Lake Site Planning due to Conservation Base Water Tourism: Case Study of Situ Kemuning, Kabupaten Bogor
PENATAAN SITU DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
WISATA TIRTA BERBASIS KONSERVASI
STUDI KASUS SITU KEMUNING KABUPATEN BOGOR
SUPOMO
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penataan Situ dalam
rangka Pengembangan Wisata Tirta Berbasis Konservasi: Studi Kasus Situ
Kemuning, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor,
Juli 2013
Supomo
NIM 110021
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
RINGKASAN
SUPOMO. Penataan Situ dalam rangka Pengembangan Wisata Tirta Berbasis
Konservasi: Studi Kasus Situ Kemuning, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
BAMBANG SULISTYANTARA dan MOHAMMAD YANUAR JARWADI
PURWANTO.
Situ Kemuning di Kabupaten Bogor telah diketahui fungsinya sebagai
daerah tampungan air untuk pengendali banjir dan rekreasi atau wisata. Kondisi
situ Kemuning saat ini mengalami penurunan fungsi karena pendangkalan,
penyusutan yang disebabkan oleh aktivitas masyarakat dalam eksploitasi situ. Situ
Kemuning sebagai infrastruktur sumberdaya air memiliki faktor ancaman, dan
potensi diperlukan upaya mengelola situ agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar
sehingga keberadaanya dapat dilestarikan.
Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu mengidentifikasi kondisi fisik
lingkungan situ untuk mendukung konservasi sumberdaya air, dan menilai potensi
pengembangan wisata tirta situ melalui pemanfaatan ruang potensial. Metode
penelitian merupakan studi kasus dengan pendekatan penilaian kondisi fisik situ,
analisis pemanfaatan ruang potensial, daya dukung wisata dan perumusan strategi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik situ Kemuning saat ini
tergolong situ terganggu. Faktor gangguan teridentifikasi dari perubahan
morfologi situ terlihat adanya penyusutan luas perairan yang tinggi (>25%) dan
pendangkalan di sebagian badan air. Meskipun situ Kemuning termasuk situ
terganggu, tetapi masih memiliki potensi wisata alam yang didukung dengan
daerah operasi wisata. Analisis pemanfaatan ruang diperoleh luas 5.27 ha 34.35%
potensial untuk mendukung kegiatan wisata tirta. Kebutuhan ruang terbagi menjadi
dua, yaitu ruang terbuka hijau dan ruang servis wisata. Analisis daya dukung kawasan
diperoleh bahwa situ mempunyai daya dukung untuk kegiatan memancing
(202 orang/hari), relaxing dan jogging (1698 orang/hari) dan aktivitas atraksi air
(142 orang/hari). Implementasi pengembangan wisata situ diintegrasikan dengan
pengelolaan dampak untuk mendukung keberlanjutan. Terdapat strategi prioritas
untuk pengembangan pengelolaan situ Kemuning melalui pendekatan wisata tirta,
yaitu 1) Revitalisasi situ dan strukturisasi pengaturan pemanfaatan ruang potensial
sebagai pendekatan terpadu, 2) Sosialisasi kepada masyarakat melalui
pemberdayaan dan pelajar melalui pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
Selanjutnya, pemecahan masalah situ Kemuning dalam pengelolaan berkelanjutan
diperlukan revitalisasi situ dan strukturisasi pengaturan pemanfaatan ruang
potensial sebagai action plan dan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk
mendorong rasa memiliki.
Kata kunci: daya dukung, penataan, potensi wisata, revitalisasi, situ terganggu,
strategi
SUMMARY
SUPOMO. Lake Site Planning due to Conservation Base Water Tourism: Case
Study of Situ Kemuning, Kabupaten Bogor. Supervised by BAMBANG
SULISTYANTARA and MOHAMMAD YANUAR JARWADI PURWANTO.
Kemuning lake located in Kabupaten Bogor known has a function as a
reservoir of water that control flood and provide recreation. The condition of
Kemuning lake declines due to silting up and shrinkage caused by anthropogenic
activities. Kemuning lake as a water resource infrastructure is facing threats, and
potential efforts are required to manage it for its preservation and also for the
benefit the surrounding community.
The aims of this study was to identify the physical condition to support
conservation of the water resource in Kemuning lake and to analyze of water
tourism development in the lake through the potential space utilization. The case
study research method was done with the approach to assess the physical
condition of lake, carrying capacity of tourism, potential spatial analysis and
strategy formulation.
The results showed that the physical condition of Kemuning lake is
currently disturbed. It mainly caused by silting and shrinkage or encroachment.
The percentage of shrinkage of water is more than 25%. Eventhough the lake has
been disturbed but it still has a good potential to support tourism. Extensive
spatial analysis showed that 34.35% (5.27 ha) of area have a potential to support
tourism. Space was divided into two sections, namely; green open space and
tourist services space. Carrying capacity analysis found that the lake has a
carrying capacity to support fishing (202 person/day), relaxing and jogging
(1698 person/day) and water attraction activity (142 person/day). The
implementation of tourism development has to be integrated with impact
management in order to support sustainability. There are two main strategy for
developing management of Kemuning lake through water tourism approach, e.g.
1) revitalization and restructuring of the potential space utilization as integrated
approach, 2) Socialization of the community through empowerment and
environmental education in schools. Furthermore, the problem solving of
Kemuning lake for sustainable management requires lake revitalization and
restructuring of potential space utilization as action plan, and empowering local
communities to encourage sense of ownership.
Key words: carrying capacity, disturbed lake, lake planing, revitalization,
strategy ,tourism potency.
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan
tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
i
PENATAAN SITU DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
WISATA TIRTA BERBASIS KONSERVASI
STUDI KASUS SITU KEMUNING KABUPATEN BOGOR
SUPOMO
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ii
Penguji pada Ujian Tertutup: Dr Ir Aris Munandar, MS
iii
Judul Tesis : Penataan Situ dalam rangka Pengembangan Wisata Tirta Berbasis
Konservasi: Studi Kasus Situ Kemuning Kabupaten Bogor
Nama
: Supomo
NIM
: P052110021
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr
Ketua
Dr Ir M.Yanuar Jarwadi Purwanto, MSc
Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 27 Juli 2013
Tanggal Lulus:
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai bulan Juni 2013
dengan judul Penataan Situ dalam rangka Pengembangan Wisata Tirta Berbasis
Konservasi: Studi Kasus Situ Kemuning Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Bambang Sulistyantara
M.Agr dan Bapak Dr Ir Mohammad Yanuar Jarwadi Purwanto M.Sc yang telah
membimbing dan memberi pengarahan terhadap ilmu pengetahuan sehubungan
dengan penyusunan karya ilmiah ini sebagai dasar kajian tentang konsep penataan
dan pemanfaatan situ.
