PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 8 BINJAI T.A 2015/2016.

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK
PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT
DI KELAS VII SMP 8 BINJAI

Oleh :
Dewi Anggraini
NIM. 4123111014
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii


RIWAYAT HIDUP
Dewi Anggraini dilahirkan di Meulaboh, pada tanggal 14 Mei 1994. Anak
kedua dari tiga bersaudara dari Ayah yang bernama Sudirman dan Ibu yang
bernama Damayanti. Pada tahun 2000, penulis masuk sekolah SDN Isola 1
Bandung, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 29 Bandung, dan pada tahun 2007 penulis pindah sekolah
ke SMP Negeri 2 Binjai dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 5 Binjai, dan lulus pada tahun 2012. Pada
tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Matematika
Program Studi Pendidikan Matematika.

iii

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK
PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI
KELAS VII SMP NEGERI 8 BINJAI T.A 2015/2016

Dewi Anggraini (NIM : 4123111014)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui bagaimana Strategi
penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write yang dapat meningkatkan
komunikasi matematika siswa, (2) Mengetahui bagaimana peningkatan komunikasi
matematika siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian yaitu kelas VII SMP Negeri 8 Binjai yang berjumlah 32 siswa. Objek
penelitian adalah upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika
melalui penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi Bangun
Datar Segiempat di kelas VII SMP Negeri 8 Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Perbedaan perlakuan pada siklus
I dan siklus II terletak pada tahap membimbing penyelidikan. Pada siklus I
dibimbing secara individu, sedangkan siklus II dibimbing secara individu dan
kelompok. Setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan komunikasi matematika
sebanyak 4 soal.
Dari hasil tes awal diketahui rata-rata kemampuan komunikasi matematik
siswa 46,09 dengan presentase siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar 25%
dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, rata-rata kemampuan
komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 64,25 dengan presentase siswa
yang mencapai KKM sebesar 46,88% dari jumlah siswa. Setelah pemberian
tindakan pada siklus II, rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa
meningkat menjadi 76,56 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar

81,25% dari jumlah siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VII SMP Negeri 8
Binjai sehingga pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think-TalkWrite dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa.

vii

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak


iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vii

Daftar Gambar

xi

Daftar Tabel

xii

Daftar Lampiran


xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Identifikasi Masalah

8

1.3 Batasan Masalah

8

1.4 Rumusan Masalah

9


1.5 Tujuan Penelitian

9

1.6 Manfaat Penelitian

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis

11

2.1.1 Pengertian Komunikasi

11

2.1.2 Aspek-Aspek Komunikasi

12


2.1.3 Komunikasi Matematika

14

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Matematika

14

2.1.3.2 Kemampuan Komunikasi Matematika

15

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Komunikasi Matematik

17

2.1.4 Pembelajaran Matematika


19

2.1.5 Pengertian Belajar

20

viii

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif

23

2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write 26

2.1.8 Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran
Think-Talk-Write
2.1.9 Metode Pembelajaran

32
34


2.1.10 Hubungan Komunikasi Matematika Dengan Model
Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)

36

2.1.11 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

38

2.1.12 Komputer Sebagai Media Pembelajaran

39

2.1.13 Geogebra

41

2.1.14 Bangun Datar Segi Empat


49

2.1.14.1 Pengertian Bangun Datar Segi Empat Persegi
Panjang

49

2.1.14.2 Keliling dan Luas Persegi Panjang

49

2.1.14.3 Pengertian Bangun Datar Segi Empat Persegi

51

2.1.14.4 Keliling dan Luas Persegi

52

2.1.14.5 Pengertian Bangun Datar Segi Empat

Jajargenjang
2.1.14.6 Keliling dan Luas Jajargenjang

53
53

2.1.14.7 Pengertian Bangun Datar Segi Empat
Belah Ketupat
2.1.14.8 Keliling dan Luas Belah Ketupat

55
56

2.2 Penelitian yang Relevan

57

2.3 Kerangka Konseptual

58

2.4 Hipotesis Tindakan

59

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

60

3.1.1 Lokasi Penelitian

60

3.1.2 Waktu Penelitian

60

ix

3.2 Subjek Dan Objek Penelitian

60

3.2.1 Subjek Penelitian

60

3.2.2 Objek Penelitian

60

3.3 Jenis Penelitian

60

3.4 Prosedur Penelitian

61

3.5 Alat Pengumpulan Data

68

3.5.1 Tes Kemampuan Komunikasi

68

3.5.2 Observasi

71

3.6 Teknik Analisis Data

71

3.6.1 Reduksi Data

71

3.6.2 Paparan Data

75

3.6.3 Kesimpulan Data

75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

76

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan I

76
76

4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif
Pemecahan I)

76

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I

77

4.1.1.4 Observasi I

82

4.1.1.5 Analisis Data I

83

4.1.1.5.1 Paparan Data

83

4.1.1.5.1.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan
Komunikasi I

83

4.1.1.5.1.2 Deskripsi Hasil Observasi I

84

4.1.1.5.2 Kesimpulan Data
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II
4.1.2.1 Permasalahan II

84
85
86
86

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif
Pemecahan II)

87

x

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II

89

4.1.2.4 Observasi II

91

4.1.2.5 Analisis Data II

94

4.1.2.5.1 Paparan Data

94

4.1.2.5.1.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan
Komunikasi Matematika II
4.1.2.5.1.2 Deskripsi Hasil Observasi II
4.1.2.5.2 Kesimpulan Data
4.1.2.6 Refleksi II

94
95
95
96

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

97

4.3 Temuan Penelitian

99

4.4 Penelitian yang Relevan

101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

102

5.2 Saran

103

DAFTAR PUSTAKA

104

xi

xii

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Pada Materi Bangun
Datar Segi Empat Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Binjai T.A 2015/2016”,
yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–
dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun
skripsi ini, antara lain:
1.

Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.

2.

Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

3.

Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan.

4.

Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.

5.

Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Matematika.

6.

Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi penulis yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan saran
guna kesempurnaan skripsi ini.

7.

Bapak Drs. M. Manullang, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik (PA)
yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

v

8.

Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd, dan Ibu
Dra. Mariani, M.Pd sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9.

Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.

10. Bapak Gumasang Sianipar, S.Pd, sebagai Kepala Sekolah yang telah
mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 8 Binjai.
11. Ibu Faridah, S.Pd, sebagai guru bidang studi matematika di SMP Negeri 8
Binjai dan siswa kelas VII-1 atas kerjasama dan kesediannya dalam
membantu penulisan ini.
12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis
sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Sudirman dan Ibunda
Damayanti untuk setiap tetes keringat dan air mata, untuk kasih sayang yang
tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar, do’a yang tak
henti, yang selalu membanggakan tak peduli berapa kali mengecewakan, dan
terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk
penulis selama ini.
13. Abangku tersayang Rangga Rahma Yuda, S.Pd, dan adikku terganteng Rama
Aji Septahadi untuk dukungan, perhatian juga sayang yang begitu besar, dan
juga terima kasih untuk pelajaran hidup yang begitu berharga.
14. Terspesial kepada M. Ibrahim Bahar yang tak henti-hentinya selalu siap sedia
membantu meluangkan banyak waktu dan pengorbanan untuk membuat
semuanya mudah dan cepat terselesaikan.
15. Seluruh sahabat Matematika DIK-C 2012 yang sangat luar biasa, terima kasih
untuk perjuangan bersama yang berat tetapi terasa menyenangkan, untuk
petualangan bersama yang telah kita lewati, untuk suka dan duka yang
tercipta, untuk kegilaan yang sulit dilupakan, dan untuk kebersamaan yang
tak pernah menyatu.
16. Khusus kepada sahabat-sahabat tercinta, terkasih, tersayang, tercantik, terbaik
Risma alias Cima, Tia Mariani alias Tehek, Inggri Adriyati Tarihoran alias
Inge dan Haprila Putri Giantama alias miss April yang dipertemukan untuk
berjuang bersama-sama, yang tak pernah lelah untuk saling berbagi,

