Hubungan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA
PENDERITA KANKER
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

II • •

111
dari

. •'

Oleh:

,

' BJᆱGLᄉ|セ@

.' •••

·\<
!.!),.,.',,.,\ NLセ@ L);o. lnrink : Q..Lf?,J.. ,,..
•"I
h •

klasifikasi :

HHl>"BOW•

.• .,,. /'.l'OHl•H'I'

tl..::: ..セN|ャ@

• • • 0 0 0 0 0 0 < 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 . . Pッhoセ@

RISTI ANGGRAENI
NIM : 105070002255

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M

..'l/

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK
SEMBUH PADA PENDERITA KANKER

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
PERPUSTAKAAN UTA!vt\
UIN SYAHID JAKARTA

Oleh:

RISTI ANGGRAENI


NIM.105070002255
Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

ldhU•h

o ..

sオイョャァセmNウ[@

セ@
S. Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi

NIP. 1956 1223 198303 2001

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA


1430 H / 2009

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi

yang

berjudul

HUBUNGAN

OUKUNGAN

SOSIAL

OENGAN

MOTIVASI UNTUK SEMBUH PAOA PENOERITA KANKER telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada · tanggal 3 Desember 2009. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi.
Jakarta, 3 Desember 2009
Sidang Munaqasyah,
Oekan/
Ketua Merangkap Anggota,

Pembantu Oekan/
Sekretaris Merangkap Anggota,

Jahja Umar, Ph.O
NIP. 130 885 522

M.Si
Ora. F dhilah Surala
NIP. 1956 1223 198303 2001
Anggota

n・ョセZゥエャN@


Penguji I

Penguji II

M.s;,
NIP. 150 300 679

P•I

Ora. adhilah Surala a M.Si
NIP. 1956 1223 198303 2001

dイ。セ、ィャッ@

Pembimbing I

__,
S"ralog , M.SI
NIP. 1956 1223 198303 2001


s.Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi

SELAGI ARU BE.2ttAFAS. ARU 'Gil:>AR
PU'GUSASA
セarゥエlhN@

BE.2USAHALAH.
BE.2t>OALAH ••••

ャZ^`」ゥ・セ、@

セッ@

Qセ@

NゥウーZ・wセッQ@

moru&Deld

ABSTRAK

(A)
(B)
(C)
(D)

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
November 2009
Risti Anggraeni
Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Sembuh Pada
Penderita Kanker
(E) 100 halaman +vi lampiran
(F) Kanker merupakan penyakit yang menjadi momok menakutkan bagi
setiap orang. Selain fisik, kanker juga menyebabkan psikis penderita
dapat terganggu. Stadium kanker terbagi menjadi stadium dini dan Ianjut
yang dapat menjadi tolak ukur untuk pengobatan yang akan dilakukan
dan juga tingkat kesembuhan penderita kanker.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dukungan sosial
dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker.
Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan
kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa

individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia
juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan
kepentingan bersama.
Motivasi untuk sembuh adalah sesuatu yang mendorong dan
memperkuat perilaku serta memberikan arahan pada individu dengan
tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskripsi
korelasi untuk mengetahui adakah hubungan dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Responden penelitian
berjumlah 30 orang yang ditentukan dengan teknik purposive sampling.
lnstrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari
kuesioner yang mengukur mengenai dukungan sosial dari keluarga
dengan jumlah aitem sebanyak 28 aitem, dengan nilai reliabilitas alpha
Cronbach sebesar 0,926. Skala motivasi untuk sembuh yang digunakan
terdiri dari 28 aitem dengan perolehan nilai reliabilitas alpha Cronbach
sebesar 0,881.

Untuk menguji hipotesa peneliti menggunakan teknik statistik korelasi
Pearson, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung lebih besar
dari nilai r tabel yaitu 0,551 > 0,361, yang berarti Ha diterima.

(G) Diterimanya Ha ini berarti terdapat hubungan dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Keterbatasan penelitian
ini adalah dalam proses pengumpulan data banyak ditemui responden
yang cenderung tertutup sehingga . Saran yang diajukan dalam
penelitian ini adalah pada penelitian yang akan datang sebaiknya
melakukan pendekatan yang lebih dalam terhadap responden dan juga
meneliti variabel yang berkaitan seperti optimisme, berpikir positif dan
juga kebermaknaan hidup.
(H) Daftar Bacaan 47 (1990- 2009)

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Psikologi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk meyelesaikannya. Oleh karena itu saya mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar,

Ph.D.
2. Dosen Pembimbing I, Ora. Fadhilah Suralaga, M. Si dan Dosen
Pembimbing II, S. Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi atas seluruh
nasehat, masukan, motivasi, inspirasi serta saran dan kritik yang
membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini.
3. Dosen Pembimbing Akademik, Ora. Diana Mutia, M.Si., serta seluruh
dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih atas seluruh ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
4. Untuk keluargaku terutama orang tuaku Bapak Suyatno dan lbu
Tukirah yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, yang tak
pernah berhenti memberikan dukungan moril, materiil serta doa yang
mengiringi setiap langkah ini, serta kakakku Dwi Ramdani dan calon
kakak iparku Dety Amelia yang memberikan dukungan serta nasehatnasehatnya. Untuk sepupu-sepupuku, Rekha, Puput, Devitha dan juga
Sulek Nani yang selalu membantu dan menghibur penulis dalam
mengerjakan skripsi dengan tawa serta candanya.
5. Keluarga besar Rumah Sakit Kanker Dharmais khususnya lbu Evy
Damayanti, S. Psi, Psi., selaku pembimbing lapangan, Bapak Kiki
S.Marzuki, HR, S. Sos dan lbu Hilfah yang membantu penulis dalam
proses perizinan, seluruh staff lnstalasi Rawat Jalan dan Rawat lnap,
serta seluruh responden yang telah mau berbagi dengan penulis.
6. Keluarga besar CISC (Cancer Information & Support Center) terutama
lbu Sri yang memberikan informasi tentang kegiatannya kepada
penulis, dan para anggota CISC yang lainnya yang ramah dan ceria.

