GAMBARAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI SMP NEGERI 11 DAN SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA
DI SMP NEGERI 11 DAN SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
ENDAH LISMA SYAMITA
20120320144

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Endah Lisma Syamita

NIM

: 20120320144

Program Studi

: Ilmu Keperawatan

Fakultas

: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya
Tulis Ilmiah ini.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 2 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,

Endah Lisma Syamita

i

HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdulillahirabbil’alamin…
Puji syukur semoga selalu terucap kepada Allah SWT.Raja dari segala Raja, atas segala
rahmat dan karuniaNya sehingga saya bisa melewati semuanya sampai detik ini. Rasulullah
SAW. atas tuntunannya sehingga nikmatnya Iman dan Islam bisa terasakan di kalbu, bahagia
menjadi salah satu umatnya, semoga kelak di yaumil akhir Beliau menunggu di telaganya AlKautsar dan menyuguhkan kami semua minum. Alhamdulillah.Aamiin ya Rabbal’alamin.
Karya ini saya persembahkan kepada kedua orang tua, Bapak (Syafruddin) dan Mamah
(Nurrahmi) malaikatku di dunia, doa yang selalu terpanjatkan, atas segalanya, semoga menjadi

penggugur dosa dan pemberat amal kebaikan untuk kalian. Adik (Attar Nazaruddin Mirza)
atas dukungan dan doanya yang menjadi penyemangat segala keadaan.
Selanjutnya, dosen-dosen PSIK FKIK UMY terutama dosen pembimbing (Ibu
Rahmah) serta civitas akademika atas segala ilmu dan bantuannya kepada semua
mahasiswa.Semoga menjadi amal jariyah hingga hari kiamat.
Untuk sahabat yang sudah seperti keluarga (Fatmi, Mega, Yani) terimakasih atas doa
dan dukungannya, Sahabat Skill lab (Dina Ryosuke, Yati Pratika, Umi, Kiki Cebey, Latantsa
Fikri, Ruswanto) yang menambah warna, keluarga Kos Putri Almeera (Mba Tria, Mba Septi,
Mba Vita, Fatmi, Desi, Hesti, Evelin, Sendi, Muna, Euis, Berta, Ayu, Meti, Intan, Bapak
Bambang) telah menjadi keluarga tempat berteduh di Jogja.Sahabat se-daerah (Atun, Fitri).Aku
sayang kalian semua karena Allah.
Untuk teman-teman satu bimbingan (Deva, Elok, Alma, Diyah, Winda) terimakasih
sudah saling semangat-semangati selama ini, terutama untuk Deva Prayunika pasangan terbaik
selama penelitian, bangga sekali bisa bekerjasama dengannya.
Keluarga NCC-Emergency, kakak-kakak stemcell dan demisioner serta teman-teman
BPHer (Nawang, Satifa, Yani, Atsna, Ratri, Amel, Defia, Rahmawati) dan adik-adik junior
semoga kita semua sukses dunia akhirat.
Untuk teman-teman PSIK 2012..kelaurga seperjuangan, semoga semangat dan
perjuangan kita selama menuntut ilmu dihitung sebagai amal ibadah dan pemudah jalan kita
menuju Surga Allah.

Semoga karya ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di
masa yang akan datang, Aamiin ya Rabbal’alamin.

ii

MOTTO

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”
(ArRahman;60)

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmatNya kepadamudua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya
itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”
(Al-Hadid;28)

iii

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyususnan proposal karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis
curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih ingin penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal karya tulis ini, khususnya kepada:
1. dr. H. Ardi Pramono, Sp. An., M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat., HNC selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Rahmah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep., An selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing saya hingga menyelesaikan proposal ini.
4. Shanti Wardaningsih, M.Kep., Ns., Sp.Kep.J, Ph.D selaku dosen penguji saya
yang telah menguji proposal ini.
5. Keluarga besar, teman seperjuangan, dan sahabat yang selalu memberikan
dukungan dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dalam penulisan proposal ini, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik dan saran demi kemajuan
bersama.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

iv

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii
ABSTRAK ............................................................................................................... xiii
INTISARI................................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 8
E. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 12
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 12
1. Remaja.................................................................................................... 12
a. Pengertian......................................................................................... 12
b. Karakteristik Perkembangan Remaja ............................................... 13
c. Tugas Perkembangan Remaja .......................................................... 16
2. Bullying .................................................................................................. 17
a. Pengertian Bullying .......................................................................... 17
b. Bentuk-bentuk Bullying ................................................................... 18
c. Dampak Bullying.............................................................................. 22
d. Tipe Korban Bullying ....................................................................... 26
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bullying ................................... 27
3. Perilaku .................................................................................................. 33
a. Pengertian......................................................................................... 33
b. Bentuk Perilaku ................................................................................ 34
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ................................... 35
d. Domain Perilaku............................................................................... 36
e. Tahapan Perubahan Perilaku ............................................................ 37

B. Kerangka Konsep ......................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................... 40
A. Desain Penilitian .......................................................................................... 40
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 40
v

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 43
D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 44
E. Definisi Operasional..................................................................................... 44
F. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 46
G. Jalannya Penelitian ....................................................................................... 47
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 50
I. Analisis Data ................................................................................................ 52
J. Pengelolaan Data.......................................................................................... 53
K. Etik Penilitian ............................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 55
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitia .............................................................. 55
1. SMP Negeri 11 Yogyakarta ..................................................................... 55
2. SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta ........................................................ 56
B. Hasil Penelitian ............................................................................................ 57