vi

menolong, memberi dukungan dan memberi kasih sayang yang tak ada
hentinya.
17. Teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Selesai tahun 2015, terkhusus kepada
Amanda Dian Sucia, Anisa Mawaddah dan Diana Puspita yang pernah
menjadi bagian cerita indah dalam hidup penulis, yang tak henti-hentinya
memberi doa dan dukungan, yang tak pernah lelah melewati susah, duka dan
bahagia bersama.
18. Seluruh teman-teman Matematika stambuk 2012 yang pernah berbagi cerita
dan membekaskan kenangan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga
dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir
kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini
semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia
pendidikan.

Medan,

Juni 2016

Penulis,

Dewi Anggraini
NIM 4123111014

xi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Desain Pembelajaran Think-Talk-Write

31

Gambar 2.2 Contoh Penggunaan Geogebra

43

Gambar 2.3 Persegi Panjang

49

Gambar 2.4 Persegi Panjang

49

Gambar 2.5 Persegi

51

Gambar 2.6 Persegi

52

Gambar 2.7 Jajargenjang

53

Gambar 2.8 Jajargenjang

53

Gambar 2.9 Belah Ketupat

55

Gambar 2.10 Belah Ketupat

56

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

66

Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

66

Gambar 6.1 Dokumentasi Penelitian

222

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)

106

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)

113

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II)

120

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II)

127

Lampiran 5

Lembar Aktivitas Siswa-1

133

Lampiran 6

Alternatif Jawavan LAS-1

136

Lampiran 7

Lembar Aktivitas Siswa-2

138

Lampiran 8

Alternatif Jawavan LAS-2

141

Lampiran 9

Lembar Aktivitas Siswa-3

143

Lampiran 10 Alternatif Jawaban LAS-3

146

Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa-4

148

Lampiran 12 Alternatif Jawaban LAS-4

151

Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Awal Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa

153

Lampiran 14 Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa I

154

Lampiran 15 Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa II

155

Lampiran 16 Tes Awal Komunikasi Matematika

156

Lampiran 17 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I

157

Lampiran 18 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II

158

Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal

159

Lampiran 20 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika I

161

Lampiran 21 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika II

165

Lampiran 22 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi
Matematik

168

xiii

Lampiran 23 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa I

171

Lampiran 24 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa II

181

Lampiran 25 Nama-nama Validator

183

Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran (RPP I)

184

Lampiran 27 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran (RPP II) 187
Lampiran 28 Lambar Observasi Kegiatan Pembelajaran (RPP III) 190
Lampiran 29 Lembar Observasi kegiatan Pembelajaran (RPP IV) 193
Lampiran 30 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (RPP I)

196

Lampiran 31 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (RPP II) 199
Lampiran 32 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (Rpp III) 202
Lampiran 33 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (Rpp IV) 205
Lampiran 34 Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Awal

208

Lampiran 35 Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Kemampuan
Komunikasi Matematik I

209

Lampiran 36 Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Kemampuan
Komunikasi Matematik II
Lampiran 37 Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal

211
213

Lampiran 38 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan
Komunikasi Matematik I

215

Lampiran 39 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan
Komunikasi Matematik II

217

Lampiran 40 Deskripsi Presentase Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa Pada Tes Awal, Siklus I dan
Siklus II

219

Lampiran 41 Daftar Nama-nama Kelompok Siswa

221

Lampiran 42 Dokumentasi Penelitian

222

Lampiran 43 Surat Telah Melaksanakan Penelitian

228

Lampiran 44 Surat Izin Penelitian

229

xiii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan besar dalam

perkembangan teknologi modern dan terus berkembang dari zaman ke
zaman. Peranan yang sangat besar itu telah hampir dirasakan oleh semua
lapisan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui setiap
kegiatan manusia yang kerap sekali terkait dengan matematika. Seiring
dengan perkembangan IPTEK yang bergerak secara dinamis, tentu
mengakibatkan perlunya suatu tuntutan kepada matematika untuk
mengikuti gerak dinamis tersebut. Hal ini dikarenakan ilmu matematika
adalah salah satu ilmu mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan
penalaran siswa dan sangat diperlukan perkembangan teknologi pada saat
ini.
Di dalam penerapannya, seringkali matematika yang diajarkan
kepada siswa dilakukan dengan pemberitahuan, tidak dengan cara
eksplorasi matematika hal ini dikemukakan oleh Rusffendi dalam Ansari
(2009:2). Oleh karena itu kondisi pembelajaran di dalam kelas membuat
siswa menjadi pasif. Salah satu cara yang sering dipakai seorang guru
dalam menyampaikan pembelajaran adalah metode ekspositori, dimana
proses pembelajaran berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi
dari guru ke siswa. Metode inilah yang membuat siswa menjadi kurang
aktif dalam proses belajar, karena siswa belajar dengan cara monoton.
Brooks & Brooks dalam Ansari (2009:2) menamakan pembelajaran seperti
pola ini sebagai konvensional, karena suasana kelas masih didominasi
guru dan menitik beratkan pembelajaran pada keterampilan tingkat rendah.
Pembelajaran

konvensional

ini

menekankan

pada

latihan

mengerjakan soal dengan mengulang prosedur serta lebih banyak
menggunakan rumus atau algoritma tetentu. Paling tidak ada dua akibat
dalam pembelajaran ini. Pertama, siswa kurang aktif dalam pola

2

pembelajaran, karena kurang menanamkan konsep sehingga kurang
mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda
dengan latihan soal, mereka kebingungan karena tidak tahu mulai dari
mana mereka bekerja.
Siswa yang kurang memahami konsep dan penguasaan materi,
dikarenakan strategi belajar yang kurang tepat dan kurangnya kemampuan
komunikasi matematika merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Menurut Ahmad Fauzy pada saat seminar nasional
matematika dan pendidikan matematika, Minggu (10/11/2013) dalam
(http://nasional.sindonews.com) yang menyatakan “Lemahnya penguatan
matematika

pelajar

Indonesia,

disebabkan

sejumlah

faktor.

Dua

diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton di mana murid hanya
menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis.
Rutinitas seperti inilah, yang membuat siswa menjadi bosan belajar
matematika”.
Prestasi belajar siswa Indonesia ssekarang ini, khususnya pada
mata

pelajaran

matematika

masih

cukup

rendah

dan

sangat

mengkhawatikan. Kualitas persekolahan kita juga masih dipertanyakan.
Ini diperkuat ketika Program for International Student Assessment (PISA)
melakukan evaluasi terhadap siswa dalam bidang matematika yang
menghasilkan laporan bahwa Indonesia berada di bawah dengan hampir
25 % para siswa kita berada pada level 1 (level paling bawah dalam hal
penguasaan ilmu matematika). Selain itu hasil penelitian TIMMS (Trends
International Mathematics and Science Study) yang dilakukan oleh
Frederick K. S. Leung pada tahun 2008, jumlah jam pengajaran
matematika di Indonesia jauh lebih banyak. Dalam satu tahun, siswa di
Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Namun, hasil
penelitian itu menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah.
Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411.

