Keefektifan Asam Humat Dan Bakteri Aktivator Pada Kompos Untuk Pengendalian Rebah Kecambah Oleh Sclerotium rolfsii SACC. Pada Kacang Tanah

KEEFEKTIFAN ASAM HUMAT DAN BAKTERI AKTIVATOR
PADA KOMPOS UNTUK PENGENDALIAN REBAH
KECAMBAH OLEH Sclerotium rolfsii SACC.
PADA KACANG TANAH

ARNI RAHMANIA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

ABSTRAK
ARNI RAHMANIA. Keefektifan Asam Humat dan Bakteri Aktivator pada
Kompos untuk Pengendalian Rebah Kecambah oleh Sclerotium rolfsii Sacc. pada
Kacang Tanah. Dibimbing oleh BONNY POERNOMO WAHYU SOEKARNO
dan SURONO.
Kacang tanah merupakan tanaman palawija penting di Indonesia. Salah satu
pembatas produksi kacang tanah adalah serangan patogen tular tanah Sclerotium
rolfsii. Penelitian ini bertujuan menguji efek penambahan kompos yang diperkaya
asam humat dan bakteri aktivator terhadap pengendalian rebah kecambah oleh S.

rolfsii pada kacang tanah. Pengujian in vitro disusun dalam rancangan acak
lengkap. Perlakuan yang diuji yaitu kompos; kompos + asam humat; kompos +
B6; kompos + asam humat + B6; kontrol (+); kontrol (–). Penambahan asam
humat 0,1% dan 0,2% secara in vitro dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri
aktivator. Kombinasi kompos + asam humat + B6 pada perlakuan secara in vivo
dapat menekan kejadian rebah kecambah sebesar 100% atau setara dengan kontrol
(+). Aplikasi kompos + asam humat dapat menekan kejadian rebah kecambah
sampai 81,25%. Sedangkan aplikasi kompos + B6 pada media tanam dapat
menekan kejadian rebah kecambah sebesar 93.75%. Asam humat dan B6 yang
diaplikasikan pada media tanam dapat meningkatkan jumlah daun dan panjang
akar tanaman. Penambahan kompos, asam humat, dan bakteri aktivator pada
media tanam dapat menekan kejadian rebah kecambah pada kacang tanah.

Kata kunci: asam humat, bakteri aktivator, kacang tanah, rebah kecambah

KEEFEKTIFAN ASAM HUMAT DAN BAKTERI AKTIVATOR
PADA KOMPOS UNTUK PENGENDALIAN REBAH
KECAMBAH OLEH Sclerotium rolfsii SACC.
PADA KACANG TANAH


ARNI RAHMANIA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pertanian
di Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

Judul

:

Keefektifan Asam Humat dan Bakteri Aktivator pada
Kompos untuk Pengendalian Rebah Kecambah oleh
Sclerotium rolfsii Sacc. pada Kacang Tanah


Nama Mahasiswa

:

Arni Rahmania

NRP

:

A34061935

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Bonny P W Soekarno, MS.
NIP 19620618 198811 1 001


Surono, SP.
NIP 19800516 200801 1 008

Mengetahui,

Ketua Departemen Proteksi Tanaman

Dr. Ir. Dadang, MSc.
NIP 19640204 19902 1 002

Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Oktober 1988, sebagai putri
sulung dari lima bersaudara keluarga Muhammad Amir Faisal dan Surti‟ah.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Islam Ar Rahman,
sekolah menengah pertama di SLTP Islam Terpadu Iqro‟, dan sekolah menengah
atas di SMA Negeri 6 Kota Bekasi. Tahun 2006 penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)
pada kurikulum berbasis mayor-minor. Setelah masa Tingkat Persiapan Bersama
di IPB, penulis mengambil mayor Departemen Proteksi Tanaman (Fakultas
Pertanian) dan minor Perlindungan Hutan
Penulis berperan aktif dalam Klub Entomologi tahun 2008-2009 dan Badan
Pengawas Himpro (Himasita) periode 2008/2009. Selain itu, penulis juga aktif
dalam Kepengurusan Asrama Putri Darmaga (APD) IPB pada tahun 2007 hingga
2009. Penulis pernah dipercaya untuk menjadi asisten praktikum untuk mata
kuliah Biologi, Entomologi Umum, serta Hama dan Penyakit Tanaman Setahun.

PRAKATA

“Bismillahirrahmanirrahiim.”
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT, yang atas segala
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang
berjudul “Keefektifan Asam Humat dan Bakteri Aktivator pada Kompos untuk
Pengendalian Rebah Kecambah oleh Sclerotium rolfsii Sacc. pada Kacang
Tanah”. Penelitian dan penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Bonny Poernomo Wahyu Soekarno, MS. sebagai dosen pembimbing
skripsi dan akademik yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan
motivasi selama penelitian dan penulisan skripsi.
2. Surono, SP. sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan
selama penelitian dan penulisan skripsi.
3. Dr. Ir. Teguh Santoso, DEA. sebagai penguji tamu yang telah memberikan
saran dan masukan kepada penulis.
4. Ayah, Bunda, dan adik-adik tercinta (Nyuu, Nyaa, dan Afud) yang terus
memberi dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Rekan-rekan di „istana mungil‟ APD-IPB (Mentok, Tengsin, Tumbang, dan
Gubrak) yang telah memberi semangat dan menjadi teman diskusi bagi penulis.
6. Teman-teman DPT 43, khususnya para anggota Laboratorium Mikologi
Tumbuhan serta Bapak Dadang Surachman dan Saudari Ita.
7. Anaa, yang membuat penulis belajar mengikhlaskan sesuatu dan tersenyum di
saat yang sulit, dan semua pihak yang tidak dapat disebut satu per satu.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan dan
menjadi salah satu pemberat amal bagi penulis di hari akhir nanti. Aamiin.
8. Anaa yang senyumnya seperti matahari (terima kasih karena membuat lebih
bijak dan belajar mengikhlaskan sesuatu).

Bogor, Maret 2011

Arni Rahmania

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

x

PENDAHULUAN ........................................................................................


1

Latar Belakang.....................................................................................

1

Tujuan Penelitian .................................................................................

2

Manfaat Penelitian ...............................................................................

2

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................

3

Kacang Tanah ......................................................................................


3

Syarat Tumbuh ...........................................................................

3

Rebah Kecambah oleh Sclerotium rolfsii Sacc. ....................................

3

Bahan Uji ............................................................................................

4

Kompos ......................................................................................

