MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
3. Pejabat bea dan cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk
dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang- Undang Kepabeanan.
4. Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.
5. Sanksi administrasi berupa denda adalah sanksi administrasi berupa denda menurut
Undang-Undang yang pengenaannya ditetapkan secara tertulis oleh pejabat bea dan cukai terhadap orang yang tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban pabean berupa
sejumlah uang yang wajib dibayar karena adanya pelanggaran di bidang kepabeanan.
6. Kekurangan pembayaran adalah kekurangan bea masuk, cukai dan pajak dalam
rangka impor, serta sanksi administrasi berupa denda.
BAB II PENGAJUAN KEBERATAN
Bagian Kesatu Keberatan atas Tarif, Nilai Pabean, danatau Sanksi Administrasi
Pasal 2
Orang dapat mengajukan keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas penetapan yang dilakukan oleh pejabat bea dan cukai mengenai:
a. tarif danatau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk yang mengakibatkan
kekurangan pembayaran bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor; dan b.
pengenaan sanksi administrasi berupa denda.
Bagian Kedua Keberatan selain atas Tarif danatau Nilai Pabean
Pasal 3
Orang dapat mengajukan keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas penetapan yang dilakukan oleh pejabat bea dan cukai mengenai:
a. kekurangan pembayaran bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor selain
karena tarif danatau nilai pabean; dan b.
penetapan pabean lainnya yang tidak mengakibatkan kekurangan pembayaran.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Bagian Ketiga Persyaratan Pengajuan Keberatan
Pasal 4
1
Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan menggunakan contoh format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran Peraturan ini, dengan dilampiri:
a.
bukti penyerahan jaminan sebesar tagihan yang harus dibayar atau bukti pelunasan tagihan; dan
b.
fotokopi surat penetapan pejabat bea dan cukai. 2
Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, dapat dilampiri data danatau bukti yang mendukung alasan pengajuan keberatan.
3 Bukti penyerahan jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, tidak
diperlukan dalam hal: a.
barang impor belum dikeluarkan dari kawasan pabean sampai pengajuan keberatan mendapat keputusan, sepanjang terhadap importasi barang tersebut
belum diterbitkan persetujuan pengeluaran oleh pejabat bea dan cukai;
b. tagihan telah dilunasi; atau
c. penetapan pejabat bea dan cukai tidak menimbulkan kekurangan pembayaran.
Pasal 5
1
Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 dapat diajukan dalam jangka waktu paling lama 60 enam puluh hari sejak tanggal surat penetapan.
2
Apabila sampai dengan jangka waktu 60 enam puluh hari sejak tanggal surat penetapan, keberatan tidak diajukan atau persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat 1 tidak dipenuhi, hak untuk mengajukan keberatan menjadi gugur dan penetapan pejabat bea dan cukai dianggap diterima.
3
Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diajukan dengan satu surat keberatan untuk setiap penetapan.
BAB III PUTUSAN KEBERATAN