7. Seluruh staff akademik,Bu Sariyah, Ka Rini, Mang Ayunk, Pak Deden
yang membantu dalam urusan birokrasi dan petugas perpustakaan
Fakultas Psikologi yakni Bapak Haidir dan Bapak Badawi yang selalu
membantu penulis dalam mencari referensi.
8. Sahabatku Hikmelia Dwi Sundari, terima kasih telah mau menjadi
temanku baik suka maupun duka. Banyak pelajaran tentang arti
persahabatan yang kita pelajari bersama-sama sehingga menguatkan
persahabatan kita. Moga persahabatan ini bisa terus terjaga.Amiiin ..
9. Keluarga besar mahasiswa Fakultas Psikologi, khususnya rekan-rekan
angkatan 2005 kelas A, Hamda, Nisa,Yudi (terima kasih atas
pelajaran tentang arti persahabatan sesungguhnya, terimakasih telah
mengajariku untuk lebih baik lagi), Dina, Nadiyya, Dona, Nurlia &
Rizka teman KKL selama 3 bulan yang memberikan keceriaan, Saidati
yang selalu memotivasi penulis, Dian Eka Pratiwi teman
seperjuanganku, Widaad guru SPSSqu, Eka,Nala&lha yang baik hati
dengan mengizinkan singgah dikosannya, dan teman-teman lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah
memberikan semangat, keceriaan dan warna dalam hidupku
10. Keluarga besar SMAN 109 Jakarta, khususnya semua guru-guruku
dan teman-teman angkatan 2002, serta keluarga besar SMAN 66
Jakarta selaku tempat KKL yakni lbu Hetty Fahanie dan Bapak
Suparno yang telah memberikan nasehat dan juga doa yang sangat
berarti bagi penulis.

Akhir kata, saya berharap Allah S.W.T berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, November 2009

Penulis

DAFTAR ISi

HALAMAN JUDUL .................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
MOTTO ...................................................................................................
ABSTRAKSI ...........................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISi ............................................................................................
DAFTAR LAMPI RAN ..............................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................

ii
iii
iv
vii
viii
xii
xv

BAB 1 PENDAHULUAN .. ........ ......... ................. .......... ........... ...............

1

1.1. La tar Belakang Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. ...... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .

1

1.2. ldentifikasi Masalah ................................................. ..........

13

1.3. Pembatasan Masalah ........................................................

14

1.4. Perumusan Masalah ..........................................................

15

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................

15

1.5.1. Tujuan Penelitian ....................................................

14

1.5.2. Manfaat Penelitian ...... ........................................ ....

14

1.6. Sistematika Penulisan .......................... .................... .........

16

BAB 2 KAJIAN TEORI ..........................................................................

18

2.1. Kanker ................................................................................

18

2.1.1. Pengertian Kanker ..................................................

18

2.1.2. Proses Terjadinya kanker .......................................

20

2.1.3. Jenis-Jenis Kanker .................................................

21

2.1.4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kanker ...........

22

2.1.5. Pengobatan Pada Kanker........................................

23

2.1.6. Aspek-Apek Psikologis Yang Terjadi Pada Penderita
Kanker......................................................................

25

2.1.7. Cara Mengurangi Resiko Kanker.............................

28

2.2. Motivasi .. .. ... ..... ............ ..... ............ ....... ... ... .......................

29

2.2.1. Pengertian Motivasi ................................................

29

2.2.2. Peranan Motivasi .......... ......... ....... ......... ...... ...........

33

2.2.3. Jenis-Jenis Motivasi ... .......... ... ...... ....... ...................

34

2.2.4. Fungsi-Fungsi Motivasi ..... ................................... ...

36

2.2.5

37

Motivasi untuk Sembuh ..........................................

2.2.5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan

2.3

2.4

.................................................................................

40

Dukungan Sosial ................................. ................................

41

2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial.... ................................

41

2.3.2 Sumber Dukungan Sosial .........................................

44

2.3.3 Jenis-Jenis Dukungan Sosial ... ................................

46

2.3.4 Efek Dukungan Sosial ..............................................

48

Kerangka Berpikir dan Hipotesis .... ... ... .......... .. ... ................

50

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..... ............... .. ..... ..... ............. ... ... ..

55

3.1. Jenis Penelitian ..................................................................

55

3.1.1 Pendekatan Penelitian dan Metade Penelitian ...... ...

55

3.2. Variabel Penelitian dan definisi Operasianal Variabel .......

56

3.2.1. Definisi Variabel Penelitian ......................................

56

3.2.2. Definisi Operasianal variabel ........ ........... ...............

57

3.3. Papulasi dan Sarnpel .........................................................

58

3.3.1. Papulasi .. .................................... .......... .......... .........

58

3.3.2. Sarnpel....................................................................

58

3.3.3. Teknik Pengarnbilan Sarnpel ...................................

59

3.4. Pengurnpulan Data ............................................................

60

3.4. 1. Metade Pengurnpulan Data dan lnstrurnen Penelitian
............................................................................................

