PENGEMBANGAN MODUL SULAM PITA BERBASIS KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KERAJINAN DI SMP NEGERI 5 PERCUT SEI TUAN.

PENGEMBANGAN MODUL SULAM PITA BERRBASIS
KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN
KETRAMPILAN KERAJINAN DI
KELAS VIII SMP NEGERI 5
PERCUT SEI TUAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memeperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

SUNANI
Nim : 8136122055

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015


ABSTRAK

SUNANI, NIM 8136122055: Pengembangan Modul Sulam Pita Berbasis
Kompetensi Pada Mata Pelajaran Keterampilan Kerajinan di SMP Negeri 5
Percut Sei Tuan.
Penelitian ini bertujuan untuk : Mengembangkan modul sulam pita berbasis
kompetensi pada mata pelajaran keterampilan kerajinan di SMP Negeri 5 Percut
Sei Tuan sebagai media pembelajaran keterampilan kerajinan di kelas VIII SMP
Negeri 5 Percut Sei Tuan. Penelitian ini merupakan Research and Development
(R&D) dan menggunakan tahap pengembangan Borg and Gall. Pengembangan
modul sulam pita berbasis kompetensi dengan 7 langkah sebagai berikut : (1)
Analisis kebutuhan, (2) Mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli dan
revisi, (4) Uji coba perorangan , (5) Uji coba kelompok kecil, (6) Uji lapangan ,
(7) Produk akhir.
Validasi ahli terdiri dari 2 ahli materi pelajaran Keterampilan Kerajinan, 2
ahli media pembelajaran dan 2 ahli desain pembelajaran. Uji coba perorangan
terdiri dari 3 orang siswa, uji coba kelompok kecil terdiri dari 9 orang siswa dan
uji lapangan terdiri dari 35 orang siswa. Cara pengambilan sampel menggunakan
teknik random sampling pada uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil
dan teknik cluster random sampling pada uji lapangan. Sebelum uji coba terlebih

dulu dilakukan validasi oleh ahli materi, ahli media dan ahli desain untuk
mengetahui kelayakan modul.
Hasil penelitian menunjukkan; (1) Validasi ahli materi pelajaran
Keterampilan Kerajinan dalam kriteria sangat baik (80,15%), (2) Validasi ahli
media dalam kriteria sangat baik (95,14%), (3) Validasi ahli desain dalam kriteria
sangat baik (96,13%), (4) Uji coba perorangan dalam kriteria sangat baik
(88,61%), (5) Uji coba kelompok kecil dalam kriteria sangat baik (94,44%), (6)
uji lapangan dalam kriteria sangat baik
(95,56%). Dengan demikian,
pengembangan media pembelajaran sulam
pita layak digunakan dalam
pembelajaran keterampilan kerajinan siswa kelas VIII SMP.

i

ABSTRACT
SUNANI, NIM 8136122055: Ribbon Embroidery Module Development
Competency Based Lesson In Craft Skills in SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan.
This study aimed to: Develop a competency-based modules ribbon
embroidery on the subjects of craft skills in SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan as a

medium of learning craft skills in class VIII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. This
study is a Research and Development (R & D) and using the Borg and Gall
development stage. Development of competency-based ribbon embroidery
module with 7 steps as follows: (1) Analysis of needs, (2) To develop the initial
product, (3) The expert validation and revision, (4) The test individuals, (5) The
test small groups, (6) Test field, (7) the final product.
Validation of experts consisting of two subject matter experts Craft Skills,
two instructional media specialist and two instructional design experts. Individual
testing consisting of three students, small group trial consists of nine students and
a test field consists of 35 students. Method of sampling using random sampling at
individual testing and testing small groups and random cluster sampling technique
in field tests. Before the first test validated by materials experts, media specialists
and design experts to determine the feasibility of the module.
The results showed: (1) Validate Craft Skills subject matter experts in the
criteria very good (80.15%), (2) Validation of media experts in the criteria very
good (95.14%), (3) Validation expert in the design criteria very good (96.13%),
(4) trials in the criteria of very good individuals (88.61%) , (5) trial was a small
group in a very good criterion (94.44%), (6) a field test in a very good criterion
(95.56%). Thus, the development of instructional media ribbon embroidery fit for
use in learning the craft skills of eighth grade students of SMP.


ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dengan judul :
Pengembangan modul sulam pita berbasis kompetensi pada mata pelajaran
keterampilan kerajinan di kelas VIII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan dapat selesai
tepat dengan waktu yang direncanakan. Penulis dapat menyelesaikan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan jurusan Teknologi
Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa terselesainya tesis ini berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak,

maka pada kesempatan ini perkenankanlah

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang khusus dan tulus kepada ayahanda
Kario Semito dan ibunda Rantiah tercinta atas segala kasih sayang dan doanya,

abanghanda Jumianto yang tersayang terima kasih atas doa dan dukungannya
serta suami tercinta dan kedua ananda yang paling berharga Abdul Rahman dan
Abdul Rahim yang selalu memberi motivasi dan aspirasi.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Rektor Unimed
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana
Unimed dan Dosen Pembimbing 1
3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Dosen Pembimbing II

iii

4. Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd, selaku Dosen penguji 1
5. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, selaku Dosen penguji II
6. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Ketua Program

Studi

Teknologi Pendidikan
7. Bapak Dr. R. Mursid, S.T, M.Pd, selaku Sekretaris Program Jurusan

Teknologi Pendidikan dan Dosen Penguji III
8. Bapak / Ibu seluruh Dosen Pengajar dan Staf Administrasi serta keluarga
besar program studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED.
9. Seluruh Teman-Teman Angkatan XXIII
10. Ibu Ellinawati, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan
yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
pengembangan modul disekolah tersebut,
Atas bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima selama ini, penulis
berdoa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada
kita semua. Akhir kata penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi
perkembangan pendidikan dan menjadi pengalaman kepada penulis dalam dunia
penelitian.
Medan,

Nopember 2015
Penulis

SUNANI
NIM : 8136122055


iv

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

2.1. Kompetensi Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Sulam Pita……… . 51
3.1. Pedoman Observasi ........................................................................... 72
3.2. Kisi-Kisi Instrumen Pengembangan Modul Sulam Pita Berbasis
kompetensi Untuk Ahli Materi .......................................................... 74
3.3. Kisi-kisi Instrumen Pengembangan Modul sulam pita berbasis
kompetensi Untuk Ahli Media……………………………………. .. 75
3.4. Kisi-Kisi Instrumen Pengembangan Modul Sulam Pita Berbasis
kompetensi Untuk Ahli Desain Pembelajaran ……………………..

76

3.5. Kisi-Kisi Instrumen Pengembangan Modul Sulam Pita Berbasis
kompetensi Untuk Uji Coba Perorangan, Uji Coba Kelompok

kecil, dan Uji Coba Lapangan .......................................................... . 77
3.6. Rentang Skor Kriteria Penilaian Validasi Ahli .................................. 78
3.7. Kriteria Penilaian Modul Pembelajaran .............................................. 79
4.1. Data Analisis Kebutuhan Modul ......................................................... 83
4.2. Komentar dan revisi oleh ahli materi .................................................. 91
4.3. Skor Penilaian Pengembangan Modul Sulam Pita Berbasis
Kompetensi Pada Mata Pelajaran Keterampilan Kerajinan
Oleh Ahli Materi Pembelajaran…………………………………….

92

4.4. Kriteria Penilaian Modul Pembelajaran .............................................. 93
4.5. Komentar dan revisi validasi ahli media ............................................. 93
4.6. Skor penilaian pengembangan modul sulam pita berbasis

x

kompetensi pada mata pelajaran keterampilan kerajinan
oleh ahli media pembelajaran............................................................... 94
4.7. Kriteria Penilaian Modul Pembelajaran .............................................. 94

4.8. Komentar Dan Revisi Oleh Ahli Desain Pembelajaran …………….

95

4.9. Skor Penilaian pengembangan modul sulam pita berbasis
kompetensi pada mata pelajaran keterampilan kerajinan
oleh Ahli Desain Pembelajaran ........................................................... 96
4.10. Kriteria Penilaian Modul Pembelajaran ............................................. 96
4.11. Komentar atau saran dan revisi pada uji coba perorangan
terhadap pengembangan modul sulam pita berbasis kompetensi ..... 98
4.12. Skor Penilaian Tanggapan Siswa Terhadap Pengembangan Modul
Sulam Pita Berbasis Kompetensi Pada Uji Coba Perorangan…….. . 98
4.13. Skor Penilaian Tanggapan Siswa Terhadap Pengembangan Modul
Sulam Berbasis Kompetensi Pada Uji Coba Kelompok Kecil......... 100
4.14. Komentar atau saran dan revisi pada uji coba kelompok kecil
terhadap pengembangan modul sulam pita berbasis kompetensi ..... 102
4.15. Skor Penilaian Tanggapan Siswa Terhadap Pengembangan Modul
Sulam Pita Berbasis Kompetensi Pada Uji Coba Lapangan ............. 103
4.16. Hasil rata-rata persentase penilaian terhadap pengembangan modul
sulam pita berbasis kompetensi pada mata pelajaran keterampilan

kerajinan sulam pita oleh ahli materi. ............................................. 105
4.17. Hasil rata-rata persentase penilaian terhadap pengembangan modul
sulam pita berbasis kompetensi pada mata pelajaran keterampilan

xi

kerajinan oleh ahli media .................................................................... 107
4.18. Hasil rata-rata persentase penilaian terhadap pengembangan modul
sulam pita berbasis kompetensi pada mata pelajaran keterampilan
kerajinan oleh ahli desain .................................................................. 108
4.19. Hasil rata-rata persentase penilaian tanggapan siswa terhadap
pengembangan modul sulam pita berbasis kompetensi pada
mata pelajaran keterampilan kerajinan pada uji coba perorangan ... 110
4.20. Hasil rata-rata persentase penilaian tanggapan siswa terhadap
pengembangan modul sulam pita berbasis kompetensi pada
mata pelajaran keterampilan kerajinan pada uji coba kelompok kecil.112
4.21. Hasil rata-rata persentase penilaian tanggapan siswa terhadap
pengembangan modul sulam pita berbasis kompetensi pada
mata pelajaran keterampilan kerajinan pada uji coba Lapangan ...... 114
4.22. Persentase Skor Total Hasil Penilaian Validasi Ahli dan Uji Coba