1. Karakteristik Responden .......................................................................... 57
2. Distribusi Jawaban Responden ................................................................ 59
3. Nilai Minimum, Maksimum, dan Rata-Rata Perilaku Bullying di SMP
Negeri 11 Yogyakarta dan SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta............. 63
4. Gambaran PerilakuBullying Berdasarkan Kategori Bullying................... 64
5. Gambaran Perilaku Bullying .................................................................... 65
6. Gambaran Perilaku Bullying Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 66
7. Gambaran Perilaku Bullying Berdasarkan Tinggal Bersama Siapa ......... 67
8. Gambaran Perilaku Bullying Secara Umum ............................................ 69
C. Pembahasan .................................................................................................. 69
1. Karakteristik Responden .......................................................................... 69
2. Perilaku Bullying ...................................................................................... 74
D. Kekuatan dan Kelemahan ............................................................................ 79
1. Kekuatan .................................................................................................. 79
2. Kelemahan................................................................................................ 79
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 80
A. Kesimpulan .................................................................................................. 80
B. Saran ............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


vi

DAFTAR TABEL
Definisi Operasional Perilaku Bullying
Kisi-Kisi Perilaku Bullying
Interpretasi Nilai r ValiditasMenurut Arikunto
Interpretasi Nilai r ValiditasMenurut Arikunto
Karakteristik responden
Alasan Melakukan bullying di SMP Negeri 11 dan SMP Muhammadiyah
3 Yogyakarta
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden di SMP Negeri 11 Yogyakarta
Tabel 4.4 Distribusi jawaban Responden di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta
Tabel 4.5 Nilai Minimum, Maksimum, dan Rata-Rata Perilaku Bullying di SMP
Negeri 11 Yogyakarta dan SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta
Tabel 4.6 Perilaku bullying berdasarkan kategori bullying di SMP Negeri 11 dan
SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta
Tabel 4.7 Gambaran perilaku bullyingberdasarkan jenis kelamin di SMP Negeri 11
Yogyakarta
Tabel4.8 Gambaran perilaku bullyingberdasarkan jenis kelamin di SMP

Muhammadiyah 3 Yogyakarta
Tabel 4.9 Gambaran perilaku siswa yang melakukan bullying berdasarkan tinggal
bersama siapa di SMP Negeri 11 Yogyakarta
Tabel 4.10 Gambaran perilaku siswa yang melakukan bullying berdasarkan tinggal
bersama siapa di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta
Tabel 4.11 Gambaran perilaku siswa yang melakukan bullyingsecaraumum

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 4.1
Tabel 4.2

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar 4.1

Kerangka Konsep
Gambaran perilakubullyingmenurut kategori bullyingdi SMP Negeri
11 dan SMP Muhammadiyah Yogyakarta

viii

DAFTAR SINGKATAN

SEJIWA
SMA
SMP
KPAI
CDC

: Semai Jiwa Amini
: Sekolah Menengah Atas
: Sekolah Menengah Pertama
: Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia
: Center for Disease Control

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Keterangan Layak Etik

Lampiran 2

Surat Izin Uji Validitas

Lampiran 3

Permohonan Surat Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta

Lampiran 4

Surat Izin Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Lampiran 5

Surat Izin dar Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Lampiran 6

Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7

Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 8

Kuesioner Penelitian

Lampiran 9

Hasil Uji Validitas

Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach
Lampiran 11 Hasil Pengolahan Data

x

ABSTRACT
Bullying behavior is an action that intentionally with the intention to hurt
the target (victim) and the action is performed repeatedly at school or anywhere.This
study was to describe bullying behavior at SMP Negeri 11 Yogyakarta and SMP
Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
The study was a descriptive cross sectinal. The sample in this study 280
respondents who were students / student class VII and VIII in SMP Negeri 11
Yogyakarta and SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. The sampling technique using
simple random sampling. This research was conducted in April-May 2016 in SMP
Negeri 11 Yogyakarta and SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
The results in both SMP indicates that bullying behavior in SMP Negeri 11
Yogyakarta as many as 49 respondents (36.94%) perform physical bullying, as many
as 35 respondents (28.2%) perform verbal bullying, as many as 24 respondents
(18.7% ) perform relational bullying, as many as 23 respondents (17.88%) perform
indirect bullying, as many as 16 respondents (12.88%) perform cyberbullying.
Bullying behavior in SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta as many as 63 respondents
(41.72%) perform physical bullying, as many as 56 respondents (35.04%) perform
verbal bullying, as many as 47 respondents (29.22%) perform indirect bullying, as
many as 47 respondents (29.22%) relational bullying and as much as 37 respondents
(18.5%) perform cyberbullying.SMP Negeri 11 Yogyakarta and SMP Muhammadiyah
3 Yogyakarta, the highest bullying is physical bullying. While the lowest bullying
behavior is cyberbullying. With this result is expected to respondents, parents and the
school can pay attention to the bullying behavior of the student.
Keywords: Adolescence, behavior, bullying

i

INTISARI

Perilaku bullying adalah tindakan yang dilakukan secara sengaja dengan
tujuan menyakiti targetnya (korban) dan tindakan tersebut dilakukan berulang kali di
sekolah ataupun dimana saja.Penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku
bullyingpada remaja di SMP Muhammadiyah 3 dan SMP negeri 11 di Yogyakarta.
Penelitian ini adalah deskriptif cross sectinal. Sampel dalam penelitian ini 280
responden yang merupakan siswa/siswi VII dan kelas VIII di SMP Negeri 11
Yogyakarta dan SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta.Teknik pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan AprilMei 2016 di SMP Negeri 11 Yogyakarta dan SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Hasil Penelitian pada kedua SMP tersebut menunjukan bahwa perilaku
bullying di SMP Negeri 11 Yogyakarta yaitu sebanyak Sebanyak 49 responden
(36,94%) melakukan bullyingfisik, sebanyak 35 responden (28,2%) melakukan
bullyingverbal,sebanyak 24 responden (18,7%)
melakukan bullyingrelasional,
sebanyak 23 responden (17,88%) melakukan bullyingtidak langsung, sebanyak 16
responden (12,88%)
melakukan cyberbullying.Perilaku Bullying di SMP
Muhammadiyah 3 Yogyakarta yaitusebanyak 63 responden (41,72%) melakukan
bullyingfisik,sebanyak 56 responden (35,04%) melakukan bullyingverbal,sebanyak
47 responden (29,22%) melakukan bullying tidak langsung,sebanyak 47 responden
(29,22%)bullyingrelasional dan sebanyak 37 responden(18,5%)
melakukan
cyberbullying.SMP Negeri 11 Yogyakarta dan SMP Muhammadiyah 3 yogyakarta
perilakubullying tertinggi adalah bullyingfisik. Sedangkan perilaku bullyingterrendah
adalah cyberbullying.Dengan hasil ini diharapkan responden, orang tua maupun pihak
sekolah dapat memperhatikan perilaku bullying yang dilakukan siswa.
Kata Kunci :bullying, perilaku, remaja

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa perubahan, masa ketika anak muda menghadapi
berbagai pengalaman baru.Berbagai lingkungan tempat mereka bergerak di
dalamnya menghadirkan situasi dan peristiwa baru yang tidak terduga dan
memerlukan respon yang sebelumnya belum pernah mereka terapkan (Geldard,
2011).Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-19, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 1018 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah (Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia yang berskala kecil
namun memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan masa depan dunia.
Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari
jumlah penduduk dunia (WHO, 2014).Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di
Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18%
dari jumlah penduduk dan di daerah Yogyakarta sekitar 68,2%. Menurut
perkiraan, persentase remaja mencapai 24,13% dengan pertumbuhan lebih dari
tiga kali lipat (3,24%) dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk (Badan Pusat
Statistik, 2012).
1

2

Masa remaja adalah masa peralihan. Pada masa peralihan ini, menurut
Harlock (1973) remaja akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik,
psikis, maupun secara sosial. Pada masa ini, remaja akan cenderung melepaskan
diri dari keluarga dan akan beralih kepada teman sebayanya untuk bersosialisasi.
Remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman sebaya yang
memiliki karakteristik berbeda, sehingga ada kemungkinan remaja akan
terpengaruhi dengan teman sebaya yang agresif dan melakukan tindakan agresif
untuk mendapatkan pengakuan dari teman sebaya lainnya (Tumon, 2014).
Salah

satu

bentuk

tindakan

agresif

tersebut

adalahbullying.Bullyingmerupakan sebuah tindakan atau perilaku agresif yang
disengaja, dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang
dari waktu kewaktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan
dirinya dengan mudah (Olweus, 1993 dalam Wiyani, 2013).Contoh perilaku
bullying antara lain mengejek, menyebarkan rumor, menghasut, mengucilkan,
menakut-nakuti (intimidasi), mengancam, menindas, memalak, atau menyerang
secara fisik (mendorong, menampar, atau memukul). Sebagian orang mungkin
berpendapat bahwa perilaku bullying tersebut merupakan hal sepele atau bahkan
normal dalam tahap kehidupan sehari-hari (Wiyani, 2013).
Menurut data statistikPacer’s National Bullying Preventing Center, satu
dari empat siswa (22%) melaporkan bahwa dibully selama tahun ajaran (National
Center for Educational Statistics, 2015)dan 19,6% siswa SMA di Amerika
Serikat mengalami bullying di sekolah pada tahun 2013, 14,8% dibullydengan

3

media online (Center for Diesease Control, 2014). Penelitian Brito dan Oliveira
(2013) di School Health Program Olinda (PE) Brazil pada siswa SMP kelas IX
angka bullying adalah 67,5% dengan populasi terbanyak terjadi pada perempuan
yaitu 56,4%, terjadi pada umur 15-19 tahun yaitu 51,3% dan pada suku berkulit
hitam yaitu 69,1%.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2014) menjelaskan
bahwabullying di sekolah merupakan masalah yang paling tinggi di bidang
pendidikan dibanding dengan masalah yang lainnya dan kasus bullying
menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat. Data KPAI menunjukkan
bahwa dari 2011 hingga Agustus 2014 tercatat 1.480 kasus.KPAI mencatat 369
pengaduan tindakan kekerasan fisik yang dilakukan di sekolah.Pengaduan
tertinggi tindakan kekerasan yang terjadi pada anak adalah pada tindakan fisik,
emosional dan seksual(Republika, Rabu 15 oktober 2014).
Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) 2008,menjelaskan tentang
kekerasan bullying di tiga kota besar di Indonesia yaitu Yogyakarta, Surabaya,
dan Jakarta mencatat terjadinya tingkat kekerasan sebesar 67,9% di tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Kekerasan yang dilakukan sesama siswa tercatat sebesar 41,2% untuk
tingkat SMP dan 43,7% untuk tingkat SMA dengan kategori tertinggi kekerasan
psikologis berupa pengucilan, disusul dengan kekerasan verbal (mengejek) dan
terakhir kekerasan fisik (memukul). Gambaran kekerasan di SMP di tiga kota

