Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer).

PENYAKIT TANAMAN SAYURAN
KUBIS-KUBISAN (CRUCIFER)

Oleh :
Dr. Ir. I Made Sudarma, MS.
NIP. 195808241984031002

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

i

KATA PENGANTAR

Sayuran kubis-kubisan (crucifer), sudah menjadi kebutuhan bahan pangan pokok

keseharian masyarakat Indonesia. Banyak tanaman sayuran ini di tanam di dataran tinggi,
namun ada beberapa varietas yang dapat ditanam di dataran rendah. Kabutuhan sayuran
terus meningkat khususnya di Bali, mengingat Bali menjadi tujuan wisata utama bagi
wisatawan manca Negara maupun domestik. Restoran dan rumah makan, untuk
menyajikan kebutuhan wisatawan terus meningkat, sehingga kebutuhan sayuranpun terus
meningkat pula. Produksi sayuran pada areal pertanaman selalu mendapat hambatan
berupa gangguan penyakit yang dapat menurunkan produksi. Untuk mengatasi hal tersebut
sudah selayaknya para petani (grower) mencari solusi untuk mengatasinya. Mahasiswa
merupakan pewaris masa depan bangsa yang tertarik akan budidaya sayuran harus
mengatahui penyakit yang menjadi kendala dalam mempertahankan produksi tetap optimal.
Pengetahuan untuk mendukung mengatasi hal tersebut di atas, adalah penyakit
tanaman sayuran kubis-kubisan (crucifer), yang didalamnya berisi: sejarah penyakit, gejala
penyakit, penyebab penyakit, faktor yang mempengaruhi penyakit (epidemiologi), dan cara
pengendalian penyakit. Pada buku ini sudah disajikan secara lengkap materi beserta
gambar gejala dan patogen, dengan harapan mahasiswa dapat dengan mudah mengadakan
diagnosis penyakit di lapang maupun di laboratorium, untuk memenuhi standar kompetensi
lulusan.
Penulis menyadari dalam penyusunan buku ini sudah tentu ada kekurangan, terlebih
lagi referesinya kebanyakan bersumber dari luar Indonesia. Namun pengaruh globalisasi
penyakit yang ada di belahan dunia lain, akan dengan cepat menyebar ke Negara lainnya.

Oleh karena itu pengetahuan penyakit sayuran secara lengkap akan membantu dalam
mengkarantina produk yang dimport dari luar negeri ke Indonesia. Buku ini akan selalu
direvisi demi kesempurnaannya setiap tahun. Semoga sajian buku ini dapat menambah
nilai pengetahuan mahasiswa khususnya Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Udayana. Melalui kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Rektor Universitas Udayana, dan Bapak Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, atas perhatian dorongan sehingga Buku ini terwujud.
Denpasar, Pebruari 2014
Penulis

Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

ii
iii
iv
v
xiv

BAB I PENYAKIT AKIBAT BAKTERI (BACTERIAL DISEASES) ……………..
1.1 Busuk Hitam (Black Rot) ……………………………………………………….
1.2 Bercak Daun Bakteri (Bacterial Leaf Spot) …………………………………….
1.3 Busuk Lunak Bakteri (Bacterial Soft Rot) ……………………………………...
1.4 Bercak Daun Xanthomonas (Xanthomonas Leaf Spot) ………………………...
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….

1
2
9

16
21
22

BAB II PENYAKIT AKIBAT JAMUR (FUNGAL DISEASES) ………………….
2.1 Embun Tepung (Downy Mildew) ………………………………………………
2.2 Akar Gada (Clubroot) …………………………………………………………..
2.3 Bercak Daun Alternaria (Alternaria Leaf Spot) ………………………………...
2.4 Kaki Hitam (Black Leg) ………………………………………………………...
2.5 Akar Hitam (Black Root) ……………………………………………………….
2.6 Busuk Batang Bawah (Bottom Rot) …………………………………………….
2.7 Bercak Daun Cercospora (Cercospora Leaf Spot) ……………………………..
2.8 Rebah Kecambah (Damping-off) ……………………………………………….
2.9 Busuk Akar Phytophthora (Phytophthora Root Rot) ……………………………
2.10 Tepung (Powdery Mildew) ……………………………………………………
2.11 Karat Putih (White Rust) ………………………………………………………
2.12 Bercak Cincin (Ring Spot) …………………………………………………….
2.13 Busuk Batang Sclerotinia (Sclerotinia Stem Rot) dan Busuk Lunak Berair
(Watery Soft Rot) ……………………………………………………………...
2.14 Layu Verticillium (Verticillium Wilt) …………………………………………

2.15 Bercak Daun Putih (White Leaf Spot) ………………………………………...
2.16 Kuning Fusarium (Fusarium Yellow) …………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….

24
25
35
44
50
57
65
75
78
85
90
95
110
116
132
145

153
159

BAB III PENYAKIT AKIBAT VIRUS (VIRUS DISEASES) …………………….
3.1 Cauliflower Mosaic Virus (CaMV) …………………………………………….
3.2 Radish Mosaic Virus (RaMV) …………………………………………………..
3.3 Turnip Mosaic Virus (TuMV) …………………………………………………...
3.4 Turnip Yellow Mosaic Virus (TYMV) ………………………………………….

167
168
175
182
187

Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

iii


DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….

190

BAB IV PENYAKIT AKIBAT NEMATODA …………………………………….
4.1 Kista Kubis (Cabbage Cyst) …………………………………………………….
4.2 Puru Akar (Root Knot) ………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….

192
193
205
212

BAB V ABNORMALITAS TANAMAN (BUKAN INFEKSI PATOGEN) ……..
5.1 Noda Hitam (Black Speck) ……………………………………………………..
5.2 Butiran Coklat (Brown Bead) …………………………………………………..
5.3 Oedema …………………………………………………………………………
5.4 Batang Berlobang (Hollow Stem) ………………………………………………

5.5 Ujung Terbakar (Tipburn) ………………………………………………………
5.6 Kahat Hara (Nutritional Deficiencies) ………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….

214
215
217
218
220
222
223
225

DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY) ………………………………………………...

227

ooOoo

DAFTAR TABEL


Tabel 2.1
Tabel 2.2

Inang jamur Peronospora parasitika (Pers. Ex Fr.) Fr. penyebab
penyakit embun tepung pada kubis (Minchinton, 1998) …………...
Inang patogen akar gada (Donald, 2006) …………………………...
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

34
40

iv

Tabel 2.3
Tabel 2.4

Tabel 2.5


Klasifikasi jamur A. brassicae dan A. brassicicola (Wikipedia,
2013) ………………………………………………………………..
Beberapa produk yang tercatat digunakan untuk menghadapi
penyakit karat putih di Hawaii, seperti yang telah terdaftar di
National Pesticide Information Retrieval System (Patnude dan
Nelson, 2013) ………………………………………………………
Tanaman kubis tahan penyakit kuning Fusarium (Sherf, 1979) ……

46

109
158

ooOoo

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1


Penyakit busuk hitam pada kubis dengan gejala lesio berbentuk V
pada daun (tanda panah) (Seebold, 2008) ………………………..
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

2

v

Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.5
Gmabar 1.6
Gambar 1.7
Gambar 1.8
Gambar 1.9
Gambar 1.10
Gambar 1.11
Gambar 2.1

Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6

Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10

Lesio berasal dari gigitan serangga (tanda panah) (Babadoost,
1999) ………………………………………………………………
Vaskular berwarna hitam pada kubis (tanda panah) (Babadoost,
1999) ……………………………………………………………….
Gejala tanaman kubis yang terserang bakteri Xanthomonas
campestris pv. campestris (A-B), dan (C-D) koloninya pada cawan
Petri (Vicente dan Holub, 2012) …………………………………...
Daur hidup patogen busuk hitam (Canthomonas campestris pv.
campestris) (Wikipedia, 2013a) …………………………………..
Gejala penyakit bercak daun bakteri pada daun kubis (A-D) dan
kubis bunga (E) (Gabor et al., 2013) ………………………………
Pseudomonas syringae dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron (A), koloninya (B) (Microbewiki, 2011, Wikipedia,
2013b) ……………………………………………………………...
Gejala penyakit busuk lunak bakteri pada tanaman broccoli (A),
kubis (kol) (B), dan kubis bunga (C) seperti tanda panah (Gabor et
al., 2013) …………………………………………………………..
Bakteri Erwinia carotovora dilihat di bawah mikroskop elektron
(Syred, 2013) ………………………………………………………
Daur penyakit busuk lunak bakteri sayuran yang disebabkan
oleh Erwinia sp. (Agrios, 2005) …………………………………..
Gejala penyakit bercak daun Xanthomonas, nekrotis tampak di
antara tulang daun (Black, 2001) ………………………………….
Gejala dan tanda (sign) penyakit embun tepung pada kubis.
Catatan bercak kuning mengendap (a), dan sporulasi patogen pada
permukaan bawah daun (b). sporulasi patogen diperbesar (close
up) (Gevens, 2013) ………………………………………………..
Daur infeksi embun tepung (Minchinton, 1998) ………………….
Sporangium yang mampu dipencarkan oleh angin
(foto
mikroskop elektron) ………………………………………………
Gejala akar gada pada tanaman kubis (A), tanaman kubis yang
terjangkit akar gada di lapangan tampak kerdil (B) (Hansen, 2009)
Siklus penyakit akar gada yang disebabkan oleh Plasmodiophora
brassicae (Agrios, 2005) ………………………………………….
Bercak daun Alternaria pada daun kubis. Lesio berwarna coklat
sampai hitam dan meluas melingkar konsentris (A dan B), kubis
bunga yang terinfeksi Alternaria (C) dan brussel sprout yang
terinfeksi Alternaria (D) (Gorny et al., 2013) …………………….
Konidia Alternaria brassicae (A) (McKenzie, 2013a), (dan
Alternaria brassicicola (B) (Woundenberg et al., 2013) ………..
Daur penyakit bercak daun Alternaria ……………………………
Gejala penyakit kaki hitam pada semua bagian tanaman kubis
(Babadoost, 1989; Gabor et al., 2013) ……………………………
Benih dalam uji blotter menunjukkan miselium putih dan
piknidia dengan warna eksudat spora warna ungu (amethyst) (A),
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

3
4
5
7
10
12
17
18
19
21

25
27
32
36
38

45
47
48
51

vi

Gambar 2.11

Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 2.15

Gambar 2.16

Gambar 2.17
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Gambar 2.20
Gambar 2.21
Gambar 2.22

Gambar 2.23
Gambar 2.24
Gambar 2.25
Gambar 2.26
Gambar 2.27
Gambar 2.28

bibit terinfeksi dalam uji blotter menunjukkan oiknidia pada
hipokotil dan kotiledon (B), dan piknidia pada benih (Ca dan Cb)
(ISTA-PDC, 2008) ………………………………………………..
Jamur kaki hitam terlihat di bawah mikroskop : (a) piknidium
stadium Phoma lingam; (b) konidia satu sel yang muncul dari
piknidium dalam coil gelatin dalam cuaca lembab, (c) perithesium
dari stadium seksual, Leptosphaeria maculans. Perithesium berisi
dengan sekelompok aski; (d) askus mengandung delapan
askospora multi sel, (e) askospora (Babadoost, 1989) …………….
Daur penyakit kaki hitam (Dominiak-Olson et al., 1990) ………..
Gejala penyakit akar hitam yang disebabkan oleh Aphanimyces
raphani pada radish (Gabor et al., 2013) …………………………
Reproduksi secara seksual Aphanomyces raphani (Drechsler,
1929) ……………………………………………………………….
Struktur seksual Aphenomyces raphani, A-E digambar dari biakan
maize-meal agar dengan bantuan kamera, pembesaran 920
(Drechsler, 1929) ………………………………………………….
Struktur seksual Aphenomyces raphani, A-F, digambar dari biakan
maize-meal agar dengan bantuan kamera, pembesaran 920
(Drechsler, 1929) ………………………………………………….
Gejala penyakit batang kawat pada kubis (Babadoost, 1988) …….
Busuk krop Rhizoctonia pada kubis (Babadoost, 1998) ………….
Basidium dan basidiospora Thanatephorys cucumeris (A), dan
miselium Rhizoctonia solani (Ceresini, 1999) ……………………
Bentuk hifa jamur Rhizoctonia solani dengan inti dua (kiri),
dan berinti banyak (kanan) (Ceresini, 1999) ……………………...
Reaksi C3, penggabungan sempurna (Ceresini, 1999) …………….
Reaksi anastomosis dalam strain Rhizoctonia solani
multinukleat, a. tanpa fusi, b. fusi dengan kematian sel yang
berfusi, c dan d fusi sempurna (Bar = 10 µm) (Garcia et al., 2006)
Gejala bercak daun Cercospora pada daun (tanda panah) Lobak
(kiri), dan salada (kanan) (Gabor et al., 2013) ……………………
Konidiofor dan stromata Cercospora brassicicola (a), dan konidia
(b) (To-Anun, 2011) ………………………………………………
Gejala penyakit rebah kecambah pada tanaman kubis (A-B),
gelaja batang kawat (C), dan pertumbuhan tanaman lambat (D)
(Gabor et al., 2013) ……………………………………………….
Miselium Pythium dan sporangia dalam jaringan akar yang
terinfeksi (A) dan oospora (B) (Agrios, 2005) ……………………
Daur penyakit rebah kecambah dan busuk benih yang disebabkan
oleh Pythium sp. (Agrios, 2005) …………………………………..
Gejala penyakit busuk akar Phytoiphthora pada tanaman kubis
bunga (Gabor et al., 2013) ………………………………………..
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

52

53
54
58
60

61

62
66
66
68
69
70
71
75
76

79
81
82
86

vii

Gambar 2.29

Gambar 2.30
Gambar 2.31
Gambar 2.32
Gambar 2.33

Gambar 2.34
Gambar 2.35
Gambar 2.36

Gambar 2.37
Gambar 2.38

Gambar 2.39

Oogonium muda tanpa antheridium (A), oogonium dan ntheridium
tidak subur (B), oogonium dibuahi dengan perkembangan oospora,
oogonium dengan oospora dalam berbagai stadium perkembangan
(D-G), mengindikasikan ketebalan dinding oospora, antheridium
dalam paragynous (B-G), dan oogonium dengan atheridium
amphygenous (H) (Topmpkins, 1936) ……………………………
Daur hidup patogen Phytophthora sp. ……………………………
Gejala penyakit tepung pada tanaman kubis (A-B), dan
Oilseed rape (C) (Gradders et al., 2006; Gabor et al., 2013) …….
Konidiofor (A), dan konidia (B) E. cruciferarum (A) (Glowe,
2006) ………………………………………………………………
Daur penyakit tepung yang disebabkan oleh jamur E.
cruciferarum
(Syngenta,
2007)
………………………………………………...
Gejala karat putih pada tanaman crucifer yang disebabkan oleh
jamur
Albugo
candida
(Gabor
et
al.,
2013)
……………………….
Sporangiofor dan sporangium dari jamur Albugo candida
(McKenzie, 2013) …………………………………………………
Albugo candida, penyebab penyakit karat putih; reproduksi
aseksual Albugo (A), bagian daun terinfeksi yang menunjukkan
miselium, haustoria, sporangiofor dan sporangia; (B) percabangan
sporangiofor dengan rantai basigonous dari sporangia; (C-F)
perkembangan sporangiofor dan sporangia; (G-I) perkecambahan
sporangium dan pembentukan zoospora; (J) zoospra biflagella; (K)
zoospora encysted; (L) perkecambahan zoospora encysted; (M)
infeksi; (N) miselium interseluler dan dikelilingi haustoria dalam
jaringan inang (Pujari, 2013) ……………………………………...
Albugo candida, (A) sporangium; (B) ultrastruktur sporangium
(Pujari, 2013) ……………………………………………………...
Albugo candida. (A) bagian miselium interseluler; (B) haustorium
berkembang dari miselium dalam sel inang sebagai interseluler
yang diungkapkan di bawah mikroksop elektron (Pujari, 2013) …
Albugo candida penyebab karat putih pada crucifer. (A) oogonium
dan antheridium dengan tabung fertilisasi; (B) dinding oospora
mulai terbentuk, terlihat pembelahan nukleus; (C) oospora masak
dalam bagian melintang; (D-E) perkecambahan oospora; (F)
zoospora biflagela; (G) zoospore encysted; (H) zoospora
berkecambah (Pujari, 2013) ………………………………………

Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

87
88
91
92
93

97
99

100
101

102

103

viii

Gambar 2.40

Gambar 2.41
Gambar 2.42

Gambar 2.43

Gambar 2.44

Gambar 2.45
Gambar 2.46
Gambar 2.47

Gambar 2.48
Gambar 2.49
Gambar 2.50

Gambar 2.51

Albugo candida. (A) oogonium dengan banyak inti; (B)
pembentukan bercak penerima kearah antheridium melekat; (C)
inti dalam antheridium dan oogonium; (D) pembentukan tabung
pembuahan dan migrasi inti oogonium dalam daerah peripheral
meninggalkan satu inti female dalam pusat oogonium; (E)
penyatuan male dengan female; (F) pembentukan oospora dan
karyogami; dan (G) oospora masak (Pujari, 2013) …………….
Albugo sp. (A-B) perkecambahan oospora; (C) zoospore dibentuk
dalam vesikel (Pujari, 2013) ………………………………………
Daur hidup Albugo. (A) hifa dalam sel inang menunjukkan
haustoria berbentuk bulat; (B) daun terinfeksi dalam dalam
penampang melintang sporangiofor dan rantai sporangia; (C )
perkecambahan sporangium; (D) sporangia melepas zoospora; (E)
zoospore; (F) Zoospora tanpa bulu cambuk; (G) perkecambahan
zoospora tanpa bulu cambuk; (H) entheridium dan oogonium; (I)
plasmogamy; (J) karyogami; (K) oospora; (L) perkecambahan
oospora menghasilkan zoospora dalam vesikel; (M) zoospore; (N)
perkecambahan zoospora tanpa bulu cambuk (Pujari, 2013) …….
Gejala penyakit bercak cincin pada tanaman kubis, penyakit parah
di kebun (A), bercak cincin tampak pada daun sebelah bawah (B),
dan bercak cincin tampak jelas pada daun kubis (C) (Gabor et al.,
2013) ………………………………………………………………
Mycosphaerella brassicicola. A = Ascomata pada inang (bar=400
µm), B = ascomata (bar = 20 µm), C = aski (bar = 40 µm), D =
askus (bar = 5 µm), dan E-F = askospora (bar = 5 µm)
(MycoBank, 2013) ………………………………………………..
Daur penyakit bercak cicncin pada tanaman kubis (modifikasi dari
Agrios, 2005) ……………………………………………………...
Gejala penyakit busuk batang dan busuk berair yang disebabkan
oleh jamur Sclerotinia sclerotiorum (Gabor et al., 2013) …………
Sklerotia dari jamur Sclerotinia (A), Pertumbuhan miselium pada
permukaan batang tanaman (B), Gejala pada polong yang
terinfeksi (C), dan Gejala bsuk daun salada (D) (Pernezny dan
Purdy, 2009) ………………………………………………………
Gejala penyakit Sclerotinia di lapang (A) dan Sclerotia dalam
rongga batang (Agrios, 2005; Pernezny dan Purdy, 2009) ………
Daur penyakit busuk Sclerotinia pada sayuran dan bunga yang
disebabkan oleh Sclerotinia sclerotiorum (Agrios, 2005) ………..
Gejala penyakit layu Verticillium pada tanaman kubis bunga,
tampak daun rusak di sebelah bawah tanaman (A), perubahan
warna pada jaringan vaskular (B) penampang melintang, dan
penampang horizontal (C) (Gabor et al., 2013) …………………...