Karya ilmiah ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi ilmiah dalam
diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi secara khusus terkait dengan penataaan
situ-situ yang ada di kawasan Jabodetabek dan secara umum dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
Supomo
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
1
2
3
3
3
2
IDENTIFIKASI KONDISI FISIK LINGKUNGAN SITU KEMUNING
DALAM UPAYA KONSERVASI SUMBERAYA AIR UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN WISATA TIRTA
Pendahuluan
5
Bahan dan Metode
6
Hasil
7
Pembahasan
11
Simpulan
14
3
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN WISATA TIRTA SITU
KEMUNING MELALUI PEMANFAATAN RUANG POTENSIAL
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil
Pembahasan
Simpulan
15
17
19
29
36
STRATEGI ARAHAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SITU
KEMUNING BERBASIS WISATA TIRTA BERKELANJUTAN
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil
Pembahasan
Simpulan
37
38
39
42
45
5
PEMBAHASAN UMUM
46
6
SIMPULAN DAN SARAN
51
4
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN
58
RIWAYAT HIDUP
63
DAFTAR TABEL
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.1
5.1
Kriteria nilai kualitas kondisi fisik situ
Hasil identifikasi penilaian kondisi fisik lingkungan situ Kemuning
Gambaran hasil pengukuran debit saluran air situ
Kondisi data jumlah curah hujan tahun 2011 sampai bulan Maret 2013
Kasus banjir luapan air situ selama tujuh tahun terakhir
Matrik rekomendasi revitalisasi situ Kemuning
Karakteristik wilayah Kecamatan Bojonggede
Hasil penelitian kondisi daerah operasi dan objek daya tarik wisata alam
Hasil analisis indeks kesesuaian wisata yang dikembangkan saat ini
Komposisi kendaraan yang melalui jalan raya Bojonggede-Tajurhalang
Luas situ Kemuning dengan buffer 50 m berdasarkan komposisi ruang
Perhitungan daya dukung kawasan untuk pengembangan wisata tirta
Data interaksi dan persepsi masyarakat tentang fungsi dan manfaat situ
Sikap masyarakat terhadap pengembangan wisata tirta situ Kemuning
Matrik pengelolaan dampak timbul dari kegiatan wisata tirta
Matrik analisis SWOT sebagai alat fomulasi strategi pengembangan
Matrik penataan situ berbasis wisata tirta melalui pemanfaatan ruang
potensial dengan upaya revitalisasi situ
7
8
10
11
12
14
20
21
21
22
25
26
27
28
33
40
50
DAFTAR GAMBAR
1.1
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.1
Skema kerangka pemikiran penelitian
Peta lokasi penelitian di situ Kemuning Kabupaten Bogor
Daerah tangkapan air situ Kemuning
Kondisi sebagian fisik situ yang telah mengalami pendangkalan
Peta distribusi situ buffer 20 km situ Kemuning sebagai titik sentral
Profil penampang saluran outlet utama .
Grafik lengkung debit aliran outlet situ Kemuning
Peta situasi Kemuning dalam arahan rencana tata ruang wilayah
Peta distribusi situ buffer 20 km situ Kemuning sebagai titik sentral
Situasi dan kondisi pemanfaatan situ saat ini
Kondisi bagian objek alam situ Kemining saat ini
Konsep pengembangan situ berbasis wisata alam (wisata tirta) melalui
pemanfaatan ruang potensial
Rancangan arahan zonasi situ Kemuning melalui pemanfaatan ruang
potensial
Skema pengembangan wisata tirta situ Kemuning melalui pemanfaatan
ruang potensial
Grafik pola kunjungan wisata di situ Kemuning
Skema konsep penataan situ melalui pemanfaatan ruang potensial
Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengembangan
pengelolaan situ berbasis wisata tirta
4
6
7
9
9
10
10
19
22
23
23
24
25
26
28
30
41
4.2
Arena aksi pengelolaan dan pemanfaatan situ sebagai infrastruktur
sumberdaya air
44
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Analisis regresi antara peubah kondisi fisik lingkungan situ dengan
peubah kepadatan penduduk
Analisis daerah operasi objek dan daya tarik wisata alam
Perhitungan indeks kesesuaian wisata yang ada di situ Kemuning saat ini
Perhitungan bobot tiap variabel dan rating berdasarkan rating
Matriks IFE
Perhitungan bobot tiap variabel dan rating berdasarkan rating
matriks EFE
58
59
60
61
61
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Situ merupakan ekosistem perairan tergenang memiliki fungsi dan manfaat
potensial baik secara lingkungan maupun sosial ekonomi. Salah satu fungsi situ
yang penting adalah sebagai tempat penampungan atau parkir air (retarding
basins) berguna untuk konservasi sumberdaya air dan pengendali banjir. Secara
umum keberadaan situ terdistribusi di kawasan Jabodetabek. Dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Jabodetabekpunjur, situ didefinisikan sebagai suatu wadah tampungan air di atas
permukaan tanah, yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal
dari tanah atau air permukaan sebagai suatu siklus hidrologis, yang merupakan
salah satu bentuk kawasan lindung.
Keberadaan situ-situ di kawasan Jabodetabek yang diharapkan sebagai
sarana pengisian air tanah dan pengendali banjir, kondisinya cenderung
mengalami penurunan fungsi sampai pada tingkat kerusakan, bahkan ada yang
tidak teridentifikasi. Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai CiliwungCisadane (2007) di wilayah Jabodetabek terdapat sekitar 202 situ; dari jumlah
tersebut hanya 19 situ dalam kondisi baik. Sebaran situ-situ meliputi Kabupaten
Bogor terdapat 95 situ, Kota Bogor terdapat 6 situ, Kota Depok terdapat 21 situ,
Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan terdapat 38 situ, Kota Tangerang
terdapat 8 situ, Kota Bekasi terdapat 18 situ, dan DKI Jakarta terdapat 16 situ.
Dari 95 situ yang ada di Kabupaten Bogor, berdasarkan data inventarisasi sampai
tahun 2007 menunjukkan 61.05% situ dalam kondisi rusak, 8.24% dalam kondisi
baik, 2.11% dalam kondisi sedang dan 28.42% situ telah direhabilitasi. Kondisi
ini mengindikasikan adanya gangguan atau ancaman terhadap kelestarian situ.
Menurut Waryono (2005) ancaman terhadap keberadaan dan kelestarian
kawasan tandon air di wilayah Jabodetabek secara umum dapat dikelompokan
menjadi tiga bagian yaitu: 1) Konversi atau alih fungsi status, akibat laju
pertumbuhan penduduk yang cenderung memacu kebutuhan ruang dan lahan
untuk kepentingan pemukiman, 2) Pendangkalan, akibat akumulasi endapan
lumpur ditambah dengan limbah domestik (sampah organik) yang bersumber dari
rumah tangga, dan 3) Pencemaran limbah, baik yang bersumber dari home
industri maupun limbah rumah tangga yang terbawa oleh limpasan aliran air.
Sebagai akibat yang ditimbulkan berpengaruh terhadap kehidupan liar biota
perairan, proses eutrofikasi hingga semakin melimpahnya gulma air Eichornia
crassipes yang cenderung mempercepat pendangkalan.
Situ Kemuning saat ini telah dimanfaatkan untuk kegiatan wisata tirta yang
dikelola secara tunggal, dan mengandalkan kondisi lingkungan situ yang
cenderung mengalami penurunan fungsi. Penyempitan luasan genangan air situ
yang disebabkan oleh aktivitas penguasaan lahan (penyerobotan) diduga menjadi
faktor peningkatan potensi banjir luapan air situ. Berdasarkan prasurvei penelitian
juga terlihat di sebagian perairan telah mengalami pendangkalan dan terdapat sisa
sampah yang dibawa oleh aliran yang masuk ke perairan situ. Padahal kegiatan
wisata merupakan kegiatan pemanfaatan situ yang paling menonjol selama lima
tahun terakhir. Pemanfaatan wisata tirta di situ Kemuning telah memberikan
karakteristik bentuk pengembangan pengelolaan manfaat situ dilokasi tersebut.
