PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT KEN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT KENSARAS
NOMOR : 008.5/PER/RSKS/VII/2015
TENTANG:
KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
DIRUMAH SAKIT KEN SARAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT KEN SARAS,
: a. bahwa RS Ken Saras harus menyelaraskan kebutuhan
asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di rumah
sakit, mengkoordinasi pelayanan, kemudian merencanakan
pemulangan dan tindakan selanjutnya;
b. bahwa agar akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan di
RS Ken Saras berjalan dengan baik, perlu adanya kebijakan
akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan di RS Ken
Saras;
c. bahwa berdasarkan butir a dan b dipandang perlu adanya
Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di
Rumah Sakit Ken Saras yang ditetapkan dengan Peraturan
Direktur Utama Rumah Sakit Ken Saras
Mengingat : 1. UndangUndang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144);
2. UndangUndang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia.
Tahun 2009 Nomor 153);
3. UndangUndang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT KEN SARAS
TENTANG KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN
KONTINUITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KEN SARAS.
Kesatu
: Memberlakukan Kebijakan akses ke pelayanan dan kontinuitas
pelayanan di rumah sakit Ken Saras sebagaimana tersebut
dalam lampiran Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Ken
Saras ini;
Kedua
: Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Kab. Semarang
Pada tanggal : 21 Juli 2015
Direktur,
Menimbang
Tjahjono Kuntjoro
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
Tanggal
: 21 juli 2015
KEBIJAKAN
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
DIRUMAH SAKIT KEN SARAS
1. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, skrining nyeri, skrining gizi,
skrining resiko jatuh, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik
atau hasil dari pemeriksaan psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imaging sebelumnya dengan ketentuan :
a. Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar Rumah
Sakit untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani di Rumah Sakit
Ken Saras.
b. Pasien diterima di Rumah Sakit sesuai dengan kebutuhan pelayanan
rawat inap dan rawat jalan yang tepat. Jika pasien dirujuk dari luar,
dokter harus memeriksa surat pengantar dokter dan hasil pemeriksaan
sebelumnya.
c. Standar sebelum penerimaan pasien dilakukan skrining dan tes
diagnosa terlebih dahulu yang dilakukan oleh dokter sebagai dasar
pengambilan keputusan apakah pasien tersebut tidak dirawat,
dipindahkan, atau dirujuk di Rumah Sakit lain.
d. Apabila pasien diterima sebagai pasien rawat inap Rumah Sakit,
pemeriksaan skrining membantu staf/karyawan untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan pasien untuk
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif.
e. Jika kebutuhan pasien tidak sesuai dengan misi dan sumber daya
rumah sakit, maka dirujuk atau ditransfer ke fasilitas lain yang
memiliki fasilitas serta kemampuan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien, setelah kondisi stabil dan kegawat daruratan
tertangani.
f. Pemeriksaan penunjang wajib pada pasien rawat inap:
1) Pasien Bedah 40 th : pemeriksaan Darah Lengkap (DL), Gula
Darah Sewaktu (GDS), Electrokardiografi (EKG), Foto Thorax
3) Pasien Bedah Non Kebidanan : Pemeriksaan Darah Lengkap (DL),
GDS, Uji koagulasi Bleeding Time/ Clotting Time (BT/CT), Marker
Hepatitis B (HbsAg) EKG, Foto Thorax, HIV rapid test 1x
4) Pasien Kebidanan : Pemeriksaan Darah Lengkap(DL), GDS, BT/CT,
HbsAg, HIV rapid Test 1x
5) Semua tindakan operasi mokroinvasif wajib dilakukan pemeriksaan
HIV dan disertai inform consent dari pasien.
g. Hasil pemeriksaan penunjang harus sudah jadi sebelum pasien masuk
ruangan rawat inap sebagai dasar pengambilan keputusan.
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
i. Skrining resiko jatuh menggunakan Morse Fall Scale/ Skala Morse
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
(dewasa), Humpty Dumpty (anak), Ontario Modified Stratify (geriatri).
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
Tanggal
j. Skrining
: 21 juli 2015
nyeri pada pasien sadar menggunakan NIPS dan FLACCS
(pediatrik), Wong Baker Faces Pain Scale (dewasa), Fungsional Paint
Scale (geriatri), pasien tidak sadar menggunakan Comfort Scale.
k. Skrining gizi menggunakan Strong Kid (pediatrik), Malnutrision
Skrining Tools / MST (dewasa), Mini Nutrion Assesment / MNA
(geriatri), dan Penapisan Nutrisi Nifas (pasien hamil)
2. Kebutuhan darurat, mendesak atau segera, diidentifikasi dengan proses
triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan
emergensi dengan ketentuan :
a. Pasienpasien emergency distabilkan terlebih dahulu sesuai
kemampuan RS sebelum di rujuk.
b. Petugas yang melakukan triase adalah petugas yang terlatih dan
berpengalaman.
c. Penerimaan pasien di Instalasi Gawat Darurat yang telah dilakukan
proses triase dicatat dalam assesmen awal gawat darurat.
d. Waktu respon maximum yang dilakukan oleh petugas di Instalasi
Gawat Darurat disesuaikan dengan ketegori ATS.
