Pengetahuan lansia tentang manfaat Dukungan Keluarga Motivasi Keluarga Keluhan Fisik Lansia

3 NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034 juga menjadi salah satu sebab lansia tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia dengan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan Keaktifan Keaktifan adalah suatu kesibukan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh sesuatu. Konsep diri seseorang tergantung pada aktivitasnya. Aktivitas menekankan pentingnya peran lansia dalam kegiatan masyarakat dalam kehidupanya. Seseorang akan mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia Stanley, 2006. Faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu

1. Pengetahuan lansia tentang manfaat

posyandu lansia. Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu lansia ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat

2. Dukungan Keluarga

Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantarkan lansia ke posyandu.

3. Motivasi Keluarga

Motivasi adalah sesuatu yang membuat seseorang bertindak, motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya.

4. Keluhan Fisik Lansia

Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan fisik. Lanjut Usia Lanjut usia merupakan tahap akhir dalam kehidupan manusia. Manusia yang memasuki tahap ini ditandai dengan menurunya kemampuan kerja tubuh akibat perubahan dan penurunan fungsi organ- organ tubuh Arisma, 2004. Perubahan dan Penurunan Fungsi pada Lansia Kualitas Hidup Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang luas, yaitu merupakan penggabungan yang kompleks antara kesehatan fisik, kondisi psikologis, tingkat kemandirian, interaksi sosial, kepercayaan diri dan hubungan yang baik dengan lingkungannya Nugraheni, 2008. Posyandu Lansia Posyandu lansia adalah salah satu kegiatan masyarakat yang menghimpun para lansia agar tetap sehat jasmani maupun rohani berguna dan berhasil guna dalam peningkatan kualitas hidupnya Hennywati, 2008. METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional analitik . rancangan penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol case control Riyanto, 2011. Populasi penelitian adalah seluruh lansia yang terdaftar di posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan yaitu sebanyak 228 lansia. jumlah lansia yang aktif sebanyak 90 orang dan yang tidak aktif sebanyak 138 lansia. cara pengambilan sampelnya menggunakan metode Simple Random Sampling . sampel penelitian sebanyak 72 sampel dengan 36 sampel sebagai kasus dan 36 sampel sebagai kontrol. 4 NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034 Kriteria Sampel 1 Kriteria inklusi a Kriteria untuk kasus Lansia yang berumur 59-70 tahun, hadir dan mengikuti kegiatan posyandu lansia ≥ 6 kali kegiatan dalam satu tahun, tinggal di Desa Sirnoboyo, Bersedia menjadi responden b Kriteria untuk kontrol Lansia yang berumur 59-70 tahun, tidak hadir dalam kegiatan posyandu, lansia 6 kali kegiatan dalam satu tahun, tinggal di Desa Sirnoboyo, Bersedia menjadi responden meskipun dalam keadaan sakit 2 Kriteria eksklusi a Tidak bersedia menjadi responden b Sakit keras saat penelitian Instrumen kualitas hidup Instrumen kualitas hidup yang akan digunakan peneliti adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti sebanyak 20 item pertanyaan dengan mengacu dari sort form 36 SF 36 dari the medical outcomes study Keaktifan mengikuti kegiatan posyandu lansia dari daftar hadir di posyandu lansia Analisis Data Analisis data menggunakan uji hipotesis komparatif yaitu uji chi square. HASIL PENELITIA Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi responden menurut jenis kelamin di posyandu lansia Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan Karakteristik Kelompok Kasus Kelompok Kontrol Jumlah orang Jumlah orang Jenis kelamin Laki-laki 6 16.7 10 27.8 Perempuan 30 83.3 26 72.2 Umur 59-64 15 41.7 18 50.0 65-70 21 58.3 18 50.0 Pendidikan SD 3 8.3 6 16.7 SMP 19 52.8 22 61.1 SMA 12 33.3 8 22.2 PT 2 5.6 Pekerjaan IRT 13 36.1 11 30.6 Petani 14 38.9 18 50.0 Wiraswasta 6 16.7 3 8.3 Tidak bekerja 3 8.3 4 11.1 Tabel 1 memperlihatkan bahwa jumlah responden perempuan 83, 3 lebih banyak dari pada responden laki- laki 83,3 .kelompok kasus lebih banyak pada usia antara 65-70 tahun 58,3, sedangkan pada kelompok kontrol usia 59-64 dan 65-70 tahun besarnya sama, masing-masing 50. sebagian besar responden berpendidikan SMP baik pada responden kelompok kasus 52,8 maupun pada kelompok kontrol 61,1. sebagian besar responden bekerja sebagai petani baik pada responde kelompok kasus 38,9 maupun pada responden kelompok kontrol 50. 5 NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034 Hasil Analisis Univariat Kualitas Hidup Table 2. Sentral tendensi kualitas hidup antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol Sentral tendensi Kualitas hidup kelompok kasus kelompok kontrol Rata-rata 41.25 33.16 Median 42. 