PENGANTAR HUKUM BISNIS

(1)

PENGANTAR HUKUM BISNIS

I. Ringkasan Modul

1) Pengertian Hukum menurut pengelompokan secara umum  Hukum Publik

 Hukum Privat  Hukum Pidana  Hukum Negara  Hukum Perdata

 Hukum Dagang / Bisnis  Dsb.

2) Skema Pengelompokan Hukum dari aspek isi dll. a. Menurut sumbernya :

1. Hukum Undang-Undang 2. Hukum Kebiasaan & Adat 3. Hukum Yurisprudensi 4. Hukum Traktat 5. Hukum Doktrin b. Menurut Bentuknya 1. Hukum Tertulis Dan 2. Hukum Tidak Tertulis c. Menurut isinya 1. Hukum Privat 2. Hukum Publik d. Menurut Masanya

1. Ius Constitutum (hukum positif)

2. Ius Constituendum (hukum yang dicita-citakan) e. Menurut cara mempertahankannya

1. Hukum Materil 2. Hukum Formil

f. Menurut Wujudnya 1. Hukum Objektif 2. Hukum Subjektif

Ciri-ciri hukum/komponen hukum : - Aturan


(2)

- Sanksi : ganjaran/hukuman bagi yang tidak mematuhi hukum Sifat hukum ada 2 :

1. Bersifat imperatif : memaksa

Misal : pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan 2. Bersifat fluktuatif : mengatur

Misal : pasal 1152 KUHPidana tentang Pegadaian

Sumber-sumber hukum : merupakan asal mula yang menciptakan dan melahirkan hukum. Ada 2: 1. Sumber hukum material

a. Faktor idiil : ide dasar pembuat UU untuk membuat hukum b. Faktor riil : : yang ada dimasy. secara riil

2. Sumber hukum formal

a. UU : peraturan yang dibuat oleh alat-alat negara dan mengikat masyarakat b. Kebiasaan : adat istiadat

c. Traktat/perjanjian antar negara

Perjanjian bilateral (perjanjian antara 2 negara) : aturan bagi kedua belah pihak negara dan menjadi sumber hukum bagi kedua negara yang bersangkutan.

Misal : indo – malay (perjanjian batas negara)

Beda dengan perjanjian multilateral (perjanjian lebih dari 2 negara), contoh : - Pembuatan arbitrase : penyelesaian perkara perdata diluar Pengadilan Negeri

d. Yurisprudensi : keputusan hakim yang terdahulu. Seorang hakim tidak boleh menolak suatu perkara karena belum ada aturannya, belum ada UU-nya tetapi harus dicari jalan keluarnya (UU No. 14 tahun 1970 tentang pokok2 kekuasaan kehakiman)

e. Doktrin : pendapat ahli hukum yang dijadikan dasar hukum PERIHAL ORANG DALAM HUKUM

A. SUBJEK HUKUM

Subjek hukum atau pelaku ekonomi : sesuatu yang menurut hukum mempunyai hak dan kewajiban.

Ada 2 :

1. Manusia (Natuurlijke persoon)

- Dewasa, seseorang berbeda-beda kriterianya, seperti berdasarkan :  KUHPerdata pasal 29 (lelaki 18 tahum, wanita 15 tahun)  Hukum adat (telah kuat gawe/mampu mencari nafkah sendiri)  Hukum islam (pria telah mimpi indah, wanita telah haid)

- Sehat jasmani dan rohani, mampu mempertanggungjawabkan segala perbuatannya - Orang yang sedang tidak dibawah pengampuan/sakit jiwa

2. Badan Hukum (Rechts persoon)

PT, Koperasi, Yayasan, Perum dan Persero : memiliki hak yang sama dalam hukum seperti manusia, karena kelompok ini merupakan kelompok perusahaan berbadan hukum. Sedangkan CV dan Firma (Fa) merupakan kelompok perusahaan tidak berbadan hukum dan tidak memiliki hak.


(3)

Perbedaan perusahaan berbadan hukum dan tidak berbadan hukum:

Berbadan hukum Tidak berbadan hukum

1. Harta kekayaan

Terpisah antara kekayaan pribadi dan perusahaan artinya jika perusahaan pailit maka anggota hanya bertanggung jawab sebesar nominal saham.

Tidak terpisah antara kekayaan pribadi dan perusahaan artinya jika perusahaan pailit dan meninggalkan jejak utang perusahaan maka harta pribadi dapat menjadi jaminannya. 2. Hak dan kewajiban

Memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hukum seperti manusia

Tidak memiliki hak dan kewajiban

3. Sifat

Berkesinambungan : jika salah satu anggota mengundurkan diri, maka perusahaan tetap berdiri s.d jangka waktu pendirian perusahaan

Tidak berkesinambungan : jika salah seorang anggota mengundurkan diri maka perusahaan bubar

4. Akta pendirian Disahkan oleh PengadilanNegeri kemudian Menteri yang bersangkutan

Disahkan oleh Pengadilan Negeri saja

 Mengapa yayasan tidak termasuk ke dalam kategori perusahaan?

Hal ini karena yayasan merupakan Nirlaba (badan usaha yang bergerak dibidang sosial) dan tidak bertujuan mencari keuntungan.

B. OBJEK HUKUM

Sesuatu yang berguna bagi subjek hukum. HUKUM PERJANJIAN

Burgerlijke Wetbook/Dasar KUHPerdata : 1. Buku I : orang

2. Buku II : benda 3. Buku III : perjanjian

4. Buku IV : kadaluarsa/lewat waktu Perjanjian

Perikatan : suatu hubungan hukum antara 2 orang dimana satu orang berhak menuntut sesuatu dan yang lainnya berhak memenuhi tuntutan itu.

Yang berhak : kerditur (berpiutang) Yang berkewajiban : debitur (berutang)


(4)

Syarat sahnya suatu perjanjian menurut pasal 1320 KUHPerdata : 1. Sepakat : apa yang dikehendaki pihak I harus dikehendaki pihak II 2. Cakap

3. Hal tertentu : harus jelas maksud dan tujuannya

4. Kausa yang halal : perjanjian yang dibuat tidak dilarang UU dan tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. Misal : jual beli narkoba

Note :

Syarat 1 dan 2 disebut syarat subjektif (jika tidak dipenuhi, maka batal dari hukum)

Syarat 3 dan 4 disebut syarat objektif (jika tidak dipenuhi dapat dimintakan perbatalannya)

Asas perjanjian :

1. Asas Kebebasan berkontrak 2. Asas konsensualitas

3. Asas personalia

PERUSAHAAN, PERDAGANGAN, PEKERJAAN

Perusahaan menurut UU No.3/1982 Undang-undang Wajib Daftar Perusahaan (UUWDP) - Bentuk usaha (PT, CV, Fa, Koperasi, Perum, Persero, PO, UD, dll)

- Jenis usaha (Bidang Perekonomian : dagang, industri, jasa)

- Mempunyai pekerja, bersifat tetap (SIUP), harus terang2an mengumumkan minimal 3 kali berturut-turut dikoran, mencari keuntungan, dan ada unsur pembukuan.

