DISFEMIA DALAM SURAT KABAR POSMETRO MEDAN.
DISFEMIA DALAM SURAT KABAR POSMETRO MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Oleh
RIANA TARIMA SITANGGANG
NIM 2123210016
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i ABSTRAK
Riana Tarima Sitanggang. Nim. 2123210016. Disfemia Dalam Surat Kabar Posmetro Medan. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kebahasaan, nilai rasa, dan makna yang terkandung dalam penggunaan disfemia pada surat kabar Posmetro Medan. Subjek dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung disfemia yang terdapat dalam berita utama pada surat kabar Posmetro Medan, sedangkan objek penelitiannya adalah disfemia yang terdapat dalam berita utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca catat. Instrument yang digunakan adalah human instrument, yaitu peneliti sendiri yang didukung dengan pengetahuan tentang seperangkat kriteria kedisfemiaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif yaitu dengan membaca berita utama, mendata, mengumpulkan,dan menyimpulkan hasil analisis. Keabsahan data diperoleh melalui intrarater dan interater. Intrarater adalah ketekunan dalam pengamatan untuk menemukan data dan aspek-aspek yang relevan dengan permasalahan disfemia, sehingga mendapatkan data yang benar-benar akurat dan normal, sedangkan interater yaitu berdiskusi dan bertanya dengan rekan sejawat yang mengerti permasalahan disfemia.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, bentuk kebahasaan disfemia yang ditemukan, yaitu berupa kata dan frasa. Kedua, nilai rasa yang ditemukan yaitu,
menyeramkan, mengerikan, menakutkan, menjijikkan, menguatkan untuk
menunjukkan kekasaran.
(7)
ii
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNyalah, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Disfemia Dalam Surat Kabar Posmetro Medan”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pengarah
4. Trisnawaty Hutagalung, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Akademik
6. Dra. Rosmaini. M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi
7. Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd sebagai Dosen Pengarah
8. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
9. Bapak/Ibu Pegawai Digital Library yang digunakan sebagai tempat penelitian 10.Teristimewa kepada orang tua penulis, Bapak Manguliman Sitanggang (+) dan
(8)
iii
dukungan serta kasih sayang, dan kepada semua keluarga besar OP. Rinaldi Sitanggang yang selalu memberi semangat, doa, dan dukungan
11. Teman-teman seperjuangan Sasindo 2012, Romiuli Padang, Dosmandiri
Berutu, Lamtiur Simaremare, Himen Berutu, Doni Manik, Willy Pasaribu,
Simon Hutagalung dan semua keluarga besar Umi Anya Nondik’12
12. Kelompok Kecil Invocavit Mathetes (kk Ana Bolis, Wembot, Marbet, Gunuk),
abg PKK yg kece Bg Bernard Nainggolan dan bg Hasian Sidabutar, AKK ATIRA (Susan, Minar, Rut, Yessi, Sri, Nelly) dan semua Kompel UKMKP UP-FBS yang selalu setia mendampingi, mendukung, memotivasi penulis dalam pengerjaan Skripsi maupun pertumbuhan rohani
13. Teman-teman NHKBP Trinity Mandala yang super kece dan Tim KKN Tobasa
2015 yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis serta semua pihak yang ikut berperan dalam penyelesaian Skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Biarlah kiranya Tuhan Yang Maha Esa yang membalas kebaikan berupa berkat kemudahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi pembacanya.