3. Rumah Sakit Ken Saras memiliki proses penerimaan pasien rawat inap
dan pendaftaran rawat jalan dan instalasi gawat darurat dengan
ketentuan :
a. Seluruh petugas wajib memahami ketentuan dan prosedur proses
penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan dan
instalasi gawat darurat.
b. Pendaftaran layanan rawat jalan dan rawat inap dilakukan di counter
pendaftaran TPPRI, dan TPPGD.
c. Pada counter pendaftaran akan dilakukan pengambilan keputusan
berdasarkan penjamin pasien dengan keputusan:
1) Pasien bisa rawat jalan
2) Pasien dipindahkan/dirujuk karena fasilitas yang dibutuhkan tidak
tersedia
3) Pasien akan dilakukan perawatan lebih lanjut (rawat inap)
d. Pasien yang membutuhkan stabilisasi keadaan umum akan dilakukan
observasi di IGD, untuk pasien yang dilakukan observasi di IGD
maksimal 6 jam dan setelah itu harus diputuskan pasien itu dirujuk,
dirawat inap atau pulang.
e. Bila pasien yang akan dilakukan perawatan lebih lanjut tidak tersedia
tempat tidur yang dipilih maka di tawarkan di kelas perawatan satu
tingkat diatasnya atau dibawahnya yang masih tersedia. Apabila
ruangan perawatan di seluruh rumah sakit penuh maka pasien
f.
Bila pasien menggunakan provider jaminan yang akan dilakukan
perawatan lebih lanjut tidak tersedia tempat tidur yang sesuai dengan
ketentuan provider maka pasien akan di rawat/dititipkan di kelas
perawatan satu tingkat diatasnya atau dibawahnya selama 3x24 jam
(namun bila batas waktunya habis maka pasien akan dirawat di Rumah
Sakit Ken Saras sesuai dengan kamar perawatan yang ditempatinya).
Lampiran
Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
g.
Petugas
administrasi IGD akan menjelaskan kepada pasien/keluarga
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
antara lain sebagai berikut:
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
1)
Pasien
dan keluarga
diberikan informasi pada waktu admisi yakni
Tanggal
: 21 juli 2015
meliputi pelayanan yang ditawarkan.
2) Pemberian informasi tentang pemilihan dokter dan tarif kamar.
3) Pemberian informasi tentang perkiraan biaya dan cara mengatasi bila
terjadi kekurangan.
h. Dokter IGD memberikan informasi tentang hasil pelayanan yang
diharapkan
4. Pasien diberi informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau
pengobatan secara lisan terlebih dahulu dan dilanjutkan secara tertulis
dengan kriteria waktu maksimal 2 jam penundaan pelayanan, serta
diberikan juga informasi alternatif yang tersedia atau di rujuk.
5. Rumah Sakit Ken Saras berupaya mengurangi hambatan fisik dan bahasa
dalam pengaksesan dan pemberi layanan melalui identifikasi kendala
kendala (fisik, bahasa) yang sering terjadi yang dibutuhkan oleh pasien.
6. Rumah Sakit Ken Saras menetapkan transfer internal dan Transfer
eksternal ( rujukan) dengan ketentuan :
a. Pengaturan, pengambilan keputusan, stabilisasi, dan pendampingan
transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria transfer / rujukan.
b. Rumah sakit menetapkan kriteria masuk atau pindah dari pelayanan
intensif dan atau pelayanan khusus termasuk penelitian dan program
sesuai dengan kebutuhan pasien melalui criteria prioritas pasien masuk
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
atau pindah pelayanan intensif berdasar fisiologi dan tepat.
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
c.
Transfer / rujukan dilakukan berdasarkan kriteria transfer yaitu level 0
No
:
3,
kategori,
pendamping yang berkompeten, dan peralatan yang
Tanggal
: 05 juli 2015
memadai sesuai kondisi pasien selama transfer.
d. Transfer internal dilakukan di dalam Rumah Sakit antar unitunit terkait
dan transfer eksternal / rujukan dilakukan antar Rumah Sakit maupun
ke rumah pasien dan sebaliknya.
e. Proses transfer eksternal / rujukan dapat ditujukan pada individu atau
rumah sakit lain sesuai dengan kebutuhan pasien yang tidak dapat
diterima di RS. Ken Saras termasuk didalamnya kebutuhan akan
pelayanan penunjang yang tidak dapat diterima di RS. Ken Saras.