2
Jika dilihat dari rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bogor, lokasi situ
Kemuning salah satu penataannya sebagai pemanfaatan kawasan zona wisata alam
kategori danau (situ), namun kondisinya belum terkelola dengan baik. Situasi
antara faktor yang berperan mempengaruhi perubahan lingkungan situ dengan
nilai fungsi dan manfaat situ menjadi suatu kondisi yang menuntut suatu
pendekatan penataan dan pengelolaan situ terpadu. Pendekatan konsep
pengelolaan situ perlu didasarkan dengan upaya konservasi tanah dan air melalui
kegiatan-kegiatan preservasi tanpa mengesampingkan manfaat potensi wisata tirta
yang telah berkembang saat ini.
Pemaduserasian antara pemanfaatan situ secara optimal dengan upayaupaya (olahdaya) pelestarian terhadap daya dukung lingkunganya, merupakan
alternatif yang dinilai paling ideal (Waryono, 2005). Salah satu upaya pendekatan
alternatif dapat dilakukan melalui pendekatan wisata tirta. Oleh karena itu,
menurut Priadie (2010) diperlukan upaya untuk dapat menumbuhkan rasa
memiliki, sehingga kondisi situ tetap terjaga dan lestari dengan harapan fungsi
situ sebagai tempat rekreasi dan daerah resapan air dapat dipertahankan.
Situ sebagai suatu ekosistim tata air seharusnya situ memberikan manfaat
yang banyak bagi masyarakat, seperti penyedia air, pengendali banjir sampai jasa
rekreasi (Faisal dan Nasuha, 2011). Namun, karena berbagai faktor kondisi dan
fungsinya cenderung mengalami penurunan, sehingga perlu dilakukan penilaian
kualitas kondisi situ yang untuk mengetahui kondisi situ (berupa situ baik, situ
terganggu atau situ rusak). Pengetahuan tentag kualitas kondisi situ terkait dengan
rekomendasi sebagai rencana tindak pengelolaan dan pendayagunaan situ.
Perumusan Masalah
Konsekuensi dari perkembangan jumlah penduduk yang menuntut
penyediaan ruang untuk pemukiman dan perubahan landuse berdampak pada
perubahan fungsi kawasan. Situ Kemuning yang berada di Kabupaten Bogor
sebagai salah satu infrastruktur sumberdaya air terindikasi adanya pendangkalan,
ancaman prilaku ekploitasi negatif masyarakat yang tidak terkontrol. Upaya
penyerobotan area genangan air situ telah menyebabkan penyusutan luasan situ
Kemuning. Berdasarkan data inventaris BBWSCC (2007) penyusutan tercatat
39.46%. Situasi dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung tersebut
menurunkan fungsi dan manfaat situ Kemuning yang telah diketahui sebagai
fungasi daerah tandon air yang berperan untuk pengendali banjir dan pemanfaatan
untuk wisata tirta.
Upaya menciptakan ruang hijau sebagai penyangga daerah tampungan air,
diintegrasikan dengan pengembangan wisata tirta situ Kemuning, tampaknya
menjadi langkah terapan yang strategis dalam upaya mengembalikan fungsi dasar
situ sebagai retarding basins. Pendekatan wisata tirta dipilih karena merupakan
satu bentuk pemanfaatan situ yang memadukan pengelolaan perairan dan daratan
situ bila dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lain. Penataan dan
pengeloaan situ Kemuning menjadi fokus kajian ini, dengan cara mengidentifikasi
masalah dan karakteristik kondisi biofisik lingkungan. Hal ini merupakan langkah
awal dalam penyusunan rencana melalui zonasi pemanfaatan ruang potensial yang
memiliki fungsi perlindungan dominan dengan aspek pemanfaatannya. Karena
masih terbatasnya penelitian tentang penataan dan pengelolaan situ terkait dengan
pemanfaatan ruang potensial, maka penelitian ini mengkaji hal tersebut dengan
menintegrasikan melalui pendekatan wisata tirta.
3
Tujuan Penelitian
Penelitian ditujukan untuk melakukan upaya penataan situ Kemuning yang
merupakan infrastruktur sumberdaya air dalam rangka konservasi, pemanfaatan
potensi yang terkandung didalamnya dan bagaimana arahan strategi
pengembangan pengelolaannya. Selanjutnya, untuk mencapai hal tersebut
diperlukan tahapan yang dituangkan ke dalam tujuan khusus penelitian, yaitu:
1. Mengindentifikasi kondisi fisik lingkungan situ Kemuning dalam upaya
konservasi sumberdaya air untuk mendukung pengembangan wisata tirta.
2. Menganalisis potensi pengembangan wisata tirta situ Kemuning berkelanjutan
melalui pemanfaatan ruang potensial.
3. Memformulasi strategi arahan pengembangan pengelolaan situ melalui
pendekatan berbasis wisata tirta.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi stakeholder dan masyarakat
di sekitar situ. Ada pun manfaat penelitian ini adalah:
1. Menjadi informasi ilmiah sebagai konsep dan action plan penataan dan
pengelolaan situ di wilayah Jabodetabek melalui pendekatan wisata tirta yang
mengacu dengan konsep ecotourism sebagai upaya konservasi sumberdaya air
sehingga ekosistem situ dapat dilestarikan.
2. Sebagai upaya menyediakan dan memanfaatkan ruang terbuka hijau yang dapat
dijadikan sarana rekreasi untuk mendorong pemberdayaan masyarakat lokal.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1) Ruang lingkup substansial,
bahasan pokok terkait upaya konservasi sumberdaya air situ dengan
pemanfaatannya untuk wisata tirta, 2) Ruang lingkup spasial, sebagai batasan
lingkup wilayah studi penelitian yang mencakup perairan dan garis senpadan situ
dengan melihat pemanfaatan kawasan dalam rencana tata ruang wilayah.
Ruang lingkup secara substansial terkait dengan pencapaian tujuan akan
dilakukan bahasan tentang pengertian situ, fungsi dan manfaat situ yang potensial,
infrastruktur sumber daya air, nilai objek dan daya tarik wisata tirta, pemanfaatan
ruang potensial. Untuk keperluan pencapaian tujuan didasarkan pada penilaian
kondisi fisik lingkungan situ dengan lima indikator kunci dan penilaian potensi
pengembangan situ Kemuning yang diperoleh dari nilai analisis daerah operasi
objek, carrying capacity, dan data sosial terkait dengan persepsi masyarakat
sekitar situ yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan arahan strategi
pengembangan pengelolaan situ secara berkelanjutan.
Ruang lingkup secara spasial, mencakup penataan dan pengelolaan garis
sempadan situ yang ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter dari
titik pasang tertinggi ke arah darat. Penataan dan pengelolaan garis sempadan situ
untuk mendapatkan konsep dan arahan zonasi pemanfaatan ruang potensial yang
akan direkomendasikan.
4
Penataan situ berbasis wisata tirta melaui pemanfaatan ruang potensial
dijadikan pendekatan untuk mempertahankan dan melestarikan situ.
Mengidentifikasi masalah situ dan menganalisis potensi selanjutnya merumuskan
rekomendasi strategi dituangkan ke dalam skema kerangka pemikiran penelitian
(Gambar 1.1).