4

Asam Humat ...............................................................................


4

Mikrob Aktivator ........................................................................

5

BAHAN DAN METODE .............................................................................

6

Tempat dan Waktu ...............................................................................

6

Bahan Uji ............................................................................................

6

Penyediaan Tanah Terinfestasi S. rolfsii ...............................................


6

Penyediaan Isolat Bakteri Aktivator .....................................................

6

Persiapan Media NA dengan Penambahan Asam Humat ......................

6

Metode Pengujian ................................................................................

7

Pengujian Patogenisitas Bakteri Aktivator ..................................

6

Kemamapuan Tumbuh Bakteri Aktivator terhadap Asam
Humat .........................................................................................

7

Pengujian Serangan Rebah Kecambah dan Vigor Bibit
Kacang Tanah .............................................................................

8

Analisis Populasi Mikrob Media Tanam .....................................

9

Rancangan Percobaan ..........................................................................

9

Analisis Data .......................................................................................

9

vii
Halaman
HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................

10

Pengujian Patogenisitas Bakteri Aktivator............................................

10

Kemamapuan Tumbuh Bakteri Aktivator terhadap Asam
Humat ..................................................................................................

10

Pengujian Serangan Rebah Kecambah dan Vigor Bibit
Kacang Tanah ......................................................................................

11

Analisis Populasi Mikrob pada Media Tanam ......................................

13

SIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................

15

Simpulan .............................................................................................

15

Saran ...................................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

16

LAMPIRAN .................................................................................................

18

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Kombinasi tanah, kompos, asam humat dan bakteri aktivator ...................

8

2 Kemampuan bakteri menimbulkan nekrosis pada daun tembakau (bersifat
patogen) ...................................................................................................

10

3 Pengaruh penambahan asam humat terhadap pertumbuhan bakteri
aktivator ...................................................................................................

10

4 Pengaruh asam humat dan bakteri aktivator B6 terhadap pertumbuhan
tanaman ....................................................................................................

12

5 Populasi mikrob pada media tanam sebelum dan sesudah penambahan
asam humat dan B6 ..................................................................................

13

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Pengaruh penambahan asam humat terhadap pertumbuhan bakteri aktivator
pada 12, 24, 36, 48 jam .............................................................................

11

2 Serangan Rebah Kecambah pada Kacang Tanah .......................................

12

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 5 pada pengamatan 48 jam.......................................

19

2 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 6 pada pengamatan 48 jam.......................................

19

3 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 10 pada pengamatan 48 jam .....................................

19

4 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 12 pada pengamatan 48 jam .....................................

19

5 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 16 pada pengamatan 48 jam .....................................

19

6 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 14 pada pengamatan 48 jam .....................................

20

7 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kejadian rebah kecambah
pada kacang tanah pada 2 MST ................................................................

20

8 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap DB kacang tanah pada
2 MST ......................................................................................................

20

9 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap PTM kacang tanah pada
2 MST ......................................................................................................

20

10 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap tinggi kacang tanah pada
2 MST ......................................................................................................

20

11 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun kacang tanah
pada 2 MST ..............................................................................................

21

12 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap panjang akar kacang tanah
pada 2 MST ..............................................................................................

21

13 Kejadian penyakit rebah kecambah pada tanaman kacang tanah
pada pengamatan 2 MST ..........................................................................

21

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman palawija bernilai
ekonomi tinggi serta merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan
penduduk Indonesia (Pitojo 2005). Total produksi kacang tanah Indonesia pada
tahun 2008 adalah sebesar 770.054 ton. Jumlah ini mengalami peningkatan pada
tahun 2009 menjadi 777.888 ton (BPS 2011).
Patogen tular tanah merupakan kelompok mikrob pengganggu tanaman
yang keberadaan dan hidupnya di dalam tanah (Soesanto 2008). Kehilangan hasil
panen yang besar akibat patogen kelompok ini sering terjadi karena gejala
penyakit yang terlambat diketahui.
Rebah kecambah (damping-off) merupakan salah satu penyakit penting pada
tanaman kacang tanah yang disebabkan cendawan Sclerotium rolfsii Sacc. Hasil
penelitian yang dilakukan Rani (2001) menunjukkan bahwa penurunan hasil
polong kacang tanah akibat patogen ini dapat mencapai 74,18%. Rahayu (2003)
yang menguji ketahanan kacang tanah di lahan petani juga melaporkan kehilangan
hasil akibat patogen ini berkisar antara 11,82%-74,22%. Selain kacang tanah, S.
rolfsii juga dapat menyebabkan rebah kecambah dan busuk pangkal batang pada
tanaman kacang-kacangan lain (Semangun 1991).
Upaya untuk mengendalikan S. rolfsii penyebab rebah kecambah telah
banyak dilakukan secara fisik, kimia, maupun biologi. Salah satu upaya
pengendalian yang dilakukan adalah penggunaan dan penambahan bahan organik
ke dalam tanah. Minimnya penggunaan pupuk organik dapat menyebabkan
turunnya kesuburan tanah dan populasi mikrob tanah. Berdasarkan penelitian
Hendra (2009), penambahan kompos bioaktif ke dalam media tumbuh dapat
meningkatkan populasi mikrooorganisme tanah dan mengendalikan patogen tular
tanah Phytium sp. pada tanaman mentimun.
Peningkatan potensi bahan organik dapat dilakukan dengan penambahan
asam humat yang berasal dari dekomposisi lignin atau karbon tanaman yang
membusuk. Asam humat kaya akan karbon dengan kadar 41%-47%, nitrogen, dan
bahan organik (Tan 1991; Robinson 1995). Asam humat memiliki peranan

2
penting dalam mendukung kehidupan mikroorganisme tanah. Asam organik ini
dapat meningkatkan permeabilitas membran, menstimulasi hormon, serta
meningkatkan aktivitas enzim (Nardi et al. 1996).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menguji efek penambahan bahan organik berupa
kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator terhadap pengendalian
penyakit rebah kecambah pada kacang tanah yang disebabkan S. rolfsii.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan pengendalian
penyakit rebah kecambah pada kacang tanah yang disebabkan oleh S. rolfsii
dengan pemanfaatan bahan organik (kompos) yang diperkaya dengan asam humat
dan bakteri aktivator.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan tanaman dari Genus Arachis, Subfamili
Papillionidae, Famili Leguminosae, Ordo Polypetales, Kelas Dikotil, Subdivisi
Angiospermae, dan Divisi Spermatophyta.
Sebagian besar kacang tanah ditanam petani di lahan kering dan sebagian
kecilnya lagi di lahan sawah. Kacang tanah yang umum ditanam di Indonesia
adalah tipe Spanish yang bercirikan polong berbiji 1-2. Tipe lain yang juga
ditanam petani adalah tipe Valencia yang berbiji 3-4 (Adisarwanto 2000).
Penyakit yang menyerang kacang tanah amat beragam. Beberapa
diantaranya adalah bercak daun, karat, rebah kecambah, dan busuk pangkal batang
yang disebabkan S. rolfsii.