104
105

106

111

113
114
117

118
120
122

133

Morfologi konidiofor (a), fialida (b) dan konidia (c) dari V. dahlia
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

ix

Gambar 2.52
Gambar 2.53
Gambar 2.54
Gambar 2.55

Gambar 2.56
Gambar 2.57
Gambar 2.58

Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4

(A), dan struktur istirahat (B) (Jabnoun-Khiareddine et al., 2010)

135

Bentuk konidiofor (a), fialida (b) dan konidia (c) (A-B), dan
mikrosklerotia (C) (Gomeez-Alpizar, 2001) ……………………...
Daur penyakit layu Verticillium (Berlanger dan Powelson, 2000) ..

135
136

Gejala penyakit bercak daun putih yang disebabkan oleh jamur
Pseudocercosporella capsellae (Gledders et al., 2008; Gaboor et
al., 2013) …………………………………………………………..
Pseudocercosporella capsellae. A, Konidiofor tanpa fascicle
muncul dari stomata, B, kelompok konidiofor hialin pendek pada
sel stomatik. C, konidia. D, Bercak daun pada Brassica pekinensis
(Hisen, 1973) ……………………………………………………...
Daur penyakit bercak daun putih yang disebabkan oleh
Mycosphaerella
capsellae
(stadium
aseksualnya,
Pseudocercosporella capsellae) (Gladders et al., 2008) ………….
Gejala penyakit kuning Fusarium pada tanaman kubis (Sherf,
1979; Gabor et al., 2013) ………………………………………
Fusarium oxysporum, jamur yang menyebabkan penyakit kuning
Fusarium pada kubis dan tanaman yang tidak berhubungan
dengan kubis, seperti yang telah ditemukan di bawah mikroskop:
(a) konidiofor, manyak membawa makrokonidia; (B) akrokonidia;
(C) mikrokonidia; (d) klamidospora berdinding tebal (Babadoost,
1988b) ……………………………………………………………...
Gejala penyakit Cauliflower mosaic virus pada daun kubis bunga
(Gabor et al., 2013) ……………………………………………….
Aphis Myzus persicae sebagai vektor Cauliflower mosaic virus
(Wikipedia, 2013a) ………………………………………………..
Electron micrograph dari virion CaMV (Haas et al., 2002) ………

146

148
149
154

156
169
170
171

Diagram skema dari genom CaMV. Garis tipis menggambarkan
benang ganda DNA sirkular (8 kbp) dengan sekuen diskontinu
(1-3). ORFs major ditunjukkan dengan warna kode tanda panah
untuk pergerakan protein sel ke sel (I), faktor penularan aphis (II
dan III), pertanda selubung protein (IV), pertanda aspartic
proteinase, reverse gtranscriptase dan RNase H (V), dan
pencantuman sebuah protein tubuh/transactivator translasi (VI).
Garis hitam padat dari lingkaran dalam adalah daerah
intergenik panjang dan kecil dengan kandungan promoter 35S dan
19S. Dua garis tanda panah di luar tercatat 35S dan 19S RNA
(Haas et al., 2002) ………………………………………………...

Gambar 3.5

Perbanyakan virus CaMV dalam sel tanaman (Haas et al., 2002) ..