Peningkatan
jumlah
pemukiman
Perubahan
penggunaan
lahan
Regulasi/
Kebijakan
Stakeholders
Perubahan
Fungsi
Kawasan
Okupasi
lahan
sekitar situ
Aktivitas
warga
tidak
terkontrol
Aktivitas
masyarakat
Penyusutan
luasan situ
Situ: Common Pool Resources
Penataan dan pengelolaan SDA dan lingkungan situ
melalui pendekatan wisata berbasis Air
Identifikasi aspek
wisata tirta
Identifikasi data situ
kondisi bio-fisik lingkungan
Analisa Kondisi Situ:
- Aspek hidrologis
- Kondisi morfologi situ
- Sumber air situ
- Gambaran DTA situ
- Fungsi situ dan kondisi
lingkungan sekitar situ
- Data curah hujan
Analisa Potensi:
- Daya Dukung
- Strategy Position
- Analisa SWOT
- Analisa Ruang
Analisa Aspek:
- Kependudukan
- Persepsi masyarakat
- Data pengunjung
- Partisipasi masyarakat
dalam pelestarian situ.
- Deskripsi daerah operasi
- Sarana dan prasarana
- objek dan atraksi wisata
Potensi Nilai
sosial ekonomi dan lingkungan
Arahan strategi pengembangan
dan penataan kawasan situ
berbasis wisata tirta
berkelanjutan
Rekomendasi Program
Gambar 1.1 Skema kerangka pemikiran penelitian
Gangguan
kualitas
perairan
situ
5
2 IDENTIFIKASI KONDISI FISIK LINGKUNGAN SITU
DALAM UPAYA KONSERVASI SUMBERDAYA AIR UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN WISATA TIRTA
Pendahuluan
Situ memiliki peranan penting dalam menciptakan keseimbangan ekologi
dan tata air yang penting bagi kesejahteraan manusia. Dilihat dari sudut pandang
sistem tata air, keberadaan situ memberikan kontribusi yang besar bagi
keseimbangan air tanah, sumber air tanah, sebagai tempat pengendalian banjir dan
bisa dimanfaatkan untuk keperluan pertanian (Maryono, 2006). Upaya konservasi
sumberdaya air harus dilakukan, kegiatan ini sebagaimana telah diatur dalam
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air yang tertuang
pasal pasal 1 bahwa konservasi sumberdaya merupakan upaya memelihara
keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumberdaya air agar
senatiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadahi untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Situ Kemuning sebagai infrastruktur sumberdaya air sangat rentan
terhadap ancaman dari prilaku masyarakat dan perubahan lingkungan alam seperti
peningkatan curah hujan yang berdampak pada perubahan fisik dan kualitas
perairan situ. Laju perubahan fisik lingkungan di situ Kemuning yang terdapat di
Kabupaten Bogor ini dapat dikatakan sangat tinggi, berdasarkan data dari
BBWSCC (2007) penurunan luas situ Kemuning tercatat sekitar 39.46%. Namun,
perubahan kondisi tersebut belum mendapat rencana tindak penanganan. Di sisi
lain situ mempunyai manfaat sebagai sarana irigasi dan potensi wisata tirta.
Perubahan lingkungan spesifik hingga difungsikannya wilayah Bogor sebagai
kawasan resapan air, menuntut keberadaan situ-situ diwilayah ini harus
dilestarikan dan dimanfaatkan secara optimal melalui konservasi dan kegiatan
perlindungan setempat. Hal ini terkait dengan potensi sumberdaya situ dan
peranan fungsi sebagai daerah tampungan atau parkir air dan pengendali banjir.
Perubahan kondisi situ dan ancaman yang terjadi di situ Kemuning hanya
merupakan salah satu kasus dari situ-situ yang terdapat di Kabupaten Bogor. Situ
Kemuning yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan wisata sebagai salah bentuk
interaksi masyarakat dengan lingkungan situ. Namun, pemanfaatan kegiatan
wisata masih dihadapkan pada kondisi lingkungan yang cenderung mengalami
penurunan fungsi. Penilaian kondisi fisik lingkungan situ diperlukan sebagai dasar
untuk penataan dan pengelolaan situ selaras dengan upaya konservasi air.
Menurut Waryono (2001) bahwa kondisi fisik wilayah situ berdasarkan
proses terbentuknya merupakan dasar pendekatan sebagai bahan pertimbangan
dalam manajemen penanganan. Hal ini mengingat bahwa potensi daya dukung
lingkungan situ seperti jenis tanah, besaran curah hujan, dan kondisi penutupan
vegetasinya berpengaruh terhadap sifat fisik-kimia tanah yang berkaitan erat
dengan ancaman yang potensial terhadap kelestarian dan keberadaan situ-situ.
6
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan praktis dalam rangka upaya
konservasi sumberdaya air sehingga keberadaan situ dapat dilestarikan. Penilaian
kondisi lingkungan situ merupakan bagian dari proses inventarisasi data sebagai
dasar dalam action plan pengelolaan situ. Tujuan penelitian ini adalah
mengindentifikasi kondisi fisik lingkungan situ Kemuning dalam upaya
konservasi sumberdaya air untuk mendukung pengembangan wisata tirta.
Bahan dan Metode
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di situ Kemuning di Desa Cimanggis, Kecamatan
Bojonggede, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan
Februari sampai Juni 2013. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Peta lokasi penelitian di situ Kemuning Kabupaten Bogor
Teknik Pengumpulan data
Penelitian merupakan studi kasus, jenis data adalah data primer dan data
sekunder yang dikumpulkan dengan teknik observasi, ground check, wawancara
dan dokumentasi dari instansi terkait. Bahan dan alat yang digunakan adalah GPS,
kamera, meteran, Microsoft office Excell 2007 dan ArcGIS 9. Data yang
dikumpulkan terdiri dari kondisi hidrolgis berupa debit aliran, curah hujan,
sumber air situ dan indikasi, morfologi situ, fungsi dan kondisi lingkungan sekitar
situ, gambaran daerah tangkapan air/DTA situ.
7
Analisis Data
Penilaian kondisi fisik lingkungan situ dianalisis dengan kuantifikasi
melalui bobot dan skor dengan modifikasi penambahan indikator penyesuaian
(* Tabel 2.2) yang bersumber dari referensi DPSDA dan LPPM ITB (2004) yang
tetap mengacu pada kriteria penilaian berdasarkan Rancangan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup, 2009 dalam Priadie (2011). Pengukuran luas situ
diperoleh dari sumber citra ikonos dengan proyeksi UTM WGS 1984. Sedangkan
kategori kualitas fisik situ yang digunakan mempunyai selang nilai antara 100-300
yang terbagi dalam tiga kategori yaitu rusak, terganggu dan baik (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Kriteria nilai kualitas kondisi fisik situ
Nilai
100- 166
167-233
234-300
Kategori kualitas fisik situ
Rekomendasi
Rusak
Terganggu
Baik
Rehabilitasi
Revitalisasi
Pelestarian
Hasil
Situ Kemuning merupakan infrastruktur sumberdaya air berada di daerah
aliran sungai ciliwung-cisadane, dengan daerah tangkapan air situ adalah kali
Kemuning yang bersumber dari sub daerah aliran sungai Pesanggrahan (Gambar
2.2). Karakteristik topografi memiliki kemiringan selang antaran 8-15%
(kategori datar sampai landai).
Gambar 2.2 Daerah tangkapan air situ Kemuning
Hasil penelitian terhadap identifikasi kondisi fisik lingkungan situ
Kemuning dijadikan inventaris data untuk action plan dalam rangka konservasi
sumberdaya air, (Tabel 2.2).
8
Tabel 2.2 Hasil identifikasi penilaian kondisi fisik lingkungan situ Kemuning.
Indikator
Kondisi
parameter
Tinggi (>25%)
Sedang (5-25%)
Rendah (25%)
Sedang (5-25%)
Rendah (100 m
1
2
3
20
Persentase
tutupan
20
>50%
25-50%
WISATA TIRTA BERBASIS KONSERVASI
STUDI KASUS SITU KEMUNING KABUPATEN BOGOR
SUPOMO
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penataan Situ dalam
rangka Pengembangan Wisata Tirta Berbasis Konservasi: Studi Kasus Situ
Kemuning, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor,
Juli 2013
Supomo
NIM 110021
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
RINGKASAN
SUPOMO. Penataan Situ dalam rangka Pengembangan Wisata Tirta Berbasis
Konservasi: Studi Kasus Situ Kemuning, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
BAMBANG SULISTYANTARA dan MOHAMMAD YANUAR JARWADI
PURWANTO.
Situ Kemuning di Kabupaten Bogor telah diketahui fungsinya sebagai
daerah tampungan air untuk pengendali banjir dan rekreasi atau wisata. Kondisi
situ Kemuning saat ini mengalami penurunan fungsi karena pendangkalan,
penyusutan yang disebabkan oleh aktivitas masyarakat dalam eksploitasi situ. Situ
Kemuning sebagai infrastruktur sumberdaya air memiliki faktor ancaman, dan
potensi diperlukan upaya mengelola situ agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar
sehingga keberadaanya dapat dilestarikan.
Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu mengidentifikasi kondisi fisik
lingkungan situ untuk mendukung konservasi sumberdaya air, dan menilai potensi
pengembangan wisata tirta situ melalui pemanfaatan ruang potensial. Metode
penelitian merupakan studi kasus dengan pendekatan penilaian kondisi fisik situ,
analisis pemanfaatan ruang potensial, daya dukung wisata dan perumusan strategi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik situ Kemuning saat ini
tergolong situ terganggu. Faktor gangguan teridentifikasi dari perubahan
morfologi situ terlihat adanya penyusutan luas perairan yang tinggi (>25%) dan
pendangkalan di sebagian badan air. Meskipun situ Kemuning termasuk situ
terganggu, tetapi masih memiliki potensi wisata alam yang didukung dengan
daerah operasi wisata. Analisis pemanfaatan ruang diperoleh luas 5.27 ha 34.35%
potensial untuk mendukung kegiatan wisata tirta. Kebutuhan ruang terbagi menjadi
dua, yaitu ruang terbuka hijau dan ruang servis wisata. Analisis daya dukung kawasan
diperoleh bahwa situ mempunyai daya dukung untuk kegiatan memancing
(202 orang/hari), relaxing dan jogging (1698 orang/hari) dan aktivitas atraksi air
(142 orang/hari). Implementasi pengembangan wisata situ diintegrasikan dengan
pengelolaan dampak untuk mendukung keberlanjutan. Terdapat strategi prioritas
untuk pengembangan pengelolaan situ Kemuning melalui pendekatan wisata tirta,
yaitu 1) Revitalisasi situ dan strukturisasi pengaturan pemanfaatan ruang potensial
sebagai pendekatan terpadu, 2) Sosialisasi kepada masyarakat melalui
pemberdayaan dan pelajar melalui pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
Selanjutnya, pemecahan masalah situ Kemuning dalam pengelolaan berkelanjutan
diperlukan revitalisasi situ dan strukturisasi pengaturan pemanfaatan ruang
potensial sebagai action plan dan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk
mendorong rasa memiliki.
Kata kunci: daya dukung, penataan, potensi wisata, revitalisasi, situ terganggu,
strategi
SUMMARY
SUPOMO. Lake Site Planning due to Conservation Base Water Tourism: Case
Study of Situ Kemuning, Kabupaten Bogor. Supervised by BAMBANG
SULISTYANTARA and MOHAMMAD YANUAR JARWADI PURWANTO.
Kemuning lake located in Kabupaten Bogor known has a function as a
reservoir of water that control flood and provide recreation. The condition of
Kemuning lake declines due to silting up and shrinkage caused by anthropogenic
activities. Kemuning lake as a water resource infrastructure is facing threats, and
potential efforts are required to manage it for its preservation and also for the
benefit the surrounding community.
The aims of this study was to identify the physical condition to support
conservation of the water resource in Kemuning lake and to analyze of water
tourism development in the lake through the potential space utilization. The case
study research method was done with the approach to assess the physical
condition of lake, carrying capacity of tourism, potential spatial analysis and
strategy formulation.
The results showed that the physical condition of Kemuning lake is
currently disturbed. It mainly caused by silting and shrinkage or encroachment.
The percentage of shrinkage of water is more than 25%. Eventhough the lake has
been disturbed but it still has a good potential to support tourism. Extensive
spatial analysis showed that 34.35% (5.27 ha) of area have a potential to support
tourism. Space was divided into two sections, namely; green open space and
tourist services space. Carrying capacity analysis found that the lake has a
carrying capacity to support fishing (202 person/day), relaxing and jogging
(1698 person/day) and water attraction activity (142 person/day). The
implementation of tourism development has to be integrated with impact
management in order to support sustainability. There are two main strategy for
developing management of Kemuning lake through water tourism approach, e.g.
1) revitalization and restructuring of the potential space utilization as integrated
approach, 2) Socialization of the community through empowerment and
environmental education in schools. Furthermore, the problem solving of
Kemuning lake for sustainable management requires lake revitalization and
restructuring of potential space utilization as action plan, and empowering local
communities to encourage sense of ownership.
Key words: carrying capacity, disturbed lake, lake planing, revitalization,
strategy ,tourism potency.
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan
tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
i
PENATAAN SITU DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
WISATA TIRTA BERBASIS KONSERVASI
STUDI KASUS SITU KEMUNING KABUPATEN BOGOR
SUPOMO
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ii
Penguji pada Ujian Tertutup: Dr Ir Aris Munandar, MS
iii
Judul Tesis : Penataan Situ dalam rangka Pengembangan Wisata Tirta Berbasis
Konservasi: Studi Kasus Situ Kemuning Kabupaten Bogor
Nama
: Supomo
NIM
: P052110021
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr
Ketua
Dr Ir M.Yanuar Jarwadi Purwanto, MSc
Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 27 Juli 2013
Tanggal Lulus:
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai bulan Juni 2013
dengan judul Penataan Situ dalam rangka Pengembangan Wisata Tirta Berbasis
Konservasi: Studi Kasus Situ Kemuning Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Bambang Sulistyantara
M.Agr dan Bapak Dr Ir Mohammad Yanuar Jarwadi Purwanto M.Sc yang telah
membimbing dan memberi pengarahan terhadap ilmu pengetahuan sehubungan
dengan penyusunan karya ilmiah ini sebagai dasar kajian tentang konsep penataan
dan pemanfaatan situ.
Karya ilmiah ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi ilmiah dalam
diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi secara khusus terkait dengan penataaan
situ-situ yang ada di kawasan Jabodetabek dan secara umum dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
Supomo
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
1
2
3
3
3
2
IDENTIFIKASI KONDISI FISIK LINGKUNGAN SITU KEMUNING
DALAM UPAYA KONSERVASI SUMBERAYA AIR UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN WISATA TIRTA
Pendahuluan
5
Bahan dan Metode
6
Hasil
7
Pembahasan
11
Simpulan
14
3
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN WISATA TIRTA SITU
KEMUNING MELALUI PEMANFAATAN RUANG POTENSIAL
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil
Pembahasan
Simpulan
15
17
19
29
36
STRATEGI ARAHAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SITU
KEMUNING BERBASIS WISATA TIRTA BERKELANJUTAN
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil
Pembahasan
Simpulan
37
38
39
42
45
5
PEMBAHASAN UMUM
46
6
SIMPULAN DAN SARAN
51
4
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN
58
RIWAYAT HIDUP
63
DAFTAR TABEL
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.1
5.1
Kriteria nilai kualitas kondisi fisik situ
Hasil identifikasi penilaian kondisi fisik lingkungan situ Kemuning
Gambaran hasil pengukuran debit saluran air situ
Kondisi data jumlah curah hujan tahun 2011 sampai bulan Maret 2013
Kasus banjir luapan air situ selama tujuh tahun terakhir
Matrik rekomendasi revitalisasi situ Kemuning
Karakteristik wilayah Kecamatan Bojonggede
Hasil penelitian kondisi daerah operasi dan objek daya tarik wisata alam
Hasil analisis indeks kesesuaian wisata yang dikembangkan saat ini
Komposisi kendaraan yang melalui jalan raya Bojonggede-Tajurhalang
Luas situ Kemuning dengan buffer 50 m berdasarkan komposisi ruang
Perhitungan daya dukung kawasan untuk pengembangan wisata tirta
Data interaksi dan persepsi masyarakat tentang fungsi dan manfaat situ
Sikap masyarakat terhadap pengembangan wisata tirta situ Kemuning
Matrik pengelolaan dampak timbul dari kegiatan wisata tirta
Matrik analisis SWOT sebagai alat fomulasi strategi pengembangan
Matrik penataan situ berbasis wisata tirta melalui pemanfaatan ruang
potensial dengan upaya revitalisasi situ
7
8
10
11
12
14
20
21
21
22
25
26
27
28
33
40
50
DAFTAR GAMBAR
1.1
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.1
Skema kerangka pemikiran penelitian
Peta lokasi penelitian di situ Kemuning Kabupaten Bogor
Daerah tangkapan air situ Kemuning
Kondisi sebagian fisik situ yang telah mengalami pendangkalan
Peta distribusi situ buffer 20 km situ Kemuning sebagai titik sentral
Profil penampang saluran outlet utama .
Grafik lengkung debit aliran outlet situ Kemuning
Peta situasi Kemuning dalam arahan rencana tata ruang wilayah
Peta distribusi situ buffer 20 km situ Kemuning sebagai titik sentral
Situasi dan kondisi pemanfaatan situ saat ini
Kondisi bagian objek alam situ Kemining saat ini
Konsep pengembangan situ berbasis wisata alam (wisata tirta) melalui
pemanfaatan ruang potensial
Rancangan arahan zonasi situ Kemuning melalui pemanfaatan ruang
potensial
Skema pengembangan wisata tirta situ Kemuning melalui pemanfaatan
ruang potensial
Grafik pola kunjungan wisata di situ Kemuning
Skema konsep penataan situ melalui pemanfaatan ruang potensial
Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengembangan
pengelolaan situ berbasis wisata tirta
4
6
7
9
9
10
10
19
22
23
23
24
25
26
28
30
41
4.2
Arena aksi pengelolaan dan pemanfaatan situ sebagai infrastruktur
sumberdaya air
44
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Analisis regresi antara peubah kondisi fisik lingkungan situ dengan
peubah kepadatan penduduk
Analisis daerah operasi objek dan daya tarik wisata alam
Perhitungan indeks kesesuaian wisata yang ada di situ Kemuning saat ini
Perhitungan bobot tiap variabel dan rating berdasarkan rating
Matriks IFE
Perhitungan bobot tiap variabel dan rating berdasarkan rating
matriks EFE
58
59
60
61
61
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Situ merupakan ekosistem perairan tergenang memiliki fungsi dan manfaat
potensial baik secara lingkungan maupun sosial ekonomi. Salah satu fungsi situ
yang penting adalah sebagai tempat penampungan atau parkir air (retarding
basins) berguna untuk konservasi sumberdaya air dan pengendali banjir. Secara
umum keberadaan situ terdistribusi di kawasan Jabodetabek. Dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Jabodetabekpunjur, situ didefinisikan sebagai suatu wadah tampungan air di atas
permukaan tanah, yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal
dari tanah atau air permukaan sebagai suatu siklus hidrologis, yang merupakan
salah satu bentuk kawasan lindung.
Keberadaan situ-situ di kawasan Jabodetabek yang diharapkan sebagai
sarana pengisian air tanah dan pengendali banjir, kondisinya cenderung
mengalami penurunan fungsi sampai pada tingkat kerusakan, bahkan ada yang
tidak teridentifikasi. Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai CiliwungCisadane (2007) di wilayah Jabodetabek terdapat sekitar 202 situ; dari jumlah
tersebut hanya 19 situ dalam kondisi baik. Sebaran situ-situ meliputi Kabupaten
Bogor terdapat 95 situ, Kota Bogor terdapat 6 situ, Kota Depok terdapat 21 situ,
Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan terdapat 38 situ, Kota Tangerang
terdapat 8 situ, Kota Bekasi terdapat 18 situ, dan DKI Jakarta terdapat 16 situ.
Dari 95 situ yang ada di Kabupaten Bogor, berdasarkan data inventarisasi sampai
tahun 2007 menunjukkan 61.05% situ dalam kondisi rusak, 8.24% dalam kondisi
baik, 2.11% dalam kondisi sedang dan 28.42% situ telah direhabilitasi. Kondisi
ini mengindikasikan adanya gangguan atau ancaman terhadap kelestarian situ.
Menurut Waryono (2005) ancaman terhadap keberadaan dan kelestarian
kawasan tandon air di wilayah Jabodetabek secara umum dapat dikelompokan
menjadi tiga bagian yaitu: 1) Konversi atau alih fungsi status, akibat laju
pertumbuhan penduduk yang cenderung memacu kebutuhan ruang dan lahan
untuk kepentingan pemukiman, 2) Pendangkalan, akibat akumulasi endapan
lumpur ditambah dengan limbah domestik (sampah organik) yang bersumber dari
rumah tangga, dan 3) Pencemaran limbah, baik yang bersumber dari home
industri maupun limbah rumah tangga yang terbawa oleh limpasan aliran air.
Sebagai akibat yang ditimbulkan berpengaruh terhadap kehidupan liar biota
perairan, proses eutrofikasi hingga semakin melimpahnya gulma air Eichornia
crassipes yang cenderung mempercepat pendangkalan.
Situ Kemuning saat ini telah dimanfaatkan untuk kegiatan wisata tirta yang
dikelola secara tunggal, dan mengandalkan kondisi lingkungan situ yang
cenderung mengalami penurunan fungsi. Penyempitan luasan genangan air situ
yang disebabkan oleh aktivitas penguasaan lahan (penyerobotan) diduga menjadi
faktor peningkatan potensi banjir luapan air situ. Berdasarkan prasurvei penelitian
juga terlihat di sebagian perairan telah mengalami pendangkalan dan terdapat sisa
sampah yang dibawa oleh aliran yang masuk ke perairan situ. Padahal kegiatan
wisata merupakan kegiatan pemanfaatan situ yang paling menonjol selama lima
tahun terakhir. Pemanfaatan wisata tirta di situ Kemuning telah memberikan
karakteristik bentuk pengembangan pengelolaan manfaat situ dilokasi tersebut.
2
Jika dilihat dari rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bogor, lokasi situ
Kemuning salah satu penataannya sebagai pemanfaatan kawasan zona wisata alam
kategori danau (situ), namun kondisinya belum terkelola dengan baik. Situasi
antara faktor yang berperan mempengaruhi perubahan lingkungan situ dengan
nilai fungsi dan manfaat situ menjadi suatu kondisi yang menuntut suatu
pendekatan penataan dan pengelolaan situ terpadu. Pendekatan konsep
pengelolaan situ perlu didasarkan dengan upaya konservasi tanah dan air melalui
kegiatan-kegiatan preservasi tanpa mengesampingkan manfaat potensi wisata tirta
yang telah berkembang saat ini.
Pemaduserasian antara pemanfaatan situ secara optimal dengan upayaupaya (olahdaya) pelestarian terhadap daya dukung lingkunganya, merupakan
alternatif yang dinilai paling ideal (Waryono, 2005). Salah satu upaya pendekatan
alternatif dapat dilakukan melalui pendekatan wisata tirta. Oleh karena itu,
menurut Priadie (2010) diperlukan upaya untuk dapat menumbuhkan rasa
memiliki, sehingga kondisi situ tetap terjaga dan lestari dengan harapan fungsi
situ sebagai tempat rekreasi dan daerah resapan air dapat dipertahankan.
Situ sebagai suatu ekosistim tata air seharusnya situ memberikan manfaat
yang banyak bagi masyarakat, seperti penyedia air, pengendali banjir sampai jasa
rekreasi (Faisal dan Nasuha, 2011). Namun, karena berbagai faktor kondisi dan
fungsinya cenderung mengalami penurunan, sehingga perlu dilakukan penilaian
kualitas kondisi situ yang untuk mengetahui kondisi situ (berupa situ baik, situ
terganggu atau situ rusak). Pengetahuan tentag kualitas kondisi situ terkait dengan
rekomendasi sebagai rencana tindak pengelolaan dan pendayagunaan situ.
Perumusan Masalah
Konsekuensi dari perkembangan jumlah penduduk yang menuntut
penyediaan ruang untuk pemukiman dan perubahan landuse berdampak pada
perubahan fungsi kawasan. Situ Kemuning yang berada di Kabupaten Bogor
sebagai salah satu infrastruktur sumberdaya air terindikasi adanya pendangkalan,
ancaman prilaku ekploitasi negatif masyarakat yang tidak terkontrol. Upaya
penyerobotan area genangan air situ telah menyebabkan penyusutan luasan situ
Kemuning. Berdasarkan data inventaris BBWSCC (2007) penyusutan tercatat
39.46%. Situasi dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung tersebut
menurunkan fungsi dan manfaat situ Kemuning yang telah diketahui sebagai
fungasi daerah tandon air yang berperan untuk pengendali banjir dan pemanfaatan
untuk wisata tirta.
Upaya menciptakan ruang hijau sebagai penyangga daerah tampungan air,
diintegrasikan dengan pengembangan wisata tirta situ Kemuning, tampaknya
menjadi langkah terapan yang strategis dalam upaya mengembalikan fungsi dasar
situ sebagai retarding basins. Pendekatan wisata tirta dipilih karena merupakan
satu bentuk pemanfaatan situ yang memadukan pengelolaan perairan dan daratan
situ bila dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lain. Penataan dan
pengeloaan situ Kemuning menjadi fokus kajian ini, dengan cara mengidentifikasi
masalah dan karakteristik kondisi biofisik lingkungan. Hal ini merupakan langkah
awal dalam penyusunan rencana melalui zonasi pemanfaatan ruang potensial yang
memiliki fungsi perlindungan dominan dengan aspek pemanfaatannya. Karena
masih terbatasnya penelitian tentang penataan dan pengelolaan situ terkait dengan
pemanfaatan ruang potensial, maka penelitian ini mengkaji hal tersebut dengan
menintegrasikan melalui pendekatan wisata tirta.
3
Tujuan Penelitian
Penelitian ditujukan untuk melakukan upaya penataan situ Kemuning yang
merupakan infrastruktur sumberdaya air dalam rangka konservasi, pemanfaatan
potensi yang terkandung didalamnya dan bagaimana arahan strategi
pengembangan pengelolaannya. Selanjutnya, untuk mencapai hal tersebut
diperlukan tahapan yang dituangkan ke dalam tujuan khusus penelitian, yaitu:
1. Mengindentifikasi kondisi fisik lingkungan situ Kemuning dalam upaya
konservasi sumberdaya air untuk mendukung pengembangan wisata tirta.
2. Menganalisis potensi pengembangan wisata tirta situ Kemuning berkelanjutan
melalui pemanfaatan ruang potensial.
3. Memformulasi strategi arahan pengembangan pengelolaan situ melalui
pendekatan berbasis wisata tirta.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi stakeholder dan masyarakat
di sekitar situ. Ada pun manfaat penelitian ini adalah:
1. Menjadi informasi ilmiah sebagai konsep dan action plan penataan dan
pengelolaan situ di wilayah Jabodetabek melalui pendekatan wisata tirta yang
mengacu dengan konsep ecotourism sebagai upaya konservasi sumberdaya air
sehingga ekosistem situ dapat dilestarikan.
2. Sebagai upaya menyediakan dan memanfaatkan ruang terbuka hijau yang dapat
dijadikan sarana rekreasi untuk mendorong pemberdayaan masyarakat lokal.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1) Ruang lingkup substansial,
bahasan pokok terkait upaya konservasi sumberdaya air situ dengan
pemanfaatannya untuk wisata tirta, 2) Ruang lingkup spasial, sebagai batasan
lingkup wilayah studi penelitian yang mencakup perairan dan garis senpadan situ
dengan melihat pemanfaatan kawasan dalam rencana tata ruang wilayah.
Ruang lingkup secara substansial terkait dengan pencapaian tujuan akan
dilakukan bahasan tentang pengertian situ, fungsi dan manfaat situ yang potensial,
infrastruktur sumber daya air, nilai objek dan daya tarik wisata tirta, pemanfaatan
ruang potensial. Untuk keperluan pencapaian tujuan didasarkan pada penilaian
kondisi fisik lingkungan situ dengan lima indikator kunci dan penilaian potensi
pengembangan situ Kemuning yang diperoleh dari nilai analisis daerah operasi
objek, carrying capacity, dan data sosial terkait dengan persepsi masyarakat
sekitar situ yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan arahan strategi
pengembangan pengelolaan situ secara berkelanjutan.
Ruang lingkup secara spasial, mencakup penataan dan pengelolaan garis
sempadan situ yang ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter dari
titik pasang tertinggi ke arah darat. Penataan dan pengelolaan garis sempadan situ
untuk mendapatkan konsep dan arahan zonasi pemanfaatan ruang potensial yang
akan direkomendasikan.
4
Penataan situ berbasis wisata tirta melaui pemanfaatan ruang potensial
dijadikan pendekatan untuk mempertahankan dan melestarikan situ.
Mengidentifikasi masalah situ dan menganalisis potensi selanjutnya merumuskan
rekomendasi strategi dituangkan ke dalam skema kerangka pemikiran penelitian
(Gambar 1.1).
