Perbandingan Metode Knowledge Graph dan Metode Conceptual Graph sebagai Teknik Representasi Teks Berbahasa Indonesia

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE
CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI
TEKS BERBAHASA INDONESIA

KUNEDI

DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan Metode
Knowledge Graph dan Conceptual Graph sebagai Teknik Representasi Teks
Berbahasa Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013

Kunedi
NIM G54080076

ABSTRAK
KUNEDI. Perbandingan Metode Knowledge Graph dan Metode Conceptual
Graph sebagai Teknik Representasi Teks Berbahasa Indonesia. Dibimbing oleh
SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM.
Metode knowledge graph (KG) dan conceptual graph (CG) ialah metode
dalam matematika yang dapat memudahkan dalam memahami isi suatu teks.
Untuk mengetahui efektivitas kedua metode, perlu dilakukan perbandingan kedua
metode. Tujuan penelitian ini ialah membandingkan metode knowledge graph dan
conceptual graph dalam merepresentasikan suatu teks berbahasa Indonesia.
Langkah yang dilakukan ialah dengan analisis kalimat dan pembuatan graf pada
contoh kalimat menggunakan kedua metode. Hasil penelitian menyatakan bahwa
metode knowledge graph dan conceptual graph dapat diterapkan sebagai teknik
representasi teks berbahasa Indonesia. Berdasarkan aspek proses, KG lebih mudah

daripada CG karena KG mempunyai batasan konsep yang jelas dan relasi yang
terbatas. Berdasarkan aspek struktur graf, fokus arah graf KG tertuju pada konsep
yang diterangkan, sedangkan fokus arah graf CG tertuju pada konsep yang
menerangkan. Berdasarkan aspek tujuan jangka panjang, KG mendukung dalam
abstraksi dari teks secara otomatis, efektif dan efisien, sedangkan CG belum
mendukung abstraksi. Metode knowledge graph dipercaya lebih fisibel dalam
prosedur automatisasi.
Kata kunci: conceptual graph, graf, knowledge graph, teks

ABSTRACT
KUNEDI. Comparison of Knowledge Graph and Conceptual Graph Methods as
the Indonesian Text Representation Technique. Supervised by SRI NURDIATI
and FARIDA HANUM.
Knowledge graph (KG) and conceptual graph (CG) methods are
mathematical concepts that can be simplified to understand the content of a text.
To determine the effectiveness of both methods, this thesis compares both of them.
The objective of this research is to compare the knowledge graph and conceptual
graph methods in representing the Indonesian text. The Research carried out by
analyzing sentences and creating graph on the sample sentences using both
methods. The study states that the knowledge graph and conceptual graph

methods can be applied as the Indonesian text representation techniques. Based on
the aspect of the process, KG is easier than CG because KG has limited number of
concepts and relationships. In the aspect of the results, KG has focused on the
concept which is explained, meanwhile CG has focused on the concept which is
explaining. Based on the aspect of long time goal, KG supports the automatical
abstraction of text, effectively and efficiently, whereas CG does not yet support
for abstraction. Knowledge graph method is more feasible for an automatic
procedure.
Keyword: conceptual graph, graph, knowledge graph, text

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE
CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI
TEKS BERBAHASA INDONESIA

KUNEDI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada

Departemen Matematika

DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Perbandingan Metode Knowledge Graph dan Metode Conceptual
Graph sebagai Teknik Representasi Teks Berbahasa Indonesia
Nama
: Kunedi
NIM
: G54080076

Disetujui oleh

Dr Ir Sri Nurdiati, MSc
Pembimbing I


Dra Farida Hanum, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Berlian Setiawaty, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam karya ilmiah ini ialah teknik representasi teks, dengan judul
Perbandingan Metode Knowledge Graph dan Metode Conceptual Graph sebagai
Teknik Representasi Teks Berbahasa Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Sri Nurdiati, MSc dan Ibu
Dra Farida Hanum, MSi selaku pembimbing, serta Bapak Ruhiyat, MSi selaku
dosen penguji yang telah banyak memberi ilmu, nasehat, dan masukan dalam
penyusunan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada

kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Durmin dan Ibu Senol beserta seluruh
keluarga yang senantiasa memberikan doa dan kasih sayangnya. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada Ibu Ketua Departemen Matematika, seluruh staf
dosen, staf tata usaha, dan teman-teman mahasiswa Departemen Matematika
angkatan 44, 45, 46, dan 47, serta segenap keluarga GUMATIKA IPB, keluarga
Mitrasiswa, dan PPM Al-Inayah yang selalu memberikan semangat, dukungan,
dan motivasinya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013
Kunedi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODOLOGI PENELITIAN

7


HASIL DAN PEMBAHASAN

9

Studi Literatur

9

Pengolahan Teks Menggunakan Metode Knowledge Graph

10

Pengolahan Teks Menggunakan Metode Conceptual Graph

19

Analisis Perbandingan Kedua Metode

25


SIMPULAN DAN SARAN

29

Simpulan

29

Saran

29

DAFTAR PUSTAKA

30

LAMPIRAN

31


RIWAYAT HIDUP

32

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Daftar kata benda beserta kemunculannya
Daftar pengelompokan kata benda yang memiliki kemiripan arti
Daftar konsep setiap kalimat
Analisis perbandingan metode knowledge graph dan conceptual graph

13
13
19
28


DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Contoh graf dengan 4 simpul
Contoh knowledge graph
Contoh conceptual graph
Penulisan relasi ALI untuk “kucing” dalam karya ilmiah ini
Word graph bentuk penulisan awal untuk a pada kalimat ke-1
Word graph untuk a pada kalimat ke-1
Word graph untuk b pada kalimat ke-1
Sentence graph untuk kalimat ke-1
Sentence graph untuk kalimat ke-2
Sentence graph untuk kalimat ke-3
Sentence graph untuk kalimat ke-4
Sentence graph untuk kalimat ke-5
Conceptual graph untuk kalimat ke-1
Conceptual graph untuk kalimat ke-2
Conceptual graph untuk kalimat ke-3
Conceptual graph untuk kalimat ke-4
Conceptual graph untuk kalimat ke-5

2
4
5
14
14
15
15
15
16
17
18
18
22
23
24
24
25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam memahami bahan bacaan atau teks biasanya pembaca harus
membaca keseluruhan teks tersebut. Hal ini tentunya membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk memahami intisari bacaan atau menangkap suatu pengetahuan
dari bacaan tersebut. Salah satu cara ialah membuat suatu visualisasi dari bahan
bacaan tersebut. Sebagian pembaca lebih suka melihat visualisasi sebuah data atau
bahan bacaan karena dapat lebih cepat menangkap informasi yang terkandung di
dalamnya. Menurut Abbas (2011), beberapa metode atau teknik representasi
secara matematis antara lain metode knowledge graph (KG), metode concept
mapping (CM), metode conceptual graph (CG), dan metode semantic network
(SN). Pada karya ilmiah sebelumnya, Abbas (2011) telah membahas tentang
perbandingan metode knowledge graph dan concept mapping sebagai teknik
menangkap pengetahuan dari teks dan Anwar (2013) telah membahas tentang
perbandingan metode knowledge graph dan conceptual graph untuk
merepresentasikan teks berbahasa Inggris.
Metode knowledge graph merupakan suatu metode baru di bidang Natural
Language Processing (NLP). Metode ini termasuk ke dalam kategori jaringan
semantik (Zhang 2002). Selanjutnya metode knowledge graph diperluas untuk
merepresentasikan bahasa alami (Nurdiati dan Hoede 2008b). Di awal
perkembangan metode knowledge graph pada tahun 1982, bahasa yang digunakan
ialah bahasa Inggris. Dalam beberapa tahun ini, sedang dikembangkan penelitian
metode knowledge graph untuk dokumen berbahasa Indonesia. Dalam karya
ilmiah ini, metode knowledge graph yang digunakan ialah metode yang telah
dikerjakan oleh Febriatmoko (2011) dengan menggunakan konsep kata benda.
Menurut Sowa (1976), metode conceptual graph ialah sebuah teknik
representasi untuk logika khususnya abstract syntax (AS). Dalam istilah lain,
conceptual graph merupakan sebuah metode untuk merepresentasikan teks ke
dalam sebuah graf yang terdiri atas concept dan conceptual relation yang
dihubungkan dengan busur berarah (arc). Penelitian tentang metode conceptual
graph sejauh ini baru untuk teks berbahasa Inggris sedangkan untuk teks
berbahasa Indonesia belum dikembangkan.
Dalam karya ilmiah ini, metode conceptual graph dan metode knowledge
graph akan digunakan sebagai metode representasi teks berbahasa Indonesia.
Kedua metode ini akan dianalisis sebagai dasar untuk merancang aturan yang
dapat menampilkan intisari suatu pengetahuan secara otomatis dan akan
dibandingkan berdasarkan beberapa aspek perbandingan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari karya ilmiah ini ialah membandingkan metode knowledge graph
dan metode conceptual graph dalam merepresentasikan suatu teks berbahasa
Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa definisi dalam teori graf secara umum,
knowledge graph, conceptual graph, dan kelas kata guna menggali pemahaman
mengenai masalah penelitian dan pemecahan masalahnya.
Graf dan Graf Berarah
Graf
Graf G ialah pasangan terurut (V,E) dengan V himpunan takkosong dan
berhingga dari elemen-elemen graf yang disebut simpul (verteks, node) dan E
himpunan berhingga edge (sisi) (Chartrand dan Oellermann 1993). Contoh: Graf
dengan V= {u, v, w, x}; dan E= {uv, uw, wx} diberikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Contoh graf dengan 4 simpul
Graf Berarah
Graf berarah (digraph) D ialah pasangan berurut (V,A) dengan V ialah
himpunan takkosong dari sejumlah berhingga elemen yang disebut simpul (node)
dan A ialah himpunan berhingga (tidak perlu berbeda) dari pasangan terurut
elemen-elemen dalam V yang disebut sisi berarah (arc) (Wilson & Lowell 1979).
Knowledge Graph
Menurut Zhang (2002), teori knowledge graph merupakan suatu sudut
pandang yang dapat digunakan untuk menggambarkan bahasa manusia dalam
bentuk graf. Perbedaan yang mendasar antara teori knowledge graph dengan teori
representasi lain ialah teori knowledge graph menggunakan ontologi atau relasi
yang jumlahnya terbatas. Teori knowledge graph mampu melukiskan atau
menggambarkan aspek semantik yang lebih mendasar, dengan menggunakan
sejumlah relasi yang banyaknya terbatas.
Konsep
Konsep merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Konsep
merupakan suatu yang penting dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke
umum atau sebaliknya. Konsep terdiri atas kata benda dan kata kerja (Zhang
2002). Konsep dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu token, type, dan name.
a Token
Token ialah simbol yang menggambarkan persepsi seseorang. Dalam
knowledge graph, token merupakan konsep yang dipahami oleh seseorang
menurut cara pandang masing-masing, sehingga token ini bersifat subjektif. Setiap
persepsi selalu berhubungan dengan token. Sebuah konsep berhubungan dengan
arti dari kata (Zhang 2002). Contoh sebuah token ialah: misalkan seseorang
menemukan kata “apel”, orang tersebut dapat menghubungkan hal ini dengan

3
informasi bentuk, warna, dan rasa demikian juga orang lain akan menghubungkan
dengan hal yang berbeda.
Token dalam teori knowledge graph dinyatakan dengan simbol “
”.
Seseorang dalam mengamati sesuatu, pada kenyataannya akan selalu
dibandingkan dengan dunia nyata. Dengan demikian dalam teori knowledge graph
segala sesuatu akan dihubungkan dengan token.
b Type
Type ialah konsep yang berupa informasi umum dan bersifat objektif karena
merupakan kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Contoh: buah, binatang.
c Name
Name ialah sesuatu yang bersifat individual. Type dan name dalam teori
knowledge graph direpresentasikan dengan cara yang hampir sama. Namun
demikian bukan berarti bahwa keduanya tidak dapat dibedakan. Type dan name
dibedakan oleh jenis relasi yang menghubungkannya dengan token (Rusiyamti
2008).
Relationship
Relationship antar-token mendeskripsikan kehidupan nyata. Dalam teori
knowledge graph, diperlukan prinsip penggunaan relationship yang terbatas.
Ontologi ialah basic relationship yang membatasi pertumbuhan relationship yang
tidak terbatas. Menurut Zhang (2002), hubungan (relationship) yang dibentuk
direpresentasikan dengan sebuah simpul, 8 binary relationship, dan 4 frame
relationship. Binary relationship tersebut ialah:
1 Relasi ALI (Alikeness)
Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan type dan token dengan tanda
panah ke arah token.
2 Relasi CAU (Causality)
Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki
hubungan sebab akibat atau suatu hal yang memengaruhi sesuatu yang lain.
Relasi CAU bisa juga untuk menghubungkan dua konsep yang terdiri atas
kata benda dan kata kerja atau untuk menghubungkan subjek dengan predikat
atau predikat dengan objek.
3 Relasi EQU (Equality)
Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token.
Relasi ini biasa juga untuk menyatakan kata hubung seperti “ialah”.
4 Relasi SUB (Subset)
Relasi ini digunakan untuk menunjukkan jika terdapat dua buah token dan
salah satunya merupakan bagian dari yang lainnya.
5 Relasi DIS (Disparateness)
Relasi ini merupakan relasi perbedaan atau ketaksamaan. Relasi ini
digunakan untuk menggambarkan bahwa antara dua token tidak ada
hubungannya. Jika A DIS B, maka A  B = Ø.
6 Relasi ORD (Ordering)
Relasi ordering menyatakan bahwa dua hal memiliki urutan tertentu, baik
urutan waktu, urutan tempat, atau urutan menurut derajat tertentu.
7 Relasi PAR (attribute)
Relasi PAR digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu mempunyai sifat
sesuatu yang lainnya.