Gambar 3.6

Gejala penyakit Radish mosaic virus; (A) lesion lokal klorosisPenyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

172
173

x

Gambar 3.7
Gambar 3.8

Gambar 3.9
Gambar 3.10
Gambar 3.11

Gambar 3.12

Gambar 3.13
Gambar 3.14
Gambar 4.1

nekrotis pada daun Tendergreen mustard 6 hari setelah inokulasi;
(B) belang sistemik dengan bercak cincin pada daun lobak Chinese
White winter; (C) pola cincin nekrotis sistemik pada daun kubis
bunga snowball Y, 15 hari setelah inokulasi; (D) cincin nekrotis
yang diinokulasi pada daun tembakau Turki, 10 hari setelah
inokulasi; dan (E) Enasi pada permukaan atas daun (adaxial) daun
lobak Chinese white winter (Campbell, 1973) ……………………
Partikel RaMV dinodai dengan phosphotungstae (bar= 100 nm)
(Campbell, 1973) ………………………………………………….
Vektor sebagai penulat RaMV, (A) Aphis hijau (Myzus persicae
Sulzer.); (B) Aphis kubis (Rhopalosiphum pseudobrassicae
Davis.); dan (C ) aphis salada atau aphis kubis (Brevicoryne
brassicae L.) ………………………………………………………
Gejala penyakit Turnip mosaic virus pada tanaman kubis (Gabor
et
al.,
2013)
………………………………………………………….
Partikel virus dari Turnip mosaic virus, yang dilihat di bawah
mikroskop electron ………………………………………………..
Gejala klorosis pada Crocus sativus yang diinfeksi dengan TuMV
sendiri (a), gejala mosaic, klorosis dan nekrotis pada Erodium
mosichatum yang diinfeksi dengan TuMV sendiri (b), belang
diamati pada Lobelia speciosa dengan Arabis mosaic virus,
Cucumber mosaic virus dan Turnip mosaic virus (c), dan (d)
mosaic parah diamatai pada Nasturtium officanale yang diinfeksi
dengan TuMV sendiri, (e) mosaic parah diamati pada
Tropaecolum majus diinfeksi dengan Broad bean wilt virus 1,
Turnip mosaic virus, Verbena latent virus serta Carmovirus yang
tidak terindentifikasi (Corona et al., 2007) ………………………..
Gejala dan partikel morfologi Turnip yellow mosaic virus (TYMV)
yang diisolasi dari kubis China (Sawi) di Okayama Jepang.
Tanaman sawi cv. Kigoro 85 diinokulasi secara alami dengan
mosaik kuning yang parah dan berubah bentuk (a) dan bercak
nekrotis pada daun krop (b), (c) bercak klorosis pada daun yang
diinokulasi, vein clearing dan mosaik kuning sistemik pada daun
sawi cv. Ohsho yang diinfeksi secara mekanik dengan TYMV
pada umur 20 hari setelah inokulasi. (d) mikrograf elektron
partikel virus dalam cairan daun sawi cv. Ohsho dengan metode
staining negatif langsung. Bar 30 nm (Kirino et al., 2008)
Partikel Turnip yellow mosaic virus (TYMV) (Jean-Yves, 2004)

177
178

180
183
184

186

188
189

Kumbang anjing (Phyllotreta sp.) (A), dan (B) Psylliodes sp.
(Coleoptera: Chrysomelidae) ……………………………………..
Gejala tanaman kubis yang terinfeksi H. cruciferae (a) kiri, (b)
kista pada cabang akar, dan (c) kista betina dewasa (Mennan dan
Handoo, 2012; Gabor et al., 2013) ………………………………..
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

190

194

xi

Gambar 4.2
Gambar 4.3

Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6

Gambar 4.7
Gambar 4.8

Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11

Gambar 4.12
Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3
Gambar 5.4
Gambar 5.5