Peningkatan
jumlah
pemukiman
Perubahan
penggunaan
lahan
Regulasi/
Kebijakan
Stakeholders
Perubahan
Fungsi
Kawasan
Okupasi
lahan
sekitar situ
Aktivitas
warga
tidak
terkontrol
Aktivitas
masyarakat
Penyusutan
luasan situ
Situ: Common Pool Resources
Penataan dan pengelolaan SDA dan lingkungan situ
melalui pendekatan wisata berbasis Air
Identifikasi aspek
wisata tirta
Identifikasi data situ
kondisi bio-fisik lingkungan
Analisa Kondisi Situ:
- Aspek hidrologis
- Kondisi morfologi situ
- Sumber air situ
- Gambaran DTA situ
- Fungsi situ dan kondisi
lingkungan sekitar situ
- Data curah hujan
Analisa Potensi:
- Daya Dukung
- Strategy Position
- Analisa SWOT
- Analisa Ruang
Analisa Aspek:
- Kependudukan
- Persepsi masyarakat
- Data pengunjung
- Partisipasi masyarakat
dalam pelestarian situ.
- Deskripsi daerah operasi
- Sarana dan prasarana
- objek dan atraksi wisata
Potensi Nilai
sosial ekonomi dan lingkungan
Arahan strategi pengembangan
dan penataan kawasan situ
berbasis wisata tirta
berkelanjutan
Rekomendasi Program
Gambar 1.1 Skema kerangka pemikiran penelitian
Gangguan
kualitas
perairan
situ
5
2 IDENTIFIKASI KONDISI FISIK LINGKUNGAN SITU
DALAM UPAYA KONSERVASI SUMBERDAYA AIR UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN WISATA TIRTA
Pendahuluan
Situ memiliki peranan penting dalam menciptakan keseimbangan ekologi
dan tata air yang penting bagi kesejahteraan manusia. Dilihat dari sudut pandang
sistem tata air, keberadaan situ memberikan kontribusi yang besar bagi
keseimbangan air tanah, sumber air tanah, sebagai tempat pengendalian banjir dan
bisa dimanfaatkan untuk keperluan pertanian (Maryono, 2006). Upaya konservasi
sumberdaya air harus dilakukan, kegiatan ini sebagaimana telah diatur dalam
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air yang tertuang
pasal pasal 1 bahwa konservasi sumberdaya merupakan upaya memelihara
keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumberdaya air agar
senatiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadahi untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Situ Kemuning sebagai infrastruktur sumberdaya air sangat rentan
terhadap ancaman dari prilaku masyarakat dan perubahan lingkungan alam seperti
peningkatan curah hujan yang berdampak pada perubahan fisik dan kualitas
perairan situ. Laju perubahan fisik lingkungan di situ Kemuning yang terdapat di
Kabupaten Bogor ini dapat dikatakan sangat tinggi, berdasarkan data dari
BBWSCC (2007) penurunan luas situ Kemuning tercatat sekitar 39.46%. Namun,
perubahan kondisi tersebut belum mendapat rencana tindak penanganan. Di sisi
lain situ mempunyai manfaat sebagai sarana irigasi dan potensi wisata tirta.
Perubahan lingkungan spesifik hingga difungsikannya wilayah Bogor sebagai
kawasan resapan air, menuntut keberadaan situ-situ diwilayah ini harus
dilestarikan dan dimanfaatkan secara optimal melalui konservasi dan kegiatan
perlindungan setempat. Hal ini terkait dengan potensi sumberdaya situ dan
peranan fungsi sebagai daerah tampungan atau parkir air dan pengendali banjir.
Perubahan kondisi situ dan ancaman yang terjadi di situ Kemuning hanya
merupakan salah satu kasus dari situ-situ yang terdapat di Kabupaten Bogor. Situ
Kemuning yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan wisata sebagai salah bentuk
interaksi masyarakat dengan lingkungan situ. Namun, pemanfaatan kegiatan
wisata masih dihadapkan pada kondisi lingkungan yang cenderung mengalami
penurunan fungsi. Penilaian kondisi fisik lingkungan situ diperlukan sebagai dasar
untuk penataan dan pengelolaan situ selaras dengan upaya konservasi air.
Menurut Waryono (2001) bahwa kondisi fisik wilayah situ berdasarkan
proses terbentuknya merupakan dasar pendekatan sebagai bahan pertimbangan
dalam manajemen penanganan. Hal ini mengingat bahwa potensi daya dukung
lingkungan situ seperti jenis tanah, besaran curah hujan, dan kondisi penutupan
vegetasinya berpengaruh terhadap sifat fisik-kimia tanah yang berkaitan erat
dengan ancaman yang potensial terhadap kelestarian dan keberadaan situ-situ.
6
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan praktis dalam rangka upaya
konservasi sumberdaya air sehingga keberadaan situ dapat dilestarikan. Penilaian
kondisi lingkungan situ merupakan bagian dari proses inventarisasi data sebagai
dasar dalam action plan pengelolaan situ. Tujuan penelitian ini adalah
mengindentifikasi kondisi fisik lingkungan situ Kemuning dalam upaya
konservasi sumberdaya air untuk mendukung pengembangan wisata tirta.
Bahan dan Metode
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di situ Kemuning di Desa Cimanggis, Kecamatan
Bojonggede, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan
Februari sampai Juni 2013. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Peta lokasi penelitian di situ Kemuning Kabupaten Bogor
Teknik Pengumpulan data
Penelitian merupakan studi kasus, jenis data adalah data primer dan data
sekunder yang dikumpulkan dengan teknik observasi, ground check, wawancara
dan dokumentasi dari instansi terkait. Bahan dan alat yang digunakan adalah GPS,
kamera, meteran, Microsoft office Excell 2007 dan ArcGIS 9. Data yang
dikumpulkan terdiri dari kondisi hidrolgis berupa debit aliran, curah hujan,
sumber air situ dan indikasi, morfologi situ, fungsi dan kondisi lingkungan sekitar
situ, gambaran daerah tangkapan air/DTA situ.
7
Analisis Data
Penilaian kondisi fisik lingkungan situ dianalisis dengan kuantifikasi
melalui bobot dan skor dengan modifikasi penambahan indikator penyesuaian
(* Tabel 2.2) yang bersumber dari referensi DPSDA dan LPPM ITB (2004) yang
tetap mengacu pada kriteria penilaian berdasarkan Rancangan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup, 2009 dalam Priadie (2011). Pengukuran luas situ
diperoleh dari sumber citra ikonos dengan proyeksi UTM WGS 1984. Sedangkan
kategori kualitas fisik situ yang digunakan mempunyai selang nilai antara 100-300
yang terbagi dalam tiga kategori yaitu rusak, terganggu dan baik (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Kriteria nilai kualitas kondisi fisik situ
Nilai
100- 166
167-233
234-300
Kategori kualitas fisik situ
Rekomendasi
Rusak
Terganggu
Baik
Rehabilitasi
Revitalisasi
Pelestarian
Hasil
Situ Kemuning merupakan infrastruktur sumberdaya air berada di daerah
aliran sungai ciliwung-cisadane, dengan daerah tangkapan air situ adalah kali
Kemuning yang bersumber dari sub daerah aliran sungai Pesanggrahan (Gambar
2.2). Karakteristik topografi memiliki kemiringan selang antaran 8-15%
(kategori datar sampai landai).
Gambar 2.2 Daerah tangkapan air situ Kemuning
Hasil penelitian terhadap identifikasi kondisi fisik lingkungan situ
Kemuning dijadikan inventaris data untuk action plan dalam rangka konservasi
sumberdaya air, (Tabel 2.2).
8
Tabel 2.2 Hasil identifikasi penilaian kondisi fisik lingkungan situ Kemuning.
Indikator
Kondisi
parameter
Tinggi (>25%)
Sedang (5-25%)
Rendah (25%)
Sedang (5-25%)
Rendah (100 m
1
2
3
20
Persentase
tutupan
20
>50%
25-50%