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
Tanggal
: 21 juli 2015
7. Rumah Sakit Ken Saras menetapkan transfer internal dan Transfer
eksternal ( rujukan) dengan ketentuan :
a. Pengaturan, pengambilan keputusan, stabilisasi, dan pendampingan
transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria transfer / rujukan.
b. Rumah sakit menetapkan kriteria masuk atau pindah dari pelayanan
intensif dan atau pelayanan khusus termasuk penelitian dan program
sesuai dengan kebutuhan pasien melalui criteria prioritas pasien
masuk atau pindah pelayanan intensif berdasar fisiologi dan tepat.
c. Transfer / rujukan dilakukan berdasarkan kriteria transfer yaitu level
03, kategori, pendamping yang berkompeten, dan peralatan yang
memadai sesuai kondisi pasien selama transfer
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
d. Transfer internal dilakukan di dalam Rumah Sakit antar unitunit
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
terkait dan transfer eksternal / rujukan dilakukan antar Rumah Sakit
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
maupun ke rumah pasien dan sebaliknya.
Tanggal
: 21 juli 2015
e. Proses transfer eksternal / rujukan dapat ditujukan pada individu atau
rumah sakit lain sesuai dengan kebutuhan pasien yang tidak dapat
diterima di RS. Ken Saras termasuk didalamnya kebutuhan akan
pelayanan penunjang yang tidak dapat diterima di RS. Ken Saras.
f. Ada daftar Rumah Sakit rujukan atau penerima transfer eksternal
untuk pelayanan pasien yang akan ditindak lanjuti pengobatannya
beserta dengan data fasilitas penunjang medis, daftar dokter spesialis,
tindakan medis, penanganan lanjutan/konsultasi.
g. Bila kebutuhan pasien tidak terdapat di rumah sakit yang bekrjasama
dengan RS. Ken Saras maka dapat dilakukan rujukan / transfer
eksternal ke rumah sakit yang direkomendasi oleh DPJP sehubungan
dengan kebutuhan pasien.
10. Pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit lain berdasarkan atas kondisi dan
kebutuhan pelayanan lanjutan dengan ketentuan :
a. Pasien yang dapat dilakukan rujuk adalah yang sudah layak dan
dinilai oleh dokter IGD/DPJP ruangan untuk keadaan umum pasien
dan kondisi umum transportable.
b. Dokter IGD/DPJP/dokter ruangan menentukan bahwa pasien layak
dirujuk ke luar rumah sakit.
c. Proses rujukan / transfer eksternal pasien harus mendapatkan
persetujuan dari pasien dan atau keluarganya.
d. Kondisi yang tidak memungkinkan dilakukan rujukan misalnya pada
pasien dengan kondisi hemodinamika tidak stabil, dan pasien dengan
patensia jalan nafas tidak optimal.
e. Pada proses transfer antar RS, pengirim harus menentukan bahwa RS
penerima dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien dan
mempunyai kapasitas untuk menampung pasien tersebut.
f. Terdapat kerjasama dengan rumah sakit atau individu penerima
rujukan
.
11. Pendokumentasian proses transfer dalam rekam medis pasien:
a. Di dalam rekam medis pasien yang dipindah dicatat nama rumah
sakit tujuan dan nama staf yang menyetujui penerimaan pasien.
b. Di rekam medis yang dipindah dicatat alasan rujukan.
c. Di dalam rekam medis pasien yang dirujuk dicatat kondisi khusus
sehubungan dengan proses rujukan.
d. Rumah Sakit penerima diberi resume tertulis mengenai kondisi
klinik pasien dan tindakantindakan yang telah dilakukan.
12. Penerimaan atau pemindahan atau dari unit yang menyediakan layanan
intensif atau layanan khusus ditentukan kriteria yang telah ditetapkan
yaitu :
Lampiran
Peraturan
Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan
Akses ke
a. Kriteria
masuk atau pindah dari pelayanan intensif
atau pelayanan
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
khusus dijabarkan dalam prosedur yang telah ditetapkan.
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
b. Petugas yang berkompeten harus melakukan penilaian untuk pasien
Tanggal
: 21 juli 2015
dapat masuk atau pindah.
c. Pendokumentasian kriteria masuk atau pindah dari pelayanan
intensif atau pelayanan khusus tercatat di rekam medis pasien.
d. Staf diikutsertakan dalam pengembangan criteria masuk atau pindah
dari pelayanan intensif dan diberikan pelatihan dalam melaksanakan
criteria tersebut.
e. Rumah sakit menjamin kontinuitas dan koordinasi pelayanan yang
dilakukan oleh tenaga medis melalui Case manager.
f. Dalam semua fase pelayanan rawat inap DPJP bertanggungjawab
terhadap pelayanan pasien yang berkesinambungan dan
dikoordinasikan melalui case manager.
g. Apabila DPJP berhalangan dalam memberikan pelayanan kesehatan
maka DPJP wajib melimpahkan kewenangannya kepada Dokter
spesialis lain sesuai bidangnya atau yang berwenang dengan terlebih
dahulu mengisi form isian transfer tanggungjawab pasien.
