3
NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034
juga menjadi salah satu sebab lansia tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu
lansia. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui perbedaan kualitas hidup lansia yang aktif mengikuti posyandu
lansia dengan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo
Kecamatan Pacitan Keaktifan
Keaktifan adalah suatu kesibukan yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh sesuatu.
Konsep diri
seseorang tergantung pada aktivitasnya. Aktivitas menekankan pentingnya peran
lansia dalam kegiatan masyarakat dalam kehidupanya.
Seseorang akan
mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia Stanley, 2006.
Faktor yang
mempengaruhi keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu
1. Pengetahuan lansia tentang manfaat
posyandu lansia.
Pengetahuan lansia
akan manfaat posyandu lansia ini dapat
diperoleh dari pengalaman pribadi dalam
kehidupan sehari-harinya.
Dengan menghadiri
kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan
penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat
2. Dukungan Keluarga
Keluarga bisa
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila
selalu menyediakan
diri untuk
mendampingi atau
mengantarkan lansia ke posyandu.
3. Motivasi Keluarga
Motivasi adalah sesuatu yang membuat
seseorang bertindak,
motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi
yang dihadapinya.
4. Keluhan Fisik Lansia
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degeneratif yang akan berdampak pada perubahan fisik.
Lanjut Usia
Lanjut usia merupakan tahap akhir dalam kehidupan manusia. Manusia
yang memasuki tahap ini ditandai dengan menurunya kemampuan kerja tubuh akibat
perubahan dan penurunan fungsi organ- organ tubuh Arisma, 2004.
Perubahan dan Penurunan Fungsi pada Lansia
Kualitas Hidup
Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang luas, yaitu merupakan
penggabungan yang kompleks antara kesehatan fisik, kondisi psikologis, tingkat
kemandirian, interaksi sosial, kepercayaan diri dan hubungan yang baik dengan
lingkungannya Nugraheni, 2008. Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah salah satu kegiatan masyarakat yang menghimpun
para lansia agar tetap sehat jasmani maupun rohani berguna dan berhasil guna
dalam peningkatan kualitas hidupnya Hennywati, 2008.
METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Observasional analitik
. rancangan penelitian ini menggunakan rancangan
kasus kontrol
case control
Riyanto, 2011. Populasi penelitian adalah seluruh
lansia yang terdaftar di posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan yaitu
sebanyak 228 lansia. jumlah lansia yang aktif sebanyak 90 orang dan yang tidak
aktif
sebanyak 138
lansia. cara
pengambilan sampelnya menggunakan metode
Simple Random Sampling
. sampel penelitian sebanyak 72 sampel dengan 36
sampel sebagai kasus dan 36 sampel sebagai kontrol.
4
NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034
Kriteria Sampel 1 Kriteria inklusi
a Kriteria untuk kasus Lansia yang berumur 59-70 tahun,
hadir dan mengikuti kegiatan posyandu lansia ≥ 6 kali
kegiatan dalam satu tahun, tinggal di Desa Sirnoboyo, Bersedia
menjadi responden
b Kriteria untuk kontrol Lansia yang berumur 59-70 tahun,
tidak hadir
dalam kegiatan
posyandu, lansia 6 kali kegiatan dalam satu tahun, tinggal di Desa
Sirnoboyo, Bersedia
menjadi responden
meskipun dalam
keadaan sakit 2 Kriteria eksklusi
a Tidak bersedia menjadi responden b Sakit keras saat penelitian
Instrumen kualitas hidup
Instrumen kualitas hidup yang akan digunakan peneliti adalah kuesioner
yang dibuat sendiri oleh peneliti sebanyak 20 item pertanyaan dengan mengacu dari
sort form 36 SF 36 dari the medical outcomes study
Keaktifan mengikuti
kegiatan posyandu lansia dari daftar hadir di
posyandu lansia
Analisis Data Analisis data menggunakan uji hipotesis
komparatif yaitu uji
chi square.
