Jenis dan Sumber Bahan Hukum

melahirkan pengertian hukum, konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang sedang dihadapi yaitu terkait penyelesaian sengketa pembagian harta waris pada ahli waris yang berbeda agama melalui wasiat wajibah . Penulis selanjutnya menggunakan pendekatan kasus case approach yang mana dalam hal ini pendekatan dilakukan dengan melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan yang menjadi kajian pokok dalam pendekatan kasus adalah ratio decidendi atau reasoning , yaitu pertimbangan pengadilan untuk sampai kepada suatu keputusan Peter Mahmud Marzuki, 2014: 172.

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Peter Mahmud Marzuki 2014 : 181, menyatakan bahwa dalam sebuah penelitian hukum tidak dikenal adanya data, untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya, diperlukan sumber-sumber penelitian. Jenis bahan hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum autoritatif authoritative . Artinya, bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang memiliki otoritas atau kekuasaan dalam pelaksanaannya. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang- undangan, catatan-catatan resmi, atau risalah dalam pembuatan udang-udang, dan putusan-putusan hakim. Sedangkan bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi dan publikasi tentang hukum yang meliputi buku-buku, teks, kamus-kamus hukum, dan jurnal hukum Peter Mahmud Marzuki, 2014: 181. Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber bahan hukum yang diantaranya adalah: 1 Bahan Hukum Primer a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan; c Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama; d Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; e Kompilasi Hukum Islam; dan f Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI Nomor 5MUNASVIIMUI92005 Tentang Kewarisan Beda Agama. 2 Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder meliputi hasil karya ilmiah dan penelitian- penelitian yang relevan atau terkait dengan penelitian ini termasuk diantaranya skripsi, tesis, disertasi, maupun jurnal-jurnal hukum, serta kamus- kamus hukum dan buku yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti Peter Mahmud Marzuki, 2014: 195-196 terkait pembagian harta waris melalui wasiat wajibah pada ahli waris yang berbeda agama.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum