Seni Menjawab Pertanyaan Anak

A.25

SENI MENJAWAB PERTANYAAN ANAK
Soleh Amini Yahman
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
solehaminiyahman@yahoo.co.id

Abstraksi. Anak merupakan sosok dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi, sehingga
ratusan pertanyaan dapat saja mereka lontarkan dalam interaksi yang hanya sekitar beberapa
menit atau sekian jam saja besamanya. Akan tetapi lontaran pertanyaan mereka pun naif
isinya, bahkan kadang kacau logikanya, cenderung memalukan dan bertentangan dengan
kaidah-kaidah normatif bagi orang dewasa, sehingga tidak jarang menyebabkan timbulnya
kejengkelan dan tercabutnya rasa nyaman. Lontaran-lontaran pertanyaan tersebut sebenarnya
merupakan bentuk dari kanalisasi atas dorongan rasa ingin tahu (curiousity feeling) yang
bergejolak, sehingga bila gejolak tersebut tidak tersalurkan akan menghambat ekpresi emosi
anak sehingga anak menjadi apatis dan skeptis terhadap lingkungan di sekitarnya.
Terhambatnya ekspresi emosi pada kehidupan afektif inilah yang sebenarnya yang menjadi
biang keladi munculnya perilaku destruktif dan memberontak pada anak-anak (yang sering
di sebut nakal, mbandel atau ndableg dsb ). Oleh karena itu senaif apapun pertanyaan anak
, pertanyaan yang dilontarkan anak-anak harus di jawab. Sebab rasa puas yang diperoleh dari
respon positif kita terhadap pertanyaan-pertanyaan anak, akan merangsang anak untuk

mengapresiasi dan mentoleransi kehidupan lain di luar dirinya.
Kata kunci: naïf, kanalisasi, curiousity feeling

yang

maupun sopan santun. Sehingga sebagian

menonjol pada anak adalah perilakunya

orangtua sering merasa sewot dan tidak

yang naif. Naif yang dimaksud dalam

nyaman atau bahkan marah menghadapi

konteks ini adalah polos dan tanpa tedeng

situasi „memalukan‟ yang ditimbulkan oleh

aling-aling,


perilaku putra-putrinya.

Salah

satu

karakteristik

sehingga

kadang-kadang

Padahal bila kita

orangtua dibikin kikuk, malu bahkan merasa

(orang dewasa) mau melihat perilaku anak

dipermalukan oleh perilaku anak-anaknya


dari perspektif seorang anak maka penilaian

didepan orang banyak. Kenaifan ini tidak

seperti itu adalah tidak benar. Anak adalah

lepas dari kondisi psikososial anak yang

pribadi yang apa adanya, belum mengenal

relatif masih sangat muda sehingga „isian‟

konsep sosial seperti basa-basi, berbohong

nya pun masih belum terbentuk utuh. Dalam

dan perilaku-perilaku manipulatif lainnya.

kondisi seperti ini, bila dilihat dari sudut


Dalam perspektif seorang anak “aku adalah

pandang

anak-anak

aku” tidak ada kamu atau orang lain, yang

sepertinya tidak punya norma, tata susila

ada adalah aku. Konsep seperti inilah yang

orang

dewasa,

279

280 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013


dikenal

sebagai

konsep

perilaku

egosentrisme naif, bukan egoisme

untuk

mengapresiasi

dan

mentoleransi

kehidupan lain di luar dirinya.


Sosok seorang anak merupakan sosok
dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi,

Mengapa anak banyak bertanya.

sehingga ratusan pertanyaan dapat saja

Anak banyak bertanya adalah hal

mereka lontarkan dalam interaksi yang

yang

hanya sekitar beberapa menit atau sekian

seharusnya. Tidak benar sama sekali kalau

jam saja bersamanya. Akan tetapi lontaran


ada yang mengatakan bahwa anak yang

pertanyaan mereka pun naif isinya, bahkan

banyak bertanya adalah tanda-tanda anak itu

kadang

cenderung

bodoh. Justru sebaliknya anak yang banyak

dengan

bertanya merupakan tanda-tanda bahwa

kaidah-kaidah normatif bagi orang dewasa,

anak itu cerdas. Maka orangtua harus


sehingga

gembira bila menemui anaknya adalah anak

kacau

memalukan

logikanya,

dan

tidak

bertentangan

jarang

menyebabkan


wajar

dan

memang

begitulah

timbulnya kejengkelan dan tercabutnya rasa

yang ceriwis

nyaman.