13. Pemulangan pasien dengan ketentuan DPJP yang bertugas atas
pelayanan pasien harus menentukan kesiapan pasien untuk
dipulangkan yaitu :
a. DPJP menentukan kriteria pasien dapat dipulangkan berdasarkan
data kondisi pasien terakhir.
b. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan pemulangan yang
sesuai kebutuhan pasien.
c. Waktu pemulangan pasien direncanakan oleh DPJP.
d. Proses pemberian izin pasien yang diperbolehkan meninggalkan
rumah sakit selama perawatan (cuti) yang direncanakan dengan
jangka waktu yang telah ditentukan atas seijin DPJP.
e. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan
penunjang dan kelanjutan pelayanan medis.
f. Form rencana pemulangan pasien (discharge planning) meliputi :
informasi kesehatan, edukasi kesehatan untuk pasien dirumah,
pemberian edukasi tentang nutrisi, pemberian obatobatan, edukasi
tentang perawatan di rumah, rencana kontrol pasca rawat inap, alat
transportasi saat pulang dan provider jaminan pasien yang
disampaikan secara sederhana, jelas, dan mudah dimengerti.
g. Jika ada pelayanan lanjutan di tempat lain di luar RS. Ken Saras
maka wajib dijelaskan secara jelas tentang dimana dan bagaimana
menerima pelayanan lanjutan.
14. Resume medis pasien pulang rawat inap maupun rawat jalan disiapkan
oleh DPJP dengan ketentuan :
a. Salinan resume medis pasien pulang disimpan dalam catatan medis
pasien.
b. Pasien diberi salinan resume medis pasien pulang.
c. Salinan resume medis pasien pulang diberikan kepada praktisi
yang bertanggung jawab atas perawatan lanjutan atau proses
tindaklanjut pada pasien.
d. Rumah Sakit menetapkan daftar resume pasien secara lengkap
dalam summary list.
e. Resume medis pasien pulang harus dilengkapi dalam 1x24 jam dan
disimpan di rekam medis.
f. Resume medis pasien pulang berisi:
Lampiran
Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
1)
Ringkasan perawatan pasien (alergi, diagnosa masuk, indikasi
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
dirawat, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang, terapi
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
utama yang diberikan saat dirumah sakit)
Tanggal
: 21 juli 2015
2) Diagnosa utama (diagnosis sekunder nama tindakan operasi,
penyebab luar atau cidera atau kecelakaan)
3) Kondisi pasien pulang (kondisi pasien saat pulang, tandatanda
vital, obat yang dibawakan pulang)
4) Perawatan selanjutnya (rencana kontrol, edukasi pasien tentang
penyakit dan diet)
g. Rumah Sakit mempunyai penatalaksanaan dan tindak lanjut bagi
pasien yang menolak nasehat medik yaitu terdapat proses untuk
penatalaksanaan dan tindak lanjut. Apabila diketahui ada keluarga
yang berprofesi dokter, kepadanya informasi tersebut wajib
disampaikan.
15. Transportasi yang dibutuhkan untuk pelayanan pasien dalam proses
transfer di RS Ken Saras harus dinilai antara lain :
a. Transportasi yang dibutuhkan oleh pasien dapat menggunakan
kendaraan ambulance dari RS Ken Saras.
b. Pelayanan transportasi dengan kontrak disesuaikan dengan
kebutuhan Rumah Sakit.
c. Kendaraan transportasi milik RS memenuhi hukum dan
Lampiran Peraturan
Direktur
Utama RS.Ken
Saras
tentang Kebijakan
Akses ke
peraturan yang
berlaku
berkenaan
dengan
pengoperasian
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
kondisi dan pemeliharaannya.
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
d. Semua
kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi
Tanggal dilengkapi
: 21 juli 2015
peralatan yang memadai perbekalan dan
medikamentosa sesuai kebutuhan pasien yang dibawa.
e. Staf yang kompeten dalam transfer pasien.
f. Pengawasan terhadap kualitas dan keamanan transportasi
digunakan oleh pasien.
g. Dilakukan monitoring terhadap kualitas dan keamanan
transportasi yang disediakan atau dikelola Rumah Sakit, rumah
sakit menyediakan proses untuk mendengar keluhan pasien
atas fasilitas trasnportasi.
Ditetapkan di
Pada tanggal
Direktur,
: Kab. Semarang
: 21 Juli 2015
Tjahjono Kuntjoro
NOMOR : 008.5/PER/RSKS/VII/2015
TENTANG:
KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
DIRUMAH SAKIT KEN SARAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT KEN SARAS,
: a. bahwa RS Ken Saras harus menyelaraskan kebutuhan
asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di rumah
sakit, mengkoordinasi pelayanan, kemudian merencanakan
pemulangan dan tindakan selanjutnya;
b. bahwa agar akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan di
RS Ken Saras berjalan dengan baik, perlu adanya kebijakan
akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan di RS Ken
Saras;
c. bahwa berdasarkan butir a dan b dipandang perlu adanya
Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di
Rumah Sakit Ken Saras yang ditetapkan dengan Peraturan
Direktur Utama Rumah Sakit Ken Saras
Mengingat : 1. UndangUndang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144);
2. UndangUndang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia.
Tahun 2009 Nomor 153);
3. UndangUndang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT KEN SARAS
TENTANG KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN
KONTINUITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KEN SARAS.
Kesatu
: Memberlakukan Kebijakan akses ke pelayanan dan kontinuitas
pelayanan di rumah sakit Ken Saras sebagaimana tersebut
dalam lampiran Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Ken
Saras ini;
Kedua
: Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Kab. Semarang
Pada tanggal : 21 Juli 2015
Direktur,
Menimbang
Tjahjono Kuntjoro
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
Tanggal
: 21 juli 2015
KEBIJAKAN
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
DIRUMAH SAKIT KEN SARAS
1. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, skrining nyeri, skrining gizi,
skrining resiko jatuh, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik
atau hasil dari pemeriksaan psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imaging sebelumnya dengan ketentuan :
a. Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar Rumah
Sakit untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani di Rumah Sakit
Ken Saras.
b. Pasien diterima di Rumah Sakit sesuai dengan kebutuhan pelayanan
rawat inap dan rawat jalan yang tepat. Jika pasien dirujuk dari luar,
dokter harus memeriksa surat pengantar dokter dan hasil pemeriksaan
sebelumnya.
c. Standar sebelum penerimaan pasien dilakukan skrining dan tes
diagnosa terlebih dahulu yang dilakukan oleh dokter sebagai dasar
pengambilan keputusan apakah pasien tersebut tidak dirawat,
dipindahkan, atau dirujuk di Rumah Sakit lain.
d. Apabila pasien diterima sebagai pasien rawat inap Rumah Sakit,
pemeriksaan skrining membantu staf/karyawan untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan pasien untuk
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif.
e. Jika kebutuhan pasien tidak sesuai dengan misi dan sumber daya
rumah sakit, maka dirujuk atau ditransfer ke fasilitas lain yang
memiliki fasilitas serta kemampuan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien, setelah kondisi stabil dan kegawat daruratan
tertangani.
f. Pemeriksaan penunjang wajib pada pasien rawat inap:
1) Pasien Bedah 40 th : pemeriksaan Darah Lengkap (DL), Gula
Darah Sewaktu (GDS), Electrokardiografi (EKG), Foto Thorax
3) Pasien Bedah Non Kebidanan : Pemeriksaan Darah Lengkap (DL),
GDS, Uji koagulasi Bleeding Time/ Clotting Time (BT/CT), Marker
Hepatitis B (HbsAg) EKG, Foto Thorax, HIV rapid test 1x
4) Pasien Kebidanan : Pemeriksaan Darah Lengkap(DL), GDS, BT/CT,
HbsAg, HIV rapid Test 1x
5) Semua tindakan operasi mokroinvasif wajib dilakukan pemeriksaan
HIV dan disertai inform consent dari pasien.
g. Hasil pemeriksaan penunjang harus sudah jadi sebelum pasien masuk
ruangan rawat inap sebagai dasar pengambilan keputusan.
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
i. Skrining resiko jatuh menggunakan Morse Fall Scale/ Skala Morse
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
(dewasa), Humpty Dumpty (anak), Ontario Modified Stratify (geriatri).
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
Tanggal
j. Skrining
: 21 juli 2015
nyeri pada pasien sadar menggunakan NIPS dan FLACCS
(pediatrik), Wong Baker Faces Pain Scale (dewasa), Fungsional Paint
Scale (geriatri), pasien tidak sadar menggunakan Comfort Scale.
k. Skrining gizi menggunakan Strong Kid (pediatrik), Malnutrision
Skrining Tools / MST (dewasa), Mini Nutrion Assesment / MNA
(geriatri), dan Penapisan Nutrisi Nifas (pasien hamil)
2. Kebutuhan darurat, mendesak atau segera, diidentifikasi dengan proses
triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan
emergensi dengan ketentuan :
a. Pasienpasien emergency distabilkan terlebih dahulu sesuai
kemampuan RS sebelum di rujuk.
b. Petugas yang melakukan triase adalah petugas yang terlatih dan
berpengalaman.
c. Penerimaan pasien di Instalasi Gawat Darurat yang telah dilakukan
proses triase dicatat dalam assesmen awal gawat darurat.
d. Waktu respon maximum yang dilakukan oleh petugas di Instalasi
Gawat Darurat disesuaikan dengan ketegori ATS.