4

besar, yaitu Yogyakarta sebesar 77,5%,di Surabayasebesar 59,8%dan di Jakarta
sebesar 61,1%.
Pemerintah sudah sudah menetapkan kebijakan dalam perlindungan siswa
di sekolah dari perilakubullyingdi dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
pasal 54 tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa anak di dalam dan di
lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak
kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual dan kejahatan lainnya yang dilakukan
oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan atau pihak
lain(Winurini, 2015).
Data dari Forum Penanganan Korban BullyingPerempuan dan Anak
(FPK2PA) Provinsi DIY 2011, menunjukkan bahwa dari total 367 kasus, 140
kasus merupakan perilaku bullyingterhadap anak.Data kasus bullying secara
kualitatif menurut Lembaga Perlindungan Anak, Klinik Tumbuh Kembang Anak
RSUP Dr. Sardjito dan Lembaga Pengembangan Diri dan Komunitas Kemuning
Kembar mencatat sekitar 20 kasus yang masuk dengan dampak psikologis yang
cukup berat (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY, 2013).Kondisi ini
tentu meresahkan karena korbannya adalah generasi muda yang nantinya menjadi
penerus bangsa (Pratama, 2014).
Perilaku bullyng memiliki dampak negatif disegala aspek kehidupan baik
fisik, psikologi maupun social pada individu, khususnya remaja (Sejiwa,
2008).Menurut Center for Disease Control(CDC) 2012, menjelaskan siswa yang

5

mengalami bullyingmempunyai risiko peningkatan angka depresi, kecemasan,
kesulitan tidur, dan penyesuaian sekolah yang buruk.Selain itu siswa yang
melakukan bullyingmemiliki risiko peningkatan penggunaan zat, masalah
akademik dan kekerasan di kemudian hari (CDC, 2012). Pemuda korban
bullyingoleh peer group adalah 2,4 lebih mungkin untuk melaporkan keinginan
bunuh diri dan 3,3 kali lebih mungkin untuk melaporkan upaya bunuh diri dari
remaja yang tidak dibully (Espelage dan Holt, 2013).
Perilaku bullying terjadi dapat disebabkan karena pola asuh yang diberikan
di rumah dan proses pendidikan dalam keluarga.Korua, Kanine, Bidjuni (2015),
menjelaskan adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku
bullyingpada remaja.Semakin seringnya anak terpapar kekerasan di rumah seperti
konflik antara orangtua-anak maka akan berkaitan dengan perilaku bullying di
sekolah (Georgiou dan Stavrinides, 2013).Selain itu, teman sebaya(peer
group)memberikan pengaruh terhadap tumbuhnya perilaku bullying.Peneilitian
yang dilakukan Tumon, 2014 pada siswa SMP menunjukkan alasan pelaku
melakukan bullying karena mengikuti teman dalam kelompok yang terlebih
dahulu melakukan bullying 17% dan agar diterima oleh kelompok 5,3%.Iklim
sekolah juga memberikan pengaruh pada siswa untuk menjadi pelaku
bullyingkarena kecenderungan pihak sekolah
keberadaan

bullying,

sehinggamenjadikan

yang sering mengabaikan

para

siswa

sebagai

pelaku

bullyingmendapatkan penguatan terhadap perilaku tersebut (Setiawan 2008,
dalam Usman, 2013).Tingkat pengawasan di sekolah menentukan seberapa

6

banyak dan seringnya terjadi peristiwa bullying (Novianti, 2008dalam Usman
2013).Lemstra, dkk(2011) menjelaskan bahwa tempat paling sering terjadi
bullying adalah di kelas yaitu sebesar 45,6%.
Bullying bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu bullyinglangsung
maupun bullyingtidak langsung. Jenis bullyingtersebut diantaranya bullyingfisik,
bullying verbal, bullying relasional, cyberbullying dan bullying tidak langsung.
Penelitian yang dilakukan oleh Lemstra dkk (2011), pada remaja umur 10-16
tahun 35,8% melaporkan mengalami bullying fisik, 59,3% mengalami
bullyingverbal berupa karena bentuk tubuh (38,8%) dan berat badan (28,7%),
47,5% mengalami bullyingsosial berupa 31,7% melaporkan diintimidasi karena
mereka melakukan hal baik di sekolah dan 30,3% dibully melalui media
elektronik setidaknya satu kali atau dua kali dalam empat minggu sebelumnya.
Selain itu penelitian yang dilakukan Tumon (2014) pada siswa SMP
menunjukkan kurang dari 50% subjek penelitian melakukan bullying dan seluruh
subjek penelitian pernah terlibat dalam perilaku bullying, serta bentuk perilaku
bullyingyang paling sering dilakukan adalah bullying verbal.
Perawat memiliki peran penting dalam upaya promosi dan pencegahan
dampak dari perilakubullying yaitu dengan memberikan pengetahuan bagi remaja
terkait

pentingnya

pencegahan

perilaku

bullyingdan

cara

penanggulangannya(Gaffar, 1999 dalam Annisa 2012).Fungsi perawat sebagai
provider (pelaksanaan) lebih pada kemampuan perawat sebagai penyedia layanan
keperawatan (praktisi) yang mempunyai pengetahuan perilaku penyimpangan