sebaliknya orangtua harus waspada jika

Lontaran-lontaran pertanyaan tersebut
sebenarnya

merupakan


bentuk

dari

kanalisasi atas dorongan rasa ingin tahu

(curiousity
sehingga

feeling)

bila

yang

gejolak

bergejolak,


mendapati anaknya lebih banyak diamnya
daripada „rame-rame‟nya.
Ada empat faktor yang mendorong
seorang

anak

banyak

bertanya-tanya,

tidak

pertama , untuk mendapatkan perhatian dari

tersalurkan akan menghambat ekpresi emosi

orangtua (yang memang merupakan hak

anak sehingga anak menjadi apatis dan

utama anak). Ketika seorang anak merasa

skeptis terhadap lingkungan di sekitarnya.

keberadaannya

Terhambatnya

pada

orangtuanya karena kesibukan atau karena

kehidupan afektif inilah yang sebenarnya

kehadiran orang lain, biasanya anak akan

yang menjadi biang keladi munculnya

secara demonstratif merajuk kepada orang

perilaku destruktif dan memberontak pada

tuanya dengan mengajukan pertanyaan-

anak-anak (yang sering kita sebut nakal,

pertanyaan tertentu yang kadang-kadang

mbandel atau ndableg dsb). Oleh karena itu

hanya sebagai upaya pengalihan perhatian

senaif apapun pertanyaan anak , pertanyaan

terhadap keberadaan dirinya. Dalam kondisi

yang dilontarkan anak-anak harus kita jawab

tidak atau kurang diperhatikan ini anak

!! Sebab rasa puas yang diperoleh dari

sering „nyelani‟ ketika orangtua sedang

respon positif

berbincang dengan tamunya atau dengan

ekperesi

tersebut

karena banyak bertanya,

emosi

kita terhadap pertanyaan-

pertanyaan anak,

akan merangsang anak

orang lain.

tidak

dipedulikan

oleh

Seni Menjawab Pertanyaan Anak | 281
Yahman, S.A. [hal 279-286]

Kedua, dorongan curiousity yang

Keempat, Anak bertanya karena ingin

sangat tinggi. Curiousity adalah naluri anak

mendapatkan peneguhan (reinforcement)

untuk membedah dan menjelajah dunia.

atas pengetahuan tertentu yang dia miliki.

Anak ingin tahu segala hal yang ada di

Dalam kontek ini, anak sebenarnya sudah

sekelilingnya.

tahu jawaban atas pertanyaan yang dia

Keterbatasan

pengetahuan

dan ilmu yang dimilikinya menjadikan anak

ajukan,

menjadi

peneguhan

mahluk

bertanya.

yang

Dengan

paling

banyak

dia

ingin

(konfirmasi

mendapat

positif)

atas

dan

pengetahuannya. Apakah pengetahuan yang

keluguanya, anak bertanya tentang apapun

dimilikinya sesuai dengan pengetahuan dari

sampai

mendapatkan

pemegang otorita (ortu, guru, kakak dsb).

jawaban yang sesuai dengan frame of

Bila jawaban yang diperoleh sesuai dengan

character -nya. Apabila keingintahuan ini

pola pengetahuannya maka anak akan

tidak tuntas, maka anak tidak akan pernah

merasa puas, senang dan berbangga diri.

„diam‟, anak akan mengejar jawaban sampai

Namun demikian tidak berarti anak akan

ia merasa jawabannya adalah „itu”. Hal

berhenti tidak bertanya lagi, anak akan terus

inilah

mengajukan

mereka

yang

kepolosan

namun

merasa

kadang-kadang

membuat

pertanyaan-pertanyaan

orangtua kebingungan dalam memberikan

untuk

jawaban yang tepat. Kalau orangtua merasa

konfirmasi

gagal,

pengetahuannya.

ujung-ujungnya

menjadi

uring-

memperoleh

peneguhan

positif
Bila

atas

lain
dan

seluruh

jawaban

yang

uringan sendiri dan memaksakan anak untuk

diperoleh ternyata out of frame (berbeda

„diam!!‟. Anak mungkin memang akan diam

dengan pengetahuan anak) anak juga tidak

dan

akan berhenti bertanya, dia akan bertanya

anda

merasa

nyaman,

tetapi

sesunguhnya anda telah membunuh satu

dan

potensi positif pada diri anak anda untuk

hingga anak merasa mendapat peneguhan

menjadi penjelajah dunia yang hebat, dan

atau konfirmasi positif atas pengetahuan

memformat mereka menjadi anak yang

yang dia miliki, sehingga kesan yang

apatis, pemberontak dan perusak.

tertangkap dalam dinamika tanya jawab ini

Ketiga ,

Anak

bertanya

memang benar-benar ingin tahu

karena

mengarahkan

pertanyaannya

terus

adalah “anak ngeyelan).

jawaban

atas suatu persoalan atau permasalahan yang
ia benar-benar tidak tahu jawabannya.

