PENGARUH LATIHAN ISOTONIC LOW IMPACT PADA OTOT DORSAL DAN Pengaruh Latihan Isotonic Low Impact Pada Otot Dorsal Dan Plantar Flexor Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Lansia.

PENGARUH LATIHAN ISOTONIC LOW IMPACT PADA OTOT DORSAL DAN
PLANTAR FLEXOR TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS
LANSIA

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada Program
Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:
AMZY FARAHNAZ
J120151118

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i

iii


iiiii

iii
iv

PENGARUH LATIHAN ISOTONIC LOW IMPACT PADA OTOT
DORSAL DAN PLANTAR FLEKSOR UNTUK MENINGKATKAN
KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proseskehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress
dengan
lingkungan
dan
bukan
merupakan
suatu
penyakit.Penurunankemampuan tubuh pada lansia berpotensi terjadinya
berbagai gangguan seperti gangguan gangguan keseimbangan. Karena

adanya gangguan keseimbnagan mengakibatkan lansia tersebut jadi
terhambat aktivitas fungsionalnya seperti gerakan menjadi lamban,
kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok dan berjalan.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk memperhatikan keseimbangan
tubuh ketika di tempatkan pada berbagai posisi baik statis maupun
dinamis. Hal ini dapat diatasi dengan penguatan otot yaitu latihan
isotonic low impact pada otot dorsal dan plantar fleksor. Latihan
isotonic merupakan bentuk latihan dinamis dengan melawan suatu beban
yang konstan atau berubah, dimana terjadi pemanjangan ( eksentrik) dan
pemendekan (konsentrik) otot melalui lingkup gerak sendiPemberian
latihan penguatan otot dorsal dan plantar fleksor pada kelompok
perlakuan dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia.
Sedangkan tidak ada pengaruh peningkatan keseimbangan dinamis pada
kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan penguatan otot dorsal dan
plantar fleksor .
Kata Kunci:Lansia, Keseimbangan lansia, Penguatan otot dorsal dan
plantar fleksor .
Abstract
The Elderly is advanced stage of life that is characterized by decreased
ability of the body to adapt of the stressing in the environment and does

not constitute a disease. Decrease the body's ability in elderly onset
disturbances as potentially impaired balance. Because of the disruption
that resulted in balance elderly so hampered the activities of its current
status as the movement becomes sluggish, the difficulty of the move
from sitting to standing, and walking, squatting and obstacles in doing
daily activities such as can't walk away, while the defecate activities.
Balance is the ability to pay attention to the balance of the body when
placed at different positions either static or dynamic. Factors that play a
role in disorders of balance the presence of intrinsic and extrinsic factors
1

on the elderly.Isotonic exercise is a form dynamic exercise to fight a
constant load or changed. Where there is a lengthening and shortening
through a range of motion.The giving of muscle reinforcement exercise
dorsal and plantar flexor group treatment can increase the dynamic
balance on the elderly. While there is no increase in the influence of
dynamic balance in a control group not given the muscle strengthening
exercise dorsal and plantar flexor.
Key words: Elderly, Elderly balance, strengthening the balance of dorsal
and plantar flexor muscles.


1. PENDAHULUAN
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proseskehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress dengan lingkungan dan bukan
merupakan suatu penyakit. Proses penuaan akan kelihatan sejak umur 45 tahun dan timbul
masalah pada umur 60 tahun. Pada lansia akan terjadi penurunan berbagai organ, fungsi dan
sistem tubuh yang bersifat alamiah/ fisiologis (Utomo dkk, 2012). Penurunankemampuan tubuh
padalansiaberpotensi terjadinya berbagai gangguan seperti gangguan fungsi motorik, gangguan
fungsi sensorik, gangguan fungsi kognitif dan intrapersonal, gangguan fungsi interpersonal dan
sosial, gangguan lingkungan, dan gangguan kemampuan fungsional salah satunya yaitu
gangguan keseimbangan (Pudjiastuti, 2008). Menurut Avers (2007),keseimbangan adalah
kemampuan untuk memperhatikan keseimbangan tubuh ketika di tempatkan pada berbagai posisi
baik statis maupun dinamis. Faktor yang berperan pada gangguan keseimbangan adanya faktor
intrinsik dan ekstrinsik pada lansia. Arwani dan Purnomo (2013), dalam penelitiannya
menjelaskan adapun faktor intrinsik yaitu dalam diri lansia tersebut seperti gangguan
muskuloskeletal yaitu menurunya kekuatan otot fleksibilitas otot menurun.Faktor ekstrinsik
seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, dan gangguan penglihatan
karena cahaya yang kurang terang.
2. LANDASAN TEORI
Keseimbangan dinamik adalah pemeliharaan keseimbnagan pada tubuh yang melakukan