HASIL PENELITIA Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi responden menurut jenis kelamin di posyandu lansia Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan
Karakteristik Kelompok Kasus
Kelompok Kontrol Jumlah orang
Jumlah orang
Jenis kelamin
Laki-laki 6
16.7 10
27.8 Perempuan
30 83.3
26 72.2
Umur
59-64 15
41.7 18
50.0 65-70
21 58.3
18 50.0
Pendidikan
SD 3
8.3 6
16.7 SMP
19 52.8
22 61.1
SMA 12
33.3 8
22.2 PT
2 5.6
Pekerjaan
IRT 13
36.1 11
30.6 Petani
14 38.9
18 50.0
Wiraswasta 6
16.7 3
8.3 Tidak bekerja
3 8.3
4 11.1
Tabel 1 memperlihatkan bahwa jumlah responden perempuan 83, 3
lebih banyak dari pada responden laki- laki 83,3 .kelompok kasus lebih
banyak pada usia antara 65-70 tahun 58,3,
sedangkan pada
kelompok kontrol usia 59-64 dan 65-70 tahun
besarnya sama, masing-masing 50. sebagian besar responden berpendidikan
SMP baik pada responden kelompok kasus 52,8 maupun pada kelompok kontrol
61,1. sebagian besar responden bekerja sebagai
petani baik
pada responde kelompok kasus 38,9 maupun pada
responden kelompok kontrol 50.
5
NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034
Hasil Analisis Univariat Kualitas Hidup
Table 2. Sentral tendensi kualitas hidup antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol Sentral tendensi
Kualitas hidup kelompok kasus
kelompok kontrol Rata-rata
41.25 33.16
Median 42.
33 Modus
43 33
Minimum 30
28 Maximum
50 45
Tabel 2 menunjukkan rata-rata kualitas hidup kelompok kasus lebih besar
dari rata-rata kualitas hidup kelompok kontrol. Nilai minimum dan maksimum
kelompok kasus lebih tinggi dari nilai minimum maupun nilai maksimum pada
kelompok kontrol.
Berdasarkan nilai dari sentral tendensi, maka kualitas hidup lansia
kemudian dikelompokkan menjadi dua yaitu kualitas hidup yang baik dan kualitas
hidup yang buruk. Kategorisasi kualitas hidup didasakan dari nilai rata-rata. Nilai
rata-rata kualitas hidup kelompok kasus sebesar 41,25 sementara rata-rata kualitas
hidup kelompok kontrol sebesar 33,16. Hasil
kualitas hidup
responden ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3. Kualitas hidup responden di posyandu lansia Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan
Kualitas hidup Kelompok Kasus
Kelompok Kontrol Jumlah orang
Jumlah orang Baik
21 58.3
11 30.6
Buruk 15
41.7 25
69.4 Total
36 100.0
36 100.0
Tabel 3 memperlihatkan bahwa kualitas hidup responden pada kelompok
kasus lebih banyak yang termasuk kategori baik yaitu 58,3, sementara pada kualitas
hidup kelompok kontrol lebih banyak yang termasuk kategori buruk yaitu 69,4.
Keaktifan Mengikuti Posyandu Lansia
Keaktifan responden
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia dinilai
dari jumlah kehadiran selama 1 tahun sebanyak 12 kali pertemuan. Responden
dinyatakan aktif
apabila mengikuti
kegiatan minimal 6 kali, sementara responden tidak aktif bila mengikuti
kegiatan kurang dari 6 kali. Keaktifan responden kelompok
kasus dengan
kelompok kontrol
ditampilkan dalam table 4
6
NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034
Tabel 4. Kehadiran responden dalam mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan
Frekuensi Kehadiran
Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
Jumlah orang Jumlah orang
2 8
22.2 3
10 27.8
4 9
25.0 5
9 25.0
6 7
19.4 7
11 30.6
8 5
13.9 9
9 25.0
10 4
11.1 Total
36 100.0
36 100.0
Tabel 4 memperlihatkan bahwa responden pada kelompok kasus paling
banyak mengikuti kegiatan posyandu sebesar
7 kali
pertemuan 30,
sedangkan kelompok kontrol frekuensi kehadira mengikuti kegiatan posyandu
lansia sebanyak 3 kali pertemuan 27,8. Berdasarkan frekuensi
kehadiran di posyandu lansia kemudian dikategorikan menjadi 2 yaitu aktif dan
tidak
aktif. Distribusi
responden berdasarkan keaktifan ditampilkan pada
tabel 5.
Tabel 5. Keaktifan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol Keaktifan
Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
Jumlah orang Jumlah orang
Aktif ≥6 kali hadir
36 100
Tidak aktif 6 kali hadir
36 100
Total 36
100.0 36
100.0
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 6. Kualitas hidup lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia dengan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan .
Keaktifan Kualitas Hidup
Total 2
P Keputusan
Baik Buruk
F F
F Aktif
21 29.2
15 20.8
36 50
5,625 0,018
Ho ditolak Tidak aktif
11 15.3
25 34.7
36 50
Jumlah 32
44.4 40
55.6 72
100
Tabel 6 memperlihatkan dari 36 responden yang aktif mengikuti kegiatan
posyandu 29,2 mempunyai kualitas hidup yang baik, sedangkan dari 36
responden yang tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia 34,7 adalah
responden mempunyai kualitas hidup yang buruk.
hasil uji
stastistik dengan
Chi Square
diperoleh nilai p=0,018, sehingga hipotesa penelitian yang yang
diambil adalah Ho ditolak. Hipotesis nol ditolak bermakna terdapat perbedaan
kualitas hidup antara lansia yang aktif dengan yang tidak aktif dalam mengikuti
posyandu lansia di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan.
7
NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034
PEMBAHASAN
Ditinjau dari
jenis kelamin
responden, diketahui responden lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan.
Banyaknya responden perempuan di lokasi penelitian disebabkan karena perempuan
mempunyai waktu luang yang cukup banyak dari pada laki-laki, kesadaran
akan pentingnya peningkatan kesehatan dan kemauan responden perempuan juga
menjadi faktor banyaknya responden perempuan pada penelitian ini. Banyaknya
responden perempuan tidak terlepas dari jumlah peserta posyandu lansia secara
keseluruhan, jumlah seluruh anggota posyandu lansia adalah 228 orang lansia,
152 adalah perempuan sedangkan 78 adalah laki-laki, sehingga data penelitian
yang diperoleh peneliti yaitu perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-
laki.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2009 diketahui bahwa jumlah
lansia di Indonesia berdasarkan jenis kelamin, lansia laki-laki di Indonesia pada
tahun 2009 berjumlah 9.290.782 jiwa dan lansia perempuan berjumlah 11.256.759
jiwa dengan demikian jumlah peserta posyandu di tempat penelitian sesuai
dengan jumlah lansia perempuan di Indonesia yang lebih banyak jumlahnya
dibanding lansia laki-laki.
Berdasarkan hasil
penelitian mengenai umur responden, pada penelitian
lebih banyak responden pada usia antara 65-70 tahun sebesar 58,3. Banyaknya
umur responden
disebabkan karena
responden tersebut telah lama menjadi anggota posyandu lansia. Berdasarkan data
keanggotaan, responden yang berumur 65- 70 tahun telah lebih dari 5 tahun mengikuti
kegiatan posyandu lansia. Kegiatan yang telah dilakukan lebih dari 5 tahun ini akan
tetap diikuti responden selama masih sanggup mengikuti kegiatan sesuai jadwal
posyandu lansia. Menurut Ananta umur harapan hidup wanita lebih tinggi dari
pria. Data dari lembaga kesehatan Dunia WHO menyebut angka harapan hidup
penduduk Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. tahun 2010 angka harapan
hidup usia di atas 60 tahun mencapai 20,7 juta orang kemudian naik menjadi 36 juta
orang. Kenaikan tersebut diprediksi akan terus bertambah hingga mencapai 71 juta
orang pada tahun 2050. Umur harapan hidup pria 63,33 tahun dan wanita 69,0
tahun.
Responden yang berumur 65-70 tahun tetap berusaha memanfaatkan hidup
di masa tua dengan kegiatan yang positif yang salah satunya tetap aktif melakukan
kunjungan ke
posyandu lansia.
Hardywinoto 2005 menyatakan bahwa seseorang yang sudah masuk dalam
kelompok lanjut usia butuh sarana pelayanan kesehatan seperti posyandu
untuk mengetahui kondisi kesehatan, dimana lanjut usia sering bermasalah
dengan penurunan kesehatan fisik.
Hasil penelitian
pendidikan responden menunjukkan paling banyak
lulusan SMP. Banyaknya responden berpendidikan SMP lebih disebabkan
kemampuan responden
dalam menyelesaikan
pendidikan formal.
Pendidikan formal responden pada tingkat SMP sudah dapat dikatakan tinggi, jika
dihitung pada saat usia sekolah saat itu. Pendidikan SMP sekitar 50 tahun yang
lalu adalah pendidikan SMP termasuk pendidikan
tinggi, dimana
sistem Persekolahan mengacu pada UU No. 22
Tahun 1961
yaitu struktur
sistem persekolahan yaitu Prasekolah Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar SD, Madrasah ibtidaiyah, SLTP SMP,
Madrasah Tsanawiyah, SMEP, SKKP, Sekolah Teknik, SLTA SMA, Madrasah
Aliyah, SMEP, SKKA, STM, SPG, SMOA dan Perguruan Tinggi.
Apabila mengacu
pada sistem
pendidikan pada Undang-undang Nomor 33
tahun 2003
tingkat pendidikan
responden secara formal memang rendah dimana tingkat pendidikan SMP dalam
program pendidikan
nasional masih
menjadi pendidikan wajib belajar 9 tahun. Dengan keterbatasan pendidikan dapat
berpengaruh pada kualitas hidup seseorang
8
NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034
yang dapat dinilai dari kebiasaan hidup sehari-hari yang dimulai dari pengetahuan
yang diperoleh, bagaimana responden melakukan kebiasaan hidup sehat seperti
mengontrol
makanan, memeriksakan
kesehatan secara
teratur, ataupun
mengaktualisasikan diri dalam kegiatan bermasyarakat. Hal ini tidak terlepas dari
pendidikan masa lalu yang ditempuh. Purwanto 2004, mengemukakan
bahwa salah satu faktor yang berpengaruh pada perilaku kesehatan adalah tingkat
pendidikan. Hasil
pendidikan ikut
membentuk pola berpikir, pola persepsi dan
sikap pengambilan
keputusan seseorang. Pendidikan seseorang yang
meningkat mengajarkan
individu mengambil keputusan yang terbaik untuk
dirinya. Namun demikian pengetahuan tingkat pendidikan yang rendah tidak
selamanya akan menghambat seseorang untuk belajar dari media lain, seperti
televisi,
koran, majalah,
radio dan
pengalaman-pengalaman orang lain yang dapat dijadikan referensi bagi lansia.
Keadaan ini tercermin pada responden penelitian dimana tingkat pendidikan
mayoritas rendah, namun responden masih mau mengikuti kegiatan posyandu
lansia.
Status pekerjaan
responden diketahui adalah sebagai petani. Pekerjaan
sebagai petani adalah mayoritas pekerjaan penduduk Desa Sirnoboyo Kecamatan
Pacitan karena dari segi geografis Desa Sirnoboyo mempunyai lahan pertanian
yang cukup luas sehingga oleh penduduk Desa Sirnoboyo dimanfaatkan untuk
bercocok tanam sebagai mata pencaharian. Berdasarkan data dari kantor Kelurahan
Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan dari 2.371 penduduk, pekerjaan sebagai petani
menempati urutan pertama sebanyak 789 orang 83. Namun demikian tidak
semua petani adalah pemilik lahan, sebagian dari mkereka afdalah buruh tani.
Berdasarkan hasil penelitian berkaitan dengan kualitas hidup, diketahui bahwa
sebagai buruh tani respoden tetap berusaha menjalani hidup dengan baik sehingga
hidup menjadi lebih baik dan ditunjang dengan
berusaha aktif
mengunjungi kegiatan
posyandu lansia
untuk mengetahui kesehatan dirinya.
Berdasarkan hasil penelitian pada responden kelompok kasus, memaknai
hidup dalam usia lanjut adalah bagaimana berperilaku dalam kehidupan sehari-hari
untuk menjaga kesehatan diri. Kesehatan bukan hanya pada fisik saja, namun
menjaga
kesehatan secara
psikis. Kesehatan
fisik ini
adalah dengan
berusaha melakukan olah raga ringan, menjaga makan makanan dari yang
berpantang. Kesehatan yang berkaitan dengan
psikis adalah tetap melakukan komunikasi dengan
orang lain,
meningkatkan pendekatan
diri dengan
kegiatan beribadah, berusaha melakukan kegiatan
kemasyarakatan yang salah satunya adalah mengunjungi kegiatan posyandu lansia.
Dengan mengunjungi kegiatan posyandu, responden merasakan manfaat bukan
hanya mengetahui kondisi kesehatannya seperti mengetahuai tekanan darah, berat
badan juga dapat mendapat kepuasan batin dengan dapat bertemu dengan anggota
posyandu lansia.