Kelompok Terhadap Modul Sulam Pita Berbasis Kompetensi….... 121

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1. Pita ..................................................................................................... 21
2.2. Benang sulam ...................................................................................... 22
3.3. Kain ...................................................................................................... 22
2.4. Jarum ................................................................................................... 23
2.5. Pembidang/Ram .................................................................................. 23
2.6. Kertas karbon ...................................................................................... 24
2.7. Pensil .................................................................................................... 24
2.8. Gunting ................................................................................................ 24
2.9. Father stick........................................................................................... 26
2.10. Frech Knot ......................................................................................... 27
2.11. Streich Stick ....................................................................................... 28
2.12. Ribbon Stick ............................................................................... ….. 30
2.13. Lazy Daisy .......................................................................................... 31
2.14. Leaf stick ........................................................................................... 33
2.15. Desain motif sulam pita ..................................................................... 34
2.16. Diagram Rancangan Pembelajaran Pengembangan Model
Dick and

Carey................................................................................ 57

4.1. Diagram perolehan skor rata-rata hasil penilaian oleh ahli materi ..... 114
4.2. Diagram perolehan skor rata-rata hasil penilaian oleh ahli media ...... 115
4.3. Diagram perolehan skor rata-rata hasil penilaian oleh ahli desain .... 117
4.4. Diagram perolehan skor rata-rata hasil penilaian pada

viii

uji coba perorangan ............................................................................. 119
4.5. Diagram perolehan skor rata-rata hasil penilaian pada
uji coba kelompok kecil ...................................................................... 121
4.6. Diagram perolehan skor rata-rata hasil penilaian pada
uji coba lapangan.................................................................................. 122
4.7. Diagram batang rangkuman presentase skor total hasil penilaian
uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan…………… .... 123
4.8. Diagram batang rangkuman presentase skor total hasil penilaian
validasi ahli dan uji coba kelompok ..................................................... 129

ix

DAFTAR BAGAN
Hal
Bagan 1. Prosedur penerapan pengembangan modul sulam pita
berbasis kompetensi .................................................................... 65

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Hal

1.

Silabus dan RPP ................................................................................... 131

2.

Instrumen analisis kebutuhan modul oleh guru dan siswa................... 175

3.

Instrumen kelayakan modul oleh ahli materi, ahli media dan
Ahli desain ........................................................................................... 177

4.

Instrumen kelayakan modul oleh uji coba perorangan, uji coba
Kelompok kecil dan uji lapangan ........................................................ 187

5.

Data hasil validasi modul oleh ahli materi, ahli media dan
Ahli desain .......................................................................................... 190

6.

Data hasil validasi modul oleh uji coba perorangan, uji coba
Kelompok kecil dan uji lapangan......................................................... 195

7.

Dokumentasi kegiatan penelitian ......................................................... 199

8.

Surat - surat .......................................................................................... 205

9.

Modul Sulam Pita ................................................................................ 206

10. Lampiran pendukung ........................................................................... 207

xiv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya berperan penting dalam persiapan sumber daya
manusia. Tujuan dari pendidikan adalah untuk meningkatkan kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab
atas pembangunan bangsa. Pendidikan memegang fungsi dalam perkembangan
dan kelangsungan bangsa Indonesia,oleh karena itu bangsa Indonesia harus
membangun diri untuk bisa bersaing dalam berbagai hal terutama peningkatan
mutu sumber daya manusianya.
Pendidikan berbasis kompetensi merupakan suatu jenjang pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional mencakup komponen ketakwaan,
akhlak, pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan,
dan kewarganegaraan. Semua komponen pada tujuan pendidikan nasional harus
tercermin pada kurikulum dan sistem pembelajaran pada semua jenjang
pendidikan. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, tugas sekolah adalah
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadi kemampuan untuk
hidup di masyarakat dan ikut mensejahterakan masyarakat. Lulusan suatu jenjang
pendidikan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan serta berperilaku yang
baik.

Untuk itu peserta didik harus mampu menerapkan pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kompetensi

1

2

merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan untuk
pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu,
teknologi, seni, serta pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada
kebutuhan peserta didik. Pendidikan yang berbasis kompetensi selalu diarahkan
mencapai hasil akhir berupa kompetensi yang memenuhi standar dalam
melakukan suatu tugas dan pekerjaan.
Menurut Alan (2004:17) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan untuk melakukan sebuah aktivitas menurut suatu standar dan dengan
hasil yang baik, yang diulang-ulang dalam jangka waktu dan situasi yang berbeda
dan kompetensi itu mengenai bagaimana orang bekerja dan bukan mengenai
bagaimana orang dilatih. Perubahan yang terjadi pada seseorang diikuti oleh
perubahan pada kompetensi dan kemampuan yang mengkonsentrasikan diri pada
pekerjaannya. Perkembangan kompetensi yang semakin luas dari Sumber Daya
Manusia memastikan bahwa Sumber Daya Manusia memegang peranan penting
dalam keberhasilan suatu pekerjaan. Kompetensi kini telah menjadi bagian dari
bahasa manajemen pengembangan.kompetensi dan kualifikasi ketrampilan.
Kompetensi menggambarkan dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
kompetensi untuk mendukung kemampuan dikonsentrasikan pada hasil perilaku.
kompetensi menurut Amstrong & Murlis (2003:47), mendefinisikan kompetensi
sebagai karakteristik mendasar individu yang secara kausal berhubungan dengan
efektivitas atau pekerjaan yang baik.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan formal
yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

3

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan menyiapkan siswa menuju ke
jenjang pendidikan lebih lanjut. Sekolah Menengah Pertama (SMP) memberikan
bekal kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor untuk mempersiapkan peserta
didik menjadi lebih berkompetensi. Namun pada kenyataanya tidak semua lulusan
SMP dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi sebagian diantaranya
harus memasuki dunia kerja. Oleh karena itu kurikulum tingkat SMP memuat
mata pelajaran keterampilan. Mata pelajaran ini perlu diberikan kepada peserta
didik ditingkat SMP, sehingga jika mereka tidak melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi mereka telah mempunyai bekal keterampilan yang nantinya akan
dapat berguna untuk kehidupan mendatang.
Dalam kurikulum 2006 mata pelajaran keterampilan kerajinan
kumpulan

bahan

kajian

yang

memberikan

wawasan

berisi

pengetahuan

dan

keterampilan membuat suatu benda kerajinan atau teknologi. Mata pelajaran
keterampilan kerajinan mempunyai fungsi mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, kreatifitas, dan sikap dalam berkarya. Pembelajaran ketrampilan
berorientasi pada pembuatan hasil karya yang ditunjang oleh pengetahuan, sikap,
dan keterampilan. Sesuai dengan Standart Kompetensi kurikulum 2006 pada
tingkat SMP , tujuan mata pelajaran Ketrampilan adalah :
1. Mengembangkan pengetahuan siswa melalui penelaah jenis, bentuk,
sifat, dan penggunaan dan kegunaan alat proses dan teknik membuat
berbagai produk kerajinan dan produk teknologi yang berguna bagi
kehidupan manusia terhadap pengetahuan dan konteks budaya dari
benda-benda asli.
2. Mengembangkan kepekaan rasa estetika, rasa menghargai terhadap
hasil produk kerajinan dan teknologi sekarang ini serta produk masa
lampau dari berbagai wilayah nusantara dan wilayah setempat.
3. Mengembangkan keterampilan siswa untuk menghasilkan produk
kerajinan dari kehidupan manusia dalam menerapkan ilmu

4

pengetahuan yang diperolehnya.
4. Menanamkan apresiasi kepada siswa akan berbagai tatanan
kehidupan termasuk budayasehingga menumbuhkan kecintaan
budaya berkarya yang berciri khas Indonesia.
5. Mengembangkan kepekaan kreatif siswa melalui berbagai kegiatan
penciptaan benda-benda produk penggunaan bahan alam maupun
industri.(Depdiknas, 2004:7).

Mata pelajaran keterampilan dapat dibedakan menjadi dua yaitu mata
pelajaran keterampilan kerajinan dan mata pelajaran teknologi. Keterampilan
dibidang kerajinan mencakup keterampilan mengkonstruksi, merajut, mengayam,
menjahit,

merenda,

menyulam,

melipat,

mengaplikasi

dan

membentuk.

Keterampilan teknologi mencakup membuat pengawetan makanan, dan membuat
benda bergerak dengan tenaga listrik arus lemah (baterai) serta budidaya.
Penekanan jenis keterampilan yang dipilih sekolah berdasarkan pertimbangan
yang ada antara lain : (1) minat dan bakat siswa, (2) guru bidang studi, (3)
tersedianya sarana prasarana, (4) lingkungan budaya dan (5) kebutuhan daerah
setempat. Oleh karena itu peneliti memilih keterampilan kerajinan sulam pita
karena kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru bidang study yang
memiliki latar belakang pendidikan dari jurusan PKK untuk mengembangkan
mata pelajaran keterampilan kerajinan,sehingga terciptalah modul sulam pita
berbasis kompetensi. Mata pelajaran Ketrampilan

kerajinan merupakan mata

pelajaran yang wajib ditempuh di SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan, Alokasi waktu
pelajaran keterampilan di SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan 2 x 40 menit.
Menurut Sabarnas (2006:23) Kerajinan sulam lebih bersifat benda hias
walaupun terdapat pada benda pakai fungsinya hanya sebagai hiasan dan dalam

5

membuat

kerajinan

keterampilan

yang

sulaman
tidak

membutuhkan

datang

sendiri

keterampilan

khusus

nya,

membutuhkan

tetapi

yaitu

ketekunan,ketelitian dan rasa estetika. Membuat kerajinan sulaman merupakan
sebagian kompetensi yang ada pada mata pelajaran ketrampilan kerajinan.
Membuat kerajinan sulaman diberikan dengan tujuan agar siswa memiliki
kecakapan dan keterampilan dalam menghias benda jadi menggunakan tusuk hias
sesuai kreatifitas masing-masing, sehingga menghasilkan berbagai produk
fungsional yang berkualitas. Sulaman pita merupakan sulaman yang didesain
dengan memvariasikan tusuk hias dan warna pita pada bahan tenunan polos.
Ragam hias yang digunakan untuk sulaman pita sering menggunakan ragam hias
naturalis seperti bentuk bunga-bunga, buah-buahan dan pemandangan alam.
Warna yang digunakan untuk sulaman pita lebih dari dua warna. Penggunaan
tusuk divariasikan lebih dari dua macam tusuk.
Berdasarkan hasil pengamat yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas
di SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan menunjukan bahwa

dari hasil nilai

pengetahuan, sikap dan karya siswa yang telah mempelajari membuat kerajinan
sulam pita, siswa hanya menunggu instruksi dari guru, hal ini dapat dilihat dari :
(1) hasil karya siswa masih kurang bervariasi, (2) hasil karya siswa kurang kreatif
dan kurang indah, (3) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, (4) siswa
tidak memiliki media pembelajaran yang mendukung dalam pembelajaran sulam
pita. Hal ini sebagaimana dikeluhkan oleh sebagian siswa yang menyatakan masih
bingung dalam membuat variasi tusuk hias pada sulaman pita. Terbukti bahwa
pencapaian kompetensi siswa masih dibawah KKM, hal ini dapat dilihat faktanya

6

yaitu pada tahun pelajaran 2013/2014 dari 112 siswa hanya 33,93 % atau 38 siswa
yang tuntas memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan 66,07 % atau 74 siswa
yang belum tuntas memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Pada tahun pelajaran
2014/2015 dari 104 siswa hanya 38,46 % atau 40 siswa yang tuntas memenuhi
kriteria ketuntasan minimal dan 61,54 % atau 64 siswa yang belum tuntas
memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
Fakta tersebut dibuktikan dengan hasil observasi di sekolah, dimana siswa
tidak paham dengan langkah pengerjaan yang telah diajarkan sehingga siswa tidak
mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru karena lupa dan tidak paham
dengan materi yang diajarkan. Kesulitan yang dialami siswa antara lain
disebabkan kurangnya media pembelajaran membuat kerajinan menyulam dengan
tehnik sulam pita yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran mata
pelajaran keterampilan kerajinan. Sementara ini guru telah menggunakan media
benda jadi untuk pembelajaran menyulam tetapi hal tersebut belum optimal dalam
membantu siswa untuk menguasai pembuatan sulaman pita, sehingga guru ingin
memaksimalkan prestasi siswa yaitu dengan media pembelajaran modul.
Terbatasnya media pembelajaran membuat sulam pita untuk siswa-siswi SMP ini
memotivasi penulis untuk membuat modul sulam pita yang praktis, mudah
dipahami,

menarik,

karena

dilengkapi

dengan

gambar-gambar

dan

sistematikannya disusun secara rutut dengan bahasa yang sederhana dan jelas.
sehingga diperlukan media pembelajaran yang mendukung siswa untuk belajar
secara mandiri. Modul adalah suatu paket pedoman dan bahan belajar bagi siswa
yang dapat dipakai untuk tujuan belajar yang telah ditetapkan dalam jangka waktu

7

tertentu (Depdiknas, 2006:13). Sebagai media pembelajaran modul memiliki
beberapa keunggulan yaitu : (1) bagi siswa waktu belajar lebih cepat, (2)
menumbuhkan semangat belajar, (3) mengkondisikan siswa untuk belajar secara
mandiri, (4) meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mengembangkan kualitas
dan kreativitasnya. Modul merupakan bahan ajar berbentuk bahan cetak yang
dirancang untuk dipelajari sendiri oleh siswa.
Berdasarkan analisis berbagai permasalahan di atas guru dan siswa di SMP
Negeri 5 Percut Sei Tuan pada mata pelajaran keterampilan kerajinan sulam
dengan tehnik sulam pita memerlukan media pembelajaran berupa modul berbasis
kompetensi untuk mengatasi penerapan kreaktivitas siswa dalam membuat suatu
produk kerajinan sulam pada kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran tersebut
berupa modul berbasis kompetensi harus mampu digunakan secara mandiri oleh
siswa sehingga tanpa gurupun mereka dapat melakukan kegiatan belajar sendiri
dan dapat melakukan kegiatan belajar kapanpun dan dimanapun dengan
kompetensinya . Dengan demikian penggunaan kompetensi yang dimilikinya akan
dapat meningkatkan kreaktifitas dan keaktifan setiap kali siswa melaksanakan
kegiatan belajar. Pembuatan modul berbasis kompetensi sebagai media
pembelajaran sangat penting dilakukan, karena melalui modul ini diharapkan
siswa dapat belajar secara mandiri, lebih semangat dan tuntas karena modul ini
memberi fasilitas kepada siswa untuk mengulangi bagian-bagian yang penting
untuk dipelajari, dilengkapi gambar dan sistimatikanya disusun secara runtut
dengan bahasa yang sederhana dan jelas.

8

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengembangan modul pembelajaran berbasis
kompetensi

pada

pembelajaran

keterampilan

kerajinan

dengan

judul

“Pengembangan Modul Sulam Pita Berbasis Kompetensi Pada Mata Pelajaran
Keterampilan Kerajinan di Kelas VIII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan,”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Masih banyak siswa yang kurang mampu membuat

sulaman pita yang

bervariasi.
2. Keterbatasan media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar berbasis kompetensi dalam membuat kerajinan sulam pita pada
mata pelajaran keterampilan kerajinan.
3. Perbedaan karakteristik siswa sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
4. Siswa belum memiliki budaya belajar mandiri selalu bergantung pada
guru,sehingga tanpa guru siswa tidak mau belajar sendiri.
5. Belum tersedia modul kerajinan

sulam

pita berbasis kompetensi yang

digunakan sebagai modul belajar pada pembelajaran keterampilan kerajinan.
6. Media pembelajaran modul kerajinan sulam pita berbasis kompetensi untuk
pembelajaran keterampilan belum dirancang dan dibuat yang sistimatis,
supaya mudah dipelajari dan memotivasi siswa untuk berkarya yang lebih
kreatif dan mandiri.

9

7. Diperlukan media belajar berbasis kompetensi untuk melihat kemampuan
siswa dalam melakukan tugas-tugasnya.
8. Kurangnya sumber belajar sehingga siswa tidak memiliki wawasan dalam
belajar keterampilan kerajinan sulam pita

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, banyak sekali masalah yang
terkait, dengan terbatasnya waktu peneliti memilih masalah yang penting yaitu
belum adanya modul pembelajaran keterampilan kerajinan berbasis kompetensi
sebagai media pembelajaran materi kerajinan sulam pita,

Oleh karena itu

penelitian ini dibatasi pada kelayakan modul sulam pita berbasis kompetensi
pada mata pelajaran keterampilan kerajinan di kelas VIII SMP Negeri 5 Percut
Sei Tuan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah pengembangan modul
sulam pita berbasis kompetensi layak digunakan sebagai media pembelajaran
kelas VIII pada mata pelajaran keterampilan kerajinan?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan diatas maka tujuan
dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui kelayakan modul sulam pita

10

berbasis kompetensi pada mata pelajaran keterampilan kerajinan di SMP Negeri
5 Percut Sei Tuan.

F. Spesifikasi Produk yang Akan Dikembangkan
Pengembangan modul sulam pita ini memiliki kekhasan tersendiri, sehingga
memiliki nilai lebih. Spesifikasi produk modul ini adalah :
1. Produk bahan ajar ini berupa modul yang berisi materi pokok sulam pita pada
mata pelajaran keterampilan kerajinan yang berbasis kompetensi untuk SMP
kelas VIII semester 1.
2. Dalam penyampaian materi, modul ini menggunakan bahasa yang
komunikatif dan memposisikan siswa sebagai subyek sehingga siswa menjadi
lebih aktif.
3. Penjabaran materi dan petunjuk di dalam modul dapat merangsang siswa
untuk mau menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan ilmiah yang ada.
4. Modul ini dapat digunakan sebagai bahan belajar oleh siswa dan juga sebagai
bahan ajar oleh guru.
5. Modul ini dikembangkan dengan memenuhi aspek dan kualitas sebagai
sumber belajar yang baik.