Medan, Februari 2017 Penulis,
Riana Tarima Sitanggang NIM 2123210016
(9)
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A.Landasan Teori ... 9
1. Hakikat Disfemia... 9
a. Pengertian Disfemua ... 9
b. betuk kebahasaan disfemia ... 14
1) Disfemia bentuk kata ... 14
2) Disfemia bentuk frase ... 15
3) Disfemia bentuk klausa ... 16
(10)
v
1) Menyeramkan ... 17
2) Mengerikan ... 17
3) Manakutkan ... 18
4) Menjijikkan ... 18
5) Menguatkan kekasaran ... 19
2. Surat Kabar ... 19
a. Hakikat Surat Kabar ... 19
b. Surat Kabar Posmetro Meda... 20
c. Disfemia Dalam Berita Utama di Surat Kabar ... 22
B. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
C. Data Sumber Data ... 26
D. Instrumen Penelitian ... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Teknik Analisi Data ... 30
G. Validitas Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 34
1. Bentuk Kebahasaan Dan Nilai Rasa Disfemia ... 34
(11)
vi
1) Bernilai Rasa Menyeramkan ... 35
2) Bernilai Rasa Mengerikan... 37
3) Bernilai Rasa Menakutkan ... 41
4) Bernilai Rasa Menjijikan ... 43
5) Bernilai Rasa Menguatkan Untuk Menunjukkan Kekasaran .... 45
b. Bentuk Kebahasaan Berupa Frase ... 57
1) Bernilai Rasa Mengerikan... 57
2) Bernilai Rasa Menakutkan ... 58
3) Bernilai Rasa Menjijikan ... 59
4) Nilai Rasa Menguatkan Untuk Menunjukkan Kekasaran... 62
2. Frekuensi Pemakaian Disfemia Dalam Surat Kabar Posmetro Medan... 64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65
B. Implikasi ... 65
C. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nilai Rasa Disfemia... 29
Tabel 3.2 Lembar Analisis Data ... 31
Tabel 4.3 Bentuk Kebahasaan dan Nilai Rasa Disfemia dalam Surat Kabar Posmetro Medan ... 33
Tabel 4.4 Frekuensi Pemakaian Disfemia dalam Surat Kabar Posmetro
(13)
Viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis Perubahan Makna ... 13 Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 25
(14)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahBahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Kridalaksana (1984:28) mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dalam mengidentifikasikan diri; percakapan (perkataan) yang baik; tingkah laku yang baik; sopan santun. Jadi bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi melalui perkataan. Seseorang yang akan berinteraksi dengan sesamanya akan menggunakan media bahasa untuk berkomunikasi. Salah satu media yang digunakan adalah surat kabar.
Setiap hari masyarakat dapat mengetahui dengan mudah segala peristiwa yang sedang terjadi tanpa melihat langsung peristiwa tersebut hanya dengan membaca surat kabar. Masyarakat juga memperoleh berbagai macam informasi, opini, serta tulisan yang bersifat hiburaan yang terdapat dalam surat kabar.
Surat kabar merupakan media massa paling tua dan merupakan salah satu jenis media cetak dalam bentuk tulisan dan gambar/foto yang tidak bergerak. Kelebihan dari media cetak adalah mampu merekam peristiwa yang terjadi di masa lampau sesuai kejadian peristiwa itu diberitakan atau suatu gambar ditampilkan dalam surat kabar. Surat kabar adalah salah satu media yang dapat dijadikan sebagai alat pembinaan bahasa.
(15)
2
Peranan surat kabar dalam pembinaan bahasa dapat bersifat positif namun dapat juga bersifat negatif. Apabila bahasa yang digunakan oleh pers adalah bahasa yang baik dan terpelihara tentu saja pengaruhnya terhadap masyarakat pembacanya pun baik. Akan tetapi, apabila bahasa yang digunakan oleh pers itu adalah bahasa yang kacau dan tidak terpelihara, maka akan memberikan pengaruh negatif dan merugikan masyarakat.
Dalam perkembangannya, media kini menjadi suatu industri yang saling bersaing untuk menarik pembaca sebanyak-banyaknya. Cara industri media menarik perhatian banyak pembaca adalah dengan cara menyuguhkan berita semenarik mungkin dan sedekat mungkin bagi pembaca. Untuk mendekati bahasa yang menarik dan sedekat mungkin dengan pembaca, maka media kerap menyuguhkan berita-berita dengan judul yang sensasional. Berita sensasional harus hebat, memberikan keheranan, kekaguman, ketakjuban atau kengerian. Salah satu teknik sensasionalisme yang sering dipraktikkan media untuk menarik
dan mempertahankan minat pembacanya adalah menampilkan unsur
sensasionalisme pada berita utama yang diyakini dapat memberi pengaruh pada bagaimana khalayak tertarik pada informasi yang ditampilkan dan di sinilah para jurnalis atau redaktur surat kabar memafaatkan keberadaan disfemia pada lembar berita utama untuk menarik perhatian pembaca yang hanya cukup membaca halaman awal judul pada surat kabar tersebut.
