Data Hasil Pengujian Tarik. Tabel 4. Data hasil pengujian Impak rata-rata. Pengujian Densitas Tabel 5. Data hasil pengujian densitas rata-rata pada tebal 5mm,
viii
Pembahasan Pengujian Bending.
Dari data-data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa harga kekuatan bending komposit serat kelapa acak pada spesimen tebal 5mm
sebesar 53,918 MPa, lebih besar dari tebal 10mm, 15mm dan 20mm yaitu 34,455 MPa, 31,407 MPa dan 19,707 MPa. Jadi pada pengujian bending harga
yang paling optimal pada tebal 5mm V
f
40 dengan harga 53,918 MPa. Untuk hasil pengujian bending, perbedaan antara harga tegangan bending rata-rata
dari komposit disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain karena perbedaan jumlah fraksi volume serat serta juga disebabkan kekuatan komposit yang
kurang merata karena distribusi serat pada saat proses manufaktur yang kurang merata sehingga energi yang diserap pada komposit terjadi perbedaan
yang signifikan.
3. Data Hasil Pengujian Tarik. Tabel 4.3. Data hasil pengujian Impak rata-rata.
Jenis Komposit
Harga Impak Rata-Rata J
Energi terserap Rata-rata Jmm
2
T5-V
f
20 0,030
1,776 T5-V
f
30 0,041
2,311 T5-V
f
40 0,058
3,225 T5-V
f
50 0,073
4,120 T10-V
f
20 0,039
4,872 T10-V
f
30 0,056
6,911 T10-V
f
40 0,055
6,902 T10-V
f
50 0,063
7,256 T15-V
f
20 0,048
8,604 T15-V
f
30 0,041
8,033 T15-V
f
40 0,054
9,041 T15-V
f
50 0,058
10,096 T20-V
f
20 0,048
10,995 T20-V
f
30 0,056
12,852 T20-V
f
40 0,057
13,076 T20-V
f
50 0,064
14,111
Gambar 4.9. Grafik Hubungan Harga Impak Rata-rata Dengan Fraksi Volume Terhadap Tebal Komposit
ix
Pembahasan Pengujian Impact.
Perbedaan harga impak selain disebabkan terjadinya penambahan serat juga disebabkan terjadinya kegagalan atau patahan bermula dari
komposit yang terdapat void. Jika dalam proses pembuatan spesimen dalam penuangan matrik tidak dilakukan dengan cepat dan kurang merata maka dapat
mengakibatkan banyaknya void pada celah-celah diantara serat yang dapat mengurangi kekuatan komposit. Serta dipengaruhi oleh luasan daerah impak
semakin luas daerah Impak semakin kecil pula harga impak komposit tersebut.
Dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa komposit serat kelapa acak dengan tebal 5mm, 10mm, 15mm dan 20mm mempunyai
harga impak rata-rata tertinggi masing-masing secara berurutan sebesar 0,073 Jmm
2
, 0,063 Jmm
2
, 0,058 Jmm
2
dan 0,064 Jmm
2
MPa. Pada komposit dengan tebal 5mm mempunyai harga impak yang lebih tinggi dibanding dengan
komposit dengan tebal 10mm, 15mm, dan 20mm dan pada fraksi volume 20, 30, 40 dan 50. Fraksi volume 50 sebesar 0,073Jmm
2
yang mempunyai harga kekuatan tertinggi jika dibandingkan dengan fraksi 20, 30, dan 40.
Jadi pada pengujian tarik harga kekuatan tarik yang paling optimal terdapat pada komposit tebal 5mm Vf 50 sebesar 0,073 Jmm
2
.
4. Pengujian Densitas Tabel 4.5. Data hasil pengujian densitas rata-rata pada tebal 5mm,
10mm, 15mm, dan 20mm.
Jenis Komposit Harga Densitas rata-rata grcm
3
T5-V
f
20 1,790
T5-V
f
30 1,877
T5-V
f
40 1,863
T5-V
f
50 2,092
T10-V
f
20 1,719
T10-V
f
30 1,719
T10-V
f
40 1,936
T10-V
f
50 1,930
T15-V
f
20 1,795
T15-V
f
30 1,852
T15-V
f
40 1,923
T15-V
f
50 2,061
T20-V
f
20 1,874
T20-V
f
30 1,842
T20-V
f
40 1.,942
T20-V
f
50 2,057
x
Gambar 4.12. Grafik Hubungan Harga Densitas Rata-rata Dengan Fraksi Volume Terhadap Tebal Komposit
Pembahasan Pengujian Densitas Core
Dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa densitas komposit core serat kelapa acak dengan tebal 5mm, 10mm, 15mm dan 20mm
mempunyai densitas rata-rata tertinggi masing-masing sebesar 2,092 grcm
3
, 1,937 grcm
3
, 2,062 grcm
3
dan 2,057 grcm
3
. Pada komposit dengan tebal 5mm mempunyai densitas yang lebih tinggi dibanding dengan komposit dengan
tebal 10mm, 15mm dan 20mm. Dan pada fraksi volume 20, 30, 40 dan 50, fraksi volume 50 sebesar 2,092 grcm
3
yang mempunyai harga kekuatan tertinggi. Jadi pada pengujian densitas harga yang paling optimal
terdapat pada tebal 5mm V
f
50 sebesar 2,092 grcm
3
. Hal ini dipengaruhi oleh tebal dan volume fraksi, semakin tebal dan besar volume fraksi semakin besar
harga densitasnya. 5. Pengamatan Stuktur Makro
Foto Makro Pengujian Tarik Foto Makro Pengujian Tarik
Gambar 4.13. Patahan spesimen pada Uji Tarik 5mm V
f
50 Gambar 4.14. Patahan Spesimen pada
Uji Bending 10mm V
f
50
Serat Kelapa Matrik
Patah Akibat Gaya Tarik
Serat Kelapa Matrik
Patah Akibat Gaya Tekan
Patah Akibat Gaya Tarik
xi Foto Makro Pengujian Tarik
Gambar 4.15. Patahan spesimen pada Uji Impak 5mm V
f
50
Pembahasan Foto Makro
Dari hasil pengamatan foto patahan struktur makro, komposit berpenguat jenis serat sabut kelapa bermatrik gypsum mempunyai mekanisme kegagalan
fiber full out. Kegagalan fiber pull out merupakan salah satu mekanisme kegagalan
bahan komposit yang diperkuat serat. Yang menjadi penyebab terjadinya kegagalan fiber pull out adalah delaminasi, maka kekuatan komposit ini pun
menjadi rendah karena komposit memiliki ikatan antara serat dan matrik yang lemah.