60

3.5. Teknik Uji lnstrurnen Penelitian .........................................

65

3.5.1

Uji Validitas ................................... ..................... .....

65

3.5.2

Uji Reliabilitas...................... ....................................

66

3.6. Hasil Uji Caba lnstrurnen Penelitian ..................................

66

3.6.1

Hasil Uji Caba (Try Out).........................................

66

3.7. Metade Analisis Data.........................................................

70

3.8. Prosedur Penelitian ...........................................................

72

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA .......................................

69

4.1 . Garnbaran Respanden .... ... ........ ...... .. ... .. ... ..... ... .. .. ...... ... ...

69

4.1.1. Berdasarkan Jen is Kela min.............................

69

4.1.2 Berdasarkan Usia..... .. . .. . . . . . . . .. . .. . . . . ... . . . . . .. . . . . . . . .

70

4.1.3 Berdasarkan Jen is Kanker................. .. . . . . . . . .. . ...

70

4.1.4 Berdasarkan Stadium................................. ..

71

4.2. Presentasi Data.................................................................

72

4.2.1 Deskripsi Statistik ......................................... .. .........

72

4.2.2 Kategari Skar .............. ...... .... .................... .......... .....

72

4.2.3 Uji Persyaratan .........................................................

75

4.2.3.1 Distribusi Skar ........................................................

78

4.3. Hasil Utama Penelitian ......................................................

87

4.3.1 Uji Karelasi ..............................................................

87

4.3.2 Uji Analisis Regresi............................ ........... ..... ... ...

89

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .....................................

92

5.1.

Kesimpulan ... ..... ......... ..... ... ................................ .......... ...

92

5.2.

Diskusi .. ... ..... ...................................... ................ .............

92

5.3.

Saran .. .. ........ .. ............................................... ............... ...

98

5.3.1 Saran Tearitis .........................................................

98

5.3.2 Saran Praktis ...... ... .......... ..... .... ... .... ...... ..... ...........

99

DAFT AR PUST AKA
LAMPI RAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Skala Penelitian

Lampiran 2

Validitas dan Reliabilitas Item
Skala Dukungan Sosial dan Motivasi Untuk Sembuh

Lampiran 3

Data Mentah Skala Dukungan Sosial dan Skala
Motivasi Untuk Sembuh

Lampiran 4

Data Responden

Lampiran 5

Uji Normalitas dan Uji Korelasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir Penelitian .. .......... ..... .... .. ... ... ..

53

Gambar 4.1

Q-Q Plot Skala Dukungan Sosial ....................................

82

Gambar 4.2

Q-Q Plot Skala Motivasi Untuk Sembuh ..........................

83

BAB 1
PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari enam sub bab. Keenam sub bab itu yakni latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan serta manfaat penelitian, dan sub bab terakhir adalah sistematika
penulisan.

1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang cukup pesat tidak hanya mempengaruhi dunia
teknologi tetapi juga dunia kesehatan. Banyak sekali penyakit yang
berbahaya dan dapat berujung pada kematian bagi para penderitanya. Pada
umumnya masyarakat tidak sadar dan juga tidak tahu dengan penyakit yang
"mengintai" mereka, sebaliknya mereka hanya mengetahui penyakit-penyakit
tertentu saja yang dikategorikan berbahaya. Salah satu dari sekian banyak
penyakit tersebut adalah kanker.

Kanker masih menjadi momok yang menakutkan bagi yang mendengarnya.
Hal ini lebih disebabkan jika seseorang menderita kanker, maka bisa
berujung kematian apabila tidak terdeteksi secara dini.

Menurut Miller (2008) kanker dapat didefinisikan sebagai perkembangbiakan
sel secara abnormal dan tak terkendali yang akan terus mengalami
pertumbuhan kecuali jika ada sesuatu yang bisa menghentikannya. Rama
Diananda (2007) mendefinisikan kanker sebagai istilah untuk pertumbuhan
sel tidak normal (tumbuh sangat cepat, tidak dikontrol, dan tidak berirama)
yang bisa menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan
tersebut sehingga mempengaruhi fungsi organ tubuh.

Penyakit kanker masih menjadi penyakit yang bisa menyebabkan kematian di
dunia, dan jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data dari Union Internationale Contre le Cancer (UICC) dan
WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2004 angka kematian akibat kanker
diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih tinggi dari angka kematian
yang disebabkan HIV/AIDS. Sampai tahun 2006 jumlah penderita kanker di
seluruh dunia mencapai 7 juta orang, bahkan UICC memperkirakan jumlah
penderita kanker di negara berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10
juta orang, dengan 16 kasus baru setiap tahunnya. Apalagi penyakit kanker
bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal kelas sosial ekonomi, jenis
kelamin dan usia penderita.(http://www.eramuslim.com/beritanasional/meskiangka-kematian-akibat -kanker-masih-tinggi-penderita-masih-punya-harapansembuh.htm)

Di Indonesia setiap tahunnya penderita kanker mencapai 150 ribu hingga
200 ribu orang (http://ww.antara.eo.id/view/?i=1200574945&c=NAS&s=).
Kemudian,berdasarkan data tahun 2001 penyakit kanker merupakan
penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus mengalami peningkatan
(http://cpddokter.com/home/index.php?option=com content&task=view&id=3
17&1temid=1).