Kapan anak mulai banyak bertanya
Interaksi

dan relasi

sosial

yang

Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak

semakin lebar akan merangsang anak untuk

yang usianya sudah relatif lebih besar

lebih banyak melakukan komunikasi dengan

(sekitar 6 – 7 th).

orang-orang di sekitar yang dikenalnya.
Proses

komunikasi tersebut

sebenarnya

282 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

merupakan proses mental sebagai upaya

hati, karena anak juga sudah bisa merasakan

penjelajahan seorang anak untuk mengisi

takut dan malu.

pundi-pundi
diisinya.

pengetahuan

Dalam

komunikasi anak

kontek

yang
ini

terus
proses

akan lebih banyak

Bagaimana menjawabnya
Yang

terpenting

dilakukan

oleh

berwujud komunikasi verbal. Pada masa

orangtua

ketika

anak

inilah anak mulai banyak bertanya tentang

pertanyaan

adalah

memberikan

segala hal. Mekanisme ini (banyak bertanya)

positif. Respon positif tersebut bisa berupa

bukan sekedar terkait dengan empat faktor

perhatian yang nyata. Anak merasakan

tersebut

juga

bahwa dia diperhatikan, sebab bagi anak

dimaksudkan untuk melatih ketrampilan

apapun jawaban - jawaban anda itu tidak

verbal kognition (kemampuan verbal yang

terlalu penting apa isinya. Namun demikian

terstruktur dan tersistematisasi sehingga

anda (orangtua) tidak boleh menjawab

mengandung muatan arti atau makna-makna

pertanyaan anak dengan jawaban asal-asalan

tertentu/ bukan sekedar merancau).

dan sambil lalu. Dengarkan dengan seksama

di

atas

saja.

Tetapi

mengajukan
respon

Bila dilihat dari usia kalender, anak

ketika anak sedang bertanya dan jawab

dengan perkembangan dan pertumbuhan

pertanyaan tersebut sesuai dengan karakter

normal, akan mulai banyak berbicara dan

pertanyaannya.

bertanya-tanya tentang banyak hal pada

Secara

teknis,

dalam

menjawab

rentang usia mulai 1,5 tahun dan mencapai

pertanyaan seorang anak dapat mengikuti

puncaknya pada usia sekitar 4 tahun. Begitu

langkah sebagai berikut :

memasuki usia sekolah dasar aktivitas ini
mulai berekurang frekwensi kuantitatifnya,
tetapi meningkat kadar kualitasnya.

Pada

usia sekolah dasar anak sudah pandai
mengontrol arus komunikasinya karena anak

1. Perhatikan

ketika

anak

sedang

berbicara dengan anda
2. Sebelum menjawab, identifikasikan
karakter pertanyaan anak anda
3. Pahamilah

maksud

pertanyaan

sudah mulai mengenal norma dan sudah

tersebut. Jangan sampai terjadi salah

mengenal

pengertian

konsep-konsep

sosial

separti

(terjadi

perbedaan

malu, takut salah dan sebagainya. Lagi pula

maksud : anak bermaksud A tapi

pada usia sekolah dasar anak juga sudah

anda nangkapnya A‟” atau B). Bila

mulai mengenal dan dapat mengidentifikasi

terjadi

eksistensi orang lain . Artinya sifat-sifat

memahami maksud pertanyaan anak

egosentrisme naif sudah sangat berkurang.

maka anak akan merasa diabaikan,

Anak juga sudah mengenal konsep berhati-

merasa tidak diperhatikan sehingga

ketidaksamaan

dalam

Seni Menjawab Pertanyaan Anak | 283
Yahman, S.A. [hal 279-286]

anak akan membuat kesimpulan

mengerti. Penjelasan ekplanatif ini

negatif

biasanya jauh lebih memuaskan

dengan

perilaku-perilaku

menunjukkan
tertentu

yang

sekiranya bisa membuat orangtua

anak,

daripada

pendek (short statement).
7. Jangan

unhappy)

jawaban-jawaban

melarang

anak

untuk

4. Jawablah pertanyaan anak anda

berbicara, tuntunlah anak untuk

dengan gaya penjelasan ekplanatif

“banyak berbicara” dengan cara

(menerangkan/menjelaskan

memberi

secara

rangsangan

berupa

panjang lebar), tetapi tetap dengan

rangsangan-rangsangan

bahasa dan tata bahasa yang bisa

semacam pertanyaan, didongengkan

dimengerti oleh anak. Hindarkan

dan

penjelasan-penjelasan yang bersifat

komunikasi dalam keluarga.