Sutarman, 2013:117 mengatakan bahwa, banyak cara yang dilakukan media massa untuk menarik perhatian publik, salah satunya dengan menampilkan judul yang menarik perhatian. Untuk memberi kesan berita yang ditampilkan
(16)
3
lugas, berani dan menantang kadang redaksi menampilkan judul yang mengandung desfemia atau ungkapan yang kasar agar mampu membangkitkan emosi pembacanya. Disfemia merupakan pengasaran yaitu kebalikan dari penghalusan, yaitu usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar (Chaer, 1995:145).
Pemakaian disfemia dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan di surat kabar. Pemakaian disfemia dalam surat kabar adalah upaya menggantikan kata yang bernilai rasa positif atau netral dengan kata lain yang dinilai bernilai rasa kasar atau negatif (Ali Masri, dkk, 2001:72). Pemakaian disfemia biasanya terdapat dalam tulisan-tulisan yang bertemakan sosial-politik bahkan tentang kriminalitas yang digunakan untuk mengkritik terhadap pemerintahan bahkan menghujat masyarakat hal itu terjadi karena kebebasan pers seiring dengan lahirnya gerakan reformasi. Setelah terjadi reformasi kebebasan pers dalam menerbitkan setiap berita tidak lagi terbatas.
Disfemia berfungsi untuk mengasarkan (pengasaran), disfemia juga digunakan untuk memberi tekanan, tetapi tanpa terasa kekasarannya (Chaer, 1994:145). Selain itu, disfemia sengaja dilakukan untuk mencapai efek pembicaraan menjadi tegas. Hal ini secara otomatis akan mempengaruhi kelaziman pemakaian kata atau bentuk kebahasaan lainnya. Bentuk- bentuk kebahasaan tidak lazim dipakai dalam kesepakatan kelaziman di dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan. Selain itu, pemakaian disfemia mengakibatkan kecenderungan-kecenderungan tertentu bila dilihat dari nilai rasa,
(17)
4
seperti terasa menyeramkan, mengerikan, menakutkan, menjijikkan, dan menguatkan (Ali Masri,dkk, 2001:72-74)
Tidak dapat dipungkiri, dengan semakin maraknya bisnis jurnalistik secara langsung akan membawa konsekuensi semakin gigihnya usaha berbagai media massa untuk menarik atau paling tidak mempertahankan jumlah pembaca atau pelanggannya. Untuk itu, pihak-pihak yang terlibat dalam usaha penerbitan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas penerbitannya dengan berbagai upaya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menarik pembacanya, yaitu dengan cara pemakaian gaya bahasa di dalam penuangan artikel-artikel berita sehingga berita terlihat lebih menarik untuk dibaca. Oleh karena itu, pemakaian disfemia sebagai salah satu gaya bahasa sering ditemukan di dalam surat kabar. Dalam dunia media massa cetak khusus pada suat kabar ada fenomena pemberitaan yang disebut dengan surat kabar kuning (yellow paper), penyebutan istilah tersebut merujuk pada surat kabar yang mengabaikan norma dan kaidah jurnalistik dengan menampilkan sisi emosionalisme dan sensasionalisme yang berlebihan.
Masyarakat sebagai penerima berita berkepentingan untuk memperoleh informasi dengan cara memahami makna dan maksud yang terkandung dalam bahasa (kata-kata) yang digunakan untuk merepresentasikan informasi tersebut. Karena itulah, bentuk disfemia yang berkembang di media massa saat ini mempunyai kaitan erat dengan perilaku ujaran masyarakat. Semakin besar porsi disfemia yang tampil di media massa semakin buruk pula perilaku berbahasa yang berkembang di masyarakat. Sebagai konsekuensi logis dari kasarnya bahasa, masyarakat akan terbiasa menggunakan kata istilah berdisfemia yaitu penggunaan
(18)
5
bahasa yang memberi kesan menguatkan, tegas, meremehkan, menunjukkan kejengkelan, ungkapan tidak sopan yang bersifat anarkis.