3. Rumah Sakit Ken Saras memiliki proses penerimaan pasien rawat inap
dan pendaftaran rawat jalan dan instalasi gawat darurat dengan
ketentuan :
a. Seluruh petugas wajib memahami ketentuan dan prosedur proses
penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan dan
instalasi gawat darurat.
b. Pendaftaran layanan rawat jalan dan rawat inap dilakukan di counter
pendaftaran TPPRI, dan TPPGD.
c. Pada counter pendaftaran akan dilakukan pengambilan keputusan
berdasarkan penjamin pasien dengan keputusan:
1) Pasien bisa rawat jalan
2) Pasien dipindahkan/dirujuk karena fasilitas yang dibutuhkan tidak
tersedia
3) Pasien akan dilakukan perawatan lebih lanjut (rawat inap)
d. Pasien yang membutuhkan stabilisasi keadaan umum akan dilakukan
observasi di IGD, untuk pasien yang dilakukan observasi di IGD
maksimal 6 jam dan setelah itu harus diputuskan pasien itu dirujuk,
dirawat inap atau pulang.
e. Bila pasien yang akan dilakukan perawatan lebih lanjut tidak tersedia
tempat tidur yang dipilih maka di tawarkan di kelas perawatan satu
tingkat diatasnya atau dibawahnya yang masih tersedia. Apabila
ruangan perawatan di seluruh rumah sakit penuh maka pasien
f.
Bila pasien menggunakan provider jaminan yang akan dilakukan
perawatan lebih lanjut tidak tersedia tempat tidur yang sesuai dengan
ketentuan provider maka pasien akan di rawat/dititipkan di kelas
perawatan satu tingkat diatasnya atau dibawahnya selama 3x24 jam
(namun bila batas waktunya habis maka pasien akan dirawat di Rumah
Sakit Ken Saras sesuai dengan kamar perawatan yang ditempatinya).
Lampiran
Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
g.
Petugas
administrasi IGD akan menjelaskan kepada pasien/keluarga
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
antara lain sebagai berikut:
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
1)
Pasien
dan keluarga
diberikan informasi pada waktu admisi yakni
Tanggal
: 21 juli 2015
meliputi pelayanan yang ditawarkan.
2) Pemberian informasi tentang pemilihan dokter dan tarif kamar.
3) Pemberian informasi tentang perkiraan biaya dan cara mengatasi bila
terjadi kekurangan.
h. Dokter IGD memberikan informasi tentang hasil pelayanan yang
diharapkan
4. Pasien diberi informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau
pengobatan secara lisan terlebih dahulu dan dilanjutkan secara tertulis
dengan kriteria waktu maksimal 2 jam penundaan pelayanan, serta
diberikan juga informasi alternatif yang tersedia atau di rujuk.
5. Rumah Sakit Ken Saras berupaya mengurangi hambatan fisik dan bahasa
dalam pengaksesan dan pemberi layanan melalui identifikasi kendala
kendala (fisik, bahasa) yang sering terjadi yang dibutuhkan oleh pasien.
6. Rumah Sakit Ken Saras menetapkan transfer internal dan Transfer
eksternal ( rujukan) dengan ketentuan :
a. Pengaturan, pengambilan keputusan, stabilisasi, dan pendampingan
transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria transfer / rujukan.
b. Rumah sakit menetapkan kriteria masuk atau pindah dari pelayanan
intensif dan atau pelayanan khusus termasuk penelitian dan program
sesuai dengan kebutuhan pasien melalui criteria prioritas pasien masuk
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
atau pindah pelayanan intensif berdasar fisiologi dan tepat.
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
c.
Transfer / rujukan dilakukan berdasarkan kriteria transfer yaitu level 0
No
:
3,
kategori,
pendamping yang berkompeten, dan peralatan yang
Tanggal
: 05 juli 2015
memadai sesuai kondisi pasien selama transfer.
d. Transfer internal dilakukan di dalam Rumah Sakit antar unitunit terkait
dan transfer eksternal / rujukan dilakukan antar Rumah Sakit maupun
ke rumah pasien dan sebaliknya.
e. Proses transfer eksternal / rujukan dapat ditujukan pada individu atau
rumah sakit lain sesuai dengan kebutuhan pasien yang tidak dapat
diterima di RS. Ken Saras termasuk didalamnya kebutuhan akan
pelayanan penunjang yang tidak dapat diterima di RS. Ken Saras.