Kerusakan akar kubis yang diinfeksi oleh Heterodera cruciferae,
(A) kubis putih dan (B) kohlrabi (Jabbari dan Nikman, 2008) ……
Kista betina dewasa dan kantong gelatin pada tanaman kubis sakit
akibat Heterodera cruciferae. (A, C) kubis putih dan (B, D)
kohlrabi (skala bar: A: 500 µm, B: 400 µm; C: 150 µm, D: 200
µm) (Jabbari dan Nikman, 2008) ………………………………….
Female. (A,B) Vulva dan anus, dan (C ) seluruh tubuh dengan telur
(bar A dan B: 25 µm; C: 50 µm) (Jabbari dan Niknam, 2008)
Kista. (A) ujung proros, (B) cyst, (C) pola permukaan kutikula,
dan (D) di bawah jembatan (skala bar: A, C, dan D: 25 µm; B: 250
µm) (Jabbari dan Niknam, 2008) …………………………………
Juvenile stadium kedua. (A) daerah anterior, (B,C) ekor, hialin
dan (D) J2 pada akar kubis (skala bar: A, B dan C: 25 µm: D: 20
µm) (Jabbari dan Niknam, 2008) …………………………………
Male dan telur. (A) male di dalam kutikula larva, (B) telur
mengandung larva stadium kedua, (C ) ujung anterior dari male
(skala bar: 25 µm) (Jabbari dan Niknam, 2008) …………………..
Juvenile stadium empat metamorphosis menjadi male (B kiri).
Dewasa maltre (A), dan juvenile stadium kedua infektif (Ferris,
1999) ………………………………………………………………
Kista nematode Heterodera schachtii (Thorne, 1961) ……………

195

195
197
197
198

199
201
203

Gejala penyakit puru akar yang disebabkan oleh nematoda
(Meloidogyne spp.) (Gabor et al., 2013 …………………………..
Stadium dalam daur hidup nematode puru akar. (A) telur nematoda
dengan juvenile stadium kedua siap untuk menetas, (B) juvenile
stadium kekedua mempenetrasi jaringan akar. (C) nematode puru
akar betina dalam akar tanaman menyebabkan pembentukan dan
memakan pada sel raksasa. (D) penampang memanjang
Meloidogyne betina memakan sel raksasa. (E) telur puru akar
betina menetas di luar akar (Agrios, 2005) …………….
Daur penyakit namatoda puru akar dari genus Meloidogyne
(Agrios, 2005) ……………………………………………………..
Gejala noda hitam yang disebabkan oleh kerusakan fisiologi pada
kubis dan kubis China (Sawi) (Gabor et al., 2013) ………………
Gejala kerusakan butiran coklat (brown bead) pada kepala brokoli
(Gabor et al., 2013) ………………………………………………..
Gejala oedema pada daun dan krop kubis yang disebabkan oleh
kelainan fisiologis tanaman (Gabor et al., 2013) ………………….
Gejala kerusakan oedema akibat kelainan fisiologis tanaman
(Gabor et al., 2013) ……………………………………………….
Gejala ujung terbakar akibat kelaian fisiologis tanaman (Gabor et
al.,2013) …………………………………………………………...
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

206

209
210
216
217
219
221
222

xii

Gambar 5.6

Gejala kahat hara pada tanaman kubis bunga dan sawi (Gabor et
al., 2013) ………………………………………………………….

224

ooOoo

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

xiii

Mahasiswa setelah mempelajari penyakit tanaman sayuran kubiskubisan (crucifer) diharapkan mampu:
 Menguasai penyakit tanaman sayuran kubis-kubisan (crucifer), meliputi
sejarah penyakit, gejala penyakit, penyebab penyakit, faktor yang
mempengaruhi perkembangan penyakit (epidemiologinya), dan cara
pengendaliannya.
 Mendiagnosis penyakit tanaman sayuran kubis-kubisan (crucifer).
 Mengimplementasikan cara pengendalian salah satu cara atau
pengendlian secara terpadu, sehingga produksi tanaman sayuran kubiskubisan (crucifer) dapat diselamatkan.

Penyakit Tanaman Sayuran Kubis-kubisan (Crucifer)
I Made Sudarma
2014

xiv