dilibatkan

dalam

verbal,

aktivitas

8. Jika pertanyaan anak itu “tidak

teknis dan operasional.
5. Wajah/ rupa adalah jendela jiwa

selayaknya” jangan langsung di stop

yang selalu terbuka untuk mudah

atau

dibaca oleh siapapun juga, termasuk

jelaskanlah bahwa hal itu “saru”.

oleh anak-anak anda. Sekalipun

Dan jelaskan pula mengapa hal itu

mulut anda berkata “ya” tapi hati

“saru” .

dimarah-marahin,

tetapi

anda sebenarnya berkata “tidak”

9. Jika anda tidak bisa menjawab atau

maka orang lain akan tetap bisa

tidak tahu jawaban atas pertanyaan

merasakannya melalui aura yang

anak, maka jangan sok pinter dan

terpancar dari wajah / mimik muka

asal menjawab. Tetaplah menjawab

anda. Oleh karena itu tatalah hati

dengan mengatakan mama belum

dan bathin anda dengan baik selama

tahu. Berjanjilah untuk mencari tahu

proses komunikasi dengan anak

atau carilah rujukan kepada siapa

anda sedang berlangsung.

anak seharusnya bertanya.

6. Jika anda merasa sudah cukup

10. Hindarkan seminimal mungkin nada

memberikan jawaban-jawaban atas

suara keras, membentak atau nada

pertayaan-pertanyaan anak

anda,

suara yang menimbulkan kesan

perkirakanlah apakah jawaban anda

marah dan menakutkan. Pilihlah

tersebut sudah memuaskan anak apa

nada bicara yang lembut tetapi

belum.

tegas. Kelembutan dan ketegasan

Jika

anda

ragu-ragu,

tanyakanlah apakah dia sudah

akan menimbulkan rasa aman dan
nyaman pada anak-anak.

284 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

lain). Oleh karena itu, jika anda ingin

Bertanyalah, maka anak menjawab
Bagian

terpenting

dari

proses

mengantarkan putra-putri anda

menjadi

mensikapi anak yang banyak bertanya ini

pribadi yang visioner dalam mewujudkan

adalah dengan mengimbangi pertanyaan

cita-cita

anak dengan memberikan pula pertanyaan-

“tuntunan” bukan arahan. Tuntunan dalam

pertanyaan

Misalnya

pengertian ini adalah tut wuri handayani,

pertanyaan-pertanyaan ringan terkait dengan

sedangkan arahan itu adalah mengarahkan

cita cita di masa depan. Pertanyaan yang

anak pada target yang telah ditetapkan oleh

sering dilontarkan orangtua kepada putra

orangtua. Agar orangtua tidak salah dalam

putrinya

“menuntun” putra putri , berikut adalah

kepada

anak.

tentang besuk mau jadi apa,

sebenarnya

bukan

merupakan

masa

depannya,

lakukanlah

sekedar

beberapa hal yang harus dilakukan orangtua.

pertanyaan basa-basi atau pertanyaan iseng.

1. Kenali potensi awal anak anda :

Pertanyaan tersebut mengandung ekpektasi

Semenjak

(pengharapan)

masa

pengenalan potensi awal anak-anak

depan anak. Jawaban anak pun sebenarnya

kita. Potensi awal ini terbentuk lebih

bukan sekedar jawaban jawaban spontanitas.

karena interaksi stimulatif antara anak

Jawaban tersebut muncul setelah melalui

dengan kehidupan di sekitarnya. Pada

serangkaian proses pembelajaran lingkungan

usia dini anak lebih benyak belajar

dan pembelajaran psikologis yang komplek.

melalui mekanisme pengamatan dan

Jika demikian halnya maka wajib bagi

peniruan,

orangtua untuk memberikan apresiasi yang

dinamika yang terjadi di sekitar

positif dan konstruktif dalam menanggapi

kehidupan

jawaban atas pertanyaan “adik besuk mau

mempengaruhi terbentuknya potensi

jadi apa ” tersebut. Misalnya anak ingin

awal ini. Pengenalan potensi awal ini

menjadi sesuatu yang tidak diinginkan

dapat dilakukan dengan cara-cara

orangtua

sebagai berikut :

orangtua

maka

terhadap

tidak sepantasnya

jika

orangtua langsung men-cut dan langsung

usia

sehingga

anak

ketrampilan,

menjadi sesuatu yang lain saja yang sesuai

hari

dengan values & frame of reference

b. prestasi

Bila kondisi yang disebut

lakukanlah

aktivitas

akan

dan

sangat

a. observasi terhadap kegemaran,

memberikan arahan atau komando agar

orangtuanya.