Sumber-sumber hukum perusahaan : 1. Perundang-undangan

PT (UU No.40 / 2007) - PJTKI

- Perbankan - Asuransi

Koperasi (KUHD / KUHPerdata) PO, UD (kebiasaan)

2. Kontrak perusahaan 3. Yurisprudensi 4. Kebiasaan

Klasifikasi perusahaan :

1. Dilihat dari jumlah pemilik :

a. Perusahaan persekutuan : didirikan oleh beberapa pengusaha (PT, CV, Fa, Koperasi, Perum, Persero)

b. Perusahaan perseorangan : didirikan oleh satu orang (PO, UD) 2. Dilihat dari status pemilik :

a. Perusahaan swasta (PT, CV, Fa, Koperasi) b. Perusahaan negara (Persero, Perum)


(5)

3. Dari dari bentuk hukum :

a. Perusahaan berbadan hukum (PT, Koperasi, Perum, Persero) b. Perusahaan tidak berbadan hukum (CV, Fa)

BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM A. PERSEKUTUAN FIRMA (Fa)

Firma adalah persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama (pasal 16 KUHD)

Persekutuan perdata adalah perjanjian yang mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk menyetorkan sesuatu kepada persekutuan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan (pasal 1618 KUHP)

Unsur-unsur Fa : a. Persekutuan perdata b. Menjalankan perusahaan c. Dengan nama bersama

d. Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi atau keseluruhan Cara mendirikan Fa :

1. Akta pendirian yang memuat anggaran dasar (kesepakatan sekutu)

Anggaran dasar tersebut memuat tentang : struktur organisasi, nama perusahaan, pemilik perusahaan, modal, alamat, bergerak dibidang apa, jangka waktu pendirian perusahaan

2. Akta autentik : yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yakni Notaris

3. PPN -> Panitra Pengadilan Negeri setempat dimana Fa didirikan merupakan badan yang menerbitkan SIUP

4. Diumumkan dalam lembaga berita negara minimal 3 hari berturut-turut Hubungan hukum dan tanggung jawab :

Sekutu yang ditunjuk atau diberi kuasa untuk menjalankan tugas pengurus ditentukan dalam anggaran dasar (akta pendirian) Fa. Harus dijelaskan dalam Anggaran Dasar.

Berakhirnya Fa :

1. Apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam AD berakhir

2. Ada salah seorang anggota yang mengundurkan diri (pasal 26 & 31 KUHD) ini dikarenakan Fa bersifat tidak berkesinambungan

B. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV)

Merupakan Fa yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer. Dalam CV ada 2 macam sekutu :

a. Sekutu komplementer/ sekutu aktif / complementary partner : sekutu yang ikut memasukkan modal dan aktif mengurus perusahaan, dan bertanggung jawab penuh / keseluruhan

b. Sekutu komanditer / sekutu pasif / silent partner : sekutu yang hanya memasukkan modal, tapi tidak aktif mengurus perusahaan, tanggung jawabnyapun hanya sebatas modal yang ditanamkan


(6)

Cara mendirikan sama halnya dengan Fa yakni :

1. Akta pendirian yang memuat anggaran dasar (kesepakatan sekutu)

Anggaran dasar tersebut memuat tentang : struktur organisasi, nama perusahaan, pemilik perusahaan, modal, alamat, bergerak dibidang apa, jangka waktu pendirian perusahaan

2. Akta autentik : yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yakni Notaris

3. PPN -> Panitra Pengadilan Negeri setempat dimana Fa didirikan merupakan badan yang menerbitkan SIUP

4. Diumumkan dalam lembaga berita negara minimal 3 hari berturut-turut Hubungan hukum dan tanggung jawab :

CV terdapat hubungan ke dalam (internal) antara sesama sekutu dan ke luar (eksternal) antar sekutu dan pihak ketiga.

- Hubungan hukum kedalam :

Hubungan hukum antara sekutu komanditer dengan sekutu komplementer - Hubungan hukum ke luar :

Hanya sekutu komplementer yang dapat mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Karena sekutu inilah yang bertanggung jawab penuh.

Berakhirnya CV :

1. Berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam AD 2. Ada salah seorang anggota yang mengundurkan diri 3. Akibat perubahan AD

BADAN USAHA BERBADAN HUKUM Karakteristiknya :

1. Memiliki kekayaan sendiri

2. Akta pendiriannya disahkan oleh menteri 3. Diwakili oleh pengurus

Pimpinan perusahaan (direktur) : melakukan tindakan hukum kedalam dan keluar Komisaris : penasihat direktur

A. PERSEROAN TERBATAS (PT)

Undang-undang yang mengatur -> UU No.40 / 2007

Istilah “perseroan” merujuk pada cara menentukan modal, yaitu terbagi dalam saham, sedangkan “terbatas” merujuk pada batas tanggung jawab pemegang saham, yaitu sebatas jumlah nominal saham yang dimiliki.

Isi AD PT merupakan isi dari perjanjian para pemegang saham Syarat mendirikan PT :

1. Didirikan oleh dua orang atau lebih 2. Didirikan dengan Akta autentik 3. Modal dasar perseroan

Yang menjalankan PT : 1. RUPS


(7)

3. Komisaris

Pembubaran PT menurut pasal 142 ayat 1 : 1. Berdasarkan keputusan RUPS

2. Jangka waktu berdiri yang ditetapkan dalam AD sudah berakhir 3. Penetapan pengadilan

Secara umum PT dibagi menjadi 2 : 1. PT Tertutup

Hanya dimiliki orang-orang tertentu saja, terbagi atas saham tapi dituliskan atas nama / surat sahamnya ditulis atas nama. Biasanya perusahaan keluarga

2. PT Terbuka

Sahamnya boleh dimiliki masy. Umum, surat sahamnya ditulis atas unjuk B. KOPERASI

Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menentukan, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Asas koperasi

Menurut pasal 2 UU No. 25 / 1992, koperasi berlanadaskan Pancasila dan UUD 1945 berdasarkan asas kekeluargaan.

Kekluargaan dapat diartikan sebagai kesadaran bekerja sama dalam badan usaha koperasi oleh semua untuk semua dibawah pimpinan pengurus dan pengawasan para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran untuk kepentingan bersama.