Surat kabar Posmetro Medan adalah salah satu media cetak yang bergerak di percetakan surat kabar. Posmetro yang mengusung motto: “Criminal News Leader” konsisten menyajikan berita kriminal, seks, dan supranatural. Posmetro Medan terbit dengan periode tujuh kali seminggu Non Stop. Disajikan setiap pagi dengan berita-berita utama seputar kriminal, seks, dan supranatural. Selain itu Posmetro Medan mengusung isu-isu seputar politik nasional, olahraga, dan hiburan.
Dalam harian ini banyak ditemukan penggunaan disfemia. Jurnalis justru sering menggunakan kata-kata yang bersifat kasar atau bersifat penegasan daripada kata-kata yang bersifat biasa atau halus. Kadang-kadang penggantian ini terkesan tidak lazim digunakan, meskipun tidak lazim, penggantian itu sudah mengalami penyesuaian makna dengan konteks kalimat.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berasumsi bahwa penulisan berita pada surat kabar Posmetro Medan terdapat bentuk-bentuk ungkapan disfemia. Hal ini dapat dilihat pada kata diciduk yang terdapat pada kalimat “Hina lambang Negara
Sahat diciduk polisi”. Kata Diciduk merupakan ungkapan disfemia yang bernilai
rasa kasar dan banyak juga pembaca yang kurang memahami makna kata tersebut. Alangkah lebih baik kalau kata diciduk diubah menjadi kata ditangkap yang bernilai rasa lebih sopan atau lebih halus.
Ungkapan “menggondol” pada selain menggondol motor dan enam
(19)
6
merupakan ungkapan vulgar atau disfemia. Disfemia dapat menjadi salah satu cara jurnalis untuk menghadirkan bacaan yang dapat menarik minat pembaca untuk membacanya. Usaha atau gejala pengasaran ini biasanya dilakukan orang dalam situasi yang tidak ramah atau untuk menunjukkan kejengkelan.
Adapun efek yang ditimbulkan dari pemakaian bentuk disfemia di tengah masyarakat menjadikan sesuatu yang diberitakan terdengar lebih buruk. Selain itu, penggunaan bentuk disfemia dapat mengubah pola pikir masyarakat, seperti menarik simpati bahkan sampai mempengaruhi cara pandang masyarakat, sedangkan kaitannya dengan kesantunan berbahasa, efek pemakaian disfemia membuat pola berbahasa masyarakat menjadi kasar.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti permasalahan ini lebih lanjut. Penelitian ini akan menganalisis penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan. Alasan penulis memilih surat kabar Posmetro Medan karena dalam setiap berita yang disampaikan terdapat kata yang mengandung disfemia dalam penegasan makna kata-kata tertentu dan penelitian ini juga belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan ini menarik perhatian penulis untuk dapat mengetahui bentuk-bentuk kebahasaan disfemia yang digunakan, nilai rasa yang ditimbulkan dan makna yang terkandung dalam penggunaan disfemia. Oleh karena itu penulis memilih dan menetapkan judul “Disfemia dalam Surat Kabar Posmetro Medan”
(20)
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian belum pernah dilakukan sebelumnya.
2. Adanya penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan.
3. Adanya makna tertentu yang terkandung dalam penggunaan disfemia pada
surat kabar Posmetro Medan.
4. Adanya nilai rasa yang terkandung dalam penggunaan disfemia pada surat
Harian Posmetro Medan..
5. Judul berita yang sensasional untuk menarik minat pembaca. C. Batasan Masalah
Untuk mencapai kajian yang fokus dan ada sangkut pautnya dengan pokok persoalan, maka penulis melakukan pembatasan masalah pada penggunaan disfemia pada surat kabar Posmetro Medan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ada maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana realisasi bentuk-bentuk disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan?
