Bersifat Sementara atau Berkelanjutan

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 18 • masyarakat tertinggal dan terlantar; • orang yang dapat bekerja tetapi belum mendapatkan pekerjaan; • anak-anak yatim; • keluarga atau masyarakat miskin; • keluarga pahlawan, perintis kemerdekaan dan pejuang maupun ahli warisnya yang tidak mampu; • orang lanjut usia; • orang sakit dan cacat; • pelajarmahasiswa dari keluarga tidak mampu; • tuna sosial dan penyimpangan perilaku; • korban bencana; • korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi; Belanja bantuan sosial dapat juga diberikan kepada lembaga pendidikan, keagamaan atau lembaga sosial lain yang menangani individukelompok masyarakat yang memiliki risiko sosial. Belanja bantuan sosial dapat diberikan dalam bentuk penyelenggaraan sekolah, kegiatan penyuluhan, pendampingan dan advokasi untuk individu atau masyarakat yang memiliki risiko sosial. 3.5.2 Institusi Pemberi Bantuan Sosial Pemerintah bertanggungjawab untuk memberikan bantuan sosial sebagai stimulan kepada masyarakat yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang mempunyai keterkaitan tugas pokok dan fungsi dengan pemberian bantuan sosial ini dapat menganggarkan belanja bantuan sosial. Dalam perencanaan pemberian belanja bantuan sosial, satuan kerja tersebut terlebih dahulu harus memastikan apakah kriteria belanja bantuan sosial terpenuhi. Selain itu, pemerintah juga berwenang untuk memberi izin dan mengawasi pengumpulan sumbangan dan penyaluran bantuan sosial yang diselenggarakan oleh masyarakat. Kegiatan ini tidak diatur dalam buletin teknis ini karena institusi pemberi bantuan bukan pemerintah. 3.5.3 Jenis Kegiatan yang Didanai dengan Belanja Bantuan Sosial Jenis kegiatan yang didanai dengan belanja bantuan sosial harus sesuai dengan kriteria belanja bantuan sosial. Satuan kerja perlu melakukan pengkajian sebelum menentukan apakah suatu kegiatan yang akan dilakukan dikategorikan sebagai belanja bantuan sosial. Belanja Bantuan Sosial dapat diberikan untuk mendanai kegiatan berikut ini:

a. Rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan

kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Rehabilitasi sosial diberikan dalam bentuk antara lain: motivasi dan diagnosis psikososial; perawatan dan pengasuhan; pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan; bimbingan mental spiritual; bimbingan fisik; bimbingan sosial dan konseling psikososial; pelayanan aksesibilitas;