4
8

Relasi SKO (Skolem)
Dua buah token dalam teori knowledge graph dihubungkan dengan relasi
SKO jika informasi token yang satu bergantung pada token yang lain.

Word Graph
Menurut Rusiyamti (2008), word graph merupakan graf dari kata. Dalam
teori KG setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph, menyatakan arti
dari kata dan disebut dengan semantic word graph. Gabungan beberapa word
graph dari kata-kata dalam suatu kalimat menghasilkan sentence graph. Word
graph dapat dinyatakan sebagai graf berarah yang diberi label.
Beberapa sentence graph yang digabung dalam sebuah teks disebut text
graph, dan memuat pengetahuan yang terkandung dalam suatu teks (Hoede dan
Nurdiati 2008a).
Contoh Penggunaan Knowledge Graph
Dalam Febriatmoko (2011) diberikan contoh penggunaan metode KG untuk
kalimat “Ketahanan pangan menunjukkan eksistensinya, jika setiap rumah tangga
selalu dapat mengakses, secara fisik maupun ekonomi, memperoleh pangan yang
cukup aman dan sehat bagi seluruh anggotanya”. Dalam kalimat tersebut terdapat
beberapa frasa kata benda berikut:
a: ketahanan pangan
b: eksistensinya
c: rumah tangga
d: pangan yang cukup aman dan sehat
e: anggotanya
Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai: “a menunjukkan b jika setiap c,
dapat mengakses, memperoleh d bagi e”, atau “jika c dapat mengakses d bagi e,
maka a menunjukkan b”. Artinya, jika rumah tangga dapat mengakses pangan
bagi anggotanya, maka ketahanan pangan menunjukkan eksistensinya.

Gambar 2 Contoh knowledge graph
Berdasarkan penjelasan tersebut, kalimat tersebut dapat direpresentasikan
menjadi sebuah graf. Gambar 2 menunjukkan sentence graph untuk kalimat
“Ketahanan pangan menunjukkan eksistensinya, jika setiap rumah tangga selalu
dapat mengakses, secara fisik maupun ekonomi, memperoleh pangan yang cukup
aman dan sehat bagi seluruh anggotanya”.

5
Conceptual Graph
Conceptual Graph (CG)
Dalam Sowa (1976), conceptual graph ialah sebuah graf bipartite, terbatas,
dan terhubung yang terdiri atas sebuah himpunan simpul (node) berlabel konsep,
sebuah himpunan simpul berlabel conceptual relation (relasi konseptual), dan
sebuah himpunan sisi berarah yang menghubungkan langsung simpul konsep dan
simpul relasi. Conceptual graph merupakan sebuah metode untuk
merepresentasikan teks ke dalam sebuah graf yang terdiri atas konsep dan
conceptual relation yang dihubungkan dengan sisi berarah. Conceptual graph
dapat mendeklarasikan grafik yang dapat digunakan untuk merepresentasikan
pengetahuan atau untuk mendukung sistem otomatis dalam penalaran
pengetahuan.
Menurut Sowa (1976), konsep ialah sebuah simpul di dalam conceptual
graph yang mempunyai makna sebagai entitas, himpunan entitas, atau interval
dari entitas. Conceptual relation ialah sebuah simpul di dalam conceptual graph
yang mempunyai nol atau lebih sisi berarah, sehingga setiap sisi berarah
menghubungkan conceptual relation ke beberapa konsep.
Contoh Penggunaan Conceptual Graph
Dalam Sowa (1976) diberikan contoh penggunaan metode CG untuk
kalimat “John is going to Boston by bus”. Pada Gambar 3 terdapat empat simpul
konsep: Person, go, Boston, dan bus. Keempat simpul konsep tersebut
dihubungkan oleh lima sisi berarah ketiga simpul conceptual relations: agnt
(=agent), dest (=destination), dan inst (=instrument).

Gambar 3 Contoh conceptual graph
Kelas Kata
Semantik dalam bahasa
Yunani, semanein yang artinya “berarti,
bermaksud”; semanticos yang artinya “makna”. Secara harfiah, semantik ialah
cabang ilmu bahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal-usul
dan perkembangan arti kata, mempelajari klasifikasi perubahan kata-kata atau
bentuk bahasa sebagai faktor dalam perkembangan bahasa (Keraf 1991).
Menurut Keraf (1991), berdasarkan struktur bentuk, morfologi dan
kelompok kata, kata dibagi menjadi empat kelas besar, yaitu:
1 kelas kata benda yang memuat subkelas kata ganti dan kata sandang,
2 kelas kata kerja,
3 kelas kata sifat yang memuat subkelas kata bilangan,

6
4 kelas kata tugas yang memuat subkelas kata depan, kata sambung, kata
keterangan.
Kata Benda
Kata benda ialah semua kata yang dapat diterangkan atau diperluas
dengan “yang + kata sifat”. Contohnya: perumahan, kesadaran, dan udara
ialah kata benda karena dapat diperluas dengan ”yang + kata sifat” yaitu:
perumahan yang baru, kesadaran yang tinggi, dan udara yang bersih.
Kata ganti termasuk dalam subkelas kata benda karena kata-kata ini
dipakai untuk mengganti kata benda atau yang dibendakan pada posisi tertentu.
Menurut sifat dan fungsinya, kata ganti dibedakan menjadi: kata ganti orang, kata
ganti milik, kata ganti penunjuk, kata ganti penghubung, kata ganti penanya, dan
kata ganti taktentu (Keraf 1991).
Kata Kerja
Menurut Keraf (1991), kata kerja ialah segala macam kata yang dapat
diperluas dengan kelompok kata ”dengan + kata sifat”. Berdasarkan relasinya
dengan objek, kata kerja dibagi menjadi dua, yaitu:
1 kata kerja transitif yaitu kata kerja yang membutuhkan objek
Contoh: memukul, menerima, melempar, menghancurkan, memberi
2 kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan objek
Contoh: mandi, datang, merupakan, berbicara, berasaskan Pancasila
Berdasarkan fungsinya sebagai predikat, kata kerja dibedakan:
1 kata kerja penuh yaitu kata kerja yang langsung berfungsi sebagai predikat,
2 kata kerja bantu.
Ada tiga macam kata kerja bantu yang dapat dirangkai bersama untuk
membatasi kata kerja utama, yaitu:
a keharusan: harus, mesti, perlu,
b kemampuan: dapat, sanggup, mampu, boleh, bisa,
c keinginan: ingin, hendak, mau, suka.
Kata Sifat
Menurut Keraf (1991), berdasarkan segi semantik, kata sifat dapat dibagi
menjadi:
1 Deskripsi warna
Contoh: hitam, putih, ungu, cokelat, biru, jingga, nila, kuning.
2 Deskripsi ukuran
Contoh: luas, sempit, dalam, tipis, dingin, panas, singkat, cepat, muda, tua.
3 Deskripsi suasana hati
Contoh: sedih, gembira, perih, bahagia, susah, terharu, senang.
4 Deskripsi kualitas
Contoh: sukar, canggih, rumit, miskin, bijaksana, bulat, mentah, jinak.
5 Deskripsi penyerapan (berhubungan dengan apa yang diserap pancaindera)
Contoh: bersih, kabur, harum, kasar, manis, pedas, pahit.
Kata Tugas
Menurut Keraf (1991), kata tugas ialah kelas kata yang hanya menduduki
fungsi bawahan kalimat, serta dari sudut semantik hanya mengandung konsep-

7
konsep relasional. Kata tugas memuat subkelas kata depan, kata keterangan, dan
kata sambung.
1 Kata depan
Contoh: di, ke, dari, pada, kepada, sampai, akan, dengan, serta, karena, sebab.
2 Kata keterangan
Contoh: sangat, amat, agaknya, sungguh, mungkin, memang, terlalu, sekali.
3 Kata hubung
Contoh: ialah, maupun, ketika, setelah, tetapi, melainkan, sebab, seperti,
supaya, agar, jika, semakin, misalnya, padahal.

METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan kerangka pendekatan studi prosedur atau
tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut ialah
studi literatur, pengolahan teks menggunakan metode knowledge graph,
pengolahan teks menggunakan metode conceptual graph, dan analisis
perbandingan kedua metode.
Studi Literatur
Tahap studi literatur disebut juga tahap praproses. Pada tahap ini, kegiatankegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan data berupa bahan pustaka yang
mencakup tentang metode knowledge graph, conceptual graph, tata bahasa
Indonesia terutama tentang konsep kata benda, dan objek penelitian yang berupa
dokumen atau teks berbahasa Indonesia. Data tersebut diambil dari jurnal ilmiah,
buku-buku, internet, dan hasil penelitian yang berkaitan dengan karya ilmiah ini.
Pengolahan Teks Menggunakan Metode Knowledge Graph
Langkah-langkah yang dilakukan pada pengolahan teks menggunakan
metode knowledge graph ialah analisis kalimat untuk menentukan komponen KG
dan pembuatan graf.
Analisis Kalimat untuk Menentukan Komponen Knowledge Graph
Komponen-komponen knowledge graph perlu ditentukan terlebih dahulu
agar memudahkan dalam pembuatan graf. Beberapa tahapan dalam menganalisis
kalimat ialah menentukan konsep dan menentukan relasi dalam knowledge graph.
1 Penentuan konsep
Penentuan konsep kata benda merupakan langkah awal dari pengolahan teks
menggunakan metode knowledge graph. Menurut Zhang (2002), konsep terdiri
atas kata benda dan kata kerja. Dalam karya ilmiah ini, metode knowledge graph
(KG) yang digunakan ialah metode yang menggunakan konsep kata benda.
Peneliti sebelumnya yang menggunakan konsep kata benda ialah Febriatmoko
(2011). Keputusan untuk membatasi konsep kata benda karena kata benda
merupakan salah satu kelas kata yang paling banyak muncul dalam suatu teks atau
dokumen.

8
Kata benda dipilih dari setiap kalimat berdasarkan ciri-cirinya. Kemudian
kata benda yang telah dipilih dihitung kemunculannya dan dikelompokkan
berdasarkan kesamaan makna kata atau bentuk kata umumnya, selanjutnya akan
dipilih sebagai konsep. Tetapi tidak seluruh kata benda akan digunakan sebagai
konsep, melainkan hanya kata benda yang kemunculannya pada teks minimal
sama dengan threshold yang ditentukan. Threshold digunakan untuk membatasi
banyaknya konsep yang akan digunakan dalam analisis.
2 Penentuan relasi (relationship)
Setelah konsep kata benda diperoleh, selanjutnya akan ditentukan relasi
antarkonsep. Menurut Zhang (2002), dalam teori knowledge graph diperlukan
prinsip penggunaan relationship yang terbatas. Pada Bab Tinjauan Pustaka telah
dijelaskan bahwa terdapat delapan binary relationship, yaitu ALI, CAU, EQU,
SUB, DIS, ORD, PAR, dan SKO. Dalam karya ilmiah ini hanya digunakan empat
relasi yaitu ALI, CAU, SUB, dan PAR, karena empat relasi ini yang sering
muncul dalam kalimat.
Pembuatan Graf
Pada tahap ini, akan dilakukan pembuatan graf dari setiap kalimat yang telah
ditentukan. Proses pembuatan graf ini sangat bergantung pada hasil analisis
kalimat karena graf representasi dari knowledge graph harus memperhatikan relasi
antarkonsep yang sesuai. Hasil dari tahap ini berupa gambar graf representasi.
Pengolahan Teks Menggunakan Metode Conceptual Graph
Langkah-langkah yang dilakukan pada pengolahan teks menggunakan
metode conceptual graph ialah analisis kalimat untuk menentukan komponen CG
dan pembuatan graf. Hasil dari tahap ini selanjutnya akan dibandingkan dengan
hasil yang diperoleh menggunakan metode knowledge graph.
Analisis Kalimat untuk Menentukan Komponen Conceptual Graph
Komponen-komponen conceptual graph perlu ditentukan terlebih dahulu
agar memudahkan dalam pembuatan graf. Beberapa tahapan dalam menganalisis
kalimat ialah menentukan konsep dan menentukan relasi dalam conceptual graph.
1 Penentuan konsep
Menurut Sowa (1976), konsep ialah sebuah simpul di dalam conceptual
graph yang mempunyai makna sebagai entitas, himpunan entitas, atau interval
dari entitas. Penentuan konsep kata benda merupakan langkah awal dari
pengolahan teks menggunakan metode conceptual graph. Dalam karya ilmiah ini,
konsep yang akan digunakan pada conceptual graph tidak hanya kata benda,
tetapi memungkinkan semua kelas kata dapat dijadikan konsep.
Menurut Keraf (1991), kata dibagi menjadi empat kelas besar, yaitu kelas
kata benda, kelas kata kerja, kelas kata sifat, dan kelas kata tugas. Dalam karya
ilmiah ini, kelas kata tugas tidak dijadikan sebagai konsep karena kata tugas tidak
dapat menggambarkan makna kalimat sehingga konsep yang digunakan ialah kata
benda, kata kerja, dan kata sifat.
2 Penentuan relasi (Conceptual relation)
Setelah konsep kata benda diperoleh, selanjutnya akan ditentukan relasi
penghubung antarkonsep (conceptual relation). Relasi pada metode CG tidak ada

9
batasannya. Menurut Sowa (1976), relasi yang digunakan ialah sebuah kata yang
mempunyai makna sehingga relasi tersebut dapat menggambarkan keterkaitan
antara dua konsep dengan tepat, contohnya relasi agnt (agent), thme (theme), attr
(attribute), dan part.
Pembuatan Graf
Pada subbab ini akan dijelaskan proses pembuatan graf menggunakan
metode conceptual graph. Pada tahap ini, akan dilakukan pembuatan graf dari
setiap kalimat yang telah ditentukan. Proses pembuatan graf sangat bergantung
pada hasil analisis kalimat karena graf representasi dari conceptual graph harus
memperhatikan relasi antarkonsep yang sesuai.
Analisis Perbandingan Metode Knowledge Graph dan Conceptual Graph
Pada tahap ini, akan dilakukan analisis perbandingan dari metode knowledge
graph dan metode conceptual graph. Analisis perbandingan merupakan tahap
paling penting dalam karya ilmiah ini karena hasil analisis dapat dijadikan
parameter keefektifan kedua metode sebagai teknik representasi pengetahuan.
Menurut Abbas (2011), dalam melakukan analisis perbandingan dua metode
representasi teks, aspek-aspek yang perlu dibahas ialah aspek proses, aspek
sruktur graf, dan aspek tujuan jangka panjang. Dengan demikian, dalam penelitian
ini akan dilakukan analisis perbandingan yang ditinjau dari tiga aspek tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karya ilmiah ini membahas penerapan metode knowledge graph dan metode
conceptual graph serta analisis perbandingan kedua metode dalam
merepresentasikan teks berbahasa Indonesia. Dalam pembahasan ini dijelaskan
mengenai beberapa tahapan analisis teks seperti yang telah dijelaskan pada
metodologi penelitian.
Studi Literatur
Studi literatur termasuk tahap praproses. Dalam penentuan objek penelitian
yang berupa dokumen atau teks berbahasa Indonesia, telah dipilih lima kalimat
dari teks berjudul “Energi terbarukan menuju pencerahan energi di masa depan”
oleh Lestarini (2012). Lima kalimat yang dipilih tersebut ialah sebagai berikut:
1 Pemerintah saat ini tengah mengembangkan energi baru terbarukan
(renewable energy).
2 Energi ini menyediakan kebutuhan dasar akan air bersih, fasilitas kesehatan,
sampai penerangan.
3 Oleh karena itu, PT Pertamina (Persero) berkomitmen meningkatkan
pemanfaatan energi baru terbarukan dengan mengembangkan pemanfaatan
panas bumi.
4 Kebijakan energi juga harus berwawasan lingkungan.
5 Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam sumber energi.

10
Alasan memilih kelima kalimat tersebut karena dapat diolah sekaligus
menggunakan metode knowledge graph dan conceptual graph.
Pengolahan Teks Menggunakan Metode Knowledge Graph
Proses pengolahan teks memerlukan beberapa tahapan, di antaranya analisis
kalimat untuk menentukan komponen knowledge graph dan proses pembuatan
graf.
Analisis Kalimat untuk Menentukan Komponen Knowledge Graph
Dalam karya ilmiah ini, metode knowledge graph yang digunakan ialah
metode knowledge graph dengan konsep kata benda. Keputusan untuk membatasi
konsep kata benda karena kata benda merupakan salah satu kelas kata yang paling
banyak muncul dalam suatu teks atau dokumen-dokumen.
Menurut Oktantrika (2010), kriteria kata benda yang digunakan untuk
menganalisis kalimat menggunakan metode knowledge graph antara lain:
1 benda konkret yaitu benda-benda yang dapat ditangkap oleh pancaindera,
2 benda abstrak yaitu benda-benda yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera,
3 semua kata benda yang mengandung morfem terikat (imbuhan) ke-an, per-an,
pe-, -an.
Penentuan konsep kata benda dan relasi yang menghubungkannya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kalimat ke-1
Kalimat pertama berbunyi “Pemerintah saat ini tengah mengembangkan
energi baru terbarukan (renewable energy)”. Pada kalimat tersebut terdapat kata
benda atau frasa kata benda berikut:
a: pemerintah
b: energi baru terbarukan
Penjelasan:
Pada a terdapat satu konsep kata benda yaitu “pemerintah”. Pada b terdapat
satu konsep kata benda yaitu “energi baru terbarukan”. Kata “energi” tidak
dipisahkan dengan frasa kata “baru terbarukan” agar dapat menggambarkan
makna frasa kata benda tersebut.
Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai: “a tengah mengembangkan b”,
atau “adanya a akan mengakibatkan berkembangnya b”. Artinya, adanya
pemerintah akan mengakibatkan berkembangnya energi baru terbarukan. Dengan
menggunakan relasi dalam KG, maka relasi yang menghubungkan a dan b ialah
CAU, atau dapat dinyatakan sebagai “a CAU b”.
Kalimat ke-2
Kalimat kedua berbunyi “Energi ini menyediakan kebutuhan dasar akan air
bersih, fasilitas kesehatan, sampai penerangan”. Pada kalimat tersebut terdapat
kata benda atau frasa kata benda berikut:
a: energi ini
b: kebutuhan dasar
c: air bersih

11
d: fasilitas kesehatan
e: penerangan
Penjelasan:
Pada a terdapat kata “energi” yang diikuti kata penunjuk “ini”. Kata “ini”
mengacu pada kata “baru terbarukan” sehingga dapat menjadi frasa kata benda
“energi baru terbarukan”. Dengan demikian, terdapat satu konsep kata benda yaitu
“energi baru terbarukan”.
Pada b terdapat dua konsep kata benda yaitu “kebutuhan” dan “dasar”. Kata
“dasar” merupakan sifat atau keterangan bagi kata “kebutuhan”, sehingga kata
“kebutuhan dasar” bermakna “kebutuhan yang pokok atau penting bagi
masyarakat luas”. Hubungan yang tepat bagi dua kata tersebut ialah PAR, atau
dapat dinyatakan “dasar PAR kebutuhan”.
Pada c terdapat satu kata benda yaitu “air” dan satu kata sifat yaitu “bersih”.
Kata “bersih” merupakan kata sifat yang menerangkan kata “air” sehingga tidak
dijadikan sebagai konsep. Dengan demikian, pada c hanya terdapat satu konsep
kata benda yaitu “air”.
Pada d terdapat dua kata benda yaitu “fasilitas” dan “kesehatan”. Kata
“fasilitas” merupakan sifat atau keterangan bagi kata “kesehatan”, namun dalam
konteks kalimat ini cukup dinyatakan “kesehatan” dan hal ini tidak mengurangi
12
makna “fasilitas kesehatan” sehingga hanya terdapat satu konsep kata benda yaitu
“kesehatan”.
Pada e terdapat satu kata benda yaitu “penerangan” sehingga kata
keterangan digunakan sebagai konsep kata benda.
Kalimat kedua dapat dinyatakan sebagai: “a menyediakan b akan c, d,
sampai e”, atau “adanya a dapat mengakibatkan tersedianya b, dengan c, d, e
merupakan bagian dari b”. Hubungan yang tepat antara a dan b ialah CAU,
sehingga dapat dinyatakan sebagai “a CAU b”. Hubungan yang tepat antara b
dengan c, d, e ialah SUB, sehingga dapat dinyatakan “c SUB b”, “d SUB b”, dan
“e SUB b”.
Kalimat ke-3
Kalimat ketiga berbunyi “Oleh karena itu, PT Pertamina (Persero)
berkomitmen meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan dengan
mengembangkan pemanfaatan panas bumi”.
Untuk mempermudah menggambarkannya ke dalam graf, kalimat ini diubah
bentuknya menjadi: “PT Pertamina (Persero) mengembangkan pemanfaatan panas
bumi sebagai energi baru terbarukan”. Pengubahan kalimat ini tidak mengubah
arti dari kalimat aslinya. Pada kalimat tersebut terdapat kata benda atau frasa kata
benda berikut:
a: PT Pertamina
b: pemanfaatan panas bumi
c: energi baru terbarukan
Penjelasan:
Pada a terdapat satu konsep kata benda yaitu “PT Pertamina”, sedangkan
pada b terdapat dua konsep kata benda yaitu “pemanfaatan” dan “panas bumi”.
Kata “pemanfaatan” merupakan sifat atau keterangan bagi “panas bumi”.
Hubungan yang tepat antara “pemanfaatan” dan “panas bumi” ialah PAR, atau

12
dapat dinyatakan “pemanfaatan PAR panas bumi”. Pada c terdapat satu konsep
kata benda yaitu “energi baru terbarukan”.
Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai: “a mengembangkan b sebagai c”,
atau “adanya a mengakibatkan berkembangnya b dengan b merupakan bagian
dari c. Hubungan yang tepat antara a dan b ialah CAU, sehingga dapat dinyatakan
“a CAU b”. Hubungan yang tepat antara b dan c ialah SUB, sehingga dapat
dinyatakan “b SUB c”.
Kalimat ke-4
Kalimat keempat berbunyi “Kebijakan energi juga harus berwawasan
lingkungan”. Pada kalimat tersebut terdapat kata benda atau frasa kata benda
berikut:
a: kebijakan energi
b: lingkungan
Penjelasan:
Pada a terdapat dua konsep kata benda yaitu “kebijakan” dan “energi”.Kata
“kebijakan” merupakan sifat atau keterangan bagi “energi”. Hubungan yang tepat
antara “kebijakan” dan “energi” ialah PAR, atau dapat dinyatakan “energi PAR
kebijakan”. Pada b terdapat satu konsep kata benda yaitu “lingkungan”.
Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai: “a juga harus berwawasan b”,
atau “a harus dapat mengakibatkan suatu kondisi yang mempunyai wawasan b”,
sehingga diperoleh a CAU b.
Kalimat ke-5
Kalimat kelima berbunyi “Indonesia merupakan negara yang memiliki
beragam sumber energi”. Pada kalimat tersebut terdapat kata benda atau frasa kata
benda berikut:
a: Indonesia
b: negara
c: beragam sumber energi
Dengan cara yang sama seperti kalimat sebelumnya, kalimat tersebut dapat
dinyatakan sebagai: “a merupakan b yang memiliki c”. Kalimat tersebut
menunjukkan bahwa c dan a bagian dari b sehingga dapat dikatakan bahwa “c
SUB b dan a SUB b”.
Setelah kelima kalimat dianalisis, maka dapat diperoleh konsep kata benda
untuk semua kalimat. Dengan berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2010), daftar kata benda beserta kemunculannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Kata benda beserta kemunculannya yang telah diperoleh selanjutnya
diurutkan berdasarkan jumlah kemunculannya. Setelah itu, kata benda
dikelompokkan berdasarkan kesamaan makna kata atau bentuk kata umumnya.
Kata benda yang telah dikelompokkan dan disusun berdasarkan kemunculannya
akan dipilih sebagai konsep. Menurut Oktantrika (2010), kemiripan makna yang
dimaksud yaitu setiap kata yang memiliki kata dasar yang sama, memiliki wujud
benda yang sama, atau kata yang memiliki sifat yang sama. Pada Tabel 2 dapat
dilihat daftar pengelompokan kata benda yang memiliki kemiripan arti dengan
berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010).

13
Tabel 1 Daftar kata benda beserta kemunculannya
Kata Benda
pemerintah
energi baru terbarukan
kebutuhan
dasar
air
fasilitas
kesehatan
penerangan
PT Pertamina
pemanfaatan
panas bumi
lingkungan
kebijakan
energi
Indonesia
negara
sumber

1
1
1

Banyaknya Kemunculan
Kalimat
2
3
4
5
1
1
1
1
1
1
1

1

1
2
1
1
1
1

1
1
1
1

Tabel 2 Daftar pengelompokan kata benda yang memiliki kemiripan arti
Kata Benda
energi baru terbarukan, energi
pemerintah, Indonesia, PT Pertamina, negara
lingkungan, air
pemanfaatan
kebutuhan
dasar
fasilitas
kesehatan
penerangan
kebijakan
sumber
panas bumi

Banyaknya
Kemunculan
5
4
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1

Setelah diperoleh daftar pengelompokan kata benda yang memiliki
kemiripan arti, selanjutnya ditentukan nilai threshold yang digunakan. Nilai
threshold yang digunakan yaitu satu (1) karena ukuran contoh kalimat yang
diambil hanya lima kalimat dari teks yang ada. Namun nilai ini dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan (Oktantrika 2010). Dengan demikian, semua konsep

14
diberi label dan selanjutnya akan digunakan sebagai verteks. Beberapa verteks
yang diperoleh ialah sebagai berikut:
V1: {energi, energi baru terbarukan}
V2: {pemerintah, Indonesia, PT Pertamina, negara}
V3: {lingkungan, air}
V4: {pemanfaatan}
V5: {kebutuhan}
V6: {dasar}
V7: {fasilitas}
V8: {kesehatan}
V9: {penerangan}
V10: {kebijakan}
V11: {sumber}
V12: {panas bumi}
Pembuatan Graf
Pada tahap sebelumnya telah diperoleh verteks-verteks
yang akan
digunakan untuk membuat graf dari setiap kalimat.
Untuk mempermudah pembuatan graf dari kalimat-kalimat tersebut, relasi
ALI akan dinyatakan berbeda. Menurut Febriatmoko (2011), relasi ALI dapat
dinyatakan seperti pada Gambar 4. Dalam karya ilmiah ini, penulisan relasi ALI
menggunakan aturan ini.
kucing

ALI

dituliskan sebagai

kucing

Gambar 4 Penulisan relasi ALI untuk “kucing” dalam karya ilmiah ini
Berdasarkan hasil analisis kalimat yang telah diperoleh pada tahap
sebelumnya, maka kalimat-kalimat tersebut dapat digambarkan dalam graf.
Kalimat ke-1
Kalimat pertama berbunyi “Pemerintah saat ini tengah mengembangkan
energi baru terbarukan (renewable energy)”. Pada kalimat tersebut terdapat kata
benda atau frasa kata benda berikut:
a: pemerintah
b: energi baru terbarukan
Berdasarkan hasil analisis kalimat pertama pada tahap sebelumnya, maka
dapat diperoleh graf dari setiap frasa kata benda sebagai berikut:
a: pemerintah
Dengan menggunakan aturan dalam knowledge graph, konsep “pemerintah”
dapat digambarkan word graph seperti pada Gambar 5.
pemerintah

