Beberapa Ekstrak Tumbuhan sebagai Agens Pengendalian Serangga Hama pada Tanaman Kubis-Kubisan

Beberapa Ekstrak Tumbuhan sebagai Agens Pengendaiian
Serangga Hama pada Tanaman Kubis-Kubisan
Dadang
Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga
Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Penanian, IPB
J1. Kamper, Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

Abstrak: Hingga saat ini penggunaan insektisida sintetik masih tinggi
terutama pads tanaman sayur-sayuran termasuk untuk kelompok kubiskubisan.
Insektisida sintetik dapat memberikan dampak ncgatif yang
rnembahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk menjaga populasi
serangga hama rendah perlu diupayakan pencarian agens pengendalian yang
ramah lingkungan, yang mudah terdegradasi di darn dan tidak berbahaya
terhadap lingkungan. Ekstrak Gomphrena globosa (Amaranthaceae) rnarnpu
menekan populasi larva Plutella xylostella (Lepidoptera: Yponomeutidae) di
lapangan. Ekstrak Swietenia mahogani (Meliaceae) baik aplikasi tunggal
maupun dicampur dengan ekstrak Aglaia odorata (Meliaceae) mampu
menekan populasi P. xylostella dan CrocidoIomia pavonana (Lepidoptera:
Pyralidae) di lapangan. Perlakuan ekstrak-ekstrak tersebut juga mampu
menjaga aktivitas musuh alami @arasitod). Leblh jauh lagi perlakuan eksrak
tumbuhan relatif tidak mengganggu keragaman arthropods tanah.

Kata kunci: Ekstrak tumbuhan, insektisida botani, ramah lingkungan.

Pendahuluan
Walaupun dalarn Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1995 tentang
perlindungan tanaman yang menyatakan bahwa perlindungan tanaman di
Indonesia menggunakan sistem pengendalian hama terpadu (J?HT), namun
kenptaan di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan inscktisida atau pcstisida
secarl umum masih sangat tinggi. Insektisida sintetik masih menjadi andalan
petani sayur-sayuran termasuk kelompok tanaman kubis-kubisan seperti brokoli,
kubis, sawi putih, kol bunga, dan lain-lain dalam upaya melindungi pertanaman
mereka dari serangan hama dan penyakit. Bahkan tidak sedikit petani yang
mengaplikasikan insektisida sintetik sebagai tindakan jaga-jaga (preventif) agar
pertanaman mereka tidak terserang oleh hama dan penyakit sehingga ddam satu
musim frekuensi pengaplikasian insektisida sintetlk sangat tinggi. Rauf (2005)
melaporkan bahwa petani kubis & Jawa Barat menggunakan 35 jenis insektisida
untuk pengendalian hama pada tanaman kubis yang mana dalam satu musim
diaplikas~kan rata-rata lebih dari 10 kali. Disamping itu, petani-petani sayuran