7

pada remaja, keterampilan, sikap empati dalam pemberian asuhan keperawatan
sehingga mempunyai kemampuan bekerja secara mandiri maupun kolaborasi
(Riziqin, 2014).
Di dalam Islam perilakubullying merupakan perilaku yang tercela dan tidak
dianjurkan. Sesuai di dalam Al-qur’an surat Al-Hujarat ayat 11 menjelaskan
bahwa orang yang beriman dilarang untuk saling menghina karena barangkali
orang tersebut mempunyai kedudukan yang lebih tinggi di hadapan Allah dan
dicintai oleh Allah daripada orang yang menghina. Idealnya bagi orang yang
beriman dan mengerti bahwa perilaku bullyingdilarang agama maka tidak akan
melakukannya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 11
Yogyakarta pada 10 siswa mengaku sering melakukan tindakan bullying seperti
mengejek sebesar 60%, memanggil dengan julukan tertentu sebesar 40%,
memukul atau menjitak sebesar 30%, mengancam sebesar 30%, mengejek melalui
media social sebesar 40%, dan menyebarkan gossip sebesar 50%. Dari hasil
wawancara, mereka menganggap bahwa hal tersebut hanya bentuk candaan atau
tidak serius dan tidak mengetahui bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah
bentuk dari perilaku bullying.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian

tentang

gambaran

perilaku

bullying

Muhammadiyah dan SMP negeri di Yogyakarta.

pada

remaja

di

SMP

8

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka peniliti merumuskan masalah yaitu
“Gambaran perilaku bullyingpada remaja di SMP 3 Muhammadiyah dan SMP
negeri 11 di Yogyakarta”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran perilaku bullyingpada remaja di SMP
Muhammadiyah 3 dan SMP negeri 11 di Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden.
b. Untuk mengetahui gambaran perilaku bullying berdasarkan jenis kelamin
di SMP Muhammadiyah 3 dan SMP negeri 11 di Yogyakarta.
c. Untuk mengetahui gambaran perilaku bullying berdasarkan siswa tinggal
bersama siapa.
d. Untuk

mengetahui

gambaran

perilaku

bullyingfisik

di

SMP

di

SMP

Muhammadiyah 3 dan SMP negeri 11 di Yogyakarta.
e. Untuk mengetahui

gambaran perilaku bullying verbal

Muhammadiyah 3 dan SMP negeri 11 di Yogyakarta.
f. Untuk mengetahui gambaran perilaku bullyingrelasional di SMP
Muhammadiyah 3 dan SMP negeri 11 di Yogyakarta.

9

g. Untuk

mengetahui

gambaran

perilaku

cyberbullying

di

SMP

Muhammadiyah 3 dan SMP negeri 11 di Yogyakarta.
h. Untuk mengetahui gambaran perilaku bullyingtidak langsung di SMP
Muhammadiyah 3 dan SMP negeri 11 di Yogyakarta..
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi orang tua, memberikan gambaran tentang perilaku bullying dan bahaya
bullying kepada

orangtua

sehingga bisa lebih memperhatikan

dan

mendukungperkembangan anak dengan baik.
2. Bagi pendidik, memberikan gambaran tentang perilaku bullying dan bahaya
bullyingpada siswa sehingga bisa lebih memperhatikan dan

mendukung

perkembangan anak murid dengan baik.
3. Bagi perawat, memberikan gambaran data perilaku bullying pada siswa di
SMP negeri 11dan SMP Muhammadiyah 3 di Yogyakarta. Selain itu dapat
membantu perawat dalam upaya pelayanan kesehatan utama (primary health
care) yang lebih berfokus pada preventif dan promotif tanpa meninggalkan
peran kuratif dan rehabilitatif yaitu memberikan pendidikan untuk pengenalan
dan pencegahan atau pengendalian masalah kesehatan pada remaja.
E. Keaslian Penelitian
1. Tumon,M. B. A. (2015)., dengan judul “Studi Deskriptif Perilaku
Bullyingpada Remaja.Penilitian menggunakan metode deskriptif. Jumlah
sampel adalah 188 siswa, menggunakan angket tertutup dan angket terbuka,
tahnik

pengambilan

sampling

adalah

menggunakan

accidental

10

sampling.Kesimpulan dari penelitian ini adalah sekitar kurang dari 50%
subjek penelitian sering dan selalu melakukan bullying, namun seluruh subjek
penelitian pernah terlibat dalam perilaku bullying. Bentuk perilaku bullying
verbal yang paling sering dilakukan. Terdapat perbedaan dari penelitian yang
saat ini dilakukan yaitu pada jumlah respondennya, tempat penelitian, dan
tehnik sampling. Terdapat persamaan dengan penilitian yang dilakukan yaitu
dari metode yang menggunakan motode diskriptif, variabel yang digunakan
yaitu bullying, dan subjek penelitian yaitu siswa SMP.
2. Pangestuti,

Ratna

Dewi.

(2011),

dengan

judul

“Konsep

Diri

PelakuBullyingpada Siswa SMPN Y di Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik konsep diri fisik, psikis, sosial, moral dan keluarga
pada pelaku bullying di SMPN Y di Jawa serta perbedaan aspek-aspek konsep
diri antara pelaku dengan yang bukan pelaku bullying. Penelitian ini
merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan crosssectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas II dan III SMP.
Pengukuran bullying, konsep diri diukur dengan Instrumen pelaku bullying,
dan instrumen konsep diri. Selanjutnya dari variabel yang signifikan
dilakukan uji multivariat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsep diri
sosial dan konsep diri fisik pelaku bullying di SMPN Y di Jawa adalah positif.
Sedangkan konsep diri moral serta konsep diri keluarga negatif. Perbedaan
pelaku dengan yang bukan pelaku antara lain bahwa pada bukan pelaku,
konsep diri fisiknya negatif, konsep diri sosial, keluarga dan moralnya positif.

11

Terdapat perbedaan penelitian ini yaitu variabel penelitian yaitu konsep diri
pelaku bullying, analisa data dan lokasi penelitian.Terdapat persamaan yaitu
populasi yang merupakan siswa SMP, variabel bullyingdan instrument pelaku
bullying yang digunakan.
3. Usman, Irvan. (2013). Dengan judul“Kepribadian, Komunikasi, Kelompok
Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan Perilaku Bullying”.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahuiperanan kepribadian, komunikasi, kelompok teman
sebaya dan iklimsekolah terhadap perilaku bullyingpadasiswa SMA di Kota
Gorontalo.Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi dari tiga SMA di Kota
Gorontaloyang berjumlah 103 siswa. Data dikumpulkan melalui beberapa
skala yaituskala kepribadian, skala komunikasi, skala pengaruh teman sebaya,
danskala perilaku bullying. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatifdan menggunakan teknikan alisis regresi untuk menguji hipotesis
penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antarakepribadian, komunikasi interpersonal remaja dengan orang tua,
perankelompok teman sebaya dan iklim sekolah terhadap perilaku
bullyingpadasiswa SMA di kota Gorontalo. Terdapat perbedaan penelitian
yang akan dilakukan yaitu lokasi penelitian, subjek penelitian, jumlah sampel
dan variabel penelitian yaituskala kepribadian, skala komunikasi, skala
pengaruh teman sebaya, danskala perilaku bullying. Terdapat persamaan
penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu salah satu variabelnya
merupakan perilaku bullying.

BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Remaja
a. Pengertian
Menurut DeBrum dalam Jahja (2011) mendefinisikan remaja sebagai
periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut
Papalia dan Olds (2001) dalam Jahja (2011: 220) masa remaja adalah
masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang
pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
World Health Association (WHO) memberikan definisi tentang
remaja

yang

lebih

bersifat

konseptual.Dalam

definisi

tersebut

dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi.
Batasan remaja menurut WHO yaitu usia 10-20 tahun. WHO
membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian, yaitu remaja awal 10-14
tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth).
Batasan remaja di Indonesia mendekati batasan usia menurut PBB yaitu
15-25 tahun.

12

13

b. Karakteristik Perkembangan Remaja
1) Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu di antara dua masa rentangan
kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat
pesat,npada masa remaja akhir, proporsi tubuh individu mencapai
proporsi tubuh orang dewasa.
2) Perkembangan kognitif (Intelektual)
Secara mental remaja telah dapat berfikir logis tentang berbagai
gagasan yang abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan
masalah daripada berfikir konkret (Yusuf, 2011).Adam & Gullota;
1983 dalam Yusuf (2011) menjelaskan juga bahwa remaja dapat
memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan
mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
3) Perkembangan emosi
Masa

remaja

merupakan

puncak

emosionalitas,

yaitu

perkembangan emosi yang tinggi.Pertumbuhan fisik, terutama organorgan seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan dan
dorongan—dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan
cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan
jenis. Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan
sifat yang sensitive dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai
peristiwa atau situasi

sosial,

emosinya bersifat

negatif dan

14

temperamental

(mudah

sedih/murung),

sedangkan

tersinggung/marah,
remaja

akhir

atau

mudah

sudah

mampu

mengendalikannya (Yusuf, 2011).
Yusuf (2011) juga menjelaskan bahwa mencapai kematangan
emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi
remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosioemosional lingkungannya, teruatama lingkungan keluarga dan
kelompok teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif,
dalam arti kondisinya diwarnai oleh hubungan yang harmonis, saling
mempercayai, saing menghargai, dan penuh tanggung jawab, maka
remaja cenderung dapat mencapai kematangan emosinya.
4) Perkembangan sosial
Pada masa remaja berkembang sosial cognition, yaitu kemampuan
untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai
individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat nilainilai maupan perasaannya. Pada masa remaja sering menjalin
hubungan sosial dengan teman sebaya, seperti menjalin persahabatan
maupun pacaran. Dalam hubungan dengan teman sebaya remaja lebih
memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama
dengan dirinya, baik menyangkut ketertarikan, sikap nilai dan
kepribadian (Yusuf, 2011).

15

5) Perkembangan moral
Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua,
guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas
remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak.
Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsepkonsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan dan
kedisiplinan. Pada masa ini juga muncul dorongan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja
berprilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi
psikologis (rasa puas dengan adanya penerimaan dan penilaian positif
dari orang lain tentang perbuatannya) (Yusuf, 2011).
6) Perkembangan kepribadian
Menurut Yusuf (2011), fase remaja merupakan saat yang paling
penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian. Faktor-faktor
dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian
pada masa remaja, meliputi perolehan pertumbuhan fisik yang
menyerupai masa dewasa, kematangan seksual yang disertai dengan
dorongan-dorongan emosi baru, kesadaran terhadap diri sendiri dalam
keinginan untuk mengarahkan diri, kebutuhan akan persahabatan yang
bersifat yang bersifat heteroseksual dan munculnya konflik sebagai
dampak dari masa transisi antara masa ana dan masa dewasa.

