Pernyataan
terjadinya
simpatis
fisik
dan
serta
koroner
merupakan
(Tremblay
penurunan
HRV
yang diakibatkan penurunan
penelitian
kinerja
mahasiswa
saraf
parasimpatis
simpatis
(Stein,
dan
1995).
ini
merupakan
yang
banyak
melakukan kegiatan di kampus.
Dari tabel 4.2 dapat dilihat
Penurunan
Heart
Rate
bahwa mahasiswa dengan gaya
Variability
(HRV)
juga
hidup sedentary di PSIK UMY
dipengaruhi oleh usia, pada
rata-rata memiliki nilai HRV
usia
sangat
otonom
tinggi
yang
berarti
tua
kemampuan
tersebut
sistem saraf otonom simpatis
berkurang
dan
menyebabkan
parasimpatis
mengatur
fungsi
dapat
dan
saraf
akan
sehingga
penurunan
aktivitas
parasimpatis
kemampuan koping stress yang
(Yukishita,
baik. Namun ada 1 responden
responden pada penelitian ini
yang memiliki nilai HRV yang
adalah
rendah yaitu 33, nilai HRV
muda dengan rentang usia 20-
yang
24
bahwa
rendah
menunjukkan
adanya
kemampuan
penurunan
koping
2010).
mahasiswa
tahun,
sehingga
Namun
berusia
masih
memiliki nilai HRV tinggi
stress
yang artinya aktifitas saraf
sistem saraf otonom. Mayoritas
otonom masih bekerja dengan
mahasiswa sedentary memiliki
baik. Apabila pada usia muda
nilai HRV yang sangat tinggi
sudah memiliki nilai HRV
karena
yang
responden
dalam
rendah
menunjukkan
adanya
penuaan
system
saraf
dini
simpatis
pada
dan
parasimpatis (Yukisitha, 2010).
Heart
(Yukishita,
menurut
2010).
nilai
kecenderungan
Namun
rerata
ada
bahwa
nilai
Rate
HRV pada mahasiswa dengan
Variability (HRV) Mahasiswa
aktifitas fisik aktif lebih tinggi
dengan Aktifitas Fisik Aktif
yaitu 63.53 dibandingkan dengan
dan Sedentary
mahasiwa sedentary yaitu 52.33.
3. Perbedaan
Uji statistik p value =
Pernyataan ini sesuai dengan
0.073 (p = 0.05) yang artinya
penelitian
tidak ada perbedaan HRV pada
yang menunjukkan bahwa atlet
mahasiswa
memiliki nilai HRV tinggi
dengan
aktifitas
Martinelli
fisik aktif dan sedentary. Hal
yaitu
ini
dibandingkan
dikarenakan
mayoritas
pada
time
(2005)
domain
dengan
mahasiswa sedentary memiliki
kelompok
nilai HRV yang sangat tinggi
HRV yang sangat tinggi yang
yang
saraf
berarti sistem saraf otonom
otonom masih bekerja dengan
masih bekerja dengan baik.
baik. Nilai HRV yang tinggi
Banyak
tersebut
mempengaruhi
berarti
sistem
dipengaruhi
oleh
sedentary.
hal
Nilai
yang
nilai
HRV
aktifitas mahasiswa selama di
seperti
kampus dan usia responden
beraktifitas fisik aktif serta
yang masih tergolong muda
gaya hidup yang baik. Nilai
tidak
merokok,
HRV
yang
tinggi
dapat
Rate
Variability
(HRV)
diartikan bahwa kecilnya resiko
sangat tinggi 15 (100%),
terkena
dengan rerata dan standar
penyakit
kardiovaskuler. Oleh karena itu
nilai
HRV
dikaitkan
yang
rendah
dengan
resiko
Berdasarkan uraian dari
penelitian
pembahasan,
penelitian
dan
maka
dapat
kesimpulan
dari
perbedaan
Heart
Rate Variability (HRV) pada
mahasiswa
dengan
Rate
aktifitas
fisik aktif dan sedentary di
(80.0%),
tinggi
(13.3%), rendah (6.7%).
Nilai rata-rata dan standar
deviasi pada mahasiswa
sedentary
yaitu
sangat
tinggi 55.08 ± 3.20, tinggi
48 ±1.41, rendah 33 ± 1.
3. Heart
Rate
Variability
(HRV) mahasiswa dengan
aktifitas
Universitas
Variability
(HRV) pada mahasiswa
tinggi
V. Kesimpulan
ditarik
2. Heart
sedentary adalah sangat
kematian yang tinggi.
hasil
deviasi 63.53 ± 3.66.
fisik
aktif
Muhammadiya
dibandingkan
mahasiswa
Yogyakarta adalah :
sedentary
1. Keseluruhan
mahasiswa
dengan Aktifitas
Fisik
Aktif memiliki nilai Heart
dengan
pvalue
0.073 (p =