Menurut Mangunkusuma, 1995 (dalam Namora Lumongga Lubis, 2009)
penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum wanita. Dari beberapa
lembaga yang melakukan pendataan dapat diketahui bahwa 64,4% penderita
kanker adalah wanita dan 36,6% adalah kaum pria. Hal ini lebih dikarenakan
wanita mempunyai 2 organ vital di tubuhnnya yakni rahim dan payudara.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penderita kanker bertambah
setiap tahunnya. Kanker merupakan penyakit yang mengkhawatirkan semua
orang karena bisa menyerang siapa saja baik orang dewasa maupun anakanak. Selanjutnya penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum
wanita, hal ini disebabkan pada wanita, pertumbuhan banyak dipengaruhi
oleh faktor-faktor hormonal (Jan Takasihaeng, 2000).

Jen is kanker tergantung dari organ yang diserang atau letak sel-sel kanker
berada. Kanker merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan bisa

berujung pada kematian jika sel-sel tersebut telah menyebar dan merusak
organ-organ vital penderita. Penyakit ini memiliki tingkat keparahan atau juga
yang lebih dikenal dengan sebutan stadium. Stadium dapat diketahui apabila
penderita telah melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Stadium terdiri dari I,
II, Ill, dan IV yang menunjukkan tingkat keparahan bagi si penderita dan juga
berpengaruh terhadap jenis pengobatan yang akan dilakukan. Stadium I dan
II disebut stadium dini, sedangkan stadium Ill dan IV disebut sebagai stadium
Ianjut.

Kebanyakan pasien yang datang ke rumah sakit sudah pada stadium lanjut.
Umumnya mereka tidak menyadari gejala-gejala awal dari kanker. Atau
bahkan, mereka mengabaikan gejala-gejala tersebut, sehingga tingkat
kesembuhan menjadi berkurang. Jika kanker sudah terdeteksi sejak dini,
maka tingkat kesembuhan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan yang
sudah berada pada stadium lanjut karena pengobatan bisa dilakukan
secepatnya untuk memotong laju sel kanker tersebut.

Tingginya angka kematian penderita kanker lebih banyak disebabkan oleh
keterlambatan pengobatan. Menurut Dukut Respati Kastomo (2006) , pada
tahun 2006 pasien yang datang berobat ke RS.Kanker Dharmais sebagian
besar sudah berada pada stadium lanjut, yakni stadium II sebanyak 10,52%,
stadium Ill sebanyak 42,92%, serta stadium IV sebanyak

46,56%.(http://www.dharmais.eo.id/new/content.php?page=article&lang=id&i
d=21)

Tentu ha! tersebut sangat merugikan penderita sendiri karena harapan hidup
pada pengobatan kanker sangat ditentukan oleh stadium atau tingkat
keparahan penderita.

Sementara itu, pasien yang sudah terdeteksi dini, kebanyakan kurang aktif
untuk melakukan pengobatan dikarenakan pengobatan yang cukup
memakan waktu, dan biaya yang relatif mahal untuk dapat menyembuhkan
penyakit kanker atau dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.

Banyak jenis terapi pengobatan yang akan dijalani oleh para penderita
kanker. Pengobatan ini tergantung dari stadium penderita. Pengobatan bisa
dilakukan secara medis mapun non medis. Rama Diananda (2007)
menyebutkan beberapa alternative pengobatan yang dilakukan terhadap
kanker meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal dan terapi
biologi. Terapi yang paling sering dilakukan adalah kemoterapi untuk
memotong laju sel kanker. Menjalani kemoterapi pun ada juga efek
sampingnya, yakni pasien akan mengalami kerontokan rambut, cepat lelah
dan juga menjadi kurang bergairah yang diakibatkan oleh pengaruh obatobatan yang digunakan masuk kedalam jaringan tubuh.

Serangkaian pengobatan yang memerlukan biaya relatif mahal dan juga
memerlukan waktu karena harus dilakukan secara terus menerus sampai
penderita dinyatakan hilang sel-sel kankernya. Selain membutuhkan waktu
dan biaya, yang paling dirasakan adalah efek dari berbagai pengobatan yang
tentunya tidak menyenangkan bagi penderita.

Salah satu contoh yang paling nyata bagi penderita kanker adalah dampak
pengobatan pada jenis kanker payudara yang jika sudah berada pada
stadium lanjut, maka diharuskan mastektomi (pengangkatan payudara).
Beberapa literatur menyebutkan bahwa kurang lebih sepertiga wanita
melewati suatu periode penyesuaian yang sukar terhadap seks dan kejiwaan
setelah operasi. Beberapa wanita mengalami depresi yang berlangsung
cukup lama. Beberapa wanita lain merasa terguncang karena mereka
menyadari telah menjadi wanita yang tidak lengkap, tidak feminin, tidak lagi
menggairahkan, dibandingkan sebelum dilakukannya mastektomi
(http://www.panduan kesehatanblogspot.com/2008/mastektomi.html.12k).
Kehilangan organ payudara menimbulkan perubahan citra tubuh yang
berbeda bagi setiap penderita. Hal ini berhubungan dengan makna khusus
payudara yakni sebagai simbol kewanitaan dan mempunyai nilai estetika
tersendiri bagi kaum wanita.

Hal ini sempat menjadi perhatian Federasi Kesehatan Mental Dunia
mengingat banyak penderita penyakit kronis yakni kanker dan diabetes
mengalami masalah emosional yang sering tak terdeteksi atau tak bisa
diobati secara memadai. Sebaliknya, banyak orang dengan gangguan mental
yang disebabkan menderita penyakit fisik namun tak terdiagnosis. Akibatnya,
terapi tak bisa maksimal demikian pula kualitas hidup mereka (Kompas,
2004).

Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Zubairi Djoerban (2004) pada awal
diagnosis pasien umumnya bereaksi dengan penyangkalan, kemudian
merasa marah, cemas, takut kehilangan keluarga maupun pekerjaan
(Kompas, 2004). Selanjutnya pasien mengalami tahap ambivalensi yakni
penderita bisa menerima kanker namun tidak siap untuk menderita ataupun
meninggal, tahap berikutnya ada kepasrahan dalam diri penderita. Kondisi ini
bisa naik turun dari kepasrahan kembali ke cemas bahkan kembali kepada
tahap awal yakni penyangkalan. Namun, kondisi ini dapat juga berbeda-beda
pada setiap pasien.

Kemoterapi, radioterapi, dan pengobatan lain kerapkali membuat penderita
kanker merasa kurang nyaman. Rasa lemas, mual, tidak nafsu makan,
rambut rontok, tidak bergairah, vagina kering, sistem kekebalan menurun
bakal dialami meski tidak setiap orang mengalami hal sama. Dalam situasi ini

penderita butuh teman, penghiburan serta orang-orang yang mendukung
bahwa semua yang dianjurkan dokter ini memang harus dijalaninya. Dengan
begitu kompleksnya masalah psikologis penderita, dukungan sosial yang
diberikan kepadanya bisa menjadi bagian yang sangat berarti bagi diri
penderita kanker.

Siegel (1993) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah informasi dari
orang lain bahwa ia dicintai, dan diperhatikan, memiliki harga diri dan
dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban
bersama {dalam Taylor 2003). Sarafino (1998) menyatakan bahwa adanya
dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang atau kelompok
terhadap individu yang menimbulkan persepsi
dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong.
Menurut Sarafino (1998) jenis-jenis dukungan sosial yang dapat diberikan
bagi target meliputi dukungan emosi, informasi, penghargaan diri,
instrumental, dan dukungan jaringan sosial.

Dukungan sosial secara garis besar dapat didefinisikan sebagai ketersediaan
sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang
didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan,
dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu
kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Sumber dukungan sosial

ini berasal dari keluarga, masyarakat, pihak rumah sakit ataupun juga suatu
kelompok atau komunitas yang serius mencoba membantu mereka. Keluarga
merupakan sumber dukungan yang paling dekat dengan penerima dukungan
sosial. Dengan adanya dukungan sosial, maka diharapkan ada peranan
positif bagi penerimanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Petra Symister dan Ronald Friend (2002)
pada 86 pasien penyakit ginjal kronis menyimpulkan bahwa dukungan sosial
dapat meningkatkan optimisme dan menurunkan depresi pada penderita
penyakit kronis. Siti Nur Azizah (2008) dalam penelitian kualitatifnya
memberikan suatu kesimpulan bahwa dukungan sosial mempunyai peranan
positif terhadap manajemen stres penderita kanker payudara. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Jenifer Yeah dan Ying Liu (2002) dapat
diketahui bahwa dukungan sosial bisa meningkatkan fungsi-fungsi kognitif
pada orang lansia.

Tetapi ada pendapat lain yang mengatakan bahwa dukungan sosial tidak
hanya mempunyai efek positif saja, tetapi juga efek negatif. Sarafino (1998)
mengemukakan bahwa dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan
efek positif dalam mempengaruhi kejadian dan efek stres, tetapi juga
mempunyai efek negatif bagi penerimanya. Salah satu contohnya adalah
jenis dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan penerimanya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa positif atau negatif efek
dukungan sosial tergantung pada individu yang merasakan dukungan sosial
terse but.

Selanjutnya kata motif sendiri diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya
penggerak dari dalam dan luar subyek untuk melakukan aktivitas tertentu
untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sarlito Wirawan (2000), motivasi
merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses
gerakan, termasuk di dalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan
atau tingkah laku individu. Para ahli psikologi telah banyak yang memberikan
pengertian mengenai motivasi. Secara garis besar para ahli sepakat bahwa
motivasi adalah suatu proses yang terdapat pada setiap individu, berupa
keinginan atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan agar keinginan
individu tersebut dapar tercapai. Sembuh dari penyakit merupakan hal yang
diinginkan agar terbebas dari penyakit dan juga rasa sakit yang disebabkan
dari penyakit tersebut.

Motivasi untuk sembuh berarti sesuatu hal yang ada dalam diri seseorang
dimana ia menginginkan dan mempunyai tujuan untuk sehat kembali dari
penyakit yang di deritanya. Bagi penderita kanker yang berada pada stadium

1-111, bukanlah tidak mungkin untuk sembuh dari penyakitnya asalkan dari
dalam diri individu mempunyai motivasi yang besar untuk sembuh dari
penyakitnya dengan melakukan berbagai terapi pengobatan baik medis
maupu herbal. Sedangkan pada stadium IV, sel-sel kanker sudah menyebar
ke organ-organ tubuh lainnya, sehingga pengobatan paliatif yang digunakan.
Yakni pengobatan yang lebih fokus pada kualitas hidup penderita. Namun
demikian, motivasi untuk sembuh pada stadium IV pun tetap harus ada,
karena semua itu kembali ke kuasa Tuhan. Beberapa strategi pengobatan
merupakan pilihan masing-masing penderita kanker. Apapun pilihan mereka
intinya adalah keinginan untuk sembuh tanpa efek samping demi masa
depan yang lebih baik.