2. Makna apakah yang terkandung pada penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan?
3. Nilai rasa apakah yang terkandung pada penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan?
(21)
8
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui realisasi bentuk-bentuk disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan.
2. Untuk memperoleh makna disfemia yang dipakai dalam surat kabar Posmetro Medan.
3. Untuk mengetahui nilai rasa yang terkandung pada penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua hal tersebut diurakan satu persatu.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan ilmu semantik khususnya di bidang disfemia. Selain itu, penelitian juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga dapat memperkaya hasil penelitian yang ada.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menentukan kebahasaan yang tepat sehingga berita dapat dipahami kalangan masyarakat dan menafsirkan dengan tepat makna yang terkandung dalam pemakaian disfemia.
(22)
65
BAB V
PENUTUP
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bentuk kebahasaan dan nilai rasa penggunaan disfemia dalam berita utama pada surat kabar Posmetro Medan adalah sebagai berikut.
1. Bentuk kebahasaan disfemia dalam berita utama pada surat kabar Posmetro Medan bentuk kebahasaan berupa kata dan frase. Bentuk kebahasaan yang paling dominan digunakan adalah bentuk kebahasaan berupa kata sebanyak 34 kata.
2. Nilai rasa disfemia yang terdapat dalam berita utama pada surat kabar Posmetro Medan adalah mengerikan, menyeramkan, menakutkan, menjijikkan, dan menguatkan kekasaran. Nilai rasa yang paling dominan digunakan adalah nilai rasa berupa menguatkan untuk menunjukkan kekasaran sebanyak 46.5%
B. Impilkasi
1. Impilkasi pada bidang keilmuan khususnya linguistik, yaitu memberikan gambaran bahwa pemakaian disfemia dapat ditemukan pada penggunaan bahasa dalam surat kabar Posmetro Medan
2. Implikasi pada dunia kependidikan yaitu, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran sopan santun berbahasa yaitu penggunaan bahasa yang baik seperti kebalikan
(23)
66
dari disfemia yaitu penghalusan (eufemisme), serta dapat dijadikan sebagai bahasan rujukan pemakaian bahasa yang baik dan benar.
C. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembaca berita untuk dapat memahami setiap bentuk ungkapan dengan benar, memberikan pengetahuan bagi pembaca agar dapat menafsirkan dan memahami secara tepat tentang penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan peneliti lain untuk dikaji lebih lanjut mengenai disfemia
(24)
67
DAFTAR PUSTAKA
Ali Masri, dkk.2001. Kesinoniman Disfemisme dalam Surat Kabar terbitan
Palembang” dalam LINGUA jurnal Bahasa dan Sastra Volume 3 Nomor 1
Desember halaman 62-82
Aminuddin. 2001. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ariyanti, Tutik. 2010. Analisis Penggunaan Disfemia Pada Surat Kabar Meteor: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
___________. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
___________. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Fardian Gafari Oki, dkk. 2012. Bahasa Profesi Jurnalistik:Unimed Press
Hastuti, Hesti. 2014. Analisis Penggunaan Bentuk Kebahasaan Disfemia Pada Berita Politik Surat Kabar Solo Pos Edisi Oktober-November 2013: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Keraf, Gorys. 1991. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramediaa
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Lyons, John. 1997. Semantc. Volume 1. Melbourne: Cambridge University Press Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
(25)
68
Nur Rifa’I, Syawaludin. 2012. Analisis Disfemia Pada Antologi Cerpen Kali Mata Karya Joni Ariadinata Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK: Universitas Negeri Yogyakarta
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT Rieka Cipta Sutarman. 2013. Tabu Bahasa dan Eufemisme. Surakarta: Yuma Pustaka Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press
Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa
(1)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian belum pernah dilakukan sebelumnya.
