3. Manakah formula tablet effervescent ekstrak tanaman ceplukan Physalis
angulata L. yang sesuai dengan kriteria tablet effervescent yang baik?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Melakukan formulasi tablet effervescent ekstrak tanaman ceplukan Physalis angulata
L. dengan variasi konsentrasi gummi arabici sebagai bahan pengikat dan manitol sebagai bahan pengisi.
2. Melakukan kontrol kualitas tablet yang dihasilkan meliputi sifat fisik meliputi
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu larut dan respon rasa.
D. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Ceplukan Physalis angulata L.
a. Sistematika tumbuhan
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Physalis L.
Species : Physalis angulata L.
Sinonim : Physalis
capsicifolia, Physalis
lanceifolia, Physalis ramossima
Bagian digunakan : semua bagian tanaman Anonim, 1996.
b. Nama daerah
Sumatera Leletop, Jawa cecendet, cecendetan, cecendetan kunir, cecindit, ceplukan, ceplukan sapi, ceplekan, ciplukan cina, ciciplukan,
jorjoran, Nusa Tenggara Angket, keceplokan, kopok-kopokan, kemampok, Sulawesi Leletokan Anonim
b
, 1995 c.
Kandungan zat aktif Saponin, flavonoid, polifenol, asam klorogenat, zat gula, elaic
acid, fisalin, sterol, minyak lemak, vitamin C, alkaloid Anonim, 2007.
d. Efek biologi
Menurut Chiang, dkk. 1992 Physalin B dan Physalin F dari tanaman ceplukan Physalis angulata L. dapat digunakan untuk
menghambat pertumbuhan sel leukimia manusia. Ini diperkuat oleh penelitian Maryati dan Sutrisna 2006 yang meneliti tentang Potensi
Sitotoksik Tanaman Ceplukan Physalis angulata L. terhadap sel myeloma.
e. Efek farmakologi
Menurut Roman 1992 tanaman ceplukan Physalis angulata L. dapat digunakan sebagai antidiabetik. Buah tanaman ceplukan Physalis
angulata L. juga dapat digunakan sebagai antibakteri Silva, dkk., 2005.
Efek diuretik juga ditemukan oleh Hastiadi 2006.
f. Penggunaan tradisional
Dalam ramuan, ceplukan berkhasiat sebagai obat cacing, penurun demam, untuk mengobati bisul, borok, keseleo, nyeri perut, tidak dapat
kencing Sudarsono, dkk., 2002.
2. Ekstrak
Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan masa zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari. Pada
umumnya penyari akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan semakin luas. Kriteria cairan penyari haruslah memenuhi syarat
antara lain murah dan mudah didapat, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak menguap dan mudah terbakar, selektif yaitu menarik zat yang
berkhasiat Anonim, 1986. Menurut Farmakope Indonesia edisi III 1979, sebagai cairan penyari
digunakan air, eter atau campuran etanol dan air. Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi. Penyarian dengan campuran
etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi. Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.
a. Maserasi
Maserasi merupakan proses penyarian yang paling sederhana dan banyak digunakan untuk menyari bahan obat yang berupa serbuk simplisia
halus Anonim, 1986. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara
pengerjaan dan peralatan sederhana dan mudah diusahakan, sedangkan kerugian maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang
sempurna Anonim, 1986. b.
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap
perkolasi sebenarnya, terus menerus sampai diperoleh ekstrak yang jumlahnya 1-5 kali bahan Anonim, 2000. Perkolasi merupakan proses
penyarian dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana
silinder, bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan
zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh Anonim, 1986.
Keuntungan perkolasi antara lain dikarenakan adanya aliran cairan penyari menyebabkan pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang
konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi Anonim, 1986.
c. Soxhletasi
Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi continue
dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Anonim, 2000. Soxhlet merupakan penyempurnaan alat
ekstraksi. Keuntungan penyarian dengan alat soxhlet adalah :
1 Cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung
diperoleh hasil yang pekat. 2
Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak.
3 Penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan, tanpa menambah
volume cairan penyari Anonim, 1986. Kerugian penyarian soxhlet adalah :
1 Membutuhkan waktu beberapa jam sehingga kebutuhan energinya
tinggi. Pemanasan yang lama tergantung dari lama ekstraksinya terutama dari titik didih bahan pelarut yang digunakan dapat
berdampak negatif terhadap senyawa yang peka terhadap suhu Voigt, 1984.
3. Tablet Effervescent