Pemodelan Sistem ANALISIS DAN PERANCANGAN

17 Universitas Sumatera Utara awal dilakukan kebalikan dari proses sebelumnya yaitu ciphertext didekripsi menggunakan algoritma Myszkowski transposition, kemudian hasilnya didekripsi dengan menggunakan algoritma Vigenere cipher. Proses enkripsi menggunakan kunci yang sama dengan kunci dekripsi.

3.2. Pemodelan Sistem

Pemodelan modeling adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan pengkodean. Dengan menggunakan model, diharapkan pengembangan piranti lunak dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat Dharwiyanti Wahono, 2003. 3.2.1. Unified Modeling Language UML Unified modeling language adalah bahasa yang menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak Dharwiyanti Wahono, 2003. Model UML yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah use case diagram, activity diagram serta sequence diagram. 3.2.1.1. Use case diagram Use case diagram merupakan penggambaran fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem Dharwiyanti Wahono, 2003. Adapun use case dari sistem yang akan dibangun pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Universitas Sumatera Utara 18 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Use Case Diagram Pada gambar 3.2, digambarkan hanya ada seorang aktor yaitu pengguna. Pengguna dapat menginput data, melakukan proses pengamanan dan pengungkapan. Use case pengamanan dan pengungkapan membutuhkan pengecekan inputan agar dapat dijalankan. Untuk lebih jelasnya, use case pengamanan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Deskripsi Use Case Pengamanan Name Pengamanan Actors Pengguna Description Proses memasukkan pesan asli dan kunci, kemudian melakukan enkripsi menggunakan algoritma Vigenere dan Myszkowski, lalu menampilkan hasilnya Basic Flow Pengguna memasukkan pesan asli dan kunci, kemudian menekan tombol enkripsi Alternate Flow Pengguna memilih menu Pengungkapan Pre Condition Pengguna telah membuka menu Pengamanan Post Condition Pengguna mendapatkan pesan tersandi Deskripsi use case pengungkapan ditunjukkan pada Tabel 3.2. Universitas Sumatera Utara 19 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Deskripsi Use Case Pengungkapan Name Pengungkapan Actors Pengguna Description Proses memasukkan pesan tersandi dan kunci, kemudian melakukan dekripsi dengan algoritma Vigenere dan Myszkowski, lalu menampilkan hasilnya Basic Flow Pengguna memasukkan pesan tersandi dan kunci, kemudian menekan tombol dekripsi Alternate Flow Pengguna memilih menu Pengamanan Pre Condition Pengguna telah memilih menu Pengungkapan Post Condition Pengguna mendapatkan pesan asli 3.2.1.2. Activity diagram Activity diagram merupakan penggambaran berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana alir awal, decision yang mungkin terjadi dan berakhir. Diagram ini dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu Dharwiyanti Wahono, 2003. Gambar 3.3 menunjukkan activity diagram untuk proses pengamanan. Proses dimulai dari pengguna memilih menu pengamanan dan sistem akan menampilkan halaman pengamanan. Kemudian pengguna memasukkan pesan asli plaintext, kunci pertama key1 dan kunci kedua key2, lalu menekan tombol enkripsi. Sistem melakukan pengecekan inputan, bila cek gagal maka proses selesai dan bila cek sukses, sistem melakukan enkripsi plaintext menggunakan algoritma Vigenere cipher dengan key1 untuk menghasilkan pesan tersandi pertama ciphertext1. Ciphertext1 selanjutnya dienkripsi menggunakan algoritma Myszkowski transposition dengan key2 untuk menghasilkan pesan tersandi kedua ciphertext2, kemudian menampilkan hasilnya dan proses selesai. Universitas Sumatera Utara 20 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3 Activity Diagram Pengamanan Gambar 3.4 menunjukkan activity diagram untuk proses pengungkapan. Proses dimulai dari pengguna memilih menu pengungkapan dan sistem menampilkan halaman pengungkapan. Kemudian pengguna memasukkan ciphertext2, key1 dan key2, lalu menekan tombol dekripsi. Sistem melakukan pengecekan inputan, bila cek gagal proses selesai dan bila cek sukses, sistem melakukan dekripsi ciphertext2 menggunakan algoritma Myszkowski transposition dengan key2 untuk menghasilkan ciphertext1. Ciphertext1 selanjutnya didekripsi menggunakan algoritma Vigenere cipher dengan key1 untuk menghasilkan plaintext, kemudian menampilkan hasilnya dan proses selesai. Universitas Sumatera Utara 21 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4 Activity Diagram Pengungkapan 3.2.1.3. Sequence diagram Sequence diagram merupakan penggambaran skenario atau langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Sequence diagram terdiri dari waktu pada vertikal dan objek-objek yang terkait pada horizontal Dharwiyanti Wahono, 2003. Sequence diagram dari proses pengamanan dapat dilihat pada Gambar 3.5. Universitas Sumatera Utara 22 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Sequence Diagram Pengamanan Pada Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa pertama pengguna memasukkan plaintext, key1 dan key2 pada pengamanan. Kemudian plaintext dan key1 digunakan untuk dienkripsi menjadi ciphertext1. Ciphertext1 dienkripsi lagi menggunakan key2 untuk mendapatkan ciphertext2. Setelah itu, ciphertext2 ditampilkan kepada pengguna. Sequence diagram dari proses pengungkapan dapat dilihat pada Gambar 3.6. Gambar 3.6 Sequence Diagram Pengungkapan Universitas Sumatera Utara 23 Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 3.6 dapat dilihat bahwa pertama pengguna memasukkan ciphertext2, key1 dan key2 pada pengungkapan. Kemudian ciphertext2 dan key2 digunakan untuk didekripsi menjadi ciphertext1. Ciphertext1 didekripsi lagi menggunakan key1 untuk mendapatkan plaintext kembali. Setelah itu, plaintext ditampilkan kepada pengguna. 