Syarat Tumbuh
Suhu yang baik untuk perkecambahan benih kacang tanah berkisar antara
20-30° C (Pitojo 2005). Kacang tanah termasuk tanaman yang memerlukan sinar
matahari penuh. Total curah hujan yang optimum selama pertumbuhan sampai
panen adalah 300-500mm. Jenis tanah yang cocok bagi kacang pertumbuhan
kacang tanah adalah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir
dengan pH optimal 6,5-7,0 (Adisarwanto 2000).

Rebah Kecambah oleh Sclerotium rolfsii Sacc.
Sclerotium rolfsii Sacc. merupakan salah satu fungi penyebab rebah
kecambah. Fungi ini merupakan patogen tular tanah bersifat parasit fakultatif yang
tumbuh baik pada sisa-sisa tanaman (Watkins 1961; ). S. rolfsii akan membentuk
struktur bertahan berupa sklerotia yang terdiri dari kumpulan miselia yang
tersusun kompak pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
Boyle (1961) menyatakan bahwa keadaan suhu dan aerasi yang baik di atas
permukaan tanah menguntungkan bagi perkembangan miselia cendawan, dan
akan meningkatkan patogenisitas fungi ini. Keadaan ini akan terjadi pada suhu
29,7°C-35,3°C dan udara lembab serta suhu malam hari tidak kurang dari 24,1°C.

4
Pengendalian

penyakit

ini

dapat

dilakukan

diantaranya

dengan

menggunakan varietas kacang tanah yang toleran terhadap S. rolfsii, melakukan
pengolahan tanah, solarisasi tanah, dan penggunaan fumigan dalam areal terbatas.

Bahan Uji
Kompos
Salah satu bahan yang penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah
adalah pupuk organik. Pupuk organik berbahan dasar dari alam dengan jumlah
dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Penggunaan pupuk organik
dalam rentang waktu tertentu akan memperbaiki kualitas tanah dibandingkan
dengan penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus (Musnamar 2003).
Kompos adalah pupuk organik dari hasil pelapukan jaringan, bahan-bahan
tanaman, atau limbah organik yang terbentuk dengan adanya campur tangan
manusia (Musnamar 2003). Kompos merupakan partikel tanah yang bermuatan
negatif sehingga dapat dikoagulasikan oleh kation dan partikel tanah untuk
membentuk granula tanah (Djuarnani et al. 2005).

Asam Humat
Asam humat adalah senyawa organik hasil penguraian dan modifikasi sisa
organisme di dalam tanah (Stevenson 1982). Asam humat resisten terhadap
degradasi mikrob, dapat berinteraksi dengan mineral liat, dan memiliki
kemampuan untuk membentuk kompleks dengan ion logam. Sifat ini membuat
asam humat dapat berperan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman, mengurangi
unsur beracun, meningkatkan populasi mikrob tanah, dan pembawa hara ke
membran sel (Goenadi 1999).
Salah satu sumber asam humat adalah tanah gambut yang sebagian besarnya
terdiri dari bahan organik sisa tanaman. Wahyunto (2004) melaporkan bahwa luas
lahan gambut di Indonesia mencapai kurang lebih 20 juta hektar. Potensi asam
humat dari tanah gambut sangat besar karena ekosistem tersebut memproduksi
asam organik ini secara berkesinambungan.
Di Indonesia penelitian mengenai pengaruh penambahan asam humat
terhadap media tanam untuk mengendalikan patogen tular tanah belum banyak

5
dilakukan. Hendra (2009) melaporkan bahwa penambahan asam humat dan asam
fulvat dapat menurunkan kejadian rebah kecambah yang disebabkan Phytium spp.
pada tanaman mentimun.

Mikrob Aktivator
Saat ini, perhatian pada sistem pertanian organik terus meningkat karena
sistem pertanian yang hanya bertumpu pada pemakaian pupuk sintetik untuk
meningkatkan

produktifitas

tanaman

dapat

berdampak

negatif terhadap

lingkungan. Salah satu peningkatkan hasil dan kualitas tanaman dapat dilakukan
dengan menggunakan mikrob aktivator (Irwan et al. 2005).
Mikrob aktivator merupakan mikrob yang dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan dekomposisi bahan organik. Penambahan mikrob ini pada bahan
organik dapat meningkatkan jumlah mikrob yang bekerja dalam proses
pengomposan sehingga proses pengomposan dapat dipercepat (Agromedia 2007).

6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikologi, Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium
Mikrobiologi Tanah, Kelompok Peneliti Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai
Penelitian Tanah, Cimanggu, dari Bulan September 2010 sampai Januari 2011.

Bahan Uji
Benih kacang tanah untuk pengujian in vivo yang digunakan berasal dari
BB-Biogen, Cimanggu. Varietas yang dipilih adalah varietas Biawak yang sangat
rentan terhadap S. rolfsii (Rani 2001). Asam humat yang digunakan dalam
penelitian ini diekstrak dari tanah gambut.

Penyediaan Tanah Terinfestasi S. rolfsii
Tanah yang digunakan dalam percobaan ini merupakan tanah terinfestasi S.
rolfsii yang berasal dari Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor.
Tanah yang terinfestasi S. rolfsii akan digunakan pada percobaan in vivo.

Penyediaan Isolat Bakteri Aktivator
Sebanyak 6 isolat bakteri digunakan sebagai mikrob aktivator dalam
percobaan ini. Isolat bakteri tersebut diperoleh dari Laboratorium Kelompok
Peneliti Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai Penelitian Tanah, Cimanggu dan
terdiri dari isolat no 5, 6, 10, 12, 14, dan 16.