3

Waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding
dengan prestasi yang diraih.
Permasalahan tersebut bisa disebabkan berbagai macam faktor,
dan salah satunya ialah metode pembelajaran yang kurang menarik. Dalam
pengajaran matematika penyampaian guru cenderung bersifat monoton,
hampir tanpa variasi kreatif. Oleh karena peranan matematika yang sangat
besar,

seharusnya

matematika

menjadi

mata

pelajaran

yang

menyenangkan, dan menarik, sehingga dapat meningkatkan keinginan dan
semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan dan semangat yang
meningkat akan menjadi komunikasi matematika dari siswa, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagai aspek
yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.
Baroody dalam Ansari (2009: 4) menyebutkan sedikitnya ada dua
alasan penting mengapa komunikasi matematika perlu dikembangkan
dikalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika
tidak hanya sekedar alat bantu berfikir, alat untuk menemukan pola,
menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika
juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai
ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics learning as social
activity, artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika,
matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga
komunikasi antar guru dan siswa.
Model pembelajaran telah banyak di kembangkan oleh para ahli
yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi matematik, diantaranya
seperti model kooperatif think-talk-write. Model Pembelajaran Think Talk
Write adalah model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi

matematik

siswa

dan

mampu

untuk

meningkatkan

kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang telah diberikan
oleh para guru bidang studinya, serta mampu memacu keinginan siswa
untuk mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas. Model ini bertujuan
untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi

4

matematik siswa. Oleh karena itu diharapkan bahwa model pembelajaran
ini akan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dan
kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang sulit bersama dengan
teman sebaya mereka oleh para siswa.
Hal ini senada dengan yang dinyatakan Huinker dan Laughlin
dalam Shoimin (2014:212) bahwa : Aktifitas yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi
peserta didik adalah dengan penerapan pembelajaran Think-Talk-Write.

Akan tetapi kenyataan yang ditemukan di lapangan masih sering
terjadi kritikan dan sorotan tentang lemah dan rendahnya mutu pendidikan
oleh masyarakat yang ditunjuk pada lembaga pendidikan, maupun para
pengajar pendidikan terutama pada guru matematika. Seperti yang
dinyatakan Fauzy (2013) lemahnya penguatan matematika pelajar
Indonesia disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya karena pengaturan
kelas yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan
pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah yang membuat
siswa menjadi bosan belajar matematika. Bahkan materi matematika yang
diajarkan jauh dari konteks dunia nyata. Sebagai ilmu pasti, matematika
justru memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan manusia, bukan hanya
teori.
Setiap

individu

dapat

memanfaatkan

matematika

untuk

memperoleh kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan
tertentu, untuk mengembangkan cara berfikir dan membentuk sikap.
Ruseffendi dalam Ansari (2009:2) menyatakan bahwa : “matematika
penting sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk
sikap”. Oleh karena itu pendidikan matematika sebagai bagian internal
dalam kurikulum sekolah memiliki potensi besar untuk meningkatkan
peran strategis dalam menyiapkan SDM yang handal maupun bertahan

5

secara global. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat ysng diungkapkan
oleh Crockfot dalam Abdurrahman (2012 :204) bahwa :
matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu
digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi
memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan
sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat
digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5)
meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran
dan keruangan; (6)
memberi kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah.
Kualitas dari seorang guru sangat diperlukan dalam proses
pengajaran. Oleh karena itu, diperlukan penguatan peran matematika dan
pendidikan

matematika,

yaitu

tentang

perencanaan

kegiatan

pembelajarannya. Terutama kualitas pengajarannya, tiap guru matematika
harus diberi pelatihan dan pengenalan model, metode serta pendekatan
pembelajaran yang baik dan benar demi mencapai hasil belajar matematika
yang baik pula.
Dari hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 8 Binjai
diperoleh data bahwa sebagian besar siswa dapat menyelesaikan soal tetapi
tidak dapat menjelaskan jawaban yang mereka berikan. Sebagian besar
siswa hanya mampu menyelesaikan soal yang sudah ada contoh
penyelesaiannya, siswa hanya mengikuti langkah-langkah yang diberikan
guru pada contoh soal. Namun ketika sedikit dirubah maka siswa akan
mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut, terutama pada saat
ada soal cerita, mereka akan sulit mengetahui apa yang diketahui dan
ditanya pada soal. Hal ini karena kemampuan komunikasi matematika
siswa masih sangat rendah.
Penulis juga telah melakukan wawancara langsung dengan
beberapa siswa untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan
hasil belajar siswa tersebut kurang optimal dan cenderung monoton. Hal
ini menyebabkan siswa cenderung merasa bosan. Bahkan tidak jarang
diantara siswa yang mengatakan bahwa mereka akan lebih semangat jika
diadakan diskusi dan siswa diberi kebebasan untuk saling mengajari dan