Tujuan koperasi

Pasal 3 UU No. 25 / 1992 menentukan tujuan koperasi :

a. Untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

b. Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945

Fungsi koperasi

Pasal 4 UU No. 25 / 1992 menentukan fungsi dan peran koperasi :

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya u/ meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

3 sumber modal koperasi : a. Sisa Hasil Usaha (SHU)


(8)

b. Simpanan Anggota : Simpanan pokok & Simpanan wajib c. Pihak ke 3

Koperasi ada 2 jenis :

1. Koperasi primer (dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang)

2. Koperasi sekunder (dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi primer / 60 orang) C. PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

Adalah badan hukum, yang kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya peraturan pemerintah, dimana seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham.

Tujuan perum :

Pasal 2 ayat 1 PP No. 13 / 1998 maksud dan tujuan perum :

“Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan”.

II. Penjelasan

PENGERTIAN HUKUM

Kata “hukum” mengandung makna yang luas meliputi; semua peraturan atau ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi terhadap pelanggarnya.

Hukum memiliki beberapa unsur yaitu :

a) Adanya peraturan/ketentuan yang memaksa b) Berbentuk tertulis maupun tidak tertulis c) Mengatur kehidupan masyarakat

d) Mempunyai sanksi. TUJUAN HUKUM

Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan,yaitu asas asas kaeadilan dari masyarakat itu. Tujuan hukum ialah mengatur pergaulan manusia secara damai. Hukum menghendaki perdamaian. Dalam tulisannya “Rhetorica,” Aristoteles membedakan dua macam keadilan, yaitu keadilan keadilan “distributif” dan keadilan “komulatif”.

Keadilan distributif ialah keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah menurut jasanya (pembagian menurut haknya masing-masing).Ia tidak menuntut supaya tiap-tiap orang mendapat bagian yang sama banyaknya;bukan persamaan melainkan kesebandingan.Contoh UUD-1945 pasal 27 ayat 2 : (“Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan


(9)

yang layak bagi kemanusiaan”),maka ini belum berarti setiap warga Negara mempunyai pekerjaan yang sama karena sesuai dengan keahliannya masing masing. Keadilan komutatif ialah keadilan yang memberikan pada setiap orang sama banyaknya dengan tidak mengingat jasa-jasa perorangan.

Teori etis mengajarkan, bahwa hukuman itu semata mata menghendaki keadilan.Teori Jeremy Bentham dalam bukunya “Introduktion to the morals and legisiation” berpendapat bahwa hukum bertujuan untuk mewujudkan semata mata apa yang berfaedah bagi orang.

SUMBER SUMBER HUKUM

Sumber hukum ialah: segala apa saja yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.

Peninjauan dari segi material dan segi formal :

1. Sumber-sumber hukum material, dapat ditinjau lagi dari pelbagai sudut, misalnya dari sudut ekonomi, sejarah sosiologi, filsafat dan sebagainya. contoh :

a. Seorang ahli ekonomi akan mengatakan, bahwa kebutuhan ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya hukum.

b. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum ialah peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

2. Sumber-sumber hukum formal antara lain ialah : a. Undang-undang (statute)

b. Kebiasaan (costum)

c. Keputusan-keputusan hakim (Jurisprudentie) d. Traktat (treaty)

e. Pendapat sarjana hukum (doktrin) NORMA HUKUM

Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda sampai hukuman fisik (dipenjara, hukuman mati).

Proses Terbentuknya Norma Hukum

Dalam bermasyarakat, walaupun telah ada norma untuk menjaga keseimbangan, namun norma sebagai pedomanperilaku kerap dilanggar atau tidak diikuti. Karena itu dibuatlah norma hukum sebagai peraturan/ kesepakatan tertulis yang memiliki sangsi dan alat penegaknya Perbedaan Antara Norma Hukum dan Norma Sosial

Norma hukum;

 Aturannya pasti (tertulis)  Mengikat semua orang


(10)

 Memiliki alat penegak aturan  Dibuat oleh penguasa

 Sangsinya berat Norma sosial;

 Kadang aturannya tidak pasti dan tidak tertulis

 Ada/ tidaknya alat penegak tidak pasti (kadang ada, kadang tidak ada)  Dibuat oleh masyarakat

 Sangsinya ringan. Hukum Sebagai Kaidah

Secara sederhana kaidah atau Norma dapat digambarkan sebagai aturan tingkah laku. Sesuatu yang seharusnya atau sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam keadaan tertentu. Ada juga yang menyebut kaidah sebagai petunjuk yang mengikat.

Kaidah berfungsi untuk mengatur berbagai kepentingan dalam masyarakat. Ada kepentingan yang saling bersesuaian antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Jika bentrokan kepentingan terjadi, maka kaidah memberikan jalan keluar untuk menyelesaikan bentrokan itu.

Sebagai jenis kaidah, yang mengatur masyarakat, maka hukum hanya salah satu diantara berbagai jenis kaidah lainnya.

A. Kaidah Kesusilaan atau moral

Kaidah kesusilaan berhubungan dengan manusia sebagai individu karena menyangkut kehidupan pribadi manusia. Pendukung kaidah kesusilaan adalah nurani individu, bukan manusia sebagai makhluk sosial atau sebagai anggota masyarakat yang terorganisir.

Salah satu ciri kaidah kesusilaan dibandingkan dengan kaidah hukum adalah bahwa kaidah kesusilaan itu otonom, diikuti atau tidaknya aturan tingkah laku tersebut tergantung pada sikap batin manusia tersebut. Contoh, mencuri itu perbuatan terlarang. Kaidah kesusilaan itu diikuti oleh manusia bukan karena manusia itu takut pada sanksi dosa pada Tuhan, melainkan kata batinnya sendiri yang menganggap perbuatan itu tidak patut dilakukan.

Ciri kaidah kesusilaan adalah sebagai berikut : a. Sumbernya diri sendiri/ otonom;

b. Sanksinya bersifat internal, artinya berasal dari diri pelaku sendiri; c. Isinya ditujukan pada sikap batin;

d. Bertujuan untuk demi kepentingan si pelaku sendiri; e. Daya kerjanya lebih menitikberatkan pada kewajiban. B. Kaidah Agama

Kaidah Agama adalah aturan tingkah laku yang diyakini oleh penganutnya, sebagai berasal dari Tuhan. Sebagai contoh umat Islam meyakini bahwa kewajiban Sholat lima waktu bersumber dari Allah SWT. Kaidah agama dibedakan menjadi kaidah agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dan kaidah yang mengatur hubungan dengan sesama manusia.