Persiapan Media NA dengan Penambahan Asam Humat
Konsentrasi asam humat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,1%,
0,2%, dan 0,5%. Tahap permulaan, dilakukan pembuatan larutan asam humat
dengan konsentrasi 10%. Sebanyak 1 g asam humat ditumbuk halus, kemudian
ditambahkan aquades hingga 10 ml. Selanjutnya, media NA dengan asam humat
0,1%, dibuat dengan penambahan 1 ml larutan asam humat konsentrasi 10% pada
90 ml media NA sehingga didapatkan 100 ml media NA dengan asam humat

7
0,1%. Tahapan yang sama dilakukan dalam pembuatan media NA dengan asam
humat 0,2% dan 0,5%, namun dengan penambahan asam humat konsentrasi 10%
sebanyak 2 ml pada media NA 98 ml dan 5 ml pada media NA 95 ml.

Metode Pengujian
Pengujian Patogenisitas Bakteri Aktivator
Pengujian patogenisitas pada bakteri aktivator dilakukan berdasarkan
(Lelliot dan Stead 1987; Suwanto 1996). Tujuan dilakukannya tahapan ini adalah
menentukan apakah organime tersebut berpotensi menimbulkan penyakit. Biakan
bakteri sebanyak 1 ml disuntikkan ke daun tembakau. Bakteri bersifat patogen
akan menimbulkan gejala nekrosis pada daun. Pengamatan dilakukan 24 jam
setelah inokulasi.

Kemampuan Tumbuh Bakteri Aktivator terhadap Asam Humat
Pengujian in vitro dilakukan dengan menumbuhkan setiap isolat bakteri uji
pada media NA yang telah ditambahkan asam humat dengan konsentrasi 0,1%
(AS1), 0,2% (AS2), dan 0,5% (AS5). Sebagai kontrol, bakteri uji ditumbuhkan
pada media NA tanpa penambahan asam humat. Teknik penumbuhan isolat
bakteri dilakukan dengan melakukan pengenceran berseri hingga 10-7 dengan
menambahkan air steril. Selanjutnya dengan pipet mikro, sebanyak 0,1 ml
suspensi bakteri yang telah diencerkan, diambil, dan disebar pada media NA.
Seluruh proses penyiapan pengujian in vitro dilakukan secara aseptik di laminar
air flow. Pengamatan dilakukan 48 jam setelah inokulasi dengan menghitung
koloni bakteri yang tumbuh. Populasi koloni bakteri dihitung dengan rumus
sebagai berikut: (Hadioetomo 1999).
Keterangan:

Populasi koloni bakteri

=

x
pxv

x: jumlah koloni yang tumbuh pada cawan dengan faktor
pengenceran ke- (cfu).
p: faktor pengenceran ke-.
v: volume suspensi yang disebar ke cawan (ml).

8
Pengujian Serangan Rebah Kecambah dan Vigor Bibit Kacang Tanah
Media tanam utama pada pengujian in vivo adalah tanah terinfestasi S.
rolfsii yang didapatkan dari kebun percobaan Cikabayan, Kampus IPB Darmaga.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan isolat bakteri dan asam humat pada
pengujian sebelumnya. Kompos yang digunakan merupakan kompos siap pakai.
Perlakuan menggunakan media tanam yang terdiri dari campuran tanah dan
kompos dengan perbandingan 1:2.
Selanjutnya media tanam sebanyak 100 g dimasukkan dalam polybag
ukuran 3cm x 5cm. Sebanyak 10 ml suspensi bakteri uji dengan kepadatan 108
cfu/ml dan asam humat 0,2% ditambahkan ke dalam media tanam di tiap polybag.
Kemudian, media tanam diinkubasi selama 7 hari sebelum ditanami kacang tanah.
Kombinasi percobaan in vivo yang digunakan berupa kompos, asam humat dan
bakteri aktivator sebagai berikut:

Tabel 1
Kode

Kombinasi tanah, kompos, asam humat dan bakteri aktivator.
Perlakuan

Keterangan

TI

Tanah terinfestasi S. rolfsii

Kontrol (–)

TS

Tanah terinfestasi yang telah disterilisasi

Kontrol (+)

TK

Tanah terinfestasi + kompos

Perlakuan

TKA

Tanah terinfestasi + kompos + asam humat

Perlakuan

TKB

Tanah terinfestasi + kompos + bakteri

Perlakuan

TKAB

Tanah terinfestasi + kompos + asam humat + bakteri

Perlakuan

Penanaman kacang tanah, dilakukan setelah media tanam diinkubasi selama
7 hari. Setiap polybag ditanami dengan 1 benih kacang tanah.
Pengamatan mulai dilakukan pada 2 HST (hari setelah tanam) sampai
kecambah berumur 14 hari. Pengamatan yang dilakukan pada pengujian in vivo,
adalah potensi tumbuh maksimum (PTM) benih, daya berkecambah (DB) benih,
kejadian penyakit, tinggi tanaman, dan jumlah daun dan panjang akar.

9
Analisis Populasi Mikrob Media Tanam
Analisis populasi mikrob dilakukan pada tanah sebelum dan setelah
perlakuan. Setiap perlakuan diambil sampel tanah sebanyak 10 g, kemudian
ditambahkan larutan NaCl (8,5 g/lt) sebanyak 90 ml pada tabung erlemenyer.
Suspensi tanah dihomogenkan pada kecepatan 150 rpm selama 30 menit.
Pengenceran suspensi tanah dilakukan hingga 10 -6. Pengenceran 10-4, diambil 0,1
ml, dengan pipet mikro kemudian disebar pada media PDA. Pengenceran 10-6,
diambil 0,1 ml dengan pipet mikro dan disebar pada media NA. Selanjutnya,
seluruh media dinkubasi pada suhu ruang selama 5-7 hari. Pengamatan koloni
yang dilakukan berupa jumlah dan populasi keanekaragaman populasi mikrob.
Tahapan ini dilakukan secara aseptik di laminar air flow. Populasi koloni mikrob
dihitung dengan rumus:
Populasi Total =

Populasi Mikrob Tumbuh
Faktor Pengenceran x Volume yang disebar (ml)

Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak
lengkap. Pengujian patogenisitas bakteri aktivator diulang sebanyak tiga kali. Uji
kemampuan tumbuh bakteri aktivator terhadap asam humat secara in vitro diulang
sebanyak tujuh kali. Pengujian serangan rebah kecambah dan vigor bibit kacang
tanah secara in vivo diulang sebanyak lima kali dengan sepuluh tanaman sebagai
unit perlakuan. Analisis populasi mikrob media tanam diulang sebanyak tiga kali.