33 Modus 43 33 Minimum 30 28 Maximum 50 45 Tabel 2 menunjukkan rata-rata kualitas hidup kelompok kasus lebih besar dari rata-rata kualitas hidup kelompok kontrol. Nilai minimum dan maksimum kelompok kasus lebih tinggi dari nilai minimum maupun nilai maksimum pada kelompok kontrol. Berdasarkan nilai dari sentral tendensi, maka kualitas hidup lansia kemudian dikelompokkan menjadi dua yaitu kualitas hidup yang baik dan kualitas hidup yang buruk. Kategorisasi kualitas hidup didasakan dari nilai rata-rata. Nilai rata-rata kualitas hidup kelompok kasus sebesar 41,25 sementara rata-rata kualitas hidup kelompok kontrol sebesar 33,16. Hasil kualitas hidup responden ditampilkan pada tabel 3. Tabel 3. Kualitas hidup responden di posyandu lansia Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan Kualitas hidup Kelompok Kasus Kelompok Kontrol Jumlah orang Jumlah orang Baik 21 58.3 11 30.6 Buruk 15 41.7 25 69.4 Total 36 100.0 36 100.0 Tabel 3 memperlihatkan bahwa kualitas hidup responden pada kelompok kasus lebih banyak yang termasuk kategori baik yaitu 58,3, sementara pada kualitas hidup kelompok kontrol lebih banyak yang termasuk kategori buruk yaitu 69,4. Keaktifan Mengikuti Posyandu Lansia Keaktifan responden dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia dinilai dari jumlah kehadiran selama 1 tahun sebanyak 12 kali pertemuan. Responden dinyatakan aktif apabila mengikuti kegiatan minimal 6 kali, sementara responden tidak aktif bila mengikuti kegiatan kurang dari 6 kali. Keaktifan responden kelompok kasus dengan kelompok kontrol ditampilkan dalam table 4 6 NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034 Tabel 4. Kehadiran responden dalam mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan Frekuensi Kehadiran Kelompok Kasus Kelompok Kontrol Jumlah orang Jumlah orang 2 8 22.2 3 10 27.8 4 9 25.0 5 9 25.0 6 7 19.4 7 11 30.6 8 5 13.9 9 9 25.0 10 4 11.1 Total 36 100.0 36 100.0 Tabel 4 memperlihatkan bahwa responden pada kelompok kasus paling banyak mengikuti kegiatan posyandu sebesar 7 kali pertemuan 30, sedangkan kelompok kontrol frekuensi kehadira mengikuti kegiatan posyandu lansia sebanyak 3 kali pertemuan 27,8. Berdasarkan frekuensi kehadiran di posyandu lansia kemudian dikategorikan menjadi 2 yaitu aktif dan tidak aktif. Distribusi responden berdasarkan keaktifan ditampilkan pada tabel 5. Tabel 5. Keaktifan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol Keaktifan Kelompok Kasus Kelompok Kontrol Jumlah orang Jumlah orang Aktif ≥6 kali hadir 36 100 Tidak aktif 6 kali hadir 36 100 Total 36 100.0 36 100.0 Hasil Analisis Bivariat Tabel 6. Kualitas hidup lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia dengan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan . Keaktifan Kualitas Hidup Total 2 P Keputusan Baik Buruk F F F Aktif 21 29.2 15 20.8 36 50 5,625 0,018 Ho ditolak Tidak aktif 11 15.3 25 34.7 36 50 Jumlah 32 44.4 40 55.6 72 100 Tabel 6 memperlihatkan dari 36 responden yang aktif mengikuti kegiatan posyandu 29,2 mempunyai kualitas hidup yang baik, sedangkan dari 36 responden yang tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia 34,7 adalah responden mempunyai kualitas hidup yang buruk. hasil uji stastistik dengan Chi Square diperoleh nilai p=0,018, sehingga hipotesa penelitian yang yang diambil adalah Ho ditolak. Hipotesis nol ditolak bermakna terdapat perbedaan kualitas hidup antara lansia yang aktif dengan yang tidak aktif dalam mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan. 7 NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034 PEMBAHASAN Ditinjau dari jenis kelamin responden, diketahui responden lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan. Banyaknya responden perempuan di lokasi penelitian disebabkan karena perempuan mempunyai waktu luang yang cukup banyak dari pada laki-laki, kesadaran akan pentingnya peningkatan kesehatan dan kemauan responden perempuan juga menjadi faktor banyaknya responden perempuan pada penelitian ini. Banyaknya responden perempuan tidak terlepas dari jumlah peserta posyandu lansia secara keseluruhan, jumlah seluruh anggota posyandu lansia adalah 228 orang lansia, 152 adalah perempuan sedangkan 78 adalah laki-laki, sehingga data penelitian yang diperoleh peneliti yaitu perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki- laki. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2009 diketahui bahwa jumlah lansia di Indonesia berdasarkan jenis kelamin, lansia laki-laki di Indonesia pada tahun 2009 berjumlah 9.290.782 jiwa dan lansia perempuan berjumlah 11.256.759 jiwa dengan demikian jumlah peserta posyandu di tempat penelitian sesuai dengan jumlah lansia perempuan di Indonesia yang lebih banyak jumlahnya dibanding lansia laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian mengenai umur responden, pada penelitian lebih banyak responden pada usia antara 65-70 tahun sebesar 58,3. Banyaknya umur responden disebabkan karena responden tersebut telah lama menjadi anggota posyandu lansia. Berdasarkan data keanggotaan, responden yang berumur 65- 70 tahun telah lebih dari 5 tahun mengikuti kegiatan posyandu lansia. Kegiatan yang telah dilakukan lebih dari 5 tahun ini akan tetap diikuti responden selama masih sanggup mengikuti kegiatan sesuai jadwal posyandu lansia. Menurut Ananta umur harapan hidup wanita lebih tinggi dari pria. Data dari lembaga kesehatan Dunia WHO menyebut angka harapan hidup penduduk Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. tahun 2010 angka harapan hidup usia di atas 60 tahun mencapai 20,7 juta orang kemudian naik menjadi 36 juta orang. Kenaikan tersebut diprediksi akan terus bertambah hingga mencapai 71 juta orang pada tahun 2050. Umur harapan hidup pria 63,33 tahun dan wanita 69,0 tahun. Responden yang berumur 65-70 tahun tetap berusaha memanfaatkan hidup di masa tua dengan kegiatan yang positif yang salah satunya tetap aktif melakukan kunjungan ke posyandu lansia. Hardywinoto 2005 menyatakan bahwa seseorang yang sudah masuk dalam kelompok lanjut usia butuh sarana pelayanan kesehatan seperti posyandu untuk mengetahui kondisi kesehatan, dimana lanjut usia sering bermasalah dengan penurunan kesehatan fisik. Hasil penelitian pendidikan responden menunjukkan paling banyak lulusan SMP. Banyaknya responden berpendidikan SMP lebih disebabkan kemampuan responden dalam menyelesaikan pendidikan formal. Pendidikan formal responden pada tingkat SMP sudah dapat dikatakan tinggi, jika dihitung pada saat usia sekolah saat itu. Pendidikan SMP sekitar 50 tahun yang lalu adalah pendidikan SMP termasuk pendidikan tinggi, dimana sistem Persekolahan mengacu pada UU No. 22 Tahun 1961 yaitu struktur sistem persekolahan yaitu Prasekolah Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar SD, Madrasah ibtidaiyah, SLTP SMP, Madrasah Tsanawiyah, SMEP, SKKP, Sekolah Teknik, SLTA SMA, Madrasah Aliyah, SMEP, SKKA, STM, SPG, SMOA dan Perguruan Tinggi. Apabila mengacu pada sistem pendidikan pada Undang-undang Nomor 33 tahun 2003 tingkat pendidikan responden secara formal memang rendah dimana tingkat pendidikan SMP dalam program pendidikan nasional masih menjadi pendidikan wajib belajar 9 tahun. Dengan keterbatasan pendidikan dapat berpengaruh pada kualitas hidup seseorang 8 NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034 yang dapat dinilai dari kebiasaan hidup sehari-hari yang dimulai dari pengetahuan yang diperoleh, bagaimana responden melakukan kebiasaan hidup sehat seperti mengontrol makanan, memeriksakan kesehatan secara teratur, ataupun mengaktualisasikan diri dalam kegiatan bermasyarakat. Hal ini tidak terlepas dari pendidikan masa lalu yang ditempuh. Purwanto 2004, mengemukakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh pada perilaku kesehatan adalah tingkat pendidikan. Hasil pendidikan ikut membentuk pola berpikir, pola persepsi dan sikap pengambilan keputusan seseorang. Pendidikan seseorang yang meningkat mengajarkan individu mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya. Namun demikian pengetahuan tingkat pendidikan yang rendah tidak selamanya akan menghambat seseorang untuk belajar dari media lain, seperti televisi, koran, majalah, radio dan pengalaman-pengalaman orang lain yang dapat dijadikan referensi bagi lansia. Keadaan ini tercermin pada responden penelitian dimana tingkat pendidikan mayoritas rendah, namun responden masih mau mengikuti kegiatan posyandu lansia. Status pekerjaan responden diketahui adalah sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani adalah mayoritas pekerjaan penduduk Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan karena dari segi geografis Desa Sirnoboyo mempunyai lahan pertanian yang cukup luas sehingga oleh penduduk Desa Sirnoboyo dimanfaatkan untuk bercocok tanam sebagai mata pencaharian. Berdasarkan data dari kantor Kelurahan Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan dari 2.371 penduduk, pekerjaan sebagai petani menempati urutan pertama sebanyak 789 orang 83. Namun demikian tidak semua petani adalah pemilik lahan, sebagian dari mkereka afdalah buruh tani. Berdasarkan hasil penelitian berkaitan dengan kualitas hidup, diketahui bahwa sebagai buruh tani respoden tetap berusaha menjalani hidup dengan baik sehingga hidup menjadi lebih baik dan ditunjang dengan berusaha aktif mengunjungi kegiatan posyandu lansia untuk mengetahui kesehatan dirinya. Berdasarkan hasil penelitian pada responden kelompok kasus, memaknai hidup dalam usia lanjut adalah bagaimana berperilaku dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan diri. Kesehatan bukan hanya pada fisik saja, namun menjaga kesehatan secara psikis. Kesehatan fisik ini adalah dengan berusaha melakukan olah raga ringan, menjaga makan makanan dari yang berpantang. Kesehatan yang berkaitan dengan psikis adalah tetap melakukan komunikasi dengan orang lain, meningkatkan pendekatan diri dengan kegiatan beribadah, berusaha melakukan kegiatan kemasyarakatan yang salah satunya adalah mengunjungi kegiatan posyandu lansia. Dengan mengunjungi kegiatan posyandu, responden merasakan manfaat bukan hanya mengetahui kondisi kesehatannya seperti mengetahuai tekanan darah, berat badan juga dapat mendapat kepuasan batin dengan dapat bertemu dengan anggota posyandu lansia. Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa responden kelompok kasus yang aktif mengikuti kegiatan posyandu maupun kelompok kontrol yang tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu ada yang mempunyai kualitas hidup baik dan ada yang mempunyai kualitas hidup buruk. Sebanyak 15 responden 20.8 kelompok kasus mempunyai kualitas hidup yang buruk. Hal ini dapat terjadi karena responden beranggapan bahwa kegiatan posyandu hanya merupakan tempat untuk mengetahui kondisi kesehatan tanpa adanya pemberian obat apabila responden mengeluh tentang sakit yang diderita. Responden dalam beraktivitas sehari-hari juga masih mempunyai berbagai masalah baik dalam hal kesehatan fisik, ataupun kurangnya kesempatan dalam beraktivitas. 9 NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034 Berbagai persoalan seperti kesulitan secara ekonomi dimana pekerja buruh tani tidak setiap hari mendapatkan penghasilan yang tetap sehingga dapat mempengaruhi daya beli untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Kondisi yang dapat memperburuk kualitas hidup responden kelompok kasus apabila sebagai buruh tani ternyata penghasilannya masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini karena penghasilan petani berdasarkan hasil panen yang didapat dan belum tentu setiap hari mendapatkan penghasilan belum lagi jika terjadi gagal panen karena padi terserang hama wereng, atau padi terkena banjir. Responden yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia kualitas hidupnya baik, kunjungan ke posyandu bukanlah faktor yang utama. Seringkali kegiatan posyandu yang diadakan setiap bulan sekali pada hari dan tanggal yang ditetapkan berbarengan dengan kegiatan yang dilakukan oleh responden. Karena kegiatan yang bersamaan waktunya maka responden banyak yang tidak aktif. Faktor lain selain factor waktu diketahui factor jarak tempuh menyebabkan lansia enggan untuk datang ke posyandu lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami keluhan, serta gerak fisik yang mulai menurun akan berdampak pada menurunnya kualitas hidup. Kualitas hidup responden dapat diketahui dari responden mulai jarang ke luar rumah. Dengan berkurangnya interaksi sosial menjadikan responden semakin menutup diri dan kualitas hidupnya menurun. Berdasarkan haasil uji statistik diketahui bahwa nilai signifikasi kurang dari 0,05 sehingga disimpulkan adanya perbedaan kualitas hidup lansia antara yang aktif mengikuti posyandu lansia dengan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan. Hasil penelitian Bowling 2007 menunjukkan bahwa lansia yang mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik akan berdampak pada kualitas hidupnya, terlebih lansia yang sedang mengalami sakit, sehingga diperlukan bantuan orang lain agar kualitas hidupnya tidak semakin menurun. Hasil penelitian Rosyid 2007 menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan keaktifan kunjungan ke posyandu lansia dikaitkan dengan faktor jenis kelamin , pendidikan, pola tempat tinggal, sedangkan faktor pendapatan dan jenis pekerjaan berhubungan dengan keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Simpulan 1. Kualitas hidup lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan sebagian besar adalah baik 58,3 2. Kualitas hidup lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan sebagian besar adalah buruk 41,7 3. Terdapat perbedaan kualitas hidup lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia dengan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan. Saran 1. Bagi Responden Diharapkan responden yang tidak mengikuti kegiatan posyandu untuk bisa memanfaatkan pelayanan posyandu lansia sebagai tempat untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dan untuk responden yang belum aktif diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan di posyandu lansia. Begitu juga dengan responden yang sudah aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui kegiatan posyandu lansia, sehingga kualitas hidup lansia tetap terjaga dan terpantau secara optimal. 10 NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034