6

berkomunikasi selama proses belajar berlangsung. Proses komunikasi juga
akan berjalan dengan lancar apabila siswa aktif serta kesulitan-kesulitan
dan konsep yang kurang dipahami akan lebih terpecahkan saat para siswa
berdiskusi antar sesama temannya.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2013), masalah
komunikasi yang ditemukan adalah siswa tidak mampu melakukan
representasi berupa mengubah suatu gambar atau model fisik kedalam
simbol matematika secara tepat. Sehingga dari 32 siswa yang diberi tes
terdapat 16,18% siswa tidak mampu melukiskan dan membaca gambar;
80,89% siswa tidak mampu menjelaskan permasalahan matematika; dan
50% siswa tidak mampu menyatakan ide matematika menggunakan
simbol. Dengan tidak mengabaikan kemampuan yang lainnya yang
bermanfaat untuk kehidupan siswa sekarang dan yang akan datang, sudah
seharusnya bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa sudah
selayaknya menjadi faktor kecerdasan emosional siswa perlu mendapat
perhatian yang sangat khusus dalam pembelajaran matematika. Karena
apabila kelemahan ini tidak diantisipasi dan diperbaiki, maka akan selalu
terjadi dan akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran secara utuh.
Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa banyaknya
siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah, karena dipengaruhi
oleh

proses

pembelajaran

yang

kurang

bermakna.

Pembelajaran

matematika akan bermakna bagi siswa, jika pembelajaran dilakukan sesuai
dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dari pengetahuan awal
tersebut, guru memberikan materi/sumber belajar yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang diinginkan, selanjutnya dikondisikan dengan
bimbingan

guru

agar

siswa

aktif

dalam

membangun

sendiri

pengetahuannya. Pembelajaran akan bermakna jika guru mengkaitkan
pengetahuan baru dengan pengalaman yang telah dimiliki merupakan salah
satu faktor penting dalam pembelajaran matematika.

7

Dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika
siswa,

diperlukan

berbagai

terobosan

baru

dalam

pembelajaran

matematika. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai
pembimbing peserta didik adalah memilih model pembelajaran yang tepat.
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan
kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan, dan akhirnya
dapat menurunkan motivasi peserta dalam belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
dalam meningkatkan komunikasi matematika adalah model pembelajaran
Think-Talk-Write. Model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model
pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam menemukan dan lebih
mudah untuk memahami materi-materi pelajaran matematika dikarenakan
oleh kemampuan komunikasi siswa akan lebih terpacu dalam model
pembelajaran ini dan juga karena dengan penggunaan model ini siswa
akan lebih terbuka berkomunikasi dengan teman-temannya.
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Huinker dan
Laughlin (dalam Maula, 2014) bahwa :
Model
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
membangun
pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji
ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis. Alur
model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dimulai dari
keterlibatan peserta didik dalam berpikir atau berdialog reflektif
dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan berbagi ide
dengan temannya, sebelum peserta didik menulis.
Sesuai dengan hal itu maka Model Pembelajaran Think Talk Write
adalah model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi

Matematik

siswa

dan

mampu

untuk

meningkatkan

kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang telah diberikan
oleh para guru bidang studinya, serta mampu memacu keinginan siswa
untuk mengungkkapkan pendapatnya di dalam kelas. Berkaitan dengan hal
itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”
Penerapan