Ciri-ciri kaidah agama : a. Bersumber dar Tuhan;


(11)

b. Sanksinya bersifat internal, yaitu dosa (kecuali agama Islam karena merupaka ajaran dunia dan akhirat, maka kaidah agama Islam memiliki sanksi eksternal yang bersumber dari Tuhan dan diterapkan di dunia oleh pemimpin umat yang diberi wewenang untuk itu).

c. Isinya ditujukan kepada sikap batin (kecuali kaidah agama Islam, juga ditujukan pada sikap lahir).

d. Ada pendapat bahwa kaidah agama bertujuan demi kepentingan pelakunya, yaitu agar manusia tersebut bebas dari azab dunia maupun akhirat. Agar pelakunya dapat menikmati kebahagiaan surga kelak. Berbeda, jika menurut agama Islam, b ahwa tujuan dari segala yang kita lakukan didunia ini adalah demi Allah SWT, karena Allah SWT dan bukan demi surga. e. Daya kerjanya lebih menitikberatkan pada kewajiban dari pada hak.

C. Kaidah Kesopanan

Kaidah kesopanan didasarkan atas kebiasaan, kepatutan, atau kepantasan yang berlaku dalam masyarakat. Salah satu perbedaannya dengan kaidah kesusilaan/moral adalah bahwa kaidah kesopanan justru ditujukan kepada sikap lahir manusia, demi penyempurnaan dan ketertiban masyarakat.

sanksi bagi pelanggaran kaidah kesopanan adalah berwujud teguran, celaan, cemooh, pengucilan. Sering pula antara empat jenis kaidah sosial (hukum, agama, kesopanan dan kesusilaan ), kebetulan sama, misalnya keempat kaidah tersebut memiliki pandangan yang sama bahwa membunuh sesama manusia itu suatu tindakan yang tidak benar dan harus dijatuhi sanksi, namun jenis sanksinya akan berbeda diantara empat kaidah sosial tersebut.

Ciri-Ciri kaidah kesopanan adalah sebagai berikut : a. Sumbernya dari masyarakat yang tidak terorganisir.

b. Sanksinya bersifat eksternal dalam wujud celaan, cemooh dan pengucilan; c. Isinya ditujukan pada sikap lahir;

d. Bertujuan untuk ketertiban masyarakat;

e. Daya kerjanya lebih menitikberatkan pada kewajiban. D. Kaidah Hukum

Kaidah hukum sebagai salah satu kaidah sosial mempunyai dua sifat alternatif, yaitu :

a. bersifat imperatif, artinya secara a priori wajib ditaati. Kaidah ini tidak dapat dikesampingkan dalam suatu keadaan konkret, oleh perjanjian para pihak.

b. bersifat fakultatif, artinya tidaklah secara a priori mengikat dan wajib ditaati. Jadi kaidah yang bersifat fakultatif ini merupakan kaidah hukum yang didalam keadaan konkret dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang dbuat para pihak.

Roscoe Pound, menganggap kaidah hukum merupakan kaidah kekangan terhadap kebebasan manusia, dan kekangan itu walau sedikit, berdasarkan pada pembenaran yang kuat.

ciri kaidah hukum adalah sebagai berikut :

a. Bersumber dari masyarakat yang diwakili oleh suatu otoritas tertinggi dan terorganisir;

b. Sanksinya bersifat eksternal, dalam wujud ganti rugi perdata, denda, kurungan penjara, sampai hukuman mati;

c. Isinya ditujukan mutlak sikap lahir; d. Bertujuan untuk ketertiban masyarakat;

e. Daya kerjanya mengharmonisasikan hak dan kewajiban.


(12)

a. Kaidah hukum yang berasal dari kaidah-kaidah sosial lainnya dalam masyarakat, yang dalam istilah Pul Bohannan dinamakan kaidah hukum yang berasal dari proses double legitimacy atau pemberian ulang legitimasi dari suatu kaidah sosial non hukum (moral, agama, kesopanan) menjadi suatu kaidah hukum. Misalnya, larangan membunuh sudah lama dikenal sebelumnya dalam kaidah agama, kaidah moral, melalui proses pelembagaan, kembali diubah menjadi kaidah hukum yang dituangkan dalam pasal 338 KUHP.

b. Kaidah Hukum yang diturunkan oleh otoritas tertinggi sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada saat itu, dan langsung terwujud dalam bentuk kaidah hukum, serta sama sekali tidak berasal dari kaidah sosial. Misalnya, Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Unsur sanksi dalam kaidah hukum sebagai unsur esensialnya, hampir semua jenis berpandangan dogmatis memandang hukum sebagai kaidah bersanksi yang didukung oleh otoritas tertinggi didalam masyarakatnya.

Apakah yang dimaksud sanksi ?

a. Sanksi merupakan reaksi akibat atau konsekuensi terhadap pelanggaran atau pemyimpangan kaidah sosial (baik kaidah hukum maupun kaidah sosial lainnya non hukum).

b. sanksi merupakan kekuasaan atau alat kekuasaan untuk memaksakan ditaatinya kaidah sosial tertentu.

c. Khusus mengenai sanksi hukum, maka sanksi hukum secara garis besarnya dibedakan atas sanksi privat dan sanksi publik.

PENGERTIAN HUKUM EKONOMI

Ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannyabaik barang-barang maupun jasa).

Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam masyarakat.

Lahirnya hukum ekonomi disebabkan oleh semakin pesatnya pertumbuhan dan perkembangan perekonomian. Di seluruh dunia hukum yang berfungsi mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi dengan harapan pembangunan perekonomian tidak mengabaikan hak-hak dan kepentingan masyarakat.

Hukum ekonomi adalah hukum yang berkaitan dengan berbagai aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi dalam berbagai kegiatan bidangnya ada yang diatur oleh hukum, ada pula yang tidak atau belim diatur oleh hukum. Jadi hokum ekonomi mempunyai ruang lingkup pengertian yang luas meliputi semua persoalan berkaitan dengan hubungan antara hukum dan kegiatan-kegiatan ekonomi.

Hukum ekonomi merupakan kajian baru yang berawal dari konsep kajian hukum dagang. Jadi embrio dari hukum ekonomi adalah kajian hukum dagang dan perkembangan pada bagian dari hukum perdata.

Kajian hukum perdata, dalam hal ini hukum dagang, selalu mempunyai tekanan utama pada perikatan para pihak (hubungan hukum para pihak) dan tekanan utama pada hak dan kewajiban para pihak. Pengkajian hukum dagang juga dikaji dengan pendekatan mikro saja


(13)

sehingga hukum dagang berada dalam ranah privat. Sedang hukum ekonomi tidak hanya dikaji dari hukum perdata saja tapi harus dikaji dari banyak aspek sehingga membutuhkan metode pendekatan yang berbeda dari kajian hukum dagang atau perdata umumnya. Hukum ekonomi mempunyai kajian dengan pendekatan makro dan mikro. Kajian yang berkonsep makro maksudnya ialah kajian hukum terhadap setiap hal yang ada kaitannya dengan kegiatan pelaku ekonomi secara makro, dalam bagian ini ada campur tangan negara terhadap kegiatan tersebut sehingga tercapai masyarakat ekonomi yang sehat dan wajar (ruang lingkup publik). Sedangkan kajian yang berkonsep mikro maksudnya ialah kajian yang mempunyai wawasan khusus terhadap hubungan-hubungan yang tercipta karena adanya hubungan hukum para pihak yang sifatnya nasional, kondisional, situasional (ruang lingkup hukum privat). Dengan demikian hukum ekonomi berada dalam ranah atau mengacu pada hukum privat dan publik. Contoh hukum ekonomi :

1. Jika harga sembako atau sembilan bahan pokok naik maka harga-harga barang lain biasanya akan ikut merambat naik.

2. Apabila pada suatu lokasi berdiri sebuah pusat pertokoan hipermarket yang besar dengan harga yang sangat murah maka dapat dipastikan peritel atau toko-toko kecil yang berada di sekitarnya akan kehilangan omset atau mati gulung tikar.

3. Jika nilai kurs Dollar Amerika naik tajam maka banyak perusahaan yang modalnya berasal dari pinjaman luar negeri akan bangkrut.

4. Turunnya harga elpiji / lpg akan menaikkan jumlah penjualan kompor gas baik buatan dalam negeri maupun luar negeri.

5. Semakin tinggi bunga bank untuk tabungan maka jumlah uang yang beredar akan menurun dan terjadi penurunan jumlah permintaan barang dan jasa secara umum. Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temukan sendiri.

HUKUM BISNIS/DAGANG

Pengertian hukum bisnis lebih sering diidentikkan dengan hukum ekonomi. Padahal pengertian hukum bisnis berada di ruang lingkup yang lebih kecil daripada hukum ekonomi. Pengertian hukum bisnis sangat jarang diketahui oleh karena pengertian hukum bisnis hanya menjadi kepentingan bagi para penggelut dunia bisnis atau akademisi dan mahasiswa yang konsentrasi pada jurusan hukum bisnis.

Sebenarnya pengertian hukum bisnis ini pernah kami ulas dalam artikel sebelumnya yang berjudul hukum bisnis. Untuk menemukannya anda bisa lihat pada menu kategori hukum bisnis dibawah menu hukum perdata. Namun artikel tersebut kami rasa masih kurang dan karenanya tetap merasa perlu untuk memberikan tambahan pengertian hukum bisnis. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui artikel ini kami akan berbagi pengetahuan sedikit mengenai pengertian hukum bisnis.

Pengertian Hukum Bisnis Secara Umum

Hukum bisnis dapat dipahami sebagai hukum yang mengatur tentang aktivitas ekonomi. Aktivitas tersebut berupa perdagangan, pelayanan jasa, dan keuangan yang dilaksanakan secara


(14)

terus menerus, bertujuan mendapatkan keuntungan. Aktivitas ekonomi itulah yang disebut sebagai bisnis. Kegiatan usaha atau aktivitas ekonomi tersebut dijalankan oleh perorangan atau badan usaha. Seiring berkembangnya jaman, cara manusia melakukan kegiatan ekonomi juga semakin beragam. Di zaman dulu, orang melakukan kegiatan ekonomi secara sederhana, seperti berdagang. Dewasa ini kegiatan ekonomi bisa dilakukan dengan mendirikan badan usaha atau badan hukum.

Berikut ini adalah beberapa kegiatan bisnis.

1.Usaha sebagai kegiatan perdagangan (commerce), yaitu seluruh kegiatan jual beli yang dilakukan oleh perorangan dan badan hukum. Kegiatan perdagangan ini bisa dilakukan di dalam dan di luar negeri. Tujuan dari usaha perdagangan ini untuk mendapatkan keuntungan. Contohnya adalah dealer, agen, grosir, toko dan lain sebagainya.

2.Usaha sebagai kegiatan industri, yaitu kegiatan yang memproduksi, menghasilkan barang atau jasa yang berguna bagi masyarakat. Contohnya industri pertaniain, perkebunan, pertambangan, pabrik semen, pakaian dan sebagainya.

3.Usaha sebagai kegiatan melaksanakan jasa, yaitu kegiatan melaksanakan jasa atau mnyediakan jasa yang dilakukan secara perorangan atau badan usaha. Contohnya jasa perhotelan. Konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara, akuntan dan sebagainya.

Pengertian hukum bisnis secara umum adalah peraturan-peraturan tertulis yang dibuat oleh pemerintah dengan maksud untuk mengatur, mengawasi dan melindungi seluruh kegiatan bisnis, meliputi kegiatan industri, perdagangan dan pelaksanaan jasa serta semua hal yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dan kegiatan bisnis lainnya.

Hukum bisnis merupakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatur lalu lintas kegiatan ekonomi agar tercipta keamanan dan ketertiban dalam bidang ekonomi Indonesia. Apabila kaidah hukum dalam bidang bisnis ini dilanggar, maka akan diberikan sanksi yang tegas.

Perdagangan atau Perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.

Pada zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan antara produsen dan konsumen untuk membelikan dan menjualkan barang-barang yang memudahkan dan

memajukan pembelian dan penjualan.

Ada beberapa macam pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen :

1. Pekerjaan orang-orang perantara sebagai makelar, komisioner, pedagang keliling dan sebagainya.


(15)

2. Pembentukan badan-badan usaha (asosiasi), seperti perseroan terbatas (PT), perseroan firma (VOF=Fa) Perseroan Komanditer, dsb yang tujuannya guna memajukan perdagangan. 3. Pengangkutan untuk kepentingan lalu lintas niaga baik didarat, laut maupun udara.

4. Pertanggungan (asuransi)yang berhubungan dengan pengangkutan, supaya si pedagang dapat menutup resiko pengangkutan dengan asuransi.

5. Perantaraan Bankir untuk membelanjakan perdagangan.

6. Mempergunakan surat perniagaan (Wesel/ Cek) untuk melakukan pembayaran dengan cara yang mudah dan untuk memperoleh kredit.

Pada pokoknya Perdagangan mempunyai tugas untuk :

1. Membawa/ memindahkan barang-barang dari tempat yang berlebihan (surplus) ke tempat yang berkekurangan (minus).

2. Memindahkan barang-barang dari produsen ke konsumen.

3. Menimbun dan menyimpan barang-barang itu dalam masa yang berkelebihan sampai mengancam bahaya kekurangan.

Pembagian jenis perdagangan, yaitu :

1. Menurut pekerjaan yang dilakukan pedagang.

a. Perdagangan mengumpulkan (Produsen – tengkulak – pedagang besar – eksportir)

b. Perdagangan menyebutkan (Importir – pedagang besar – pedagang menengah – konsumen) 2. Menurut jenis barang yang diperdagangkan

a. Perdagangan barang, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia (hasil pertanian, pertambangan, pabrik)

b. Perdagangan buku, musik dan kesenian.

c. Perdagangan uang dan kertas-kertas berharga (bursa efek) 3. Menurut daerah, tempat perdagangan dilakukan

a. Perdagangan dalam negeri.


(16)

- Perdagangan Ekspor - Perdagangan Impor

c. Perdagangan meneruskan (perdagangan transito)

Usaha Perniagaan adalah usaha kegiatan baik yang aktif maupun pasif, termasuk juga segala sesuatu yang menjadi perlengkapan perusahaan tertentu, yang kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan memperoleh keuntungan.

Usaha perniagaan itu meliputi :

1. Benda-benda yang dapat diraba, dilihat serta hak-hak seperti : a. Gedung/ kantor perusahaan.

b. Perlengkapan kantor : mesin hitung/ ATK dan alat-alat lainnya. c. Gudang beserta barang-barang yang disimpan didalamnya. d. Penagihan-penagihan

e. Hutang-hutang 2. Para pelanggan

3. Rahasia-rahasia perusahaan.

Kedudukan antara kekayaan pribadi (prive) dan kekayaan usaha perniagaan :

1. Menurut Polak dan Molengraaff, kekayaan usaha perniagaan tidak terpisah dari kekayaan prive pengusaha. Pendapat Polak berdasarkan Ps 1131 dan 1132 KUHS

Ps 1131 : Seluruh harta kekayaan baik harta bergerak dan harta tetap dari seorang debitur, merupakan tanggungan bagi perikatan-perikatan pribadi.

Ps 1132 : Barang-barang itu merupakan tanggungan bersama bagi semua kreditur.

2. Menurut Prof. Sukardono, sesuai Ps 6 ayat 1 KUHD tentang keharusan pembukuan yang dibebankan kepada setiap pengusaha yakni keharusan mngadakan catatan mengenai keadaan kekayaan pengusaha, baik kekayaan perusahaannya maupun kekayaan pribadinya.

Sumber Hukum Dagang


(17)

1. Hukum tertulis yang dikodifikasikan a. KUHD

b. KUHS

2. Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan yaitu peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan.

KUHD mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Mei 1848 berdasarkan asas konkordansi. Menurut Prof. Subekti SH, adanya KUHD disamping KUHS sekarang ini tidak pada tempatnya, karena KUHD tidak lain adalah KUHPerdata. Dan perkataan “dagang” bukan suatu pengertian hukum melainkan suatu pengertian perekonomian.

Asas-Asas Hukum Dagang

Pengertian Dagang (dalam arti ekonomi), yaitu segala perbuatan perantara antara produsen dan konsumen.

Pengertian Perusahaan, yaitu seorang yang bertindak keluar untuk mencari keuntungan dengan suatu cara dimana yang bersangkutan menurut imbangannya lebih banyak menggunakan modal dari pada menggunakan tenaganya sendiri.

Pentingnya pengertian perusahaan :

1. Kewajiban “memegang buku” tentang perusahaan yang bersangkutan. 2. Perseroan Firma selalu melakukan Perusahaan.

3. Pada umumnya suatu akte dibawah tangan yang berisi pengakuan dari suatu pihak, hanya mempunyai kekuatan pembuktian jika ditulis sendiri oleh si berhutang atau dibubuhi tanda persetujuan yang menyebutkan jumlah uang pinjaman, tapi peraturan ini tidak berlaku terhadap hutang-hutang perusahaan.

4. Barang siapa melakukan suatu Perusahaan adalah seorang “pedagang” dalam pengertian KUHD

5. Siapa saja yang melakukan suatu Perusahaan diwajibkan, apabila diminta, memperlihatkan buku-bukunya kepada pegawai jawatan pajak.

6. Suatu putusan hakim dapat dijalankan dengan paksaan badan terhadap tiap orang yang telah menanda tangani surat wesel/ cek, tapi terhadap seorang yang menandatangani surat order atau surat dagang lainnya, paksaan badan hanya diperbolehkan jika suart-surat itu mengenai perusahaannya.


(18)

Sumber Hukum Dagang

1. Pokok : KUHS, Buku III tentang Perikatan. 2. Kebiasaan

a. Ps 1339 KUHS : Suatu perjanjian tidak saja mengikat untuk apa yang semata-mata telah diperjanjikan tetapi untuk apa yang sudah menjadi kebiasaan

b. Ps 1347 KUHS : hal-hal yang sudah lazim diperjanjikan dalam suatu perjanjian, meskipun tidak secara tegas diperjanjikan harus dianggap juga tercantum dalam setiap perjanjian semacam itu.

3. Yurisprudensi 4. Traktat 5. Doktrin

Pentingan suatu Perusahaan memegang buku (Ps 6 KUHD) 1. Sebagai catatan mengenai :

a. Keadaan kekayaan perusahaan itu sendiri – berkaitan dengan keharusan menanggung hutang piutang

b. Segala hal ihwal mengenai perusahaan itu.

2. Dari sudut hukum pembuktian (Ps 7 KUHD Jo Ps 1881 KUHS), misalnya dengan adanya pembukuan yang rapi, hakim dapat mengambil keputusan yang tepat jika ada persengketaan antara 2 orang pedagang mengenai kwalitas barang yang diperjanjikan.

Orang-orang Perantara

1. Golongan I : buruh/ pekerja dalam perusahaan: pelayan, pemegang buku, kasir, orang yang diberi kuasa untuk menjalankan usaha dagang dalam suatu Firma (Procuratie – Houder) 2. Golongan II :

a. Makelar : seorang penaksir dan perantara dagang yang telah disumpah yang menutup perjanjian-perjanjian atas perintah dan atas nama orang lain dan untuk pekerjaannya itu meminta upah (Provisi)

b. Komisioner : seorang perantara yang berbuat atas perintah dan menerima upah, tetapi ia bertindak atas namanya sendiri – seorang komisioner memikul tanggung jawab lebih berat dibanding dengan perantara lainnya.


(19)

Perkumpulan-perkumpulan Dagang

1. Persekutuan (Maatschap) : suatu bentuk kerjasama dan siatur dalam KUHS tiap anggota persekutuan hanya dapat mengikatkan dirinya sendiri kepada orang-oranglain. Dengan lain perkataan ia tidak dapat bertindak dengan mengatas namakan persekutuan kecuali jika ia diberi kuasa. Karena itu persekutuan bukan suatu pribadi hukum atau badan hukum. 2. Perseraoan Firma : suatu bentuk perkumpulan dagang yang peraturannya terdapat dalam

KUHD (Ps 16) yang merupakan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama. Dalam perseroan firma tiap persero (firma) berhak melakukan pengurusan dan bertindak keluar atas nama perseroan.

3. Perseroan Komanditer (Ps 19 KUHD) : suatu bentuk perusahaan dimana ada sebagian persero yang duduk dalam pimpinan selaku pengurus dan ada sebagian persero yang tidak turut campur dalam kepengurusan (komanditaris/ berdiri dibelakang layar)

4. Perseroan Terbatas (Ps 36 KUHD) : perusahaan yang modalnya terbagi atas suatu jumlah surat saham atau sero yang lazimnya disediakan untuk orang yang hendak turut.

 Arti kata Terbatas, ditujukan pada tanggung jawab/ resiko para pesero/ pemegang saham, yang hanya terbatas pada harga surat sero yang mereka ambil.

 PT harus didirikan dngan suatu akte notaris

 PT bertindak keluar dengan perantaraan pengurusnya, yang terdiri dari seorang atau beberapa orang direktur yang diangkat oleh rapat pemegang saham.

 PT adalah suatu badan hukum yang mempunyai kekayaan tersendiri, terlepas dari kekayaan pada pesero atau pengurusnya.

 Suatu PT oleh undang-undang dinyatakan dalam keadaan likwidasi jika para pemegang saham setuju untuk tidak memperpanjang waktu pendiriannya dan dinyatakan hapus jika PT tesebutmenderita rugi melebihi 75% dari jumlah modalnya.

5. Koperasi : suatu bentuk kerjasama yang dapat dipakai dalam lapangan perdagangan Diatur diluar KUHD dalam berbagai peraturan :

a. Dalam Stb 1933/ 108 yang berlaku untuk semua golongan penduduk. b. Dalam stb 1927/91 yang berlaku khusus untuk bangsa Indonesia c. Dalam UU no. 79 tahun 1958


(20)

 Berasaskan gotong royong  Merupakan badan hukum

 Didirikan dengan suatu akte dan harus mendapat izin dari menteri Koperasi. 6. Badan-badan Usaha Milik Negara (UU no 9/ 1969)

a. Berbentuk Persero : tunduk pada KUHD (stb 1847/ 237 Jo PP No. 12/ 1969) b. Berbentuk Perjan : tunduk pada KUHS/ BW (stb 1927/ 419)


(1)

2. Pembentukan badan-badan usaha (asosiasi), seperti perseroan terbatas (PT), perseroan firma (VOF=Fa) Perseroan Komanditer, dsb yang tujuannya guna memajukan perdagangan. 3. Pengangkutan untuk kepentingan lalu lintas niaga baik didarat, laut maupun udara.

4. Pertanggungan (asuransi)yang berhubungan dengan pengangkutan, supaya si pedagang dapat menutup resiko pengangkutan dengan asuransi.

5. Perantaraan Bankir untuk membelanjakan perdagangan.

6. Mempergunakan surat perniagaan (Wesel/ Cek) untuk melakukan pembayaran dengan cara yang mudah dan untuk memperoleh kredit.

Pada pokoknya Perdagangan mempunyai tugas untuk :

1. Membawa/ memindahkan barang-barang dari tempat yang berlebihan (surplus) ke tempat yang berkekurangan (minus).

2. Memindahkan barang-barang dari produsen ke konsumen.

3. Menimbun dan menyimpan barang-barang itu dalam masa yang berkelebihan sampai mengancam bahaya kekurangan.

Pembagian jenis perdagangan, yaitu :

1. Menurut pekerjaan yang dilakukan pedagang.

a. Perdagangan mengumpulkan (Produsen – tengkulak – pedagang besar – eksportir)

b. Perdagangan menyebutkan (Importir – pedagang besar – pedagang menengah – konsumen) 2. Menurut jenis barang yang diperdagangkan

a. Perdagangan barang, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia (hasil pertanian, pertambangan, pabrik)

b. Perdagangan buku, musik dan kesenian.

c. Perdagangan uang dan kertas-kertas berharga (bursa efek) 3. Menurut daerah, tempat perdagangan dilakukan

a. Perdagangan dalam negeri.


(2)

- Perdagangan Ekspor - Perdagangan Impor

c. Perdagangan meneruskan (perdagangan transito)

Usaha Perniagaan adalah usaha kegiatan baik yang aktif maupun pasif, termasuk juga segala sesuatu yang menjadi perlengkapan perusahaan tertentu, yang kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan memperoleh keuntungan.

Usaha perniagaan itu meliputi :

1. Benda-benda yang dapat diraba, dilihat serta hak-hak seperti : a. Gedung/ kantor perusahaan.

b. Perlengkapan kantor : mesin hitung/ ATK dan alat-alat lainnya. c. Gudang beserta barang-barang yang disimpan didalamnya. d. Penagihan-penagihan

e. Hutang-hutang 2. Para pelanggan

3. Rahasia-rahasia perusahaan.

Kedudukan antara kekayaan pribadi (prive) dan kekayaan usaha perniagaan :

1. Menurut Polak dan Molengraaff, kekayaan usaha perniagaan tidak terpisah dari kekayaan prive pengusaha. Pendapat Polak berdasarkan Ps 1131 dan 1132 KUHS

Ps 1131 : Seluruh harta kekayaan baik harta bergerak dan harta tetap dari seorang debitur, merupakan tanggungan bagi perikatan-perikatan pribadi.

Ps 1132 : Barang-barang itu merupakan tanggungan bersama bagi semua kreditur.

2. Menurut Prof. Sukardono, sesuai Ps 6 ayat 1 KUHD tentang keharusan pembukuan yang dibebankan kepada setiap pengusaha yakni keharusan mngadakan catatan mengenai keadaan kekayaan pengusaha, baik kekayaan perusahaannya maupun kekayaan pribadinya.

Sumber Hukum Dagang


(3)

1. Hukum tertulis yang dikodifikasikan a. KUHD

b. KUHS

2. Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan yaitu peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan.

KUHD mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Mei 1848 berdasarkan asas konkordansi. Menurut Prof. Subekti SH, adanya KUHD disamping KUHS sekarang ini tidak pada tempatnya, karena KUHD tidak lain adalah KUHPerdata. Dan perkataan “dagang” bukan suatu pengertian hukum melainkan suatu pengertian perekonomian.

Asas-Asas Hukum Dagang

Pengertian Dagang (dalam arti ekonomi), yaitu segala perbuatan perantara antara produsen dan konsumen.

Pengertian Perusahaan, yaitu seorang yang bertindak keluar untuk mencari keuntungan dengan suatu cara dimana yang bersangkutan menurut imbangannya lebih banyak menggunakan modal dari pada menggunakan tenaganya sendiri.

Pentingnya pengertian perusahaan :

1. Kewajiban “memegang buku” tentang perusahaan yang bersangkutan. 2. Perseroan Firma selalu melakukan Perusahaan.

3. Pada umumnya suatu akte dibawah tangan yang berisi pengakuan dari suatu pihak, hanya mempunyai kekuatan pembuktian jika ditulis sendiri oleh si berhutang atau dibubuhi tanda persetujuan yang menyebutkan jumlah uang pinjaman, tapi peraturan ini tidak berlaku terhadap hutang-hutang perusahaan.

4. Barang siapa melakukan suatu Perusahaan adalah seorang “pedagang” dalam pengertian KUHD

5. Siapa saja yang melakukan suatu Perusahaan diwajibkan, apabila diminta, memperlihatkan buku-bukunya kepada pegawai jawatan pajak.

6. Suatu putusan hakim dapat dijalankan dengan paksaan badan terhadap tiap orang yang telah menanda tangani surat wesel/ cek, tapi terhadap seorang yang menandatangani surat order atau surat dagang lainnya, paksaan badan hanya diperbolehkan jika suart-surat itu mengenai perusahaannya.


(4)

Sumber Hukum Dagang

1. Pokok : KUHS, Buku III tentang Perikatan. 2. Kebiasaan

a. Ps 1339 KUHS : Suatu perjanjian tidak saja mengikat untuk apa yang semata-mata telah diperjanjikan tetapi untuk apa yang sudah menjadi kebiasaan

b. Ps 1347 KUHS : hal-hal yang sudah lazim diperjanjikan dalam suatu perjanjian, meskipun tidak secara tegas diperjanjikan harus dianggap juga tercantum dalam setiap perjanjian semacam itu.

3. Yurisprudensi 4. Traktat 5. Doktrin

Pentingan suatu Perusahaan memegang buku (Ps 6 KUHD) 1. Sebagai catatan mengenai :

a. Keadaan kekayaan perusahaan itu sendiri – berkaitan dengan keharusan menanggung hutang piutang

b. Segala hal ihwal mengenai perusahaan itu.

2. Dari sudut hukum pembuktian (Ps 7 KUHD Jo Ps 1881 KUHS), misalnya dengan adanya pembukuan yang rapi, hakim dapat mengambil keputusan yang tepat jika ada persengketaan antara 2 orang pedagang mengenai kwalitas barang yang diperjanjikan.

Orang-orang Perantara

1. Golongan I : buruh/ pekerja dalam perusahaan: pelayan, pemegang buku, kasir, orang yang diberi kuasa untuk menjalankan usaha dagang dalam suatu Firma (Procuratie – Houder) 2. Golongan II :

a. Makelar : seorang penaksir dan perantara dagang yang telah disumpah yang menutup perjanjian-perjanjian atas perintah dan atas nama orang lain dan untuk pekerjaannya itu meminta upah (Provisi)

b. Komisioner : seorang perantara yang berbuat atas perintah dan menerima upah, tetapi ia bertindak atas namanya sendiri – seorang komisioner memikul tanggung jawab lebih berat dibanding dengan perantara lainnya.


(5)

Perkumpulan-perkumpulan Dagang

1. Persekutuan (Maatschap) : suatu bentuk kerjasama dan siatur dalam KUHS tiap anggota persekutuan hanya dapat mengikatkan dirinya sendiri kepada orang-oranglain. Dengan lain perkataan ia tidak dapat bertindak dengan mengatas namakan persekutuan kecuali jika ia diberi kuasa. Karena itu persekutuan bukan suatu pribadi hukum atau badan hukum. 2. Perseraoan Firma : suatu bentuk perkumpulan dagang yang peraturannya terdapat dalam

KUHD (Ps 16) yang merupakan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama. Dalam perseroan firma tiap persero (firma) berhak melakukan pengurusan dan bertindak keluar atas nama perseroan.

3. Perseroan Komanditer (Ps 19 KUHD) : suatu bentuk perusahaan dimana ada sebagian persero yang duduk dalam pimpinan selaku pengurus dan ada sebagian persero yang tidak turut campur dalam kepengurusan (komanditaris/ berdiri dibelakang layar)

4. Perseroan Terbatas (Ps 36 KUHD) : perusahaan yang modalnya terbagi atas suatu jumlah surat saham atau sero yang lazimnya disediakan untuk orang yang hendak turut.

 Arti kata Terbatas, ditujukan pada tanggung jawab/ resiko para pesero/ pemegang saham, yang hanya terbatas pada harga surat sero yang mereka ambil.

 PT harus didirikan dngan suatu akte notaris

 PT bertindak keluar dengan perantaraan pengurusnya, yang terdiri dari seorang atau beberapa orang direktur yang diangkat oleh rapat pemegang saham.

 PT adalah suatu badan hukum yang mempunyai kekayaan tersendiri, terlepas dari kekayaan pada pesero atau pengurusnya.

 Suatu PT oleh undang-undang dinyatakan dalam keadaan likwidasi jika para pemegang saham setuju untuk tidak memperpanjang waktu pendiriannya dan dinyatakan hapus jika PT tesebutmenderita rugi melebihi 75% dari jumlah modalnya.

5. Koperasi : suatu bentuk kerjasama yang dapat dipakai dalam lapangan perdagangan Diatur diluar KUHD dalam berbagai peraturan :

a. Dalam Stb 1933/ 108 yang berlaku untuk semua golongan penduduk. b. Dalam stb 1927/91 yang berlaku khusus untuk bangsa Indonesia c. Dalam UU no. 79 tahun 1958


(6)

 Berasaskan gotong royong  Merupakan badan hukum

 Didirikan dengan suatu akte dan harus mendapat izin dari menteri Koperasi. 6. Badan-badan Usaha Milik Negara (UU no 9/ 1969)

a. Berbentuk Persero : tunduk pada KUHD (stb 1847/ 237 Jo PP No. 12/ 1969) b. Berbentuk Perjan : tunduk pada KUHS/ BW (stb 1927/ 419)