gerakan berdiri diatas landasan yang bergerak. Salah satu faktor penurunan keseimbangan pada
muskuloskeletal adalah kekuatan otot. Kekuatan otot akan menurun seiring dengan
pertambahnya usia. Setelah umur 30 tahun, manusia akan kehilangan kira-kira 3-5% jaringan
otot total per decade. Perubahan morfologis pada otot juga menyebabkan perubahan fungsional
otot yaitu terjadi penurunan kekuatan otot, elastisitas dan fleksibiltas otot, kecepatan waktu
reaksi dan relaksasi, dan kinerja fungsional.
3. METODE
Perubahan morfologis pada otot juga menyebabkan perubahan fungsional otot yaitu
terjadi penurunan kekuatan otot, elastisitas dan fleksibiltas otot, kecepatan waktu reaksi dan
relaksasi, dan kinerja fungsional. Terdapat beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan
2

untuk mengukur keseimbangan baik statis maupun dinamis salah satunya adalah time up and go
tes (TUG).Time and go tesadalah suatu tes yang digunakan untuk keseimbnagan dinamis pada
lansia. Yang merupakan suatu jenis pengukuran untuk menilai tingkat aktivitas kemampuan
berjalan subjek dengan menggunakan index penilaian. Program latihan ini dilakukan di otot
pergelangan kaki (otot dorsal fleksor dan plantar fleksor ), karena otot-otot ini memiliki peran
utama dalam pemeliharaan keseimbangan dan mobilitas fungsional. Kelompok otot yang utama
digunakan untuk mengaktifkan strategi keseimbangan ini adalah otot dorsal fleksor dan plantar
fleksor pergelangan kaki, ekstensor dan fleksor lutut, dan abduktor dan adduktor hip (Ribeiro et

al, 2009). Prinsip latihan isotonic low impact adalah adanya gerakan eksentrik dan konsentrik
pada grup otot tersebut. Gerakannya meliputi : (1). Plantar fleksor : posisi pasien prone lying,
fleksi knee 900beban diletakkkan pada telapak kaki dan dibalut dengan bandage, (2). Dorsal
fleksor : posisi pasien free sitting (duduk ongkang-ongkang) pada tepi bad atau kursi, beban
terletak pada punggung kaki dan dibalut dengan bandage. Tujan latihan ini adalah untuk
meningkatkan ketahanan maka intensitas yang digunakan 35%-65% dari 1 RM, 3 sesi per
minggu. Pada setiap sesi berlangsung sekitar 15 menit diawali dengan pemanasan dan diakhiri
dengan pendinginan, ada 3 set disetiap latihan, setiap set 25 repetisi, pada set kedua diberi waktu
istirahat 30 detik kemudian dilanjut set ketiga pada penguatan otot dorsal dan plantar fleksor
(Ribeiro et al, 2009). Jenis penelitian ini yaitu penelitian exsperimental, dengan menggunakan
pendekatan quasi exsperimental atau disebut eksperimen semu. Desain penelitian adalah pre and
post test two group design dengan membandingkan antara dua kelompok. Yaitu kelompok
perlakuan diberi latihan isotonic low impact dan kelompok control tidak diberikan latihan
isotonic low impact. Pada kelompok perlakuan di berikan intervensi latihan isotonic low impact
selama 4 minggu.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek dalam penelitian ini adalah semua anggota di Posyandu Lansia Sejahtera RT 12
RW 04 Kelurahan Kuwiran, Kecamatan Banyudono, Boyolali selama 4 minggu 11 April 2016-7
Mei 2016. Subjek penelitian yang berjumlah 20 orang ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok perlakuan diberikan latihan otot dorsal dan plantar fleksor , sedangkan kelompok

kontrol tidak diberikan latihan otot dorsal dan plantar fleksor .
Berdasarkan distribusi frekuensi menurut umur pada kelompok perlakuan, dari kriteria
umur 60 – 66 yaitu sebanyak 6 orang dengan nilai mean pre test 12,33, mean post test 8,50, mean
selisih 3,83, umur 67-73 yaitu sebanyak 2 orang, dengan nilai mean pre test 10,00, nilai mean
post test 8,50, nilai mean selisih 1,50, dan umur 74 – 80 yaitu 2 orang, dengan nilai mean pre test
12,00, mean post test 10,00, nilai mean selisih 6,50. Sedangkan pada kelompok kontrol, dari
kriteria umur 60 – 66 yaitu sebanyak 6 orang, dengan nilai mean pre test 18,83, nilai psot test
18,83, mean selisih 0, umur 67-73 yaitu sebanyak 2 orang, dengan nilai mean pre test 11,50,
mean post test 11,50, mean selisih 0, dan umur 74 – 80 yaitu 2 orang dengan nilai mean pre test
10,00, mean post test 10,00, mean selisih 0.
Berdasarkan hasil uji untuk pengaruh pemberian latihan isotonic low impact terhadap
peningkatan keseimbangan dinamis lansia diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi (p) = 0,007
3