16

7) Perkembangan kesadaran beragama
Kemampuan berpikir abstrak remaja memungkinkannya untuk
dapat

mentransformasikan

keyakinan

beragamanya.Dia

dapat

mengapresiasi kualitas keabstrakan Tuhan sebagai yang Maha Addil,
Maha Kasih Sayang (Yusuf, 2011).
c. Tugas Perkembangan Remaja
Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam
siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat
diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka,
dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996 dalam Yusuf 2011).
Salzman dan Pikunas juga menjelaskan masa remaja ditandai dengan
berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen,
minat

seksualitas,

dan

kecendrunagan

untuk

merenung

dan

memperhatikan diri sendir, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral.
Menurut Erikson dalam Yusuf (2011) berpendapat bahwa remaja
merupakan masa berkembangnya identity.Identity merupakan vocal point
dari pengalaman remaja, karena semua krisis normative yang sebelumnya
telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas diri. Erikson
memandang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium,
yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan
dirinya untuk masa depan, dan mampu menjawab pertanyaan siapa saya
(who an I?). Erikson dalam Yusuf (2011) mengatakan kegagalan remaja

17

untuk mengisi atau menuntaskan tugas ini akan berdampak tidak baik bagi
perkembangan dirinya. Remaja yang gagal dalam mengembangkan rasa
identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah yang dampaknya akan
mengembangkan perilaku yang menyimpang, melakukan kriminalitas atau
menutup diri dari (mengisolasi diri) dari masyarakat (Yusuf, 2011). Hal
ini termasuk remaja akan mengalami masalah bullying tersebut baik
perilaku maupun korban bullying.
Menurut pendapat McCandlessdan Evans melalui Yusuf (2011)
bahwa masa remaja akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh
dan berkembang secara matang agar diterima oleh teman sebaya, orang
dewasa, dan budaya pada periode ini, remaja memperoleh kesadaran yang
jelas tentang apa yang diharapkan masyarakat dari dirinya.Dari pendapat
Mc Candless dan Evans bisa dikatakan bahwa bullying bisa timbul karena
usaha dari remaja untuk diterima oleh lingkungan khususnya teman
sebaya.
2. Bullying
a. Pengertian Bullying
Olweus (1993) mendefinisikan bullying yang mengandung tiga
unsure mendasar dari perilaku bullying yaitu bersifat menyerang (agresif)
dan negatif, dilakukan secara berulang kali, adanya ketidakseimbangan
kekuatan antara pihak yang terlibat.

18

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2014, memberi
pengertian bullying sebagai kekerasan fisik dan psikologis berjangka
panjang yang dilakukan seseorang atau sekelompok terhadap seseorang
yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi di mana ada hasrat
untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma
atau depresi dan tidak berdaya.
Bullying adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang dengan
berulang kali dan sengaja kepada orang lain (Hidayati, 2014).Bullying
adalah perilaku seseorang atau sekelompok orang secara berulang yang
memanfaatkan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan menyakiti
targetnya (korban) secara mental atau secara fisik, biasanya terjadi pada
anak dalam bentuk kekerasan anak (child abuse) yang dilakukan teman
sebayanya (anak) yang lebih rendah atau lebih lemah untuk mendapatkan
keuntungan atau kepuasan tertentu. Biasanya bullyingterjadi berulang
kali.Bahkan

ada

yang

dilakukan

secara

sistematis

(Kuriawati,

2015).Menurut Pratama dkk (2014), Bullyingmerupakan perilaku yang
menggunakan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau
sekelompok orang, suatu perilaku mengancam, menindas, dan membuat
perasaan orang lain tidak nyaman.
b. Bentuk-bentuk Bullying
Bentuk bullying menurut Olweus (1993) terdapat dua bentuk
bullying, yaitu direct bullyingdan indiect bullying.

19

1) Directbullying
Mencakup tindakan konfrontasi tatap muka, serangan dalam bentuk
fisik, penggunaan kalimat atau gesture yang mengancam.
a) Bullyingfisik
Bullyingfisik meliputi menyenggol bahu, menarik baju teman,
mencubit, menendang, memukul, mendorong, meminjam barak
milik orang lain secara paksa, dan merusak barang milik orang lain
(Wulandari dan Kartikasari). Bullyingsecara fisik dapat dilakukan
dengan cara memukuli, mencekik, menyikut, meninju, menendang,
menggigit, memiting, mencakar serta meludahi anak yang ditindas.
Selain itu pelaku menekuk anggota tubuh anak yang menjadi
korban, merusak serta menghancurkan pakaian serta barang-barang
anak yang ditindas.(Dewi 2014).
b) Bullyingverbal
Bullyingverbal adalah bullyingyang paling sering terjadi
merupakan tindakan verbal atau lisan negatif yang sengaja
dilakukan secara terus menurus dengan tujuan untuk melukai dan
membuat sesorang merasa tidak nyaman (Kuryawati, 2015).Jenis
bulliying ini merupakan bentuk penindasan yang paling umum
dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan.Kata-kata adalah
alat yang kuat dan dapat mematahkan semangat anak yang
menerimanya (Dewi 2014).Bullyingdalam bentuk verbal dapat