Seseorang yang mempunyai motivasi untuk sembuh dari penyakit kanker
antara lain dapat diketahui dari adanya tindakan melakukan berbagai
pengobatan medis untuk memotong sel laju kanker yang ada dalam
tubuhnya, sedangkan seseorang yang sudah pesimis atau dengan kata lain
kurang mempunyai motivasi untuk sembuh dapat terlihat dari tidak mau
melakukan pengobatan dikarenakan takut jika pengobatan yang dilakukan
membuat ia lebih menderita bahkan meninggal lebih cepat karena efek
samping yang ditimbulkan dari terapi pengobatan yang akan dijalankan.

Contohnya adalah komentar seorang anak yang ibunya menderita kanker
yang sudah parah. lbunya tidak mau menjalankan pengobatan medis karena
trauma melihat adik kandungnya yang menderita saat di kemoterapi dan
akhirnya meninggal 2 tahun kemudian. Hal ini tentunya berdampak buruk
bagi kondisi ibunya dan makin lama ibunya tidak bersemangat dan hanya
pasrah pada penyakitnya. (www.cancerclubcisc.wordpress.com). Terapi
pengobatan medis yang sangat melelahkan memang dapat berdampak pada
fisik maupun psikis penderita. Hal ini mau tidak mau harus dilakukan agar
penyakit dapat hilang dan sembuh serta kehidupan penderita dapat menjadi
lebih baik.

Para penderita kanker umumnya sangat memerlukan dukungan agar ia bisa
bertahan untuk hidup. Penyakit yang mereka derita membuat mereka
berbeda dengan orang yang lain. Jika penderita sudah tergolong kategori
stadium lanjut, yakni dimana mereka harus melakukan banyak terapi
penyembuhan dan juga meminum obat yang harus mereka konsumsi sampai
mereka dinyatakan sembuh, rangkaian kegiatan tersebut harus mereka
lakukan untuk mengobati penyakit yang mereka derita itu. Maka, pemberian
dukungan agar dapat mempunyai motivasi untuk sembuh bagi penderita
kanker sangatlah perlu untuk dilakukan.

Fenomena dukungan sosial bagi para penderita kanker dalam rangka
memberikan motivasi untuk sembuh sungguh sangat menarik perhatian
peneliti. Dengan semakin kompleksnya masalah psikologis yang dialami oleh
para penderita diperlukan upaya mengubah persepsi negatif dan sikap
pesimis terhadap kesembuhan penyakitnya dengan menumbuhkan motivasi
untuk sembuh. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian
dengan judul:" HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI
UNTUK SEMBUH PADA PENDERITA KANKER".

1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mengidentifikasikan
masalah-masalah tersebut diatas yang ada kaitannya dengan penulisan ini,
diantaranya sebagai berikut :
1. Seberapa era! kaitan dukungan sosial dengan motivasi untuk
sembuh pada penderita kanker?
2. Jenis-jenis dukungan sosial apa yang diperlukan oleh para
penderita kanker?
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesembuhan
penderita?
4. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan
sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker?

1.3. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang dikehendaki dan
supaya lebih terarah, maka perlu dilakukannya pembatasan masalah.
Adapun pembatasan masalahnya yakni:
1. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan
yang dirasakan oleh individu (penderita kanker), diberikan oleh salah
satu sumber dukungan sosial yakni keluarga, berkaitan dengan
adanya dukungan emosi, penghargaan, instrumental, informasi dan
dukungan jaringan sosial.
2. Motivasi untuk sembuh yang dimaksud peneliti adalah sesuatu yang
mendorong dan memperkuat perilaku serta memberikan arahan pada
individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan bagi
penderita kanker berkaitan dengan aspek kebutuhan, rasa ingin tahu
dan kepuasan.
3.

Penderita kanker, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pria
maupun wanita yang terkena kanker yang berusia mulai dari 20 tahun
sampai 60 tahun yang sedang melakukan pengobatan di Rumah Sakit
Kanker Dharmais, Jakarta.

orang-orang yang

concern membantu penderita kanker. Sebagai

contoh adalah komunitas-komunitas kanker yang ingin membantu para
penderita untuk lebih memberikan dukungan sosial kepada mereka.

1.6. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran jelas tentang isi dan materi yang dibahas dalam
penelitian ini, maka penulis mengemukakan dalam 5 bab sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan
Yang berisikan : Latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penelitian.
2. Bab II : Kajian Pustaka
Yang berisikan : kanker meliputi; pengertian kanker, proses terjadinya
kanker, jenis-jenis kanker, faktor penyebab terjadinya kanker,
pengobatan kanker, aspek psikologis penderita kanker, cara
mengurangi resiko kanker; motivasi untuk sembuh, meliputi:
pengertian motivasi, peranan motivasi, jenis-jenis motivasi, fungsi
motivasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi untuk
sembuh; dukungan sosial: pengertian dukungan sosial, sumber
dukungan sosial, jenis dan efek dukungan sosial; serta kerangka
berpikir dan hipotesis.

3. Bab Ill : Metodologi Penelitian
Meliputi : Pendekatan penelitian, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.
4. Bab IV : Hasil Penelitian
Meliputi gambaran umum penelitian, presentasi data, uji persyaratan
dan pembahasan.
5. Bab V: Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

BAB2
KAJIAN TEORI

Bab ini terdiri dari empat sub bab. Pertama, membahas kanker. Kedua,
membahas pengertian motivasi untuk sembuh. Ketiga, membahas dukungan
sosial. Keempat, membahas kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1. Kanker
2.1.1. Pengertian kanker
Sally & Sheridan Radmacher (1992) memberikan suatu pengertian bahwa
istilah kanker atau Cancer berasal dari bahasa latin crab yang berarti
kepiting. Kanker ini bukan penyakit tunggal, melainkan penyakit yang yang
disebabkan oleh pertumbuhan sel tidak normal yang tidak dapat
dikendalikan.

