Kalibrasi Pemodelan SWMM Evaluasi Kondisi Eksisting Hidrologi

4.4 Kalibrasi Pemodelan SWMM

Kalibrasi merupakan proses verifikasi untuk menentukan dan menyesuaikan kebenaran hasil simulasi software SWMM dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan tinggi muka air hasil pengukuran dilapangan dengan hasil simulasi software SWMM. Tinggi air yang digunakan sebagai data perbandingan kalibrasi adalah data tinggi air dilapangan saat terjadinya hujan pada tanggal 28 Maret 2015 dengan curah hujan sebesar 38 mm. Tabel 4.9 Kalibrasi Pemodelan SWMM CONDUIT TINGGI TINGGI ERROR SWMM m DILAPANGAN m C17 0,319 0,300 0,065 C47 0,278 0,290 0,041 C54 0,150 0,140 0,071 Berdasarkan tabel 4.9, tinggi dilapangan dengan tinggi dipemodelan SWMM untuk C17 sebesar 30 cm dengan error 0,065 6,5. Pada C47 tinggi dilapangan sebesar 29 cm dengan error 0,041 4,1. Sedangkan pada C54 tinggi dilapangan sebesar 14 cm dengan error 0,071 7,1.

4.5 Evaluasi Kondisi Eksisting Hidrologi

Evaluasi kondisi eksisting hidrologi ini ditujukan untuk mengetahui besaran nilai infiltrasi dan juga nilai runoff yang terjadi di Jalan Srikoyo dengan melakukan simulasi pada software SWMM yang dikalibrasi dengan hasil pengamatan lapangan. Dari siklus hidrologi terlihat jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah infiltrasi melalui pori-pori tanah dan sebagian akan menjadi aliran air permukaan runoff. Berdasarkan gambar 4.7 rekapitulasi dari lampiran 5 dapat diketahui bahwa daerah Jalan Srikoyo memiliki curah hujan yang tinggi. Namun hal ini tidak diimbangi dengan nilai infiltrasi yang memadai sehingga menyebabkan air hujan yang tidak terserap menjadi runoff. Gambar 4.7 Grafik Infiltrasi dan Runoff dengan periode kala ulang yang berbeda Dari tingginya nilai runoff dibandingkan dengan nilai infiltrasi dapat diketahui bahwa pada Jalan Srikoyo memiliki daerah impervious yang lebih besar daripada pervious. Daerah impervious merupakan daerah yang dapat mengalirkan air tetapi tidak mengalami infiltrasi misalnya area parkir, area perumahan dan bangunan pertokoan yang biasanya bersifat kedap air dan relatif permanen. Dengan tingginya nilai runoff dapat meningkatkan potensi banjir, sehingga perlu diadakan peningkatan dan perbaikan kapasitas saluran agar limpasan air permukaan di Jalan Srikoyo tidak menimbulkan banjir. Salah satu cara untuk mengurangi potensi banjir adalah dengan mengoptimalkan sistem jaringan drainase pada Jalan Srikoyo meliputi perbaikan dan peningkatan kapasitas saluran dengan cara pengerukan sedimen, perubahan dimensi saluran dan pemeliharaan saluran secara berkala.

4.6 Evaluasi Kondisi Eksisting Hidrolik Saluran