dini

kebiasaan

akademik

sehari

(academic

report)

terakhir tadi benar-benar terjadi maka anak

c. tes potensi (psikotes) bila perlu

akan mengalami krisis rasa percaya diri dan

d. karya-karya

menjadi pribadi yang sangat dependenable

(lukisan,

(sangat tergantung pada keputusan orang

mainan-mainan dan sebagainya)

yang

musik,

dihasilkan
puisi,

hobi,

Seni Menjawab Pertanyaan Anak | 285
Yahman, S.A. [hal 279-286]

2. Berikan anak kesempatan untuk

menjadi

energi

positif

bagi

potensi-potensi

terwujudnya “sinergi cinta” dalam

positif yang dimiliki, dengan cara

keluarga. Sinergi cinta ini adalah

tidak terlalu banyak melakukan

nutrisi kehidupan dalam keluarga

pelarangan-pelarangan

yang sangat spektakuler.

mengekpresikan

secara

ekstrim. Pengawasan memang tetap

4. Tahan diri anda untuk tidak berlaku

diperlukan tetapi jangan terlalu over

otoriter, dan memaksakan keinginan

protective. Ketika seorang anak

anda kepada anak. Kamuflasekan

(usia SD kelas 4 sampai remaja)

dengan bertindak seakan-akan hal

merasa

itu untuk kepentingan anak anda.

selalu

diawasi

dan

dilindungi, anak akan merasa tidak

5. Perkenalkan anak dengan berbagai

nyaman karena pada usia tersebut

profesi, sehingga anak memperoleh

anak

gambaran tentang berbagai profesi

sudah

mulai

menemukan

“aku” nya. Bila rasa tidak nyaman

yang kelak bisa dia pilih.

tersebut berlarut-larut maka anak

6. Biarkan dan diskusikanlah terus

akan melakukan „pemberontakan

ketika anak anda mempunyai cita-

dan perlawanan‟ dengan melakukan

cita yang berubah-ubah. Biasanya

perilaku-perilaku

yang sekiranya

cita-cita seseorang itu akan terfokus

membuat orangtuanya cemas atau

pada satu target cita-cita tertentu

gelisah (dalam hati anak berkata

adalah pada saat anak mencapai usia

“rasain lu” ).

pendidikan setara dengan kelas III

3. Diskusikan apa yang anda inginkan
atas masa depan anak anda dan apa

SMA.
7. Siapkan diri anda secara financial

yang anak anda inginkan atas

maupun

dirinya,

dalam

‘perbincangan’

suatu

forum

mengkawal

ringan

dalam

tercinta.

keluarga. Sesibuk apapun, anda
harus

memaksa

secara

diri

untuk

menyisihkan dan meluangkan waktu

mental

cita-cita

untuk

putra-putri

8. Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso
sung Tulodho, Ing Madyo manun
Karso.

berbicara dengan putra-putri anda.

9. Doakan dengan sungguh-sungguh,

Perbincangan anak-orangtua yang

karena anak adalah amanah dan

dilandasi dengan kasih sayang akan

titipan tuhan kepada kita.

286 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

DAFTAR PUSTAKA
.
Davido, R. (2012). Mengenal anak melalui gambar. Jakarta: Penebit Salemba Humanika
Fleming, D. & Ritts, M. (2007). Mengatasi perilaku negatif anak : Memahami kepribadian ,
komunikasi dan perangai Anak anda . Yogyakarta: Penerbit Thing
Ormrod, J.E. (2009). Psikologi pendidikan : Membantu siswa tumbuh dan berkembang. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Prasetyono, D.S. (2007). Membedah psikologi bermain anak. Yogyakarta: Penerbit Think
Pratisti, W.D. (2010). Psikologi anak usia dini . Yogyakarta
Samovar, L.A. dkk. (2010). Komunikasi lintas budaya . Jakarta: Penebit salemba Humanika
Santrock, J.W. (2011). Masa perkembangan anak. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
Segal, J. (2000). Melejitkan Kepekaan Emosional. Bandung: Penerbit Kaiffa
Sulistyaningsih, W. (2008). Full day school dan optimalisasi perkembangan anak. Paradigma
Indonesia .