2. Bagi Masyarakat

Dokumen yang terkait

GAMBARAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF DALAM Gambaran Karakteristik Demografi dan Tingkat Pengetahuan Lansia yang Aktif dan Tidak Aktif dalam Mengikuti Kegiatan di Posyandu Lansia Pinilih Kelurahan Gump

0 3 17

PENDAHULUAN Gambaran Karakteristik Demografi dan Tingkat Pengetahuan Lansia yang Aktif dan Tidak Aktif dalam Mengikuti Kegiatan di Posyandu Lansia Pinilih Kelurahan Gumpang Kartasura.

0 2 8

DAFTAR PUSTAKA Gambaran Karakteristik Demografi dan Tingkat Pengetahuan Lansia yang Aktif dan Tidak Aktif dalam Mengikuti Kegiatan di Posyandu Lansia Pinilih Kelurahan Gumpang Kartasura.

0 8 5

KESEHATAN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA Kesehatan Dan Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura.

0 2 16

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP LANSIA YANG AKTIF MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DENGAN YANG TIDAK Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan.

0 1 14

PENDAHULUAN Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan.

0 1 9

PERBEDAAN MEKANISME KOPING YANG DIGUNAKAN LANSIA YANG AKTIF DAN LANSIA YANG TIDAK AKTIF DI PERBEDAAN MEKANISME KOPING YANG DIGUNAKAN LANSIA YANG AKTIF DAN LANSIA YANG TIDAK AKTIF DI POSYANDU LANSIA DI GONILAN KARTASURA.

0 0 15

PENDAHULUAN PERBEDAAN MEKANISME KOPING YANG DIGUNAKAN LANSIA YANG AKTIF DAN LANSIA YANG TIDAK AKTIF DI POSYANDU LANSIA DI GONILAN KARTASURA.

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia Di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

0 0 15

PERBEDAAN STATUS GIZI PADA LANSIA YANG MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI RW 02 SERANGAN NGAMPILAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Perbedaan Status Gizi pada Lansia yang Mengikuti Posyandu Lansia dengan yang Tidak Mengi

0 0 14