ALI

Gambar 5 Word graph bentuk penulisan awal untuk a pada kalimat ke-1

15
Dalam karya ilmiah ini, relasi ALI dinyatakan seperti pada Gambar 4
sehingga diperoleh word graph seperti pada Gambar 6.
pemerintah
Gambar 6 Word graph untuk a pada kalimat ke-1
Selanjutnya, konsep-konsep langsung digambarkan seperti pada Gambar 6
dan tidak dijelaskan kembali penulisan bentuk awalnya.
b: energi baru terbarukan
Berdasarkan penjelasan pada analisis kalimat, telah diperoleh satu konsep
kata benda yaitu “energi baru terbarukan”, maka diperoleh word graph seperti
pada Gambar 7.
energi baru
terbarukan
Gambar 7 Word graph untuk b pada kalimat ke-1
Kalimat pertama dapat dinyatakan sebagai: “a tengah mengembangkan b”
Penjelasan:
Kalimat tersebut menunjukkan adanya pemerintah akan mengakibatkan
berkembangnya energi baru terbarukan. Dengan menggunakan relasi dalam KG,
maka relasi yang menghubungkan a dan b yang tepat ialah CAU, atau dapat
dinyatakan a CAU b.
Dengan demikian sentence graph dapat digambarkan seperti pada Gambar 8.
pemerintah

V2

CAU

CAU

energi baru
terbarukan

V1

Gambar 8 Sentence graph untuk kalimat ke-1
Kalimat ke-2
Kalimat kedua berbunyi “Energi ini menyediakan kebutuhan dasar akan air
bersih, fasilitas kesehatan, sampai penerangan”. Pada kalimat tersebut terdapat
kata benda atau frasa kata benda berikut:
a: energi ini (energi baru terbarukan)
b: kebutuhan dasar
c: air bersih
d: fasilitas kesehatan
e: penerangan

16
Pada a terdapat satu konsep kata benda yaitu “energi baru terbarukan”. Pada
b terdapat dua konsep kata benda yaitu “kebutuhan” dan “dasar”. Kata “dasar”
merupakan sifat atau keterangan bagi kata “kebutuhan”. Hubungan yang tepat
bagi dua kata tersebut ialah PAR. Pada c terdapat satu konsep kata benda yaitu
“air”. Pada d terdapat satu konsep kata benda yaitu “kesehatan”. Pada e terdapat
satu konsep kata benda yaitu “penerangan”.
Hubungan yang tepat antara a dan b ialah CAU, sehingga dapat dinyatakan
“a CAU b”. Hubungan yang tepat antara b dan c adalah SUB karena c
merupakan bagian dari b. Hubungan yang tepat antara b dan d adalah SUB karena
d merupakan bagian dari b. Hubungan yang tepat antara b dan e ialah SUB karena
e merupakan bagian dari b. Dengan demikian, hubungan antara b, c, d, dan e
dapat dinyatakan “c SUB b”, “d SUB b”, dan “e SUB b”.
Sentence graph kalimat kedua dapat dilihat pada Gambar 9.
dasar

PAR
energi baru
terbarukan

CAU

kebutuhan

SUB
SUB

SUB

kesehatan
air

penerangan

V6
PAR

V1

CAU

V5
SUB
SUB

V8
V3

SUB

V9

Gambar 9 Sentence graph untuk kalimat ke-2
Kalimat ke-3
Kalimat ketiga berbunyi “Oleh karena itu, PT Pertamina (Persero)
berkomitmen meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan dengan
mengembangkan pemanfaatan panas bumi”. Berdasarkan penjelasan pada analisis
kalimat ketiga sebelumnya, kalimat tersebut diubah menjadi “PT Pertamina
(Persero) mengembangkan pemanfaatan panas bumi sebagai energi baru
terbarukan”. Pengubahan kalimat ini tidak mengubah arti dari kalimat aslinya.
Pada kalimat tersebut terdapat kata benda atau frasa kata benda berikut:
a: Pertamina

17
b: pemanfaatan panas bumi
c: energi baru terbarukan
Pada a terdapat satu konsep kata benda yaitu “pertamina”, sedangkan pada b
terdapat dua konsep kata benda yaitu “pemanfaatan” dan “panas bumi”. Kata
“pemanfaatan” merupakan sifat atau keterangan bagi “panas bumi”. Hubungan
yang tepat antara “pemanfaatan” dan “panas bumi” ialah PAR, atau dapat
dinyatakan “pemanfaatan PAR panas bumi”. Pada c terdapat satu konsep kata
benda yaitu “energi baru terbarukan”.
Kalimat ketiga dapat dinyatakan sebagai: “a mengembangkan b sebagai c”,
atau “adanya a mengakibatkan berkembangnya b dengan b merupakan bagian
dari c. Hubungan yang tepat antara a dan b ialah CAU, sehingga dapat dinyatakan
“a CAU b”. Hubungan yang tepat antara b dan c ialah SUB, sehingga dapat
dinyatakan “b SUB c”. Dengan demikian dapat diperoleh sentence graph seperti
pada Gambar 10.
Pertamina

CAU

pemanfaatan

PAR
panas bumi

V2

CAU

SUB

energi baru
terbarukan

V4

PAR
V12

SUB

V1

Gambar 10 Sentence graph untuk kalimat ke-3
Kalimat ke-4
Kalimat keempat berbunyi “Kebijakan energi juga harus berwawasan
lingkungan”. Pada kalimat tersebut terdapat kata benda atau frasa kata benda
berikut:
a: kebijakan energi
b: lingkungan
Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai: “a juga harus berwawasan b”,
atau “a harus dapat mengakibatkan adanya wawasan b”. Dengan cara yang sama
seperti kalimat sebelumnya, maka diperoleh a CAU b. Dengan demikian dapat
diperoleh sentence graph seperti pada Gambar 11.

18
kebijakan

PAR
CAU

energi

lingkungan

V10

PAR
V1

CAU

V3

Gambar 11 Sentence graph untuk kalimat ke-4
Kalimat ke-5
Kalimat kelima berbunyi “Indonesia merupakan negara yang memiliki
beragam sumber energi”. Pada kalimat tersebut terdapat kata benda atau frasa kata
benda berikut:
a: Indonesia
b: negara
c: beragam sumber energi
Dengan demikian, kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai: “a merupakan
b yang memiliki c”, atau “c dan a bagian dari b”. Dengan cara yang sama seperti
pengolahan kalimat sebelumnya, maka diperoleh sentence graph seperti pada
Gambar 12.

SUB

Indonesia

negara

SUB
beragam
sumber

PAR
energi
V2
SUB

PAR

V11

V1

Gambar 12 Sentence graph untuk kalimat ke-5
Berdasarkan proses pembuatan graf yang telah dilakukan, penulis dapat
memberikan kesimpulan bahwa proses pembuatan graf menggunakan metode
knowledge graph cukup mudah karena adanya batasan konsep yang jelas dan
relasinya yang terbatas atau pasti.

19
Pengolahan Teks Menggunakan Metode Conceptual Graph
Tahap ini selanjutnya dijadikan acuan dasar dalam analisis perbandingan
dengan metode KG. Langkah yang dilakukan pada pengolahan teks menggunakan
metode CG ialah menentukan analisis kalimat untuk menentukan komponen CG
dan pembuatan graf.
Analisis Kalimat untuk Menentukan Komponen Conceptual Graph
Komponen-komponen conceptual graph perlu ditentukan terlebih dahulu
agar memudahkan pembuatan graf. Beberapa tahapan dalam menganalisis kalimat
ialah menentukan konsep dan menentukan relasi dalam conceptual graph.
Penentuan konsep kata benda merupakan langkah awal dari pengolahan teks
menggunakan metode conceptual graph. Dalam karya ilmiah ini, konsep yang
digunakan pada conceptual graph tidak hanya kata benda, tetapi memungkinkan
semua kelas kata dapat dijadikan konsep. Menurut Keraf (1991) bahwa kelas kata
dibagi menjadi empat di antaranya kelas kata benda, kelas kata kerja, kelas kata
sifat, dan kelas kata tugas. Dalam karya ilmiah ini konsep yang digunakan ialah
kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
Tabel 3 Daftar konsep setiap kalimat
Daftar konsep
Kalimat
Kalimat ke-1
Kalimat ke-2

Kalimat ke-3

Kalimat ke-4

Kalimat ke-5

Kata Benda atau Frasa
Kata Benda
-Pemerintah
-energi baru terbarukan
-energi ini (energi baru
terbarukan)
-kebutuhan
-dasar
-air
-fasilitas
-kesehatan
-penerangan
-Pertamina
-pemanfaatan
-energi baru
terbarukan
-bumi
-kebijakan
-energi
-lingkungan
-Indonesia
-negara
-sumber
-energi

Kata Kerja

Kata Sifat

-mengembangkan
-menyediakan

-berkomitmen
-meningkatkan
-mengembangkan

-bersih

-panas

-berwawasan

-merupakan
-memiliki

-beragam

20
Setelah konsep kata benda diperoleh, selanjutnya ditentukan relasi
penghubung antarkonsep (conceptual relation). Relasi pada metode CG tidak ada
batasan. Dalam Sowa (1976), relasi yang digunakan ialah sebuah kata yang
mempunyai makna sehingga relasi tersebut dapat menggambarkan keterkaitan
antara dua konsep dengan tepat. Konsep yang didapatkan dapat dilihat pada Table
3.
Kalimat ke-1
Kalimat pertama berbunyi “Pemerintah saat ini tengah mengembangkan
energi baru terbarukan (renewable energy)”. Pada kalimat tersebut terdapat tiga
simpul konsep: “pemerintah”, “mengembangkan”, “energi baru terbarukan”.
Selanjutnya, relasi antarkonsep ditentukan berdasarkan aspek semantik yang ada
dalam kalimat.
Konsep “pemerintah” dan “mengembangkan” dihubungkan oleh relasi agnt
(agent) karena “pemerintah” berperan mengembangkan objek. Konsep
“mengembangkan” dan “energi baru terbarukan” dihubungkan oleh relasi thme
(theme) karena tema yang dikembangkan oleh subjek ialah “energi baru
terbarukan”.
Kalimat ke-2
Kalimat kedua berbunyi “Energi ini menyediakan kebutuhan dasar akan air
bersih, fasilitas kesehatan, sampai penerangan”. Pada “energi ini”, terdapat kata
“energi” yang diikuti kata penunjuk “ini”. Kata “ini” mengacu pada “baru
terbarukan” sehingga “energi ini” dapat diubah menjadi “energi baru terbarukan”.
Pada kalimat di atas terdapat tujuh simpul konsep, yaitu “energi baru
terbarukan”, “menyediakan”, “kebutuhan”, “dasar”, “air”, “kesehatan”, dan
“penerangan”. Selanjutnya, relasi antarkonsep ditentukan berdasarkan aspek
semantik yang ada dalam kalimat.
Konsep “energi baru terbarukan” dan “menyediakan” dihubungkan oleh
relasi agnt (agent) karena “energi baru terbarukan” berperan sebagai penyedia
objek. Konsep “menyediakan” dan “kebutuhan” dihubungkan oleh relasi thme
(theme) karena tema yang disediakan ialah “kebutuhan”. Konsep “kebutuhan” dan
“dasar” dihubungkan oleh relasi attr (attribute) karena “dasar” merupakan
keterangan dari “kebutuhan”. Konsep “kebutuhan” dan “air” dihubungkan oleh
relasi part karena “air” merupakan bagian dari “kebutuhan”. Demikian juga
dengan konsep “kesehatan” dan “penerangan” merupakan bagian dari “kebutuhan”
sehingga masing-masing dihubungkan oleh relasi part.
Kalimat ke-3
Kalimat ketiga berbunyi “PT Pertamina berkomitmen meningkatkan
pemanfaatan energi baru terbarukan dengan mengembangkan pemanfaatan panas
bumi”. Berdasarkan penjelasan pada analisis kalimat ketiga pada metode
knowledge graph sebelumnya, kalimat tersebut diubah menjadi “PT Pertamina
(Persero) mengembangkan pemanfaatan panas bumi sebagai energi baru
terbarukan”. Pengubahan kalimat ini tidak mengubah arti dari kalimat aslinya.
Pada kalimat tersebut terdapat lima simpul konsep, yaitu “Pertamina”,
“mengembangkan”, “pemanfaatan”, “panas bumi”, “energi baru terbarukan”.

21
Selanjutnya, relasi antarkonsep ditentukan berdasarkan aspek semantik yang ada
dalam kalimat.
Konsep “Pertamina” dan “mengembangkan” dihubungkan oleh relasi agnt
(agent) karena “Pertamina” berperan mengembangkan objek. Konsep
“mengembangkan” dan “panas bumi” dihubungkan oleh relasi thme (theme)
karena tema yang dikembangkan oleh subjek ialah “panas bumi”. Konsep
“pemanfaatan” dan “panas bumi” dihubungkan oleh relasi attr (attribute) karena
“pemanfaatan” merupakan keterangan dari “panas bumi”. Konsep “panas bumi”
dan “energi baru terbarukan” dihubungkan oleh relasi part karena “panas bumi”
merupakan bagian dari “energi baru terbarukan”.
Kalimat ke-4
Kalimat keempat berbunyi “Kebijakan energi juga harus berwawasan
lingkungan”. Pada kalimat tersebut terdapat empat simpul konsep, yaitu
“kebijakan”, “energi”, “berwawasan”, “lingkungan”. Selanjutnya, relasi
antarkonsep ditentukan berdasarkan aspek semantik yang ada dalam kalimat.
Konsep “kebijakan” dan “energi” dihubungkan oleh relasi attr (attribute)
karena “kebijakan” merupakan keterangan dari “energi”. Konsep “energi” dan
“berwawasan” dihubungkan oleh relasi agnt (agent) karena “energi” berperan
membuat objek mempunyai “wawasan”. Konsep “wawasan” dan “lingkungan”
dihubungkan oleh relasi thme (theme) karena tema yang dibuat mempunyai
“wawasan”oleh subjek ialah “lingkungan”.
Kalimat ke-5
Kalimat kelima berbunyi ”Indonesia merupakan negara yang memiliki
beragam sumber energi”. Pa