3.2.2. Flowchart Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta pernyataannya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol dan garis penghubung. Flowchart berguna untuk memudahkan dalam melakukan pengecekan bagian-bagian dalam analisis masalah Zarlis Handrizal, 2008. 3.2.2.1. Flowchart sistem Flowchart sistem yaitu bagan dengan simbol tertentu yang menggambarkan urutan prosedur dan proses suatu file dalam suatu media menjadi file di dalam media lain, dalam suatu sistem pengolahan data Zarlis Handrizal, 2008. Flowchart dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 3.7. Universitas Sumatera Utara 24 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.7 Flowchart Sistem Pada Gambar 3.7 sistem dimulai dengan menentukan pilihan halaman menu, yaitu menu pengamanan atau pengungkapan. Halaman pengamanan berfungsi untuk mengenkripsi pesan asli menjadi pesan tersandi. Halaman pengungkapan berfungsi untuk mendekripsikan pesan tersandi kembali menjadi pesan asli. 3.2.2.2. Flowchart program pengamanan Flowchart program yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses dan hubungan antar proses secara mendetail di dalam suatu program Zarlis Handrizal, 2008. Flowchart program pengamanan dapat dilihat pada Gambar 3.8. Universitas Sumatera Utara 25 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.8 Flowchart Pengamanan 3.2.2.3. Flowchart program pengungkapan Flowchart program pengungkapan dapat dilihat pada Gambar 3.9. Universitas Sumatera Utara 26 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.9 Flowchart Pengungkapan 3.2.3. Pseudocode Pseudocode adalah kode yang mirip dengan kode pemrogaman yang sebenarnya seperti Pascal, atau C, sehingga lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemrogram Zarlis Handrizal, 2008. Pseudocode pada penelitian ini dibagi menjadi empat yaitu enkripsi Vigenere, enkripsi Myszkowski, dekripsi Myszkowski dan dekripsi Vigenere. Universitas Sumatera Utara 27 Universitas Sumatera Utara 3.2.3.1. Pseudocode enkripsi Vigenere Pseudocode enkripsi Vigenere dapat dilihat pada Gambar 3.10. Gambar 3.10 Pseudocode Enkripsi Vigenere 3.2.3.2. Pseudocode enkripsi Myszkowski Pseudocode enkripsi Myszkowski dapat dilihat pada Gambar 3.11. Kamus : plaintext, key1, key, ciphertext1 : string pesan, i, j, k : integer Algoritma : Input plaintext Input key1 For i=0; iplaintext.length; i++ j = i key1.length key += key1.charAtj EndFor For i=0; iplaintext.length; i++ j = int plaintext.charAti k = {int} key.charAti pesan = j-32 + k-32 95 pesan += 32 ciphertext += char pesan EndFor return ciphertext1 Universitas Sumatera Utara 28 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.11 Pseudocode Enkripsi Myszkowski 3.2.3.3. Pseudocode dekripsi Myszkowski Pseudocode dekripsi Myszkowski dapat dilihat pada Gambar 3.12. Kamus : ciphertext1, ciphertext2, key2 : string bar, kol, tmp, kecil, i, j, k : integer matrix[bar,kol] : array of char Algoritma : Input ciphertext1 Input key2 tmp = 0 kol = key2.length bar = ceilciphertext1.length kol For i=0; ibar i++ For j=0; jkol; j++ If tmp ciphertext1.length matrix[i,j] = ciphertext1.charAttmp tmp++ Else matrix[i][j] = null EndIf EndFor EndFor tmp = -1 While ciphertext2.length ciphertext1.length For i=0; ikol; i++ If int.parsekey2.chari tmp kecil = int.parsekey2.chari break EndIf EndFor For i=0; ikol; i++ If int.parsekey2.chari tmp int.parsekey2.chari kecil kecil = int.parsekey2.chari EndIf EndFor For i=0; ibar; i++ For j=0; jkol; j++ If int.parsekey2.charj == kecil matrix[i][j] = null ciphertext2 += matrix[i,j] EndIf EndFor EndFor tmp = kecil EndWhile return ciphertext2 Universitas Sumatera Utara 29 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.12 Pseudocode Dekripsi Myszkowski 3.2.3.4. Pseudocode dekripsi Vigenere Pseudocode dekripsi Vigenere dapat dilihat pada Gambar 3.13. Kamus : ciphertext1, ciphertext2, key2 : string bar, kol, tmp, kecil, i, j, k : integer matrix[bar,kol] : array of char Algoritma : Input ciphertext2 Input key2 k = 0 tmp = -1 kol = key2.length bar = ceilciphertext2.length kol While k ciphertext2.length For i=0; ikol; i++ If int.parsekey2.chari tmp kecil = int.parsekey2.chari break EndIf EndFor For i=0; ikol; i++ If int.parsekey2.chari tmp int.parsekey2.chari kecil kecil = int.parsekey2.chari EndIf EndFor For i=0; ibar; i++ For j=0; jkol; j++ If int.parsekey2.charj == kecil If i==bar-1 j=kol-kolbar-ciphertext2.length Else matrix[i,j] = ciphertext2.chark k++ EndIf EndIf EndFor EndFor tmp = kecil EndWhile For i=0; ibar i++ For j=0; jkol; j++ If ciphertext1.length ciphertext2.length ciphertext1 += matrix[i,j] EndIf EndFor EndFor return ciphertext1 Universitas Sumatera Utara 30 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.13 Pseudocode Dekripsi Vigenere

3.3. Perancangan Antarmuka Interface