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa responden kelompok
kasus yang aktif mengikuti kegiatan posyandu maupun kelompok kontrol yang
tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu ada yang mempunyai kualitas hidup baik
dan ada yang mempunyai kualitas hidup buruk. Sebanyak 15 responden 20.8
kelompok kasus mempunyai kualitas hidup yang buruk. Hal ini dapat terjadi
karena responden beranggapan bahwa kegiatan posyandu hanya merupakan
tempat
untuk mengetahui
kondisi kesehatan tanpa adanya pemberian obat
apabila responden mengeluh tentang sakit yang
diderita. Responden
dalam beraktivitas sehari-hari juga masih
mempunyai berbagai masalah baik dalam hal kesehatan fisik, ataupun kurangnya
kesempatan dalam beraktivitas.
9
NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034
Berbagai persoalan seperti kesulitan secara ekonomi dimana pekerja buruh tani
tidak setiap hari mendapatkan penghasilan yang tetap sehingga dapat mempengaruhi
daya beli untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Kondisi yang dapat
memperburuk kualitas hidup responden kelompok kasus apabila sebagai buruh tani
ternyata penghasilannya masih jauh dari yang
diharapkan. Hal
ini karena
penghasilan petani berdasarkan hasil panen yang didapat dan belum tentu setiap
hari mendapatkan penghasilan belum lagi jika terjadi gagal panen karena padi
terserang hama wereng, atau padi terkena banjir.
Responden yang
tidak aktif
mengikuti posyandu
lansia kualitas
hidupnya baik, kunjungan ke posyandu bukanlah faktor yang utama. Seringkali
kegiatan posyandu yang diadakan setiap bulan sekali pada hari dan tanggal yang
ditetapkan berbarengan dengan kegiatan yang dilakukan oleh responden. Karena
kegiatan yang bersamaan waktunya maka responden banyak yang tidak aktif. Faktor
lain selain factor waktu diketahui factor jarak tempuh menyebabkan lansia enggan
untuk datang ke posyandu lansia.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
responden yang
mengalami keluhan, serta gerak fisik yang mulai
menurun akan
berdampak pada
menurunnya kualitas hidup. Kualitas hidup responden dapat diketahui dari
responden mulai jarang ke luar rumah. Dengan berkurangnya interaksi sosial
menjadikan responden semakin menutup diri dan kualitas hidupnya menurun.
Berdasarkan haasil uji statistik diketahui bahwa nilai signifikasi kurang dari 0,05
sehingga disimpulkan adanya perbedaan kualitas hidup lansia antara yang aktif
mengikuti posyandu lansia dengan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di
Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan.
Hasil penelitian Bowling 2007 menunjukkan
bahwa lansia
yang mengalami kesulitan dalam melakukan
aktivitas fisik akan berdampak pada kualitas hidupnya, terlebih lansia yang
sedang mengalami
sakit, sehingga
diperlukan bantuan orang lain agar kualitas hidupnya tidak semakin menurun.
Hasil penelitian
Rosyid 2007
menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan keaktifan kunjungan ke posyandu lansia
dikaitkan dengan faktor jenis kelamin , pendidikan,
pola tempat
tinggal, sedangkan faktor pendapatan dan jenis
pekerjaan berhubungan dengan keaktifan kunjungan lansia ke posyandu.
Simpulan
1. Kualitas hidup lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia di
Desa Sirnoboyo
Kecamatan Pacitan sebagian besar adalah
baik 58,3 2. Kualitas hidup lansia yang tidak
aktif mengikuti posyandu lansia di Desa
Sirnoboyo Kecamatan
Pacitan sebagian besar adalah buruk 41,7
3. Terdapat perbedaan kualitas hidup lansia
yang aktif
mengikuti posyandu lansia dengan yang
tidak aktif mengikuti posyandu lansia
di Desa
Sirnoboyo Kecamatan Pacitan.
Saran 1.
Bagi Responden
Diharapkan responden yang tidak mengikuti kegiatan posyandu
untuk bisa memanfaatkan pelayanan posyandu lansia sebagai tempat untuk
meningkatkan kualitas hidup lansia dan untuk responden yang belum aktif
diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti
berbagai kegiatan
di posyandu lansia. Begitu juga dengan
responden yang sudah aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia untuk tetap
menjaga dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui kegiatan posyandu
lansia, sehingga kualitas hidup lansia tetap terjaga dan terpantau secara
optimal.
10
NASKAH PUBLIKASI - Darti Latifah - J 210.090.034
2. Bagi Masyarakat