2. Adanya penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan.
3. Adanya makna tertentu yang terkandung dalam penggunaan disfemia pada surat kabar Posmetro Medan.
4. Adanya nilai rasa yang terkandung dalam penggunaan disfemia pada surat Harian Posmetro Medan..
5. Judul berita yang sensasional untuk menarik minat pembaca. C. Batasan Masalah
Untuk mencapai kajian yang fokus dan ada sangkut pautnya dengan pokok persoalan, maka penulis melakukan pembatasan masalah pada penggunaan disfemia pada surat kabar Posmetro Medan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ada maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana realisasi bentuk-bentuk disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan?
2. Makna apakah yang terkandung pada penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan?
3. Nilai rasa apakah yang terkandung pada penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan?
(2)
8
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui realisasi bentuk-bentuk disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan.
2. Untuk memperoleh makna disfemia yang dipakai dalam surat kabar Posmetro Medan.
3. Untuk mengetahui nilai rasa yang terkandung pada penggunaan disfemia dalam surat kabar Posmetro Medan.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua hal tersebut diurakan satu persatu.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan ilmu semantik khususnya di bidang disfemia. Selain itu, penelitian juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga dapat memperkaya hasil penelitian yang ada.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menentukan kebahasaan yang tepat sehingga berita dapat dipahami kalangan masyarakat dan menafsirkan dengan tepat makna yang terkandung dalam pemakaian
(3)
BAB V
PENUTUP
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bentuk kebahasaan dan nilai rasa penggunaan disfemia dalam berita utama pada surat kabar Posmetro Medan adalah sebagai berikut.
1. Bentuk kebahasaan disfemia dalam berita utama pada surat kabar Posmetro Medan bentuk kebahasaan berupa kata dan frase. Bentuk
kebahasaan yang paling dominan digunakan adalah bentuk kebahasaan berupa kata sebanyak 34 kata.
2. Nilai rasa disfemia yang terdapat dalam berita utama pada surat kabar Posmetro Medan adalah mengerikan, menyeramkan, menakutkan,
menjijikkan, dan menguatkan kekasaran. Nilai rasa yang paling dominan digunakan adalah nilai rasa berupa menguatkan untuk menunjukkan kekasaran sebanyak 46.5%
B. Impilkasi
1. Impilkasi pada bidang keilmuan khususnya linguistik, yaitu memberikan gambaran bahwa pemakaian disfemia dapat ditemukan pada penggunaan bahasa dalam surat kabar Posmetro Medan
2. Implikasi pada dunia kependidikan yaitu, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran sopan santun berbahasa yaitu penggunaan bahasa yang baik seperti kebalikan
(4)
66
dari disfemia yaitu penghalusan (eufemisme), serta dapat dijadikan sebagai bahasan rujukan pemakaian bahasa yang baik dan benar.
C. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembaca berita untuk dapat memahami setiap bentuk ungkapan dengan benar, memberikan pengetahuan bagi pembaca agar dapat menafsirkan dan memahami secara tepat tentang penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan peneliti lain untuk dikaji lebih lanjut mengenai disfemia
(5)
67 Desember halaman 62-82
Aminuddin. 2001. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ariyanti, Tutik. 2010. Analisis Penggunaan Disfemia Pada Surat Kabar Meteor: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
___________. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
___________. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Fardian Gafari Oki, dkk. 2012. Bahasa Profesi Jurnalistik:Unimed Press
Hastuti, Hesti. 2014. Analisis Penggunaan Bentuk Kebahasaan Disfemia Pada Berita Politik Surat Kabar Solo Pos Edisi Oktober-November 2013: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Keraf, Gorys. 1991. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramediaa
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Lyons, John. 1997. Semantc. Volume 1. Melbourne: Cambridge University Press Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
(6)
Nur Rifa’I, Syawaludin. 2012. Analisis Disfemia Pada Antologi Cerpen Kali Mata Karya Joni Ariadinata Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK: Universitas Negeri Yogyakarta
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT Rieka Cipta Sutarman. 2013. Tabu Bahasa dan Eufemisme. Surakarta: Yuma Pustaka Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press
Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa