Penanganan Cedera Tendon Achilles dengan Mersilene Tape

Penanganan Cedera Tendon Achilles dengan Mersilene Tape
Nazar Moesbar
Sub Departemen Orthopaedi dan Trauma
Departemen Ilmu Bedah FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan

Abstrak: Cedera tendon achilles sering spontan terjadi dimana sering sekali terdapat pada daerah
proksimal 2 - 6 cm dari tempat insersi di kalkaneus. Penelitian ini dilakukan guna mengamati proses
penanganan dan hasil dari cedera tendon achilles yang diperbaiki dengan mengunakan mersilene
tape. Penelitian dilakukan terhadap 14 kasus cedera tendon achilles selama 6 tahun dari Januari
1990 hingga April 1996 di RSUP. H. Adam Malik Medan dimana populasi yang dikumpulkan dengan
mempertimbangkan aspek umur, riwayat trauma, gambaran klinis komplikasi sesudah operasi dan
fungsi aktivitas. Operasi dilakukan dengan menggunakan Mersilene Tape (Multi Filament Polyester
Mesh) . Setelah operasi, tidak dipasang gips dan tidak dilakukan peninggian lutut sewaktu weight
bearing. Hasil dari operasi dimana penggunaan bahan Mersilene Tape ini aman dan dapat digunakan
bahkan pada populasi dekade ke-5
Kata kunci: mersilene tape, tendon achiles
Abstract: Achilles tendon injury usually occurred spontaneously 2 – 4 cm proximal from its insertion
at kalkaneus bone. The observation was performed in order to observe the result of repaired achilles
tendon with the mersilene tape. The observation included 14 cases in 6 years from January 1990 until
April 1996 at RSUP.H Adam Malik Medan The populations were gathered in consideration of age,
history of trauma, clinical overview after operation and functional activity. Operation was performed

using Mersilene tape (Multi Filament Polyester Mesh) After the operation, there were no
immobilization performed (no cast); the knee was not raised upon weight bearing. The use of
Mersilene tape is safe and can be adapted on older population above 50 years old.
Keywords: mersiline tape, achiles tendon
PENDAHULUAN
Tendon achilles adalah suatu tendon yang
tebal dan kuat dari tendon yang ada pada tubuh
manusia yang fungsinya sangat penting untuk
stabilitias waktu berjalan. Winer dan Lipscomb
melaporkan cedera tendon achiless adalah ketiga
terbanyak dari cedera tendon yang sering
dijumpai, dan ini banyak didapati pada usia
dekade keempat.1,2,3,7.
Lipscomb melaporkan cedera tendon
achiles adalah terbanyak secara spontan, baik
sewaktu berolahraga, melompat atau jatuh dari
ketinggian.3,7.
Mendiagnosa suatu cedera
tendon achilles adalah dengan pemeriksaan
dimana kaki yang mengalami cedera di dorso

fleksikan sehingga kita akan dapat meraba defek
dari tendon yang mengalami cedera.1,3,5,7.
Lokasi cedera dari tendon achiles yang
spontan umumnya terjadi antara 2 sampai 6 cm
proksimal dari tempat insersi tendon Aahiles di
kalkaneus. Menurut Lagergen dan Lindholm di
daerah ini terjadi hipovaskularisasi dengan
semakin meningkatnya usia dan juga di daerah
ini sering mendapat trauma yang berulang –
202

ulang sehingga akan menyebabkan elastisistas
dari tendon menjadi berkurang. 2,3,4,7,10.
Penanganan cedera tendon achiles masih
merupakan isu yang kontroversial. Para penulis
yang mengusulkan tindakan konservatif dengan
memakai immobilisasi gips dengan alasan untuk
menghindari bahaya dari komplikasi anastesi
dan komplikasi operasi berupa infeksi dan
parut.8. Sedangkan penulis lain menunjukan

bahwa cedera tendon achiles yang ditangani
secara operatif mempunyai kekuatan otot yang
lebih kuat dari yang non operatif sehingga
insiden untuk cedera kembali setelah intervensi
bedah juga lebih sedikit.
Pada tindakan immobilisasi dengan gips
yang berlama-lama pada tungkai bawah setelah
reparasi tendon achiles ataupun hanya dengan
tindakan konservatif saja akan menimbulkan
banyak problem yaitu berupa atrofi dari otot
betis, kekakuan sendi, memperlama waktu
rehabilitasi dan kehilangan waktu kerja yang
cukup lama.
Suatu cara yang sebelumnya sudah
diperkenalkan oleh M. Levy dan kawan-kawan

Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006

Nazar Moesbar


yang dicobakan pada hewan anjing dengan
memakai bahan Mersilene tape menjadi dasar
dari teknik baru ini merepair cedera dari tendon
achiles.
BAHAN DAN CARA
Penelitian ini dilakukan secara retrospektif
dari rekam medik selama 6 tahun dari Januari
1990 sampai dengan April 1996. Terdapat 14
kasus yang dicatat dan semuanya dilakukan
tindakan operasi.
Infromasi dikumpulkan meliputi umur,
riwayat trauma, gambaran klinik komplikasi
sesudah operasi dan fungsi aktivitas setelah
dilakukan operasi.
Operasi dilakukan dengan memakai bahan
Mersilene Tape (Multi Filament Polyester
Mesh) yang tebalnya 5 mm dan panjang
30
cm. Setelah operasi pada tungkai tidak
dilakukan immobilisasi dengan memakai gips

dan juga tanpa melakukan peninggian tumit
sewaktu weight bearing. Pasien satu hari setelah
operasi langsung dilakukan mobilisasi terutama
pada pergelangan kaki.9
TEKNIK OPERASI
Dalam anastesi umum pasien posisi pronasi
atau miring, dilakukan insisi longitudinal
postero medial, mulai dari pertengahan betis
sampai ke tuberositas kalkaneus. Fasia dibuka,
kedua ujung fragmen tendon achiles yang
mengalami
cedera
diidentifikasi
dan
dieksplorasi dan semua jaringan fibrous
dibersihkan; kedua ujung tendon yang cedera
dieksisi.
Kemudian dibuat lobang di tuberositas
kalkaneus yang besarnya cukup untuk
melewatkan bahan Mersilene tape yang

diameternya 5 mm. Ujung dari Mersilene tape
dilewatkan disamping tendon dengan memakai
jarum yang besar sampai setinggi batas
muskulotendineous, kemudian ujung dari
masing-masing simpul dilewatkan ke bagian
median dan memakai bahan Mersilene, sewaktu
melakukan graft ini, kaki dalam posisi plantar
fleksi dan lutut dalam keadaan fleksi 40 derajat.
Kemudian kedua ujung fragmen tendon
yang cedera diaproksimasikan dengan menjahit
secara matras. Luka operasi ditutup lapis demi
lapis dan dipasang drain. Pada tungkai tidak
dilakukan immobilisasi dengan gips.
Satu hari setelah operasi kaki (ankle joint)
mulai digerakan secara aktif, hari kelima setelah
operasi pasien dipulangkan. Selama 3 minggu
pasien jalan dengan partial weight bearing
dengan bantuan tongkat untuk selanjutnya

Penanganan Cedera Tendon Achilles...


penderita langsung jalan dengan full weight
bearing .
HASIL
Dilakukan penanganan cedera tendon
achilles terhadap 14 kasus yang sebagian besar
adalah pria 12 kasus (85,7%) dan wanita 2 kasus
(14,3%). Pria banding wanita adalah 6
berbanding 1 ini tidak jauh berbeda dengan yang
dijumpai oleh J.F Kellam di mana pria banding
wanita adalah 5 banding 1. 1.8
Tabel 1.
Distribusi jenis kelamin dari 14 kasus cedera
tendon achilles
Jenis Kelamin
Laki - laki
Wanita
Total

Jumlah

12
2
14

Persentase
85,7
14,3
100

Cedera tendon achilles lebih sering
mengenai kaki kanan 9 kasus (64,3%) dan kaki
kiri sebanyak 5 kasus (35,7%) .Hal ini berbeda
dengan pengamatan H Kelikian dimana kiri
lebih sering dari kanan. 1,7
Tabel 2.
Distribusi letak cedera tendon achilles
Lokasi Cedera
Kanan
Kiri
Total


Jumlah
9
5
14

Persentase
64,3
35,7
100

Dari data yang dikumpulkan, umur yang
tertinggi mendapat cedera tendon achiles adalah
pada dekade ke – 5 sebanyak 5 kasus (35,8%)
ini hampir sama dengan yang didapat para
penulis-penulis lainnya dimana usia terbanyak
mendapat cedera tendon adalah pada dekade ke
4 dan 5.12,3,5,7
Tabel 3.
Distribusi umur dari 14 kasus cedera tendon

achiles
Umur/thn
< 40
41 - 50
51-60
>60
total

Jumlah
2
3
5
4
14

Persentase
14,2
21,5
35,8
28,5

100

Penyebabnya terjadi cedera tendon achilles
terbanyak adalah spontan (waktu olahraga,
melompat maupun jatuh dari ketinggian)
sebanyak 12 kasus (85,7%) dan sisanya oleh
karena trauma langsung sebanyak 2 kasus
(14,3%) 1,3,7

Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006

203

Karangan Asli
Tabel 4.
Penyebab terjadinya cedera tendon achilles
Penyebab
Spontan
Trauma langsung
total

