Efek Estrogenik Isoflavon dalam Tepung Tempe terhadap Bobot Badan dan Uterus Tikus Ovariektomi (Estrogenic Effect of Isofiavone in Tempeh Flour on Body and Uterus Weight of Ovariectomized Rats)
RINGKASAN
Fitria Setyo Sunarsih. 2002. Studi Kasus: Patologi Anatomi dan Histopatologi
Seekor Anjing dengan Tumor Adrenal. Dibawah Bimbingan Drh. Eva Harlina,
MSi dan Drh. Dewi Ratih Agungpriyono, PhD.
Seekor anjing betina lokal berumur 11 tahun dengan anamnese diare berdarah
telah dinekropsi di Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor. Perubahan patologi anatomi saat nekropsi ditemukan ulkus
lidah, gastritis ulseratif, enteritis hemoragis, pankreatitis nekrotikan, perdarahan
endokardium, hipertrofi ventrikel kiri dan dilatasi ventrikel kanan jantung, pneumoni
disertai emfisema paru, tumor adrenal kiri serta nefritis interstitialis kronis.
Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan stomatitis' ulseratif lidah,
gastritis ulseratif, enteritis hemoragis, pankreatitis nekrotikan, pembendungan serta
degenerasi lemak hati, endokarditis dan miokarditis, pneumoni disertai emfisema dan
antrakosis, hiperplasia tiroid, tumor korteks adrenal kiri, hemosiderosis limpa, nefritis
interstitiaIis kronis,dan korpus luteum persisten.
Studi kasus ini mengkaji hubungan antara kejadian tumor adrenal dengan
timbulnya lesio dipelbagai organ dan dikaitkan dengan patogenesa penyebab
kematiannya. Tumor korteks adrenal menyebabkan diproduksinya mineralokortikoid
secara berlebihan, sehingga dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan ginjal.
Kerusakan ginjal kronis menyebabkan uremia, yang selanjutnya menyebabkan
kerusakan organ-organ pencernaan seperti stomatitis ulseratif, gastritis ulseratif dan
enteritis hemoragis. Selain itu, gagal ginjaI menyebabkan tekanan darah meningkat,
dan apabila keadaan ini terus berlangsung akan menyebabkan kegagalan jantung yang
akhirnya menimbulkan pembendungan organ visera.
Tumor korteks adrenal juga menghasilkan glukokortikoid dan estrogen yang
berlebihan, sehingga pada kasus ini ditemukan degenerasi lemaIc haji, korpus luteum
persisten dan hiperplasia tiroid.
Fitria Setyo Sunarsih. 2002. Studi Kasus: Patologi Anatomi dan Histopatologi
Seekor Anjing dengan Tumor Adrenal. Dibawah Bimbingan Drh. Eva Harlina,
MSi dan Drh. Dewi Ratih Agungpriyono, PhD.
Seekor anjing betina lokal berumur 11 tahun dengan anamnese diare berdarah
telah dinekropsi di Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor. Perubahan patologi anatomi saat nekropsi ditemukan ulkus
lidah, gastritis ulseratif, enteritis hemoragis, pankreatitis nekrotikan, perdarahan
endokardium, hipertrofi ventrikel kiri dan dilatasi ventrikel kanan jantung, pneumoni
disertai emfisema paru, tumor adrenal kiri serta nefritis interstitialis kronis.
Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan stomatitis' ulseratif lidah,
gastritis ulseratif, enteritis hemoragis, pankreatitis nekrotikan, pembendungan serta
degenerasi lemak hati, endokarditis dan miokarditis, pneumoni disertai emfisema dan
antrakosis, hiperplasia tiroid, tumor korteks adrenal kiri, hemosiderosis limpa, nefritis
interstitiaIis kronis,dan korpus luteum persisten.
Studi kasus ini mengkaji hubungan antara kejadian tumor adrenal dengan
timbulnya lesio dipelbagai organ dan dikaitkan dengan patogenesa penyebab
kematiannya. Tumor korteks adrenal menyebabkan diproduksinya mineralokortikoid
secara berlebihan, sehingga dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan ginjal.
Kerusakan ginjal kronis menyebabkan uremia, yang selanjutnya menyebabkan
kerusakan organ-organ pencernaan seperti stomatitis ulseratif, gastritis ulseratif dan
enteritis hemoragis. Selain itu, gagal ginjaI menyebabkan tekanan darah meningkat,
dan apabila keadaan ini terus berlangsung akan menyebabkan kegagalan jantung yang
akhirnya menimbulkan pembendungan organ visera.
Tumor korteks adrenal juga menghasilkan glukokortikoid dan estrogen yang
berlebihan, sehingga pada kasus ini ditemukan degenerasi lemaIc haji, korpus luteum
persisten dan hiperplasia tiroid.