G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian secara praktis diharapkan dapat : (1) membantu
siswa dalam memahami isi materi pembelajaran sulam pita, sehingga materi
tersebut dapat mudah diikuti atau diaplikasikan, (2) sebagai terobosan baru dalam

11

mengikuti perkembangan dan membantu siswa belajar secara mandiri tanpa harus
menunggu pembelajaran dari guru dan dapat dilaksanakan dimanapun dan
kapanpun tanpa seorang guru, (3) bagi peneliti sebagai bahan rujukan untuk
mendesain dan mengembangkan media pembelajaran dengan terobosan-terobosan
yang baru dalam memecahkan masalah sesuai bidang tuntutan ilmu yang diemban
yakni meningkatkan kompetensi dalam menghias busana.
Selanjutnya secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya mata pelajaran kerajinan sulam pita selain itu juga dapat :
(1) membantu siswa dalam proses pembelajaran, membangkitkan motivasi untuk
memulai praktek secara individual, mengembangkan kreatifitas, mengembangkan
bakat dengan mudah dan menyenangkan, (2) diharapkan dengan modul ini
sebagai media pembelajaran dapat menjadi rekomendasi bagi para tim MGMP
dalam proses belajar mengajar lebih inovatif, bervariasi serta dapat lebih
meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran dikelas.

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan

rumusan,

tujuan,

hasil

dan

pembahasan

penelitian

pengembangan modul sulam pita berbasis kompetensi pada mata pelajaran
keterampilan kerajinan di kelas VIII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan yang
dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa Pengembangan modul
sulam pita yang dikembangkan dengan menggunakan model Borg and Gall layak
untuk digunakan sebagai media pembelajaran keterampilan kerajinan. Kelayakan
ini diperoleh dari hasil penilaian validasi ahli dan uji coba kelompok di kelas VIII
SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. Adapun hasil penilaian tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Hasil validasi dari ahli materi terhadap modul sulam pita berbasis kompetensi
yang

dikembangkan

menunjukkan

bahwa

aspek

komponen

modul

memperoleh nilai sebesar 84,72%, aspek kualitas materi pembelajaran
memperoleh nilai 72,92% dan aspek kompetensi pembelajaran sulam pita
82,81%. Dengan demikian persentase skor total penilaian ahli materi terhadap
modul sulam pita berbasis kompetensi adalah 80,15% dan secara keseluruhan
termasuk dalam kategori sangat baik.
2) Hasil validasi dari ahli media terhadap modul sulam pita berbasis kompetensi
yang dikembangkan menunjukkan bahwa aspek karakteristik modul
memperoleh nilai sebesar 95,83%, aspek karakteristik modul sebagai media
pembelajaran memperoleh nilai 94,44%. Dengan demikian persentase skor

123

124

total penilaian ahli media terhadap modul sulam pita berbasis kompetensi
adalah 95,14% dan secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik.
3) Hasil validasi dari ahli desain
kompetensi

terhadap modul sulam pita berbasis

yang dikembangkan menunjukkan bahwa aspek desain

pembelajaran memperoleh nilai sebesar 100%, aspek fungsi dan manfaat
modul memperoleh nilai 93,75% dan aspek kualitas penyajian 94,64%.
Dengan demikian persentase skor total penilaian ahli desain terhadap modul
sulam pita berbasis kompetensi adalah 96,13% dan secara keseluruhan
termasuk dalam kategori sangat baik.
4) Menurut tanggapan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan terhadap
modul sulam pita berbasis kompetensi yang dikembangkan pada uji coba
perorangan menunjukkan bahwa aspek kemenarikkan modul memperoleh
nilai sebesar 88,33%, dan aspek pemahaman materi modul memperoleh nilai
88,88%. Dengan demikian persentase skor total penilaian uji coba perorangan
terhadap modul sulam pita berbasis kompetensi adalah 88,61% dan secara
keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik.
5) Menurut tanggapan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan terhadap
modul sulam pita berbasis kompetensi yang dikembangkan pada uji coba
kelompok kecil menunjukkan bahwa aspek kemenarikkan modul memperoleh
nilai sebesar 94,44%, dan aspek pemahaman materi modul memperoleh nilai
91,66%. Dengan demikian persentase skor total penilaian uji coba kelompok
kecil terhadap modul sulam pita berbasis kompetensi adalah 93,05% dan
secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik.

125

6) Menurut tanggapan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan terhadap
modul sulam pita berbasis kompetensi yang dikembangkan pada uji coba
lapangan menunjukkan bahwa aspek kemenarikkan modul memperoleh nilai
sebesar 95,57%, dan aspek pemahaman materi modul memperoleh nilai
95,55%. Dengan demikian persentase skor total penilaian uji coba lapangan
terhadap modul sulam pita berbasis kompetensi adalah 95,56% dan secara
keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan modul
sulam pita berbasis kompetensi memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan
dengan metode ceramah yang selama ini digunakan oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Modul yang dikembangkan ini akan memberikan sumbangan praktis terutama
bagi guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dimana modul
pembelajaran sulam pita ini dilengkapi dengan materi yang berbasiskan
kompetensidan

memberikan

kemudahan

dalam

penyelenggaraan

pembelajaran dikelas sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar
siswa. Dengan demikian modul yang dikembangkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran keterampilan
kerajinan sulam pita.
2) Penerapan media pembelajaran berupa modul memerlukan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran secara mandiri sehingga siswa akan

126

memperoleh hasil belajar yang maksimal bila guru dan siswa menerapkan
modul ini secara maksimal pula.
3) Dengan menggunakan modul sulam pita ini siswa diberikan kesempatan
untuk lebih mengembangkan kreatifitasnya dalam membuat kerajinan sulam
pita. Pada saat siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi siswa
dapat melihat langkah-langkah cara pembuatan teknik dasar sulam pita yang
terdapat pada modul sulam pita sehingga siswa dapat belajar dengan cara
mandiri.

C. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka penulis mengajukan
beberapa saran guna untuk perbaikan dan penelitian lebih lanjut, sebagai berikut:
1) Guru hendaknya mengikuti perkembangan teknologi pendidikan dan memiliki
kemauan untuk membuat media pembelajaran yang dapat memberi pengaruh
positif terhadap minat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga tercipta
proses belajar mengajar lebih menarik dan mandiri serta dapat meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran keterampilan kerajinan
2) Kepala sekolah sebagai motivator harus mampu melihat dan mau mendengar
keinginan guru, mau belajar untuk menciptakan perubahan-perubahan
penerapan strategi pembelajaran yang baru sehingga dapat mengupayakan
pengadaan dana untuk pengadaan modul pembelajaran serta pengadaan
lemari etalase untuk menampilkan karya-karya terbaik siswa sebagai motivasi
bagi siswa lainya.

127

3) Mengingat hasil kesimpulan dalam penelitian ini masih dipengaruhi faktorfaktor yang belum mampu terkontrol maka masih perlu kiranya dilakukan
penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastomo. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta : Diva Pres.
Amelia Rosa. 2008,Tehnik Dasar Sulam Pita, Jakarta. P.T. Rineka
Arif S. Sadiman. (2005). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V.
Jakarta: Rineka Cipta

--------------, (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
--------------, (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Azhar Arsyad. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka.
Borg, W.R and Gall, M.DD. (1983). Educational Research : An Introduction.
London.Longman, Inc.
B.Alan, (2004). Pelatihan Berbasis Kompetensi. Jakarta : OPI
Bukit Masriam. (2014). Strategi Dan Inovasi Pendidikan Kejuruan Dari
Kompetensi Ke Kompetensi. Bandung : Alfabeta
Cece Wijaya. (1992). Upaya pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Cholid Narbuko & Abu Achmadi. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.

Dick, Walter, Carey, Lou &. Carey, James O.(2005). The Systemactic Design of
Instruction. Boston: Pearson.
Depdikbud. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

128

129

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
--------------. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional.
--------------. (2006). Pendidikan Keterampilan. Jakarta : Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional.
Depdiknas. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta : Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional
http://lpmpjogja.diknas.go.id/materi/fsp/2011-PembekalanPengawas , diunduh pada tanggal 5 januari 2015.
Ghufron Anik (2007). Panduan Penelitian dan Pengembangan Bidang
Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta : Lembaga Penelitian
UNY.
Hosnan.M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21, Bogor : Ghalia Indonesia.
Jakpar

Muhammad, (2013). Pengembangan Buku Ajar Siswa Untuk
Membelajarkan Materi Fisika Kelas X SMA Swasta Nurazizi Tanjung
Morawa :Pasca Sarjana Unimed.

Margono. (2006), Pendidikan Ketrampilan, PT. Ghalia Indonesia Printing
Masnur Muslich. (2007). KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : PT.
Bumi Aksara

Mursid.R, (2013). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi,
Medan : Unimed Press
Nandang Subarnas. (2006). Terampil Berkreasi. Jakarta: PT. Grafindo Media
Pratama.

130

Nana Sudjana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Sinar Baru
Nurul Anifah. (2011). Pengembangan Modul Pembelajaran Untuk Pencapaian
Kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Program
Keahlian Tata Busana Di SMK N 4 Surakarta.. FT UNY.
Oemar Hamalik. (2008). Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan Pembinaan
Ketenagaan. Bandung : PT. Trigenda Karya.
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Rudi Susilana & Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Poespito Wahyu. (2008), Sulam Pita, Jakarta,P.T. Rineka
Sungkono.(2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta : Diva Pres.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung :Alfabeta
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Saifuddin Azwar. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sartini. (2012). Pengembangan Modul Kerajinan Makrame Untuk Pembelajaran
Keterampilan PKK Di SMP Negeri 1 Yogyakarta. FT UNY.
Siahaan Afriandi, (2014). Pengembangan Modul Pembelajaran Pada Kompetensi
Autocad Siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam : Pasca Sarjana Unimed.
W.S. Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Grasindo.
WWW.Blogspot.com. Di unduh tanggal 16 september 2014
Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup.
(http//www repository.usu.ac.id/bitstream//32962/3/Chapter%20II.pdfoleh H
Nasution - 2012), di unduh tanggal 7 Mei 2015.