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Gregg Miller (2008) bahwa kanker dapat
didefinisikan sebagai perkembangbiakan sel secara abnormal dan tak
terkendali yang akan terus mengalami pertumbuhan kecuali jika ada sesuatu
yang bisa menghentikannya.

Rama Diananda (2007) mengatakan bahwa kanker adalah suatu istilah
umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak
terkontrol dan berirama dimana sel yang tidak normal ini akan menyusup ke
jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat
mempengaruhi fungsi tubuh penderitanya.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Setiawan Dalimartha (2004)
bahwa kanker adalah suatu penyakit yang diakibatkan pertumbuhan sel
karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang
tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat, dan
gerakan yang berbeda dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi
organ asalnya.

Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan di atas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa kanker terjadi pada suatu sel tertentu ketika terjadi
penyimpangan dari pola perilaku sel yang normal, terutama pada perilaku
pembelahan dirinya. Akibatnya, sel tidak mati seperti yang seharusnya, dan
justru terus menerus melakukan pembelahan diri, yang seringkali terjadi
dengan kecepatan tinggi, sehingga menghasilkan kanker.

2.1.2. Proses Terjadinya Kanker

Kanker itu tidak terjadi begitu saja. Sel-sel kanker memerlukan waktu untuk
dapat berkembang dan merusak organ tubuh yang terkena. Menurut
Setiawan Dalimartha (2004) dan Elaine Magee (2008) ada tiga tahapan yang
dilalui dalam perkembangan kanker, yakni :
a) lnisiasi, yakni agen penyebab kanker yang merusak materi genetis
sebuah sel. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
suatu agen atau zat yang disebut karsinogen. Zat ini bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
b) Promosi, yakni sel-sel yang rusak terkontaminasi bahan kimia
sehingga dapat mempercepat proses pembelahan sel.
c) Progesi, yakni sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu menyebar ke
bagian-bagian tubuh yang lain.

Skema 2.1
Proses Terjadinya Kanker

INISIASl->->->PROMOSl->->->PROGRESI

Sebagai contohnya pada Rama Diananda (2007) menyebutkan bahwa
proses terjadinya kanker untuk dapat menjadi tumor sebesar 1 cm pada
waktu 8-12 tahun. Jadi dapat diketahui bahwa kanker terjadi melalui

beberapa tahapan sehingga terjadilah kanker. Kanker ini juga terjadi dalam
waktu yang relatif lama bukan terjadi langsung begitu saja (Elaine Magee,
2008).

2.1.3. Jenis.Jenis Kanker
Menu rut Setiawan Dalimartha (2004) kanker dapat tumbuh di semua jaringan
tubuh seperti sel kulit, sel darah, sel otak, sel paru, sel jaringan ikat dan selsel lainnya.
Adapun jenis-jenis kanker berdasarkan jaringan asal tumbuhnya yakni:
a. Karsinoma (kanker sel epitel), meliputi kanker payudara, kanker kulit
dan kanker kolon;
b. Sarkoma (kanker jaringan mesodermal), meliputi fibriosarkoma (kanker
jaringan ikat), limfosarkoma (kanker sistem limfatik), dan
osteosarkoma (kanker tulang);
c. Leukimia (kanker sel darah putih)

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa kanker dapat tumbuh di dalam
jaringan tubuh manusia. Letak keberadaan sel kanker ini dapat menunjukkan
jenis kanker yang sedang di derita .

2.1.4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kanker

Dalam Gregg Miller (2008) disebutkan bahwa 80-90% penyakit kanker
disebabkan oleh faktor lingkungan karena masuknya zat karsinogen (zat
penyebab kanker) ke dalam tubuh, sisanya disebabkan oleh faktor biologis.

Menurut Namora Lumongga Lubis (2009), ada empat faktor utama penyebab
kanker yakni lingkungan, makanan, biologis dan psikologis. Adapun faktorfaktor tersebut terbagi menjadi:
1. Lingkungan; meliputi bahan kimia, penyinaran yang berlebihan,
merokok dan polusi udara.
2. Makanan yang mengandung zat-zat kimia seperti bahan pemanis,
bahan pengawet, zat pewarna, zat radioaktif, terlalu banyak
mengkonsumsi garam, dan juga makanan yang sudah tidak layak
dimakan. Doll &Peto memperkirakan bahwa 35 % kematian kanker
lebih disebabkan dari mengkonsumsi makanan (Kaplan, et.all; 1993)
3. Biologi; meliputi virus, hormonal, dan faktor keturunan.
4. Psikologis; meliputi orang dengan kepribadian tertutup yang mudah
terkena stres yang kemudian berusaha menekannya melaui cara-cara
tertentu sehingga dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh.

Dari penjabaran di atas dapat diketahui faktor-faktor penyebab kanker.
Keempat faktor tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor resiko yakni

faktor yang disebabkan bukan dari genetik penderita melainkan kondisi
disekitar penderita.