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
Tanggal
: 21 juli 2015
7. Rumah Sakit Ken Saras menetapkan transfer internal dan Transfer
eksternal ( rujukan) dengan ketentuan :
a. Pengaturan, pengambilan keputusan, stabilisasi, dan pendampingan
transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria transfer / rujukan.
b. Rumah sakit menetapkan kriteria masuk atau pindah dari pelayanan
intensif dan atau pelayanan khusus termasuk penelitian dan program
sesuai dengan kebutuhan pasien melalui criteria prioritas pasien
masuk atau pindah pelayanan intensif berdasar fisiologi dan tepat.
c. Transfer / rujukan dilakukan berdasarkan kriteria transfer yaitu level
03, kategori, pendamping yang berkompeten, dan peralatan yang
memadai sesuai kondisi pasien selama transfer
Lampiran Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
d. Transfer internal dilakukan di dalam Rumah Sakit antar unitunit
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
terkait dan transfer eksternal / rujukan dilakukan antar Rumah Sakit
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
maupun ke rumah pasien dan sebaliknya.
Tanggal
: 21 juli 2015
e. Proses transfer eksternal / rujukan dapat ditujukan pada individu atau
rumah sakit lain sesuai dengan kebutuhan pasien yang tidak dapat
diterima di RS. Ken Saras termasuk didalamnya kebutuhan akan
pelayanan penunjang yang tidak dapat diterima di RS. Ken Saras.
f. Ada daftar Rumah Sakit rujukan atau penerima transfer eksternal
untuk pelayanan pasien yang akan ditindak lanjuti pengobatannya
beserta dengan data fasilitas penunjang medis, daftar dokter spesialis,
tindakan medis, penanganan lanjutan/konsultasi.
g. Bila kebutuhan pasien tidak terdapat di rumah sakit yang bekrjasama
dengan RS. Ken Saras maka dapat dilakukan rujukan / transfer
eksternal ke rumah sakit yang direkomendasi oleh DPJP sehubungan
dengan kebutuhan pasien.
10. Pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit lain berdasarkan atas kondisi dan
kebutuhan pelayanan lanjutan dengan ketentuan :
a. Pasien yang dapat dilakukan rujuk adalah yang sudah layak dan
dinilai oleh dokter IGD/DPJP ruangan untuk keadaan umum pasien
dan kondisi umum transportable.
b. Dokter IGD/DPJP/dokter ruangan menentukan bahwa pasien layak
dirujuk ke luar rumah sakit.
c. Proses rujukan / transfer eksternal pasien harus mendapatkan
persetujuan dari pasien dan atau keluarganya.
d. Kondisi yang tidak memungkinkan dilakukan rujukan misalnya pada
pasien dengan kondisi hemodinamika tidak stabil, dan pasien dengan
patensia jalan nafas tidak optimal.
e. Pada proses transfer antar RS, pengirim harus menentukan bahwa RS
penerima dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien dan
mempunyai kapasitas untuk menampung pasien tersebut.
f. Terdapat kerjasama dengan rumah sakit atau individu penerima
rujukan
.
11. Pendokumentasian proses transfer dalam rekam medis pasien:
a. Di dalam rekam medis pasien yang dipindah dicatat nama rumah
sakit tujuan dan nama staf yang menyetujui penerimaan pasien.
b. Di rekam medis yang dipindah dicatat alasan rujukan.
c. Di dalam rekam medis pasien yang dirujuk dicatat kondisi khusus
sehubungan dengan proses rujukan.
d. Rumah Sakit penerima diberi resume tertulis mengenai kondisi
klinik pasien dan tindakantindakan yang telah dilakukan.
12. Penerimaan atau pemindahan atau dari unit yang menyediakan layanan
intensif atau layanan khusus ditentukan kriteria yang telah ditetapkan
yaitu :
Lampiran
Peraturan
Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan
Akses ke
a. Kriteria
masuk atau pindah dari pelayanan intensif
atau pelayanan
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
khusus dijabarkan dalam prosedur yang telah ditetapkan.
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
b. Petugas yang berkompeten harus melakukan penilaian untuk pasien
Tanggal
: 21 juli 2015
dapat masuk atau pindah.
c. Pendokumentasian kriteria masuk atau pindah dari pelayanan
intensif atau pelayanan khusus tercatat di rekam medis pasien.
d. Staf diikutsertakan dalam pengembangan criteria masuk atau pindah
dari pelayanan intensif dan diberikan pelatihan dalam melaksanakan
criteria tersebut.
e. Rumah sakit menjamin kontinuitas dan koordinasi pelayanan yang
dilakukan oleh tenaga medis melalui Case manager.
f. Dalam semua fase pelayanan rawat inap DPJP bertanggungjawab
terhadap pelayanan pasien yang berkesinambungan dan
dikoordinasikan melalui case manager.
g. Apabila DPJP berhalangan dalam memberikan pelayanan kesehatan
maka DPJP wajib melimpahkan kewenangannya kepada Dokter
spesialis lain sesuai bidangnya atau yang berwenang dengan terlebih
dahulu mengisi form isian transfer tanggungjawab pasien.