20

berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik tajam, penghinaan dan
pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau
pelecehan seksual.
2) Indirectbullying
Mencakup penyebaran rumor, mengucilkan orang lain dari
kegiatan sosial maupun mengkambinghitamkan orang lain, dimana
terkadang korban tidak mengetahui siapa pelaku sebenarnya karena
tindakan bullying yang paling sulit dideteksi karena dilakukan tidak
secara langsung.
Riset menunjukkan bahwa bentuk bullying tidak langsung, seperti
pengucilan atau penolakan secara social lebih sering digunakan oleh
perempuan daripada laki-laki.Sementara anak laki-laki menggunakan
atau menjadi korban tipe bullying secara langsung, misalnya
penyerangan secara fisik.
Terdapat bentuk lain dari bullyingseperti bullyingrelasional dan
cyberbullying.
1) Bullyingrelasional
Menurut Coloroso dalam Dewi 2014 bullying relasional terdiri
atas berbagai strategi yang menyebabkan targetnya terasing dan
terkucil secara sosial dengan adanya diskriminasi berdasarkan ras,
ketidakmampuan dan etnik.Penindasan relasional termasuk pelemahan
harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan,

21

pengecualian, atau penghindaran.Jenis bullyingini dapat digunakan
untuk

mengasingkan

atau

menolak

seorang

teman

dalam

pergaulan.Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi
seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang
bergidik, cibiran, dan tawa mengejek (Pangestuti, 2011).
2) Cyberbullying
Cyberbullying merupakan salah satu jenis bullying.Intimidaasi
dalam dunia cyber meliputi bentuk agresi dalam hubungan dan segala
bentuk-bentuk macam elektronik, dan ini terjadi dimana-mana
(Parsons, 2005 dalam Prawitasari, 2015).Cyberbullying adalah jenis
bullyingyang menggunakan telepon selular atau melalui internet,
berupa pelecehan dan penghinaan kepada korban dengan mediabisa
berupa sms, e-mail, status facebook, twitter, chatroom, dan sebagianya
yang kini ada dan banyak berkembang di media online (Prawitasari,
2015).
Sullivan (2000) dalam Muliaty 2012 mengungkapkan hal yang
berbeda mengenai bentuk bullying, yakni terbagi sebagai berikut :
1) Phisicalbullying
Mencakup tindakan yang terlihat secara fisik seperti menendang,
memukul, mencubit dan sebagainya yang menghasilkan bukti yang
terlihat seperti bekas luka atau memar. Merusak property orang orang
lain termasuk di dalam physical bullying.

22

2) Non-Physical bullying
Non-physical bullying terbagi menjadi verbal dan nonverbal. Verbal
mencakup ejekan, ancaman atau menyebarkan rumor, sedangkan
nonverbal dapat berupa nonverbal langsung seperti menampilkan
ekspresi dan gerak tubuh meledak pada korban dan nonverbal tidak
langsung seperti mengabaikan korban dan memberikan pesan negative
tanpa nama.
Pada siswa laki-laki perilaku bullying yangdilakukan lebih sering
berupa fisik dan verbal, seperti memukul, mendorong saat berkelahi,
dipaksa dengan ancaman, serta diejek dengan pnggilan tertentu.
Sedangkan pada siswa perempuan perilaku bullying yang dilakukan
berupa verbal dan yang bersifat relasi, seperti menjadi bahan pembicaraan
atau gosip, tidak dilibatkan dalam relasi sosial, serta diejek (Wiyani,
2013).
Dalam penelitian ini, bentuk bullying yang digunakan adalah
gabungan dari penjelasan di atas, yakni bullying fisik, verbal, bullying
relasional,cyberbullying dan bullying tidak langsung.
c. Dampak Bullying
Setiap perilaku agresif, apapun bentuknya, pasti memiliki dampak
buruk bagi korbannya.Para ahli menyatakan bahwa bullying yang
dilakukan di sekolah (school bullying) mungkin merupakan bentuk
agresivitas antarsiswa yang memiliki dampak paling negatif bagi

23

korbannya.Hal ini disebabkan adanya ketidakseimbangan kekuasaan di
mana pelaku yang berasal dari kalangan siswa atau siswi yang merasa
lebih senior melakukan tindakan tertentu kepada korban, yaitu siswa/siswi
yang lebih junior dan mereka merasa tidak berdaya karena tidak dapat
melakukan perlawanan (Wiyani, 2013).
Dampak dari tindakan bullying secara umum dapat dikelompok ke
dalam empat kategori (Rigby, 2003 dalam Muliaty, 2012),yaitu :
1) Low psychological well-being. Termasuk diantaranya pandangan
mengenai keadaan yang secara umum tidak menyenangkan, seperti
perasaan tidak bahagia secara umum, self-esteem rendah, dan perasaan
marah dan sedih.Sucipto (2012) juga menjelaskan bahwa korban
merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan,
takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya
menghadapinya. Sehingga dampak jangka panjang emosi-emosi ini
dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya
tidak berharga. Selain itu korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak
mau sekolah, menarik diri dari pergaulan, prestasi akademik yang
menurun karena mengalami kusilitan untuk berkonsentrasi dalam
belajar, bahkan berkeinginan untuk bunuh diri daripada harus
menghadapi tekanan-tekanan berupa hinaan dan hukuman (Wiyani,
2013).

24

2) Penyesuaian sosial yang buruk. Termasuk adanya perasaan benci
terhadap

lingkungan

sosial,

mengekspresikan

ketidaksenangan

terhadap sekolah, merasa kesepian, merasa terisolasi, dan sering
membolos. Sucipto (2012) juga menjelaskan bahwa korban ingin
pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun
mereka masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu
akademisinya.
3) Psychological distress. Sucipto (2012) menjelaskan yang paling sering
adanya dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya
gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas
berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejalagejala gangguan stress pasca-trauma (post traumatic stress disorder).
Rasa cemas yang berlebihan bisa mengurangi kinerja dan mengalami
konsekuensi sosial bagi orang yang mengalaminya karena cemas
berlebihan akan menyebabkan konsen