2.1.5. Pengobatan Pada Kanker
Pada umumnya jenis pengobatan yang dapat dilakukan tergantung pada
tingkatan keparahan atau stadium. Jika sudah diketahui stadiumnya, maka
pengobatan pun akan dilakukan sebagaimana mestinya. Semakin gejala
kanker terdeteksi dini (stadium I & II), maka pengobatan akan semakin cepat
dilakukan sehingga akan memotong laju pertumbuhan kanker dan juga
tingkat keberhasilan hidup menjadi lebih besar dibandingkan penderita yang
sudah pada stadium lanjut (stadium Ill & IV) dimana sel kanker sudah
menyebar ke organ tubuh yang lain.
Adapun pengobatan yang dapat dilakukan menurut Rama Diananda (2007)
yakni:
1. Pembedahan, baik yang bersifat kuratif ( menyembuhkan) maupun
paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit).
2. Kemoterapi, yakni proses pemberian obat anti kanker dalam bentuk
pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan untuk membunuh sel-sel
kanker di dalam tubuh. Efek dari kemoterapi yang biasanya terjadi
adalah rambut rontok, mual, nafsu makan berkurang.

mengharapkan kesembuhan agar bisa hidup lebih baik dan tidak terjadi lagi
di kemudian hari.

2.1.6. Aspek-Aspek Psikologis Yang Terjadi Pada Penderita Kanker
Aniroh (2008) yang juga penderita kanker mengatakan bahwa seseorang
menerima kenyataan sebagai penderita kanker bukanlah suatu hal yang
mudah. Banyak cara yang sangat bervariasi dari setiap individu dalam
mengekspresikan dirinya menghadapi kenyataan hidup sebagai penderita
kanker.
Kanker tergolong pen ya kit kronis, hal ini dikarenakan penyakit kanker dapat
menyebabkan kematian bagi penderitanya. Kubler Ross (dalam Taylor, 2003)
mengemukakan ada lima tahap reaksi emosi yang berhubungan dengan
penyakit kronis yakni penyangkalan (denial), kemarahan (anger), tawarmenawar (barganing for extra), depresi (depression), dan penerimaan diri (

acceptance).
1. Penyangkalan (denial)
Taylor (2003) menyatakan bahwa penyangkalan adalah sistem
pertahanan yang membuat seseorang berusaha menghindari dampak
yang ditimbulkan dari suatu penyakit dan biasanya berlangsung dalam
beberapa hari. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Greer,
1992 (dalam Barraclough, 1996) bahwa penyangkalan yang dikenal
dalam mekanisme pertahanan ego, melibatkan alam bawah sadar

untuk menolak sesuatu yang tidak menyenangkan. Kebanyakan orang
menggunakan penyangkalan untuk melindungi dirinya dari suatu
kecemasan dan sesuatu yang tidak menyenangkan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kemarahan (anger)
Menurut Taylor (2003) pada tahapan ini pasien berusaha
mempertanyakan "mengapa harus saya yang menderita penyakit
kronis? ". Faulkner dkk, 1994 (dalam Barraclough, 1996)
mengemukakan bahwa pasien yang marah setelah menerima hasil
diagnosa kanker adalah hal wajar sebagai suatu proses penyesuaian.
Beberapa pasien dapat melepaskan suatu ungkapan spontan ataupun
menunjukkan ekspresi kemarahan yang selanjutnya akan mengarah
kepada suatu penerimaan emosional. Pada pasien lainnya,
kemarahan yang terus-menerus terjadi dan mendalam justru dapat
merusak diri pasien sendiri.
3. Tawar-menawar untuk sesuatu yang lebih (barganing for extra)
Menurut Taylor (2003) pada tahapan ini penderita kanker mengalihkan
kemarahan dengan lebih baik dan strategi yang berbeda, misalnya
berjanji untuk hid up lebih sehat dan juga lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan.
4. Depresi (depression)

Kubler Ross menggunakan istilah depresi sebagai kurangnya kontrol
yang merupakan realisasi dari memburuknya suatu simtom sebagai
kondisi dari penyakit yang tidak membaik . Pada tahap ini penderita
kanker akan merasa muak, sesak, letih, sulit makan, sulit mengontrol
diri, sulit memfokuskan perhatian, menghindar dari sakit dan juga
perasaan tidak nyaman (dalam Taylor, 2003).
5. Penerimaan diri (acceptance)
Pada tahap ini penderita kanker sudah tidak marah lagi dan sudah
membiasakan diri dengan ide kematian yang membuatnya tertekan
dan juga menghadapi pikirian-pikiran yang tidak menyenangkan.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa banyak aspek
psikologis yang terjadi pada penderita kanker. Namun demikian tidak semua
individu mencapai semua taraf yang diuraikan, hanya dua, tiga tahap atau
bahkan satu tahap saja yang dialami, misalnya tahap marah dan depresi,
atau penolakan dan depresi. Dengan semakin kompleksnya masalah
psikologis yang terjadi pada penderita kanker tentu akan berpengaruh
terhadap motivasi untuk sembuh bagi penderita sendiri.

イ[rpustaknMセ@

I

Lセ@
UIN SYAHID JAl

Dokumen yang terkait

Pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap motivasi untuk berobat pada penderita kanker serviks

12 50 94

Hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di rehabilitas mandani mental Health Care

7 61 117

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Motivasi Berpretasi Pada Karyawan.

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koping dengan Stres dan Dukungan Sosial Keluarga sebagai Prediktor Motivasi Sembuh pada Penderita Kanker Serviks

0 0 2

ID hubungan dukungan sosial dengan motivasi

0 0 5

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKART

0 0 10

Hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial oleh keluarga dengan motivasi untuk sembuh pada remaja pengguna narkoba - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DENGAN MEKANISME KOPING PADA PENDERITA KANKER SERVIKS SKRIPSI

0 0 20

MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA REMAJA PENYALAHGUNA NARKOBA DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL

0 0 14