Analisis Data
Data pengaruh asam humat terhadap pertumbuhan bakteri aktivator dan
pengaruh penambahan asam humat terhadap kejadian penyakit pada tanaman
dianalisis dengan sidik ragam menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan
Statistical Analysis System (SAS) untuk Windows versi 6.1. Pembandingan nilai
tengah antar perlakuan dilakukan dengan uji selang berganda Duncan pada taraf
nyata 5%.

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Patogenisitas Bakteri Aktivator
Pengamatan pengujian patogenisitas bakteri aktivator menunjukkan bahwa
keseluruhan bakteri aktivator yang diuji, tidak bersifat patogen. Hal ini
ditunjukkan dengan tidak ditemukannya nekrosis pada daun tembakau yang
diinokulasi isolat bakteri (Tabel 2).

Tabel 2

Kemampuan bakteri menimbulkan nekrosis pada daun tembakau
(bersifat patogen).

Patogenisitas

B5

B6

B10

B12

B16

B14













Keterangan: (+): Bersifat patogen, (–): Tidak bersifat patogen

Kemampuan Tumbuh Bakteri Aktivator terhadap Asam Humat
Pengujian in vitro menunjukkan pertumbuhan bakteri aktivator memiliki
respon yang bervariasi terhadap penambahan asam humat pada media (Tabel 3)
(Gambar 1).

Tabel 3

Bakteri

Pengaruh penambahan asam humat terhadap pertumbuhan bakteri
aktivator pada pengamatan 48 jam.
Jumlah Koloni (108 cfu/ml)a
Kontrola

AS1

B5

13,667bx

9,751b

22,571a

0c

B6

7,333bx

10,857b

19,571a

0c

B10

28,667ax

25,857a

2,000b

1,571b

B12

35,333ax

23,572b

31,286a

0c

B16

29,286ab

31,286a

23,571b

0c

B14

24,333ax

22,714a

11,429b

0c

AS2

AS5

a

Angka sebaris yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan
pada taraf α 0,05.

Secara umum, penambahan 0,1% asam humat pada media NA (AS1) dan
0,2% asam humat pada media NA (AS2) pada media tumbuh dapat meningkatkan

11
pertumbuhan koloni bakteri aktivator. Pada penambahan 0,5% asam humat pada
media NA (AS5), hampir semua isolat bakteri tidak dapat tumbuh karena aplikasi
asam humat diatas 2000 ppm dapat bersifat sitotoksik (Thiel et al. 1981; Laub
1998).

Gambar 1 Pengaruh penambahan asam humat terhadap pertumbuhan bakteri
aktivator setelah 12, 24, 36, 48 jam.

Pengujian Serangan Rebah Kecambah dan Vigor Bibit Kacang Tanah
Berdasarkan hasil pengujian in vitro, isolat B6 digunakan sebagai bakteri
aktivator pada percobaan in vivo. Bakteri aktivator B6 digunakan dalam pengujian
in vivo karena populasinya yang cenderung meningkat pada perlakuan AS1 dan
AS2. Sedangkan AS2 merupakan konsentrasi asam humat yang digunakan pada
percobaan in vivo dalam mengendalikan penyakit rebah kecambah yang
disebabkan oleh S. rolfsii.

Kejadian penyakit

12
33%
30%
27%
24%
21%
18%
15%
12%
9%
6%
3%
0%

kejadian
penyakit

TI (–)

TS (+)

TK

TKA

TKB

TKAB

Media tumbuh
Gambar 2 Serangan Rebah Kecambah pada Kacang Tanah

Penambahan AS2 dan B6 dapat menekan kejadian penyakit rebah kecambah
pada pengujian in vivo sebesar 81,25%-100% (Gambar 2). Kombinasi AS2 dan
B6 (TKAB) bahkan dapat menekan kejadian penyakit hingga 100%, atau sama
nilainya dengan kontrol positif (TS). Hal ini disebabkan karena asam humat
memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan miselia fungi patogen secara in
vitro seperti yang telah diuji pada Fusarium culmorum (Moliszewska dan Pisarek
1996) dan Choanephora cucurbitarum (Siddiqui et al. 2009).
Tabel 4
Perlakuan

Pengaruh asam humat dan bakteri aktivator B6 terhadap pertumbuhan
tanaman.
PTMa

DBa

Jumlah dauna

Tinggi Tanamana

Panjang Akara

TI (–)

092b

088b

5.74bx

15.33ab

9.84b

TS (+)

100a

100a

5.74bx

15.62ax

10.39b

TK

100a

100a

6.64ax

14.69bx

13.61a

TKA

100a

100a

6.30ab

14.86ab

14.75a

TKB

100a

100a

6.92ax

15.44ab

15.52a

TKAB

100a

100a

6.58ax

15.33ab

16.01a

a

Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan
pada taraf α 0,05.

13
Aplikasi kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator ke dalam
media tumbuh dapat meningkatkan Daya Kecambah Benih (DB), Potensi Tumbuh
Maksimum (PTM), panjang akar, dan jumlah daun (Tabel 4). Hal ini disebabkan
asam humat dapat merangsang perkecambahan benih dan pembentukan akar
(Nardi et al. 1996). Pertumbuhan akar yang optimal membuat tanaman dapat
tumbuh dengan baik karena penyerapan nutrisi yang lebih maksimal.
Hasil penelitian yang dilakukan Utama dan Yahya (2003) pada beberapa
spesies legum penutup tanah menunjukkkan hasil bahwa penambahan asam humat
pada media tanam berpengaruh terhadap panjang tanaman. Pertumbuhan tanaman
akan lebih baik karena asam humat mampu mengkelat Al dan meningkatkan
ketersediaan hara bagi tanaman.

Analisis Populasi Mikrob pada Media Tanam
Penambahan asam humat dan B6 mampu meningkatkan populasi mikrob
tanah untuk menghambat kejadian penyakit rebah kecambah (Tabel 5). Hal ini
disebabkan karena penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi
mikroorganisme tanah (Wongso 2003).

Tabel 5

Populasi mikrob pada media tanam sebelum dan sesudah penambahan
asam humat dan B6.