Jumlah
12
2
14

Persentase
85,7
14,3
100

Dari semua cedera tendon achilles yang
dilakukan operasi dengan memakai bahan
Mersilene tape, tanpa gips dan tanpa
meninggikan tumit sewaktu weight bearing
sebagian besar berhasil dengan baik 13 kasus
(92,9%) hanya 1 kasus yang dijumpai
komplikasi setelah operasi berupa fistel (7,1%).
Kemudian dilakukan debridemen ulang, luka
sembuh tanpa mengangkat bahan Mersilene
tape.
Tabel 5.
Hasil tindakan operasi cedera tendon achiles
dengan mersilen tape
Hasil
Baik
Fistel
total

Jumlah
13
1
14

Persentase
92,9
7,1
100

DISKUSI
Telah dilakukan penanganan cedera tendon
achilles dengan memakai bahan mersilene tape
terhadap 14 kasus selama kurun waktu 6 tahun
dari Januari 1990 hingga Mei 1996. Dilaporkan
oleh beberapa penulis 4,6,8,9 bahwa penanganan
cedera tendon achilles selama 8 minggu dan
peninggian tumit rata – rata 6 minggu, ternyata
mempunyai dampak tidak mengenakan bagi
penderita, dimana waktu immobilisasi gips yang
lama (14 minggu) menyebabkan otot – otot
betis atrofi dan kekakuan sendi kaki yang
tentunya memperlama waktu rehabilitasi dan
penderita kehilangan kerja lama.
Kemampuan untuk sembuh sempurna
merupakan kepentingan penderita. Dengan
teknik baru Mersilene tape ini tidak
diimobiliasasi dengan gips dan juga tidak
dilakukan peninggian tumit waktu weight
bearing dengan begini penderita akan cepat
diimobilisasi dan beraktivitas
Keberhasilan
dari
penanganan
ini
disamping waktu immobilisasi yang cepat juga
angka infeksi yang kecil hanya dijumpai 1 kasus
(7,1%) dengan fistel tapi setelah dilakukan
debridemen ulang luka menjadi sembuh tanpa
mengangkat bahan Mersilene tapenya.
Prosedur teknik operasi cara ini cukup
sederhana dan dapat dipakai untuk merepair
cedera tendon yang baru maupun yang lama
Kemampuan untuk berjinjit dan ujung jari
kaki yang cedera setelah operasi juga
membuktikan cara ini baik dan aman dipakai
204

untuk tendon achilles dan harganya cukup
murah.
KESIMPULAN
Telah
dilaporkan
data
deskriptif
pengamatan selama 6 tahun mulai dari januari
1990 sampai mei 1996 penanganan cedera
tendon achiles dengan memakai bahan mersilene
tape didapati:
1. penderita terbanyak adalah laki-laki dengan
perbandingan 6 banding 1.
2. umur terbanyak yang mendapat cedera
achiles adalah dekade ke – 5
3. penyebab terbanyak dari cedera tendon
achiles adalah diakibatkan cedera spontan
4. tindakan operatif dengan mersilene tapi
cukup baik dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
1. Allan E, Inglis MD, Thomas DS. Surgical
repair of rupture of tendon achilles. Clinical
Orthopaedic and Related Research, May
1981; 160 – 9.
2.

Apley AG, Solomon L. Apley’s System of
Orthopaedic and Fractures. 7th Ed. , New
York :Butterworth 1993.p.491 – 2

3.

Philips BB. Traumatic Disorders. In:
Campbell’s Operative Orthopaedic: Vol 3.
8th ed. Pittsburg: Mosby 1987.p.1904 – 12.

4.

Aldam CH. Repair of Calcaneal Tendon
Ruptures. J Bone and Joint Surg 1989; 71:
486 – 8.

5.

Ramarutti CP. Orthopaedic and Primary
Care.Baltimore: Lippincot 1979.p.278 – 80.

6.

Wills CA, Washburn S. Achiles tendon
rupture. Clinical Orthopaedi and Related
Research 1986; 156 – 60.

7.

Kelikian H, Kelikian AS. Disorders of the
ankle. New York: WB Saunders Company
1985.p.770 – 82.

8.

Kellam JF. Review of the operative
treatment of achilles tendon rupture.Clinical
Orthopaedic Related Research December
1985: 80 – 4

9.

Levy M, Velkes S, Goldstein J, Rosner M.
A methode of repair for achiles tendon
rupture without cast immobilization.
Clinical Orthopaedic and Related Research
July 1984 ; 199 – 204

10. Nigel H Haris, MA, FRCS: Postgraduate
textbook of Clinical Orthopaedic, Boston
1983: 846 – 847.

Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006