Model

Kooperatif

Tipe

Think-Talk-Write

Untuk

8

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Pada Materi
Bangun Datar Segi Empat Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Binjai T.A
2016/2017 ”
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah,

identifikasi

masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan komunikasi matematika siswa dalam pembelajaran
matematika masih rendah.
2. Hasil belajar matematika masih rendah.
3. Pembelajaran matematika masih berorientasi pada guru.
4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
5. Pembelajaran matematika yang diterapkan selama ini masih belum
memadai.
6. Komunikasi matematik perlu ditumbuhkembangkan.
7. Siswa kurang tertarik belajar matematika karena pelajaran
matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.
8. Penerapan Model Kooperatif Tipe Think-Talk-Write untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik.

1.3

Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat permasalahan yang luas,

maka peneliti memilih batasan masalah agar peneliti lebih terarah. Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Kooperatif Tipe
Think-Talk-Write

Untuk

Meningkatkan

Kemampuan

Komunikasi

Matematik Pada Materi Bangun Datar Segi Empat Siswa Kelas VII SMP
Negeri 8 Binjai.

9

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Strategi Penerapan model pembelajaran Think-TalkWrite dapat meningkatkan komunikai matematika siswa pada
materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 8 Binjai ?
2. Bagaimana proses yang dilakukan dari tahap siklus I ke tahap
siklus II di kelas VII SMP Negeri 8 Binjai pada materi bangun
datar segi empat ?
3. Bagaimana peningkatan komunikasi matematika siswa kelas VII
SMP Negeri 8 Binjai setelah diterapkannya model pembelajaran
Think-Talk-Write pada materi bangun datar segi empat ?

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui Strategi Penerapan model pembelajaran ThinkTalk-Write yang dapat meningkatkan komunikai matematika siswa
pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 8
Binjai.
2. Untuk mengetahui peningkatan komunikasi matematika siswa
siswa kelas VII SMP Negeri 8 Binjai setelah diterapkannya model
pembelajaran Think-Talk-Write pada materi bangun datar segi
empat.

10

1.6

Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini

dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi siswa
Siswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar
sehingga dapat mengekspresikan ide mereka.
2. Bagi guru
Guru dapat memperoleh suatu variasi model pembelajaran yang
lebih efektif dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi sekolah
Sekolah secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar
siswa serta memperoleh masukan untuk proses pembelajaran
berikutnya.
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan pegangan pada pembelajaran matematika yang
kelak dapat diterapkan saat telah terjun di lapangan.

xii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Komunikasi Matematika Siswa

16

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

26

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematik 69
Tabel 3.2 Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematika

72

Tabel 3.3 Kriteria Penelitian Observasi Kegiatan Pembelajaran

73

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa

74

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematik
Siswa pada Tes Awal, Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa pada Siklus I dan Siklus II

97

104

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Abdusakir. 2010. Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele.El-HIKMAH:
Jurnal Kependidikan dan keagamaan.Vol VII No 2. Fakultas Tarbiyah
UIN Maliki Malang.
Ansari, Bansu, (2009), Komunikasi Matematik : Konsep dan Aplikasi, Pena,
Banda Aceh
Arikunto, dkk, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Cipta, Eliva S., 2006, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa SMP Melalui Strategi Think Talk Write., Skripsi, Universitas Islam
Negeri
SGD,
Bandung,
Tidak
dipublikasikan.
Dahar, Ratna, (1996), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Fauzy.(2013).http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/11/15/804091/
pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringk at-rendah (diakses
22 Januari 2014)
Hamzah,
2004.Pembelajaran
Matematika
Menurut
Kontruktivisme, http://www.depdiknas.go.id.

Teori

Belajar

Hamzah.S.
2011.
GeoGebra
In
10
Lesson.
Tutorial
GeoGebrahttp://syaifulhamzah.files.wordpress.com/2011/12/tutorialgeogebra.pdf diakses pada tanggal 12 April 2016 pukul 22.20 wib
Herdian, (2010) http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/.
komunikasi-matematika (diakses 05 Januari 2016).

