Profil Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Gilimanuk - Kecamatan Melaya - Kabupaten Jilimanuk.

Keluarga Ibu Jariyah merupakan keluarga yang sangat sederhana. Ibu Jariyah berasal dari Srono, Banyuwangi Jawa Timur. Beliau sudah merantau ke Bali kurang lebih sekitar 20 tahun- an. Ibu Jariyah adalah seorang Janda. Sebelumnya beliau pernah menikah dengan suami pertamanya yang berasal dari Banyuwangi juga. Dari hasil pernikahan tersebut, Ibu Jariyah mempunyai seorang putri. Seiring berjalannya waktu, setelah Ibu Jariyah bercerai dengan suami pertamanya, Ibu Jariyah menikah dengan Almarhum Bapak Sakur. Sementara itu, sebelum menikah dengan Ibu Jariyah, almarhum Bapak Sakur juga sudah pernah sebanyak dua kali. Pernikahan pertama almarhum Bapak Sakur dianugerahi 2 orang anak. Karena suatu kejadian, istri dari almarhum Bapak Sakur meninggal dunia. Sementara itu, dengan istri kedua Bapak Sakur tidak mempunyai anak, sampai Istri kedua tersebut meninggal dunia. Akan tetapi beliau bersama istri kedua telah membangun rumah yang terletak di lingkungan Asih gang V. Setelah sepeninggal istri keduanya tersebut, Bapak Sakur akhirnya menikah dengan Ibu Jariyah serta menempati rumah yang berukuran 10m x 6m yang telah dibuat Bapak Sakur bersama Istri keduanya. Pada rumah tersebut terdapat sebuah kamar mandi luar, sehingga Ibu Jariyah tidak bersusah payah untuk buang air. Sementara itu, hasil dari pernikahan alm Bapak Sakur dengan Ibu Jariyah dianugerahi seorang Putra yang bernama Mohammad Andi. Seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 2013, Bapak Sakur mengidap penyakit liver dan akhirnya meninggal dunia. Sepeninggal alm Bapak Sakur, Ibu Jariyah hanya tinggal bersama Mohamad Andi yang saat ini telah berusia 15 tahun. Mohammad Andi saat ini tengah mengenyam di bangku kelas 3 di MTS Gilimanuk. Andi tergolong anak yang berprestasi, ia tidak henti-hentinya mendapatkan juara pencak silat di tingkat sekolah, kabupaten maupun luar kota. Bahkan ia sempat menjuarai juara II pertandingan pencak silat yang diadakan di Semarang. Oleh sebab itu, selama bersekolah Andi selalu medapatkan beasiswa dari pihak sekolah. Ibu Jariyah sangat terbantu dengan adanya prestasi yang telah diraih oleh Andi, sehingga Ibu Jariyah tidak banyak mengeluarkan biaya untuk keperluan sekolah Andi. Ibu Jariyah hanya mengeluarkan uang hanya untuk keperluan pembayaran seragam di pertama kali masuk sekolah. Untuk menambah kesibukan sehari-hari, Ibu Jariyah memelihara ayam yang masih kecil- kecil sebanyak 7 ekor. Ayam tersebut adalah pemberian dari tetangga yang merasa prihatin terhadap kondisi Ibu Jariyah. Selain ayam, Ibu Jariyah juga mempunyai 3 ekor kambing. Ayam dan kambing tersebut ditempatkan di kandang belakang rumah. No Nama Status Umur Thn Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1. Jariyah Sudah Menikah 55 - Pedagang Ibu 2. Mohammad Andi Belum Menikah 15 SD Pelajar Anak 1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga Keluarga Ibu Jariyah termasuk keluarga dengan ekonomi yang kurang mampu. Kesehariannya Ibu Jariyah berjualan lontong kecap dengan gerobak tetap. Ibu Jariyah diwajibkan untuk membayar uang penyewaan sebesar 1500hari. Beliau berjualan di dekat Pasar Gilimanuk yang tidak berjarak jauh dengan rumahnya. Dengan mengayuh sepeda gayung, Ibu Jariyah mengayuh sepedanya untuk membawa peralatan dan lontong kecap yang siap dijual. Beliau berjualan setiap hari dari jam 4 sore sampai jam 10 malam. Adapun penjualan dari satu porsi lontong kecap sebesar Rp. 5000. Sementara jika ditotal pendapatan Ibu Jariyah per hari berkisar Rp. 30.000 - Rp 50.000,00

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

a. Kebutuhan sehari-hari Untuk keperluan makan Ibu Jariyah dan anaknya sehari-hari hanya mengkonsumsi nasi, tempe, tahu atau ikan yang sangat minim harganya. Jika ada rejeki lebih Ibu Jariyah membeli ayam untuk dimasak. Sementara itu, dalam pengeluaran sehari-hari, Ibu Jariyah menghabiskan sekitar Rp 10.000,00 sampai Rp. 20.000 per hari. Pengeluaran yang sangat minim jika dibandingkan dengan pendapatan sehari-hari. Ibu Jariyah juga mendapatkan bantuan raskin beras miskin yang biasanya diambil di kantor lurah dan hanya membayar Rp 25.000,00. b. Listrik dan air Ibu Jariyah menggunakan listrik PLN untuk menghidupkan listrik di rumah. Untuk biaya listrik setiap bulan, Ibu Jariyah membayar sekitar Rp 12.000,00. Sementara itu, Ibu Jariyah menggunakan air isi ulang untuk diminum, dengan biaya Rp. 50.000 per bulan. c. Pendidikan Untuk sektor pendidikan, Ibu Jariyah tidak mengeluarkan biaya untuk membayar SPP sekolah anaknya SMP, karena sekolah memberikan beasiswa kepada anaknya. Beliau hanya mengeluarkan biaya untuk bekal ke sekolah Setiap hari, Bu Jariyah memberikan uang bekal kepada Moh. Andi berkisar Rp 5.000. d. Kesehatan Dalam bidang kesehatan, Ibu Jariyah tidak pernah mengalami penyakit yang serius. Penyakit yang biasa dialami beliau hanya nyeri sendi dan sakit gigi. Biasanya keluarga beliau mengobati sendiri penyakitnya dengan istirahat yang cukup. Ibu Jariyah juga mempunyai kartu BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang sewaktu-waktu digunakan untuk berobat secara gratis di puskesmas ataupun rumah sakit. e. Rohani Untuk kepercayaan sendiri, Ibu Jariyah menganut agama Islam. Beliau tidak pernah mengeluarkan biaya untuk santunan dan lain sebagainya. Ibu Jariyah malah mendapatkan santunan dari masyarakat yang berada di dekat rumahnya.