atau 0,007< 0,05, maka Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan adanya pengaruh
pemberian latihan isotonic low impact terhadap peningkatan keseimbangan dinamis lansia,
tingkat kepercayaan pada penelitian ini yaitu 93%. Hasil uji Wilcoxon pada kelompok kontrol
nilai signifikansi (p) = 1,000 atau 1,000 > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat ditarik
kesimpulan tidak terdapat pengaruh pada kelompok kontrol. Hasil uji beda pengaruh dengan
Mann Whetneymenunjukan bahwa nilai z yaitu -3.749 dengan nilai p-value 0.000 < 0,05,

sehingga Ha diterima hal ini menunjukkan bahwa adanya beda pengaruh antara Kelompok
kontrol dan Kelompok perlakuan.
5. PENUTUP
Berdasarkan dari hasil analisa data dan perhitungan statistik disimpulkan bahwa ada
pengaruh latihan isotonic low impact pada otot dorsal dan plantar fleksor untuk meningkatkan
keseimbangan dinamis lansia.
PERSANTUNAN
Dengan rasa syukur, kupersembahkan naskah publikasi ini untuk
1. Mama dan bapak yang aku sayangi selalu, terimakasih telah memberikan dukungan dan
kasih sayang serta doa yang tak terhitung banyaknya yang selalu mengiringi setiap
langkahku.
2. Teman-teman seperjuanganku untuk semua rekan S1 Fisioterapi UMS angkatan 2015.
3. Segenap dosen Fakultas Kesehatan jurusan Fisioterapi.
DAFTAR PUSTAKA
Pudjiastuti dan Utomo. 2008.Fisioterapi pada lansia.Penerbin Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Utomo. 2012. Peningkatan Kekuatan, Fleksibilitas dan Keseimbangan Otot Lanjut Usia Melalui
Senam Mandiri. Kementrian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan
Fisioterapi. Jilid 2, Hal: 8-9.
Avers,


2007.“Whatyou need to know
Rehabilitation.Vol.2.No.4.Hal:86.

about

balance

and

falls”.

Journal

Arwani, Nurhayati dan Purnomo.2013. “Perbedaan Keseimbangan Tubuh Lansia Berdasarkan
Keikutsertaan Senam Lansia Di Panti Werda Pelkris Pengayoman Dan Elim Semarang”.
JournalBalance of Body, Gymnastics elderly.Vol.6.No.1.Hal:2.
Riberio. 2009. “Impact Low Cost Strength Training of Dorsi and Plantar Flexion on Balance
And Functional Mobility In Institutionalyzed Eldery People”.Japan Geriatryc
Society.Vol. 9.Hal:75-80.


4

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN ISOTONIC LOW IMPACT PADA Pengaruh Latihan Isotonic Low Impact Pada Otot Dorsal Dan Plantar Flexor Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Lansia.

0 5 14

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Isotonic Low Impact Pada Otot Dorsal Dan Plantar Flexor Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Lansia.

0 4 5

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PENGUATAN OTOT QUADRISEP DENGAN OTOT DORSAL DAN PLANTAR Perbedaan Pengaruh Latihan Penguatan Otot Quadrisep Dengan Otot Dorsal dan Plantar Fleksor Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Lansia.

0 2 10

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PENGUATAN OTOT QUADRISEP DENGAN OTOT DORSAL DAN PLANTAR Perbedaan Pengaruh Latihan Penguatan Otot Quadrisep Dengan Otot Dorsal dan Plantar Fleksor Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Lansia.

0 1 16

PENDAHULUAN Perbedaan Pengaruh Latihan Penguatan Otot Quadrisep Dengan Otot Dorsal dan Plantar Fleksor Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Lansia.

0 1 5

PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING PADA OTOT GASTROKNEMIUS DAN OTOT HAMSTRING TERHADAP PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING PADA OTOT GASTROKNEMIUS DAN OTOT HAMSTRING TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA.

0 0 19

PENDAHULUAN PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING PADA OTOT GASTROKNEMIUS DAN OTOT HAMSTRING TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA.

0 0 8

DAFTAR PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING PADA OTOT GASTROKNEMIUS DAN OTOT HAMSTRING TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA.

0 0 4

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN ISOMETRIK OTOT HAMSTRING TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Pemberian Latihan Isometrik Otot Hamstring Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 11

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Latihan Isometrik Otot Hamstring Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 0 4