Kemampuan-

Junaidi,Dadang.,(2010)http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MAT
EMATIKA/196401171992021.DADANG_JUANDI/Proposal_kompetitif_2
010.pdf
Mahmudi. A. 2010. Membelajarkan Geometri dengan Program Geogebra.
Makalah Pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika.
FMIPA
Universitas
Negeri
Yogyakarta
:Yogyakarta

105

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Makalah%2017%20Semnas%20LP
M%20UNY%202011%20_Pemanfaatan%20GeoGebra%20dalam%20Pem
belajaran%20Matematika_.pdf ) di akses pada tangga 12 April 2016, pukul
22.03
Sagala, Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta,
Bandung.
Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK. Semarang : Rasail Media Group.
Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,
Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Soekartawi, (1988), Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian, Universitas
Indonesia(UI-Press), Jakarta.
Sudijono, Anas, (2003), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Supardi, dkk, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Grup, Jakarta
Ulpah,Maria. 2007. “Penggunaan Komputer Sebagai Media Pembelajaran Di
Perguruan Tinggi”. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol 12
NO1.(http://www.docstoc.com/docs/19707999/4-Penggunaan-Komputer-maria-ulpah) diakses pada tanggal 11 April 2016 pukul 16.10
Van De Walle, Jhon A. 2008. Matematika Sekolah Dasar Dan Menengah
Pengembangan Pengajaran jilid 1. Jakarta : Erlangga
Yamin, Martinis, (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran,
Referensi (GP Press Group), Jakarta.
Yamin, Martinis & Bansu I, Ansari, (2012), Taktik Mengembangkan
Kemampuan Individual Siswa, Referensi (GP. Press Group), Jakarta.

106

102

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi

penerapan

model

pembelajaran

think-talk-write

adalah

memaksimalkan diskusi kelompok dengan pengawasan yang lebih pada
kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi, memberikan LAS
kepada siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi dan memberi reward bagi
siswa yang aktif.
2. Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran yang terdiri dari dua kali
pertemuan dalam siklus I, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang
ditemukan selama pembelajaran tersebut lalu merancang alternatif
perencanaan

tindakan.

menerapkan

model

Kemudian
pembelajaran

melaksanakan

tindakan

Think-Talk-Write,

dengan

setelah

itu

mengobservasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan
menganalisis data siswa dengan memberikan tes kemampuan komunikasi
matematik I, yang terakhir adalah merenungkan bahan perbaikan untuk
siklus selanjutnya di karenakan pencapaian pada siklus I belum terpenuhi.
Maka dilakukan siklus II untuk memperbaiki dan mengatasi permasalahan
yang terjadi pada siklus I. Dengan harapan pada pembelajaran siklus II
siswa lebih mudah berkomunikasi dan memahami bangun datar segi empat
serta menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
3. Kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan
menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write meningkat dilihat dari
64,25 dengan persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 46,88%
dan pada siklus II rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa
meningkat menjadi 76,56 dengan persentase siswa yang telah mencapai
KKM 81,25% dari jumlah siswa. Dengan demikian dapat dikatakan kelas

tersebut sudah memenuhi kriteria dari ketuntasan individual, karena ≥75%
dari jumlah siswa yang mengikuti tes sudah mencapai KKM.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika khususnya guru bidang studi matematika SMP
Negeri 8 Binjai dapat menerapkan model yang berpusat pada siswa, salah
satunya model pembelajaran Think-Talk-Write.
2. Kepada siswa SMP Negeri 8 Binjai disarankan lebih berani dan aktif saat
berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusi-solusi
permasalahan dan berani untuk mengungkapkan ide-ide secara terbuka.
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran Think-TalkWrite.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS VII SMP MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

0 0 8

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDEED TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KISARAN

0 1 7

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT Fachrudin Ruzi

0 0 12

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository o

0 0 13

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 17

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

0 1 111

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

0 2 11

KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS VII SMP

0 5 13