13. Pemulangan pasien dengan ketentuan DPJP yang bertugas atas
pelayanan pasien harus menentukan kesiapan pasien untuk
dipulangkan yaitu :
a. DPJP menentukan kriteria pasien dapat dipulangkan berdasarkan
data kondisi pasien terakhir.
b. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan pemulangan yang
sesuai kebutuhan pasien.
c. Waktu pemulangan pasien direncanakan oleh DPJP.
d. Proses pemberian izin pasien yang diperbolehkan meninggalkan
rumah sakit selama perawatan (cuti) yang direncanakan dengan
jangka waktu yang telah ditentukan atas seijin DPJP.
e. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan
penunjang dan kelanjutan pelayanan medis.
f. Form rencana pemulangan pasien (discharge planning) meliputi :
informasi kesehatan, edukasi kesehatan untuk pasien dirumah,
pemberian edukasi tentang nutrisi, pemberian obatobatan, edukasi
tentang perawatan di rumah, rencana kontrol pasca rawat inap, alat
transportasi saat pulang dan provider jaminan pasien yang
disampaikan secara sederhana, jelas, dan mudah dimengerti.
g. Jika ada pelayanan lanjutan di tempat lain di luar RS. Ken Saras
maka wajib dijelaskan secara jelas tentang dimana dan bagaimana
menerima pelayanan lanjutan.
14. Resume medis pasien pulang rawat inap maupun rawat jalan disiapkan
oleh DPJP dengan ketentuan :
a. Salinan resume medis pasien pulang disimpan dalam catatan medis
pasien.
b. Pasien diberi salinan resume medis pasien pulang.
c. Salinan resume medis pasien pulang diberikan kepada praktisi
yang bertanggung jawab atas perawatan lanjutan atau proses
tindaklanjut pada pasien.
d. Rumah Sakit menetapkan daftar resume pasien secara lengkap
dalam summary list.
e. Resume medis pasien pulang harus dilengkapi dalam 1x24 jam dan
disimpan di rekam medis.
f. Resume medis pasien pulang berisi:
Lampiran
Peraturan Direktur Utama RS.Ken Saras tentang Kebijakan Akses ke
1)
Ringkasan perawatan pasien (alergi, diagnosa masuk, indikasi
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
dirawat, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang, terapi
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
utama yang diberikan saat dirumah sakit)
Tanggal
: 21 juli 2015
2) Diagnosa utama (diagnosis sekunder nama tindakan operasi,
penyebab luar atau cidera atau kecelakaan)
3) Kondisi pasien pulang (kondisi pasien saat pulang, tandatanda
vital, obat yang dibawakan pulang)
4) Perawatan selanjutnya (rencana kontrol, edukasi pasien tentang
penyakit dan diet)
g. Rumah Sakit mempunyai penatalaksanaan dan tindak lanjut bagi
pasien yang menolak nasehat medik yaitu terdapat proses untuk
penatalaksanaan dan tindak lanjut. Apabila diketahui ada keluarga
yang berprofesi dokter, kepadanya informasi tersebut wajib
disampaikan.
15. Transportasi yang dibutuhkan untuk pelayanan pasien dalam proses
transfer di RS Ken Saras harus dinilai antara lain :
a. Transportasi yang dibutuhkan oleh pasien dapat menggunakan
kendaraan ambulance dari RS Ken Saras.
b. Pelayanan transportasi dengan kontrak disesuaikan dengan
kebutuhan Rumah Sakit.
c. Kendaraan transportasi milik RS memenuhi hukum dan
Lampiran Peraturan
Direktur
Utama RS.Ken
Saras
tentang Kebijakan
Akses ke
peraturan yang
berlaku
berkenaan
dengan
pengoperasian
Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Ken Saras
kondisi dan pemeliharaannya.
No
: 008.5/PER/RSKS/VII/2015
d. Semua
kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi
Tanggal dilengkapi
: 21 juli 2015
peralatan yang memadai perbekalan dan
medikamentosa sesuai kebutuhan pasien yang dibawa.
e. Staf yang kompeten dalam transfer pasien.
f. Pengawasan terhadap kualitas dan keamanan transportasi
digunakan oleh pasien.
g. Dilakukan monitoring terhadap kualitas dan keamanan
transportasi yang disediakan atau dikelola Rumah Sakit, rumah
sakit menyediakan proses untuk mendengar keluhan pasien
atas fasilitas trasnportasi.
Ditetapkan di
Pada tanggal
Direktur,
: Kab. Semarang
: 21 Juli 2015
Tjahjono Kuntjoro