Perlakuan

Bakteri

Cendawan

Aktinomiset

0,72 x107

0,33 x107



TK

1,46 x107

0,18 x107

1,80 x105

TI (–)

0,45 x107

0,04 x107



TS (+)

0,10 x107





TK

1,20 x107

0,34 x105

0,17 x105

TKA

0,53 x107



0,34 x105

TKB

1,19 x107

0,50 x107



TKAB

0,65 x107



0,50 x107

Sebelum TI (–)

Sesudah

Populasi koloni (cfu/ml)

Asam humat memiliki kemampuan mendorong aktivitas mikrob tanah
(Mayhew 2004). Penambahan kompos, asam humat, dan bakteri aktivator dapat

14
meningkatkan populasi mikrob tanah dan menurunkan jumlah inokulum S. rolfsii
di dalam tanah karena peningkatan populasi bakteri, cendawan, dan aktinomiset
dapat menimbulkan persaingan nutrisi dengan patogen penyebab rebah kecambah.
Soesanto (2008) menyatakan bahwa persaingan sumber nutrisi di dalam tanah
dapat menurunkan populasi patogen tular tanah karena mekanisme penekanan
penyakit dapat terjadi karena persaingan nutrisi.

15

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Perlakuan asam humat 0,1% dan 0,2% secara in vitro secara umum dapat
meningkatkan pertumbuhan bakteri aktivator. Sementara perlakuan asam humat
0,5% secara in vitro dapat menurunkan kemampuan tumbuh bakteri aktivator. B6
merupakan bakteri aktivator yang dapat tumbuh dengan baik pada media NA
dengan penambahan asam humat 0,2%. B6 berguna meningkatkan potensi bahan
organik dalam menekan penyakit rebah kecambah yang disebabkan S. rolfsii.
Penambahan asam humat konsentrasi 0,2%, B6, dan aplikasi keduanya pada
media tanam, dapat menurunkan tingkat serangan rebah kecambah pada tanaman
kacang tanah sebesar 81,25%-100%.

Saran
Perlu dilakukan penelitian tentang konsentrasi asam humat yang tepat untuk
mendukung pertumbuhan populasi mikrob tanah dan efeknya pada cendawan
patogen lain. Hasil penelitian ini perlu diuji lebih lanjut agar dapat diaplikasikan
di lapangan. Selain itu, bakteri aktivator sebaiknya diidentifikasi hingga tingkat
spesies.

16

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah
dan Lahan Kering. Jakarta: Penebar Swadaya.
Agromedia Redaksi. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2011. Survei Tanaman Palawija. Jakarta: Republik
Indonesia.
Boyle LW. 1961. The ecology of S. rolfsii with emphasis on the role of
saprophytic media. Phytopathology, 51: 117-119.
Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS.
Jakarta: Agro Media Pustaka.

2005.

Cara Cepat Membuat Kompos.

Goenadi DH. 1999. The potential use of humic acid. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan, 2(2): 23-31.
Hadioetomo R. 1999. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: UI Press.
Hendra. 2009. Optimalisasi kompos bioaktif dengan penambahan asam humat
dan asam fulvat untuk meningkatkan ketahanan tanaman mentimun terhadap
serangan Pythium spp. penyebab penyakit rebah kecambah [skripsi]. Bogor:
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Irwan AW, Wahyudin A, Farida. 2005. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang
dibudidayakan secara organik. Jurnal Kultivasi, 4(2): 136-140.
Laub R. 1998. Acute systemic toxicity studies of natural product and synthetic
humates. Laub BioChem Corp. www.laubbiochem.com. [3 Maret 2011]
Lelliot RA and Stead DE. 1987. Methods for The Diagnosis of Bacterial Disease
of Plants. London: Blackwell Scientific Publication.
Mayhew L. 2004. Humic Substances in Biological Agriculture. Acres U.S.A,
Jan-Feb(34): No 1&2.
Moliszewska E and Pisarek I. 1996. Influence of humic substances on the growth
of two phytopathogenic soil fungi. Environ Int, 22: 579-584.
Musnamar EI. 2003. Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Nardi S, Concheri G, Dell'agnola G. 1996. Biological activity of humus. Di
dalam: Piccolo A, editor. Humic Substances in Terrestrial Ecosystems.
Amsterdam: Elsevier Science B.V. hlm 361-405.
Pitojo S. 2005. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Rahayu B. 2003. Uji Ketahanan Beberapa Varietas Kacang Tanah terhadap
Penyakit Sclerotium rolfsii di Lahan Petani (On Farm Research). Bogor:
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.

17
Rani I. 2001. Tingkat ketahanan beberapa varietas kacang tanah terhadap
Sclerotium rolfsii Sacc. [skripsi]. Bogor: Jurusan Budi Daya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Padmawinata K,
Penerjemah. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Terjemahan dari: The
Organic Constitutes of Higher Plants.
Semangun H. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Siddiqui Y, Meon S, Ismail R, Rahmani M, Ali A. 2009. In vitro fungicidal
activity of humic acid fraction from oil palm compost. Int J Agric Biol, 11:
448–452.
Soesanto L. 2008. Pengantar Pengendalian Hayati Tanaman. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Stevenson FJ. 1982. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. New
York: John Wiley and Sons, Inc.
Suwanto A. 1996. Karakteristik Pseudomonas fluorescens B29 dan B39: profil
DNA genom, uji hipersensitivitas, dan asai senyawa bioaktif. Hayati, 3(1):
15-20
Tan KH. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Goenadi DH, penerjemah.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: The
Principals of Soil Chemistry.
Thiel KD, Helbig B, Klöcking R, Wutzler P, Sprössig M, Schweizer H. 1981.
Comparison of the in vitro activities of ammonium humate and of
enzymically oxidized chlorogenic and caffeic acids against type 1 and type
2 human herpes virus [abstrak]. H Pharmazie, 36(1): 50-53.
Utama dan Yahya. 2003. Peranan Mikoriza VA, Rhizobium, dan Asam Humat
pada Pertumbuhan dan Kadar Hara Beberapa Spesies Legum Penutup
Tanah. Bul. Agron., 31(3): 94-99.
Wahyunto, Ritung S, Suparto, and Subagjo H. 2004. Map of Peatland
Distribution Area and Carbon Content in Kalimantan.
Wetland
International– Indonesia Program and Wildlife Habitat Canada (WHC).
Bogor – Indonesia.
Watkins GM. 1961. Physiology of Sclerotium rolfsii, with Emphasis on
Parasitism. Phytopathology, 51: 110-113.
Wongso SA. 2003. Peranan Bahan Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya
Pengelolaannya. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

18

LAMPIRAN

19
Lampiran 1 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 5 pada pengamatan 48 jam.
Source
Model

DF

SS

MS

3 1819.73809524 606.57936508

Error

20

322.09523810

Corrected Total

23 2141.83333333

F Value
37.66

Pr > F
0.0001

16.10476190

Lampiran 2 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 6 pada pengamatan 48 jam.
Source
Model

DF

SS

MS

3 1366.72023810 455.57341270

Error

20

363.23809524

Corrected Total

23 1729.95833333

F Value
25.08

Pr > F
0.0001

18.16190476

Lampiran 3 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 10 pada pengamatan 48 jam.
Source
Model

DF

SS

MS

3 3638.09523810 1212.69841270

Error

20

517.23809524

Corrected Total

23 4155.33333333

F Value
46.89

Pr > F
0.0001

25.86190476

Lampiran 4 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 12 pada pengamatan 48 jam.
Source
Model

DF

SS

MS

3 4482.02380952 1494.00793651

Error

20

717.80952381

Corrected Total

23 5199.83333333

F Value
41.63

Pr > F
0.0001

35.89047619

Lampiran 5 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 16 pada pengamatan 48 jam.
Source
Model
Error

DF

SS

MS

3 4039.52380952 1346.50793651
20

541.80952381

27.09047619

F Value
49.70

Pr > F
0.0001

20
Corrected Total

23 4581.33333333

Lampiran 6 Analisis ragam pengaruh penambahan asam humat terhadap
pertumbuhan bakteri 14 pada pengamatan 48 jam.
Source
Model

DF

SS

MS

3 2246.19047619 748.73015873

Error

20

619.80952381

Corrected Total

23 2866.00000000

F Value
24.16

Pr > F
0.0001

30.99047619

Lampiran 7 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kejadian rebah
kecambah pada kacang tanah pada 2 MST
Source

DF

SS

MS

Model

5

0.39866667

0.07973333

Error

24

0.14800000

0.00616667

Corrected Total

29

0.54666667

F Value
12.93

Pr > F
0.0001

Lampiran 8 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap DB kacang tanah pada
2 MST
Source

DF

SS

MS

Model

5

0.06000000

0.01200000

Error

24

0.04800000

0.00200000

Corrected Total

29

0.10800000

F Value
6.00

Pr > F
0.0010

Lampiran 9 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap PTM kacang tanah
pada 2 MST
Source

DF

SS

MS

Model

5

0.02666667

0.00533333

Error

24

0.02800000

0.00116667

Corrected Total

29

0.05466667

F Value
4.57

Pr > F
0.0045

Lampiran 10 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap tinggi kacang tanah
pada 2 MST
Source

DF

SS

MS

F Value

Pr > F

21
Model

5

3.23366996

0.64673399

Error

24

9.12334468

0.38013936

Corrected Total

29

12.35701464

1.70

0.1727

Lampiran 11 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun kacang
tanah pada 2 MST
Source

DF

SS

MS

Model

5

5.99030453

1.19806091

Error

24

7.37283951

0.30720165

Corrected Total

29

13.36314403

F Value
3.90

Pr > F
0.0099

Lampiran 12 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap panjang akar kacang
tanah pada 2 MST
Source

DF

SS

MS

Model

5

174.65508070

34.93101614

Error

24

79.90880247

3.32953344

Corrected Total

29

254.56388317

F Value
10.49

Pr > F
0.0001

Lampiran 13 Kejadian penyakit rebah kecambah pada tanaman kacang tanah
pada pengamatan 2 MST
TI
TS
TK
TA
TB
TAB
un
it 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan: 0: Tanaman sehat; 1: Tanaman sakit

KEEFEKTIFAN ASAM HUMAT DAN BAKTERI AKTIVATOR
PADA KOMPOS UNTUK PENGENDALIAN REBAH
KECAMBAH OLEH Sclerotium rolfsii SACC.
PADA KACANG TANAH

ARNI RAHMANIA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

ABSTRAK
ARNI RAHMANIA. Keefektifan Asam Humat dan Bakteri Aktivator pada
Kompos untuk Pengendalian Rebah Kecambah oleh Sclerotium rolfsii Sacc. pada
Kacang Tanah. Dibimbing oleh BONNY POERNOMO WAHYU SOEKARNO
dan SURONO.
Kacang tanah merupakan tanaman palawija penting di Indonesia. Salah satu
pembatas produksi kacang tanah adalah serangan patogen tular tanah Sclerotium
rolfsii. Penelitian ini bertujuan menguji efek penambahan kompos yang diperkaya
asam humat dan bakteri aktivator terhadap pengendalian rebah kecambah oleh S.
rolfsii pada kacang tanah. Pengujian in vitro disusun dalam rancangan acak
lengkap. Perlakuan yang diuji yaitu kompos; kompos + asam humat; kompos +
B6; kompos + asam humat + B6; kontrol (+); kontrol (–). Penambahan asam
humat 0,1% dan 0,2% secara in vitro dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri
aktivator. Kombinasi kompos + asam humat + B6 pada perlakuan secara in vivo
dapat menekan kejadian rebah kecambah sebesar 100% atau setara dengan kontrol
(+). Aplikasi kompos + asam humat dapat menekan kejadian rebah kecambah
sampai 81,25%. Sedangkan aplikasi kompos + B6 pada media tanam dapat
menekan kejadian rebah kecambah sebesar 93.75%. Asam humat dan B6 yang
diaplikasikan pada media tanam dapat meningkatkan jumlah daun dan panjang
akar tanaman. Penambahan kompos, asam humat, dan bakteri aktivator pada
media tanam dapat menekan kejadian rebah kecambah pada kacang tanah.

Kata kunci: asam humat, bakteri aktivator, kacang tanah, rebah kecambah

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman palawija bernilai
ekonomi tinggi serta merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan
penduduk Indonesia (Pitojo 2005). Total produksi kacang tanah Indonesia pada
tahun 2008 adalah sebesar 770.054 ton. Jumlah ini mengalami peningkatan pada
tahun 2009 menjadi 777.888 ton (BPS 2011).
Patogen tular tanah merupakan kelompok mikrob pengganggu tanaman
yang keberadaan dan hidupnya di dalam tanah (Soesanto 2008). Kehilangan hasil
panen yang besar akibat patogen kelompok ini sering terjadi karena gejala
penyakit yang terlambat diketahui.
Rebah kecambah (damping-off) merupakan salah satu penyakit penting pada
tanaman kacang tanah yang disebabkan cendawan Sclerotium rolfsii Sacc. Hasil
penelitian yang dilakukan Rani (2001) menunjukkan bahwa penurunan hasil
polong kacang tanah akibat patogen ini dapat mencapai 74,18%. Rahayu (2003)
yang menguji ketahanan kacang tanah di lahan petani juga melaporkan kehilangan
hasil akibat patogen ini berkisar antara 11,82%-74,22%. Selain kacang tanah, S.
rolfsii juga dapat menyebabkan rebah kecambah dan busuk pangkal batang pada
tanaman kacang-kacangan lain (Semangun 1991).
Upaya untuk mengendalikan S. rolfsii penyebab rebah kecambah telah
banyak dilakukan secara fisik, kimia, maupun biologi. Salah satu upaya
pengendalian yang dilakukan adalah penggunaan dan penambahan bahan organik
ke dalam tanah. Minimnya penggunaan pupuk organik dapat menyebabkan
turunnya kesuburan tanah dan populasi mikrob tanah. Berdasarkan penelitian
Hendra (2009), penambahan kompos bioaktif ke dalam media tumbuh dapat
meningkatkan populasi mikrooorganisme tanah dan mengendalikan patogen tular
tanah Phytium sp. pada tanaman mentimun.
Peningkatan potensi bahan organik dapat dilakukan dengan penambahan
asam humat yang berasal dari dekomposisi lignin atau karbon tanaman yang
membusuk. Asam humat kaya akan karbon dengan kadar 41%-47%, nitrogen, dan
bahan organik (Tan 1991; Robinson 1995). Asam humat memiliki peranan

2
penting dalam mendukung kehidupan mikroorganisme tanah. Asam organik ini
dapat meningkatkan permeabilitas membran, menstimulasi hormon, serta
meningkatkan aktivitas enzim (Nardi et al. 1996).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menguji efek penambahan bahan organik berupa
kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator terhadap pengendalian
penyakit rebah kecambah pada kacang tanah yang disebabkan S. rolfsii.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan pengendalian
penyakit rebah kecambah pada kacang tanah yang disebabkan oleh S. rolfsii
dengan pemanfaatan bahan organik (kompos) yang diperkaya dengan asam humat
dan bakteri aktivator.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan tanaman dari Genus Arachis, Subfamili
Papillionidae, Famili Leguminosae, Ordo Polypetales, Kelas Dikotil, Subdivisi
Angiospermae, dan Divisi Spermatophyta.
Sebagian besar kacang tanah ditanam petani di lahan kering dan sebagian
kecilnya lagi di lahan sawah. Kacang tanah yang umum ditanam di Indonesia
adalah tipe Spanish yang bercirikan polong berbiji 1-2. Tipe lain yang juga
ditanam petani adalah tipe Valencia yang berbiji 3-4 (Adisarwanto 2000).
Penyakit yang menyerang kacang tanah amat beragam. Beberapa
diantaranya adalah bercak daun, karat, rebah kecambah, dan busuk pangkal batang
yang disebabkan S. rolfsii.

Syarat Tumbuh
Suhu yang baik untuk perkecambahan benih kacang tanah berkisar antara
20-30° C (Pitojo 2005). Kacang tanah termasuk tanaman yang memerlukan sinar
matahari penuh. Total curah hujan yang optimum selama pertumbuhan sampai
panen adalah 300-500mm. Jenis tanah yang cocok bagi kacang pertumbuhan
kacang tanah adalah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir
dengan pH optimal 6,5-7,0 (Adisarwanto 2000).

Rebah Kecambah oleh Sclerotium rolfsii Sacc.
Sclerotium rolfsii Sacc. merupakan salah satu fungi penyebab rebah
kecambah. Fungi ini merupakan patogen tular tanah bersifat parasit fakultatif yang
tumbuh baik pada sisa-sisa tanaman (Watkins 1961; ). S. rolfsii akan membentuk
struktur bertahan berupa sklerotia yang terdiri dari kumpulan miselia yang
tersusun kompak pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
Boyle (1961) menyatakan bahwa keadaan suhu dan aerasi yang baik di atas
permukaan tanah menguntungkan bagi perkembangan miselia cendawan, dan
akan meningkatkan patogenisitas fungi ini. Keadaan ini akan terjadi pada suhu
29,7°C-35,3°C dan udara lembab serta suhu malam hari tidak kurang dari 24,1°C.

4
Pengendalian

penyakit

ini

dapat

dilakukan

diantaranya

dengan

menggunakan varietas kacang tanah yang toleran terhadap S. rolfsii, melakukan
pengolahan tanah, solarisasi tanah, dan penggunaan fumigan dalam areal terbatas.

Bahan Uji
Kompos
Salah satu bahan yang penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah
adalah pupuk organik. Pupuk organik berbahan dasar dari alam dengan jumlah
dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Penggunaan pupuk organik
dalam rentang waktu tertentu akan memperbaiki kualitas tanah dibandingkan
dengan penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus (Musnamar 2003).
Kompos adalah pupuk organik dari hasil pelapukan jaringan, bahan-bahan
tanaman, atau limbah organik yang terbentuk dengan adanya campur tangan
manusia (Musnamar 2003). Kompos merupakan partikel tanah yang bermuatan
negatif sehingga dapat dikoagulasikan oleh kation dan partikel tanah untuk
membentuk granula tanah (Djuarnani et al. 2005).

Asam Humat
Asam humat adalah senyawa organik hasil penguraian dan modifikasi sisa
organisme di dalam tanah (Stevenson 1982). Asam humat resisten terhadap
degradasi mikrob, dapat berinteraksi dengan mineral liat, dan memiliki
kemampuan untuk membentuk kompleks dengan ion logam. Sifat ini membuat
asam humat dapat berperan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman, mengurangi
unsur beracun, meningkatkan populasi mikrob tanah, dan pembawa hara ke
membran sel (Goenadi 1999).
Salah satu sumber asam humat adalah tanah gambut yang sebagian besarnya
terdiri dari bahan organik sisa tanaman. Wahyunto (2004) melaporkan bahwa luas
lahan gambut di Indonesia mencapai kurang lebih 20 juta hektar. Potensi asam
humat dari tanah gambut sangat besar karena ekosistem tersebut memproduksi
asam organik ini secara berkesinambungan.
Di Indonesia penelitian mengenai pengaruh penambahan asam humat
terhadap media tanam untuk mengendalikan patogen tular tanah belum banyak

5
dilakukan. Hendra (2009) melaporkan bahwa penambahan asam humat dan asam
fulvat dapat menurunkan kejadian rebah kecambah yang disebabkan Phytium spp.
pada tanaman mentimun.

Mikrob Aktivator
Saat ini